BAB I PENDAHULUAN. Imunisasi merupakan hal yang wajib diberikan pada bayi usia 0-9

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. meninggal karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi penyakit. Imunisasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencegah terhadap penyakit tertentu (Hidayat, 2005). Imunisasi adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Program kesehatan di Indonesia periode adalah Program

BAB I PENDAHULUAN. dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita. Imunisasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. penurunan angka kematian bayi dan balita (bayi dibawah lima tahun) adalah

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 2 juta disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap status gizi anak. upaya kesehatan masyarakat lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. tombak pelayanan kesehatan masyarakat di pedesaan/kecamatan. pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama (Kemenkes, 2010).

2. Apa saja program imunisasi dasar lengkap yang ibu ketahui? a. BCG b. DPT c. Polio d. Campak e. Hepatitis B

BAB 1 PENDAHULUAN. serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bayi adalah anak usia 0-2 bulan (Nursalam, 2013). Masa bayi ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai ciri khas yang berbeda-berbeda. Pertumbuhan balita akan

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai penyakit seperti TBC, difteri, pertusis, hepatitis B, poliomyelitis, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kesehatan nasional (Budioro. B, 2010). Dalam lingkup pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya, selain indikator Angka Kematian Ibu (AKI), Angka

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan cakupan yang diharapkan dalam MDG (Millenium. Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009 )

BAB I PENDAHULUAN. ditimbulkannya akan berkurang (Cahyono, 2010). Vaksin yang pertama kali dibuat adalah vaksin cacar (smallpox).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian

suatu penyakit, jika suatu saat dia terkena penyakit yang sama maka tubuhnya sudah kebal terhadap penyakit tersebut (Matondang & Siregar,

BAB I PENDAHULUAN. mencegah terhadap penyakit tertentu. Sedangkan vaksin adalah bahan yang

BAB I PENDAHULUAN. satu diantaranya adalah pencegahan penyakit. Sebagai upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Selama proses pertumbuhan dan perkembangan, anak memerlukan asupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. imunisasi antara lain untuk menurunkan kesakitan dan kematian akibat penyakitpenyakit

LEMBAR KUISIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. melawan serangan penyakit berbahaya (Anonim, 2010). Imunisasi adalah alat yang terbukti untuk mengendalikan dan

BAB I PENDAHULUAN. tidak sedikit yang berujung pada kematian bayi (Achmadi, 2016). harus menyelesaikan jadwal imunisasi (Kemenkes RI, 2010).

UPAYA PROMOSI DAN PREVENTIVE KESEHATAN BAYI DAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Milenium atau lebih dikenal dengan istilah Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dicegah dengan imunisasi, yakni masing-masing 3 juta orang atau setiap 10

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN : SURVEI KELENGKAPAN IMUNISASI PADA BAYI UMUR 1-12 BULAN DI DESA PANCUR MAYONG JEPARA INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehat, cerdas dan produktif. Pencapaian pembangunan manusia yang diukur

Kata Kunci: Pengetahuan, KIPI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. xvi

BAB I PENDAHULUAN. agar terhindar dari penyakit sehingga tercapai kekebalan masyarakat

BAB 1 : PENDAHULUAN. dalam Sustainable Development Goals (SDG S). Tujuan ke ketiga SDGs adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (SKN), salah satu indikator kerjanya ditinjau dari angka

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mempersiapkannya diperlukan anak-anak Indonesia yang sehat baik fisik

BAB I PENDAHULUAN. meneruskan pembangunan nasional jangka panjang tersebut (Ranuh, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga sebagai unit terkecil dari kehidupan bangsa. Kemandirian keluarga dalam

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. (1)

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan bebas dari penyakit cacar oleh WHO sejak tahun 1974.

BAB I PENDAHULUAN. mencegah tubuh dari penularan penyakit infeksi. Penyakit infeksi. adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat berbahaya, demikian juga dengan Tetanus walau bukan penyakit menular

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI BCG PADA BAYI DI DESA TARAMAN KECAMATAN SIDOHARJO SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. kelompok bayi dari difteri, pertusis, tetanus dan campak. Cakupan imunisasi di

BAB I PENDAHULUAN. tujuan utama dari pemberian vaksinasi. Pada hakekatnya kekebalan tubuh

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Batita, anak usia sekolah, dan wanita usia subur (WUS). Imunisasi lanjutan

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

KUESIONER PENELITIAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pencapaian derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari capaian indikator

BAB I PENDAHULUAN. informasi epidemiologi yang valid. Pembangunan bidang kesehatan di indonesia

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DPT PADA BAYI USIA 0-9 BULAN. Di Posyandu Kelurahan Kadipaten Kecamatan Babadan Kabupaten Ponorogo

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan seutuhnya untuk

Lalu, kekebalan seperti apa yang dimiliki bayi di bulan-bulan pertamanya?

BAB I PENDAHULUAN. intrauterin ke kehidupan ekstrauterin (Dewi, 2013 : 1). neonatus sebagai individu yang harus menyesuaikan diri dari kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor yang..., Lienda Wati, FKM UI, 2009 UNIVERSITAS INDONESIA

Christopher A.P, S. Ked Yayan A. Israr, S. Ked

BAB I PENDAHULUAN. bayi dan kematian ibu melahirkan. Menitik beratkan pada pembangunan bidang

Gambaran Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi Usia 0-12 Bulan

LAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. informasi epidemiologi yang valid. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia

Merdha Rismayani*H.Junaid**Jusniar Rusli Afa** Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 ini masih jauh lebih baik dibandingkan dengan 20 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan dibidang kesehatan (Depkes, 2007). masyarakat dunia untuk ikut merealisasikan tercapainya Sustainable Development

BAB I PENDAHULUAN. penyakit sehingga berkontribusi besar pada mortalitas Balita (WHO, 2013).

BAB I. Pendahuluan. keharmonisan hubungan suami isteri. Tanpa anak, hidup terasa kurang lengkap

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Balita (AKBA) di Indonesia telah menurun, dimana rata-rata

BAB I PENDAHULUAN. yang meningkat dan mengurangi penyebaran infeksi (Ranuh dkk, 2011).

Angka kematian bayi dan anak merupakan salah satu indikator penting yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbaikan kualitas manusia di suatu negara dijabarkan secara internasional

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu dari 17 program pokok pembangunan kesehatan adalah program

BAB I PENDAHULUAN. Demikian pula dari segi ekonomi dikatakan bahwa pencegahan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan anak masih menjadi fokus perhatian masyarakat dunia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN. Saya yang bertanda tangan dan bertanggung jawab dengan pernyataan di bawah ini: Nama : Umur :

Ike Ate Yuviska(¹), Devi Kurniasari( 1 ), Oktiana (2) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dalam kelompok penyakit infeksi dan merupakan ancaman besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tujuh macam penyakit (PD3I) yaitu penyakit TBC, Difteri, Tetanus,

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kesakitan dan kematian karena berbagai penyakit yang dapat. menyerang anak dibawah usia lima tahun (Widodo, 2007).

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

BAB II. PEMBAHASAN MASALAH & SOLUSI MASALAH PERANCANGAN KAMPANYE PENGGUNAAN VAKSIN

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan tentang imunisasi sangat penting untuk ibu, terutama ibu

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DPT-HB DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN TAHUN 2012

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

Saya sebagai mahasiswa Prodi D-III Keperawatan Fakultas Ilmu. Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo, bermaksud melaksanakan

PERAN AYAH DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR DI PUSKESMAS KOTAGEDE I YOGYAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEDOMAN KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) PUSKESMAS AMPLAS

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Imunisasi merupakan hal yang wajib diberikan pada bayi usia 0-9 bulan. Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit (Proverawati, 2010), atau usaha untuk memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh guna merangsang pembuatan anti bodi yang bertujuan untuk mencegah penyakit tertentu. Di Indonesia, imunisasi yang telah diwajibkan oleh pemerintah sebagaimana juga yang telah diwajibkan WHO antara lain; imunisasi BCG, DPT, Hepatitis, Campak dan Polio (Ranuh, 2005: 8). Pelayanan imunisasi dapat diperoleh di unit pelayanan kesehatan milik pemerintah, seperti Rumah Sakit, Puskesmas bahkan Posyandu yang tersebar diseluruh tanah air. Imunisasi DPT merupakan salah satu imunisasi yang wajib diberikan pada bayi. DPT singkatan dari Difteri Pertusis Tetanus, yaitu vaksin yang terbuat dari toksoid difteri dan tetanus yang dimurnikan, serta bakteri pertusis yang telah dilemahkan. Imunisasi ini bermanfaat mencegah infeksi penyakit difteri dan pertusis atau batuk 100 hari (Lisnawati, 2011: 58). Menurut data yang didapat dari Departemen Kesehatan RI tahun 2009, jumlah bayi di Indonesia yang menjadi sasaran imunisasi sebanyak 4.866.434 anak dan cakupan imunisasi pada tahun tersebut sebesar 95%. (Depkes RI, 1

2 2009). Sementara itu, bayi yang diimunisasi di Provinsi Jawa Timur berdasarkan data profil kesehatan Indonesia tahun 2010 periode Januari- Desember 2010 adalah DPT 1 sebesar 609.766 (102,46%), DPT 2 sebesar 595.019 (99,99%) dan DPT 3 sebesar 502.012 (87,76%). Adapun data yang di peroleh dari Dinas Kesehatan Ponorogo untuk jumlah bayi yang menjadi sasaran imunisasi tahun 2012 adalah 12.361 dengan cakupan imunisasi DPT 1 sebesar 103,46 %, DPT 2 sebesar 104,09% dan DPT 3 sebesar 105,05%. sedangkan di wilayah kerja puskesmas Babadan jumlah sasaran bayi tahun 2913 imunisasi sebesar 483 bayi dengan cakupan imunisasi DPT 1 sebesar 118,6%, DPT 2 sebesar 117,8% dan DPT 3 117,6%. Berdasarkan data hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Posyandu Kelurahan Kadipaten Kecamatan Babadan Kabupaten Ponorogo pada bulan Januari- Desember 2013 didapatkan angka imunisasi DPT telah diberikan kepada 141 (68,11%) bayi dengan perincian DPT 1 sebanyak 62 (43,97%) bayi, DPT 2 sebanyak 41 (29,07%) bayi dan DPT 3 sebanyak 38 (26,95%) bayi dari total 207 bayi yang harus diimunisasi. Sementara sisanya sebanyak 66 (31,89%) bayi yang terdiri dari 26 bayi laki-laki dan 40 bayi perempuan belum diimunisasi. Banyak faktor yang mempengaruhi tidak terlaksananya kegiatan imunisasi (belum diimunisasinya seorang bayi), antara lain keterlibatan (kinerja) petugas kesehatan dan partisipasi masyarakat. Peran serta orang tua, - terutama ibu - sebagai pengasuh bayi merupakan aktor/person penentu pemberian imunisasi pada seorang bayi minimal sampai 9 bulan dan

3 merupakan faktor utama dalam menentukan keberhasilan pelaksanaan program imunisasi di Indonesia. Hal ini dikarenakan banyaknya isu yang melingkupi sekaligus menjadi kendala dalam pelaksanaan imunisasi bayi, antara lain: salah satu efek samping imunisasi (adanya reaksi panas pada badan balita sehingga bayi atau anak dianggap sakit setelah diimunisasi) sehingga orang tua menolak membawa anaknya untuk memperoleh imunisasi. Selain faktor isu di atas, faktor kurangnya pengetahuan masyarakat terutama ibu bayi tentang pentingnya imunisasi itu sendiri turut berperan penting dalam menentukan keberhasilan pelaksanaan Imunisasi. Tentu saja faktor pengetahuan tersebut tidak dapat dipisahkan dari pendidikan kesehatan yang dimiliki oleh masyarakat dalam hal ini ibu balita tentang imunisasi. Berdasarkan rumusan di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian untuk mengetahui Gambaran tingkat pengetahuan Ibu tentang Imunisasi DPT pada bayi usia 0-9 bulan di posyandu Kelurahan Kadipaten Kecamatan Babadan Kabupaten Ponorogo. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: Bagaimanakah Gambaran tingkat pengetahuan Ibu tentang Imunisasi DPT pada bayi usia 0-9 bulan di Posyandu Kelurahan Kadipaten Kecamatan Babadan Kabupaten Ponorogo?

4 C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran tingkat pengetahuan Ibu tentang Imunisasi DPT pada bayi usia 0-9 bulan di Posyandu Kelurahan Kadipaten Kecamatan Babadan Kabupaten Ponorogo. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Menambah pengetahuan dalam merancang dan melaksanakan sebuah penelitian mengenai Gambaran tingkat pengetahuan Ibu tentang Imunisasi DPT pada bayi usia 0-9 bulan di Kelurahan Posyandu Kadipaten Kecamatan Babadan Kabupaten Ponorogo. 2. Manfaat Praktis Sebagai sumber data dalam penelitian tentang Gambaran tingkat pengetahuan Ibu tentang Imunisasi DPT pada bayi usia 0-9 bulan di Posyandu Kelurahan Kadipaten Kecamatan Babadan Kabupaten Ponorogo dan untuk mengaplikasikan metode penelitian. a. Bagi Peneliti Menambah ilmu pengetahuan dan memperdalam penelitian tentang riset kebidanan serta pengembangan wawasan tentang imunisasi DPT. b. Bagi Responden/Ibu Balita Penelitian ini dapat dijadikan media informasi tentang imunisasi DPT pada bayi usia 0-9.

5 c. Bagi Institusi Pendidikan Bagi dunia pendidikan kebidanan khususnya FIK Universitas Muhammadiyah Ponorogo, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber informasi untuk pengembangan ilmu kebidanan dan sebagai acuan atau sumber data untuk penelitian berikutnya yang berkaitan dengan imunisasi DPT. d. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk penyempurnaan penelitian berkaitan dengan Imunisasi DPT.