ABSTRAK. Kata kunci : Imbangan Pakan; Efisiensi Produksi Susu; Persistensi Susu. ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
S. Sarah, T. H. Suprayogi dan Sudjatmogo* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro

KANDUNGAN LEMAK, TOTAL BAHAN KERING DAN BAHAN KERING TANPA LEMAK SUSU SAPI PERAH AKIBAT INTERVAL PEMERAHAN BERBEDA

KECERNAAN PROTEIN RANSUM DAN KANDUNGAN PROTEIN SUSU SAPI PERAH AKIBAT PEMBERIAN RANSUM DENGAN IMBANGAN KONSENTRAT DAN HIJAUAN YANG BERBEDA SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN KONSENTRAT... PERIODE LAKTASI TERHADAP BERAT JENIS, KADAR LEMAK DAN KADAR BAHAN KERING SUSU SAPI

G. S. Dewi, Sutaryo, A. Purnomoadi* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan selama 2 bulan dari tanggal 5 Agustus

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian pengaruh penambahan kolin klorida pada pakan terhadap kadar

RESPON PRODUKSI SUSU SAPI FRIESIAN HOLSTEIN TERHADAP PEMBERIAN SUPLEMEN BIOMINERAL DIENKAPSULASI SKRIPSI PIPIT

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kecernaan dan Deposisi Protein Pakan pada Sapi

MATERI DAN METODE. Metode

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan 6

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

SUPLEMENTASI TEMULAWAK (Curcuma xanthoriza) DAN Zn PROTEINAT TERHADAP KONSUMSI DAN PRODUKSI ENERGI SUSU PADA SAPI PERAH

BAB III MATERI DAN METODE. dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada 4 Juli sampai dengan 21 Agustus 2016.

SKRIPSI TRESNA SARI PROGRAM STUD1 ILMU NUTFUSI DAN MAKAWAN TERNAK

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN DENGAN IMBANGAN KONSENTRAT DAN HIJAUAN YANG BERBEDA TERHADAP KANDUNGAN LAKTOSA DAN AIR PADA SUSU SAPI PERAH SKRIPSI.

KONSUMSI DAN PRODUKSI PROTEIN SUSU SAPI PERAH LAKTASI YANG DIBERI SUPLEMEN TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza) DAN SENG PROTEINAT

TAMPILAN GLUKOSA DARAH DAN LAKTOSA SUSU AKIBAT SUPLEMENTASI UREA DAN IMBANGAN HIJAUAN DENGAN KONSENTRAT YANG BERBEDA PADA SAPI FRIESIAN HOLSTEIN

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba yang Digunakan Dalam Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ternak perah adalah ternak yang diusahakan untuk menghasikan susu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian berlangsung mulai tanggal 23 Juli 2011 sampai dengan 23 Agustus

Animal Agriculture Journal 3(2): , Juli 2014 On Line at :

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan

THE EFFECT OF PROBIOTIC FEED SUPPLEMENT ON MILK YIELD, PROTEIN AND FAT CONTENT OF FRIESIAN HOLSTEIN CROSSBREED

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai tingkah laku makan sapi Madura jantan yang diberi

BAB III MATERI DAN METODE. Diponegoro, Semarang. Kegiatan penelitian berlangsung dari bulan Mei hingga

Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p Online at :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki ciri-ciri fisik antara lain warna hitam berbelang putih, ekor dan kaki

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2016 di Kandang Domba

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2016.Lokasi penelitian di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni September 2015 di Laboratorium

Pengaruh Imbangan Hijauan-Konsentrat dan Waktu Pemberian Ransum terhadap Produktivitas Kelinci Lokal Jantan

PENGARUH SUPLEMENTASI UREA DAN IMBANGAN HIJAUAN DENGAN KONSENTRAT YANG BERBEDA TERHADAP TOTAL PROTEIN DARAH, UREA DARAH, DAN MILK UREA NITROGEN

PENGARUH IMBANGAN HIJAUAN DENGAN KONSENTRAT DAN SUPLEMENTASI UREA TERHADAP TRUE PROTEIN DARAH DAN KASEIN SUSU SAPI PERAH FRIESIAN HOLSTEIN SKRIPSI

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

PENAMPILAN DOMBA EKOR TIPIS ( Ovis aries) JANTAN YANG DIGEMUKKAN DENGAN BEBERAPA IMBANGAN KONSENTRAT DAN RUMPUT GAJAH ( Pennisetum purpureum)

METODE. Materi. Gambar 2. Contoh Domba yang Digunakan dalam Penelitian Foto: Nur adhadinia (2011)

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan

ABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

KHARISMA ANINDYA PUTRI H

Evaluasi Kecukupan Nutrien pada Sapi Perah Laktasi... Refi Rinaldi

PENGARUH KUALITAS RANSUM TERHADAP KECERNAAN DAN RETENSI PROTEIN RANSUM PADA KAMBING KACANG JANTAN

POTENSI PEMBERIAN FORMULA PAKAN KONSENTRAT KOMERSIALTERHADAP KONSUMSI DAN KADAR BAHAN KERING TANPA LEMAK SUSU

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Susu

MATERI DAN METODE. Materi

Roosena Yusuf. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman Jalan Tanah Grogot Kampus Gunung Kelua Samarinda Kaltim ABSTRACT

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

EVALUASI PEMBERIAN PAKAN SAPI PERAH LAKTASI MENGGUNAKAN STANDAR NRC 2001: STUDI KASUS PETERNAKAN DI SUKABUMI

Produksi dan Komposisi Susu Sapi Perah Peranakan Friesian Holstein yang Disuplementasi 3% Susu Bubuk Afkir pada Masa Awal Laktasi

MATERI DA METODE. Lokasi dan Waktu

PENAMPILAN PRODUKSI DAN PARAMETER PERTUMBUHAN KERBAU YANG DIBERI PAKAN KONSENTRAT DENGAN FREKUENSI YANG BERBEDA

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan yaitu Domba Garut betina umur 9-10 bulan sebanyak

PROPORSI DAGING, TULANG DAN LEMAK KARKAS DOMBA EKOR TIPIS JANTAN AKIBAT PEMBERIAN AMPAS TAHU DENGAN ARAS YANG BERBEDA

A. Wibowo, T.H. Suprayogi dan Sudjatmogo* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro

EFEK SUPLEMEN PAKAN TERHADAP PUNCAK PRODUKSI SUSU SAPI PERAH PADA LAKTASI PERTAMA

PENGARUH KUALITAS PAKAN TERHADAP KEEMPUKAN DAGING PADA KAMBING KACANG JANTAN. (The Effect of Diet Quality on Meat Tenderness in Kacang Goats)

EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N.

pkecernaan NUTRIEN DAN PERSENTASE KARKAS PUYUH (Coturnix coturnix japonica) JANTAN YANG DIBERI AMPAS TAHU FERMENTASI DALAM RANSUM BASAL

MATERI DAN METODE. Materi

D. Akhmadi, E. Purbowati, dan R. Adiwinarti Fakultas Peternakan Unuversitas Diponegoro, Semarang ABSTRAK

Ahmad Nasution 1. Intisari

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2013 di

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 ekor sapi perah Fries

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Ternak Domba yang Digunakan

PENGARUH PENGGUNAAN UREA-MINYAK DALAM RANSUM TERHADAP ph, KECERNAAN BAHAN KERING,BAHAN ORGANIK, DAN KECERNAAN FRAKSI SERAT PADA SAPI PO

Keterangan: * = berbeda nyata (P<0,05)

PEMBAHASAN. Zat Makanan Ransum Kandungan zat makanan ransum yang diberikan selama penelitian ini secara lengkap tercantum pada Tabel 4.

RESPONS KOMPOSISI TUBUH DOMBA LOKALTERHADAP TATA WAKTU PEMBERIAN HIJAUAN DAN PAKAN TAMBAHAN YANG BERBEDA

SUPLEMENTASI GINSENG LIAR (Wild ginseng) PADA RANSUM TERHADAP PERTUMBUHAN MENCIT (Mus musculus)

MATERI DAN METODE. Materi

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

MATERI DAN METODE. Materi

Pengaruh penggunaan ajitein dalam pakan terhadap produksi dan kualitas susu sapi perah

Animal Agriculture Journal 3(3): , Oktober 2014 On Line at :

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPRODUKSI SUSU SAPI PERAH LAKTASI MELALUI PERBAIKAN PAKAN DAN FREKUENSI PEMBERIANNYA

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Maret Juni Lokasi penelitian di kandang

PENGARUH PENGGUNAAN KONSENTRAT DALAM PAKAN RUMPUT BENGGALA ( Panicum Maximum ) TERHADAP KECERNAAN NDF DAN ADF PADA KAMBING LOKAL

KECERNAAN NDF DAN ADF RANSUM BERBAHAN JERAMI PADI FERMENTASI DAN KONSENTRAT YANG DIBERI TAMBAHAN SINGKONG DENGAN IMBANGAN YANG BERBEDA PADA SAPI SIMPO

KOMPOSISI TUBUH KAMBING KACANG AKIBAT PEMBERIAN PAKAN DENGAN SUMBER PROTEIN YANG BERBEDA SKRIPSI. Oleh ALEXANDER GALIH PRAKOSO

HASIL DAN PEMBAHASAN

EVALUASI PEMBERIAN PAKAN SAPI PERAH LAKTASI MENGGUNAKAN STANDAR NRC 2001: STUDI KASUS PETERNAKAN DI SUKABUMI

Penampilan Produksi Sapi PO dan PFH Jantan yang Mendapat Pakan Konsentrat dan Hay Rumput Gajah

PENGARUH PEMBERIAN MENIR KEDELAI TERPROTEKSI TERHADAP NILAI TOTAL DIGESTIBLE NUTRIENT RANSUM DOMBA EKOR TIPIS

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Zat Makanan Biomineral Dienkapsulasi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak penelitian yang digunakan adalah sapi perah FH pada periode

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelinci lokal dengan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul keluaran kreatinin lewat urin pada domba lokal

Tampilan kualitas susu sapi perah akibat imbangan konsentrat dan hijauan yang berbeda

Transkripsi:

On Line at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj EFISIENSI DAN PERSISTENSI PRODUKSI SUSU PADA SAPI FRIESIAN HOLSTEIN AKIBAT IMBANGAN HIJAUAN DAN KONSENTRAT BERBEDA (The Efficiency and Persistency of Milk Production on Friesian Holstein Dairy Cows Fed at Different Forage and Concentrate Feeding Ratio) Gita Tri Anggiati, Sudjatmogo dan Teguh Hari Suprayogi* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang *fp@undip.ac.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi dan persistensi produksi susu akibat imbangan pakan hijauan dan konsentrat berbeda. Materi yang digunakan adalah 12 ekor sapi perah Friesian Holstein bulan laktasi II dan III dengan bobot badan rata-rata 456,21 ± 20,83 kg (CV = 4,95%) dan produksi susu rata-rata 10,05 ± 1,24 liter (CV = 12,83%). Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang diujikan yaitu pemberian ransum dengan imbangan hijauan dan konsentrat : T0 = 50:50; T1 = 55:45 dan T2 = 60:40. Data dianalisis ragam menggunakan uji F dan apabila terdapat perbedaan dilakukan uji lanjut menggunakan uji Duncan. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan imbangan pakan hijauan dan konsentrat tidak berpengaruh (P>0,05) terhadap kecernaan energi ransum (T0= 88,27; T1= 88,02 dan T3= 87,91 %), energi susu (T0=921,60; T1=1.174,53 dan T2=1.132,68 kkal/liter) dan persistensi produksi susu (T0=93,50; T1=100,26 dan T2=84,21%). Perlakuan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap energi tercerna (T0=16,05; T1= 13,66 dan T2= 8,34 Mkal/hari) dan efisiensi produksi susu (T0=27,84; T1=37,69 dan T2=39,62%. Kesimpulan penelitian ini adalah imbangan hijauan dan konsentrat yang berbeda dalam ransum sapi perah friesian holstein tidak mengubah persistensi produksi susu tetapi meningkatkan efisiensi produksi Kata kunci : Imbangan Pakan; Efisiensi Produksi Susu; Persistensi Susu. ABSTRACT The aim of this experiment was to determine the efficiency and persistency of milk production as a result of forage and concentrates rations. The materials used were twelve Friesian Holstein lactating cows in lactation II and III month at averaged body weight of 456.21±20.83 kg (CV=4.95%) and the averaged milk production of 10.05±1.24 liters (CV =12.83%). The experimental design used was a completely randomized design for 3 treatments and 4 replications. The treatments were rations of forage and concentrate at 50:50 (T0); 55:45 (T1) and 60:40 (T2). Data were analyzed using ANOVA and further test using Duncan Multiple Range Test were used at any significant differences. The results showed that the forage and concentrate ratio on the ration of Friesian Holstein dairy cows was not significantly different (P>0.05) the digestibility of energy (T0= 88.27; T1=88.02 and T2=87.91%), milk energy (T0=921.60; T1= 1,174.53 and T2=1,132.68 kcal/liter), persistencies of milk (T0=93.50; T1=100.26 and T2=84.21%) respectively. There was high

significantly different (P<0.01) to the digestible energy (T0=16.05; T1=13.66 and T2=8.34 Mcal/day) and milk production efficiencies (T0= 27.84; T1=37.69 and T2=39.62%). This study concluded that the ratio of forage and concentrate in Friesian Holstein dairy cows feeding was failed to change the persistencies of milk production but increase the milk production efficiencies. Key words : Ration Balance; Efficiency Milk Production; Persistency of Milk. PENDAHULUAN Produktivitas sapi perah di Jawa Tengah mengalami penurunan sebanyak 7,56% atau sama dengan 7.939.362 liter sejak tahun 2012 (Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah, 2013). Penurunan produksi susu tersebut dapat diduga karena kurang diperhatikannya manajemen pemberian pakan, sehingga berakibat pada rendahnya efisiensi produksi susu yang dihasilkan. Energi pakan menjadi faktor utama yang membatasi produksi susu (Rokhayati, 2010). Energi dalam ransum yang kurang mencukupi untuk kebutuhan ternak, akan mengakibatkan proses metabolisme dan biosintesis susu menjadi tidak optimal, sehingga pada gilirannya produksi susu secara kuantitas tidak akan tercapai sesuai dengan standar kemampuan sapi tersebut. Energi yang terpenuhi akan berdampak pada tercapainya efisiensi produksi susu yang diharapkan. Efisiensi produksi susu yang telah tercapai akan berdampak pula pada persistensi produksi susu yang optimal, oleh karena itu, maka penting untuk memilih bahan pakan dengan jumlah pemberian yang seimbang antara hijauan dengan konsentrat dan kandungan nutrisinya termasuk energi yang memadai perlu dilakukan guna ketersediaan energi untuk kebutuhan sapi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui efisiensi dan persistensi produksi susu akibat pemberian imbangan pakan hijauan dan konsentrat yang berbeda. Hipotesisnya adalah perbedaan imbangan pakan hijauan dan konsentrat akan meningkatkan efisiensi dan persistensi produksi MATERI DAN METODE Materi Penelitian Materi yang digunakan dalam penelitian yaitu 12 ekor sapi perah Friesian Holstein bulan laktasi II dan III dengan bobot badan rata-rata 456,21 ± 20,83 kg (CV = 4,95%) dan produksi susu rata-rata 10,05 ± 1,24 liter (CV = 12,83%). Peralatan yang digunakan pada penelitian antara lain timbangan gantung, timbangan digital, meteran, milkcan, gelas ukur, termometer alkohol, botol kaca kapasitas 100ml, kotak pendingin dan bomb calorimeter. Ransum yang diberikan terdiri dari rumput raja dan konsentrat dengan kandungan bahan pakan tertera pada Tabel 1 dan 2. Metode Penelitian Penelitian dilaksanakan dalam 4 tahap antara lain pra percobaan, tahap adaptasi, tahap perlakuan dan pengambilan data. Pra percobaan, dilaksanakan selama satu bulan yaitu pemilihan sapi berdasarkan bulan laktasi dan bobot badan, penyusunan ransum sesuai perlakuan yang akan diterapkan dan penyediaan alat. Tahap adaptasi, dilakukan selama tujuh hari dengan cara memberikan pakan perlakuan. Tahap perlakuan dan Tabel 1. Analisis Proksimat Bahan Pakan Sapi Percobaan (100%BK) Bahan Pakan BK PK SK LK TDN ---------------------------- (%) ------------------------------- Rumput Raja 21,21 9,20 44,11 1,56 53,89 Konsentrat 88,13 14,00 29,77 6,03 66,48 Keterangan: BK = Bahan Kering, PK= Protein Kasar, SK= Serat Kasar, LK= Lemak Kasar, TDN= Total Digestible Nutrients 235

Tabel 2. Komposisi Bahan Pakan Sapi Percobaan Bahan Pakan Perlakuan T0 T1 T2 ---------------------------%------------------------- Rumput Raja 50 55 60 Konsentrat 50 45 40 Kandungan Nutrisi BK 54,67 51,32 47,98 PK 11,60 11,36 11,12 SK 36,94 37,66 38,37 LK 3,79 3,57 3,35 TDN 60,18 59,56 58,92 pengambilan data, dilakukan selama dua minggu dengan memberikan perlakuan pada sapi perah percobaan sesuai dengan kebutuhan bahan kering yang telah ditentukan (3,50% x bobot badan), menimbang sisa pakan hijauan dan konsentrat, menghitung konsumsi pakan dan mencatat produksi Pemberian hijauan dan konsentrat dilakukan masing-masing sebanyak dua kali dengan cara pemberian hijauan terlebih dahulu dilanjutkan dengan konsentrat. Tahap pengambilan data dilakukan selama perlakuan berlangsung yaitu selama 23 hari. Parameter yang diamati antara lain kecernaan energi dan energi tercerna ransum, energi susu, persistensi dan efisiensi produksi Pengukuran kecernaan energi dilakukan dengan metode total koleksi, yaitu mengumpulkan dan menghitung semua pakan yang dikonsumsi dan feses yang dikeluarkan oleh ternak selama 10 hari. Total koleksi dimulai pada pukul 06.00 WIB dan berakhir pada jam yang sama di hari berikutnya. Hasil penampungan feses pada pagi hari ditimbang dan kemudian diambil sampel. Sampel feses diambil kurang lebih 400 gram. Hasil total koleksi selama 10 hari kemudian dikeringkan. Feses yang kering kemudian ditumbuk dan dicampur hingga homogen, kemudian diambil sampel untuk dianalisis. Bahan pakan dikeringkan terlebih dahulu agar tidak rusak dan mudah untuk dianalisis. Analisis energi feses dan bahan pakan menggunakan alat bomb calorimeter. Energi tercerna ransum dapat diketahui melalui konsumsi gross energy (GE) ransum dikurangi dengan energi feses. Energi susu diketahui melalui uji GE dimana banyaknya sampel susu yang diuji diperoleh dari jumlah produksi per hari yang dibagi secara proporsional. Persistensi susu diketahui melalui pendataan produksi susu pada saat tahap adaptasi hingga akhir perlakuan. Efisiensi produksi didapatkan dengan energi susu dan pakan dianalisis dengan energi susu dibagi dengan konsumsi GE ransum dikalikan dengan 100%. Analisis Data Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang diujikan yaitu perbandingan hijauan dan konsentrat sebesar : T0 = 50:50, T1 = 55:45, dan T2 = 60:40. Data penelitian dianalisis ragam dan apabila terdapat perbedaan, dilakukan uji lanjut menggunakan uji Duncan. HASIL DAN PEMBAHASAN Kecernaan energi ransum tidak mengalami perbedaan karena disebabkan oleh konsumsi TDN ransum pada juga tidak berbeda nyata (P>0,05). Ransum yang digunakan mengandung iso TDN, sehingga berakibat pada relatif samanya konsumsi 236

Tabel 3. Efisiensi dan Persistensi Produksi Susu Sapi Friesian Holstein Akibat Imbangan Hijauan dan Konsentrat Berbeda Parameter Perlakuan T0 T1 T2 Kecernaan Energi Ransum (%) 88,27 88,02 87,91 Energi Tercerna Ransum(Mkal/hari) 16,05 B 13,66 A 8,34 A Energi Susu (Kkal/liter) 921,60 1.174,53 1.132,68 Persistensi Susu (%) 93,50 100,26 84,21 Efisiensi Produksi Susu (%) 27,84 B 37,69 A 39,62 A Keterangan : Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01). TDN pada masing-masing perlakuan. Menurut Agustin (2004), semakin baik kualitas ransum maka TDN yang dikonsumsi semakin tinggi. Astuti et al. (2009) mengemukakan bahwa kecernaan dapat menjadi ukuran pertama dari tinggi rendahnya nilai nutrisi bahan pakan. Energi tercerna ransum memiliki perbedaan sangat nyata (P<0,01) karena disebabkan oleh konsumsi GE ransum juga berbeda nyata (P < 0,01). Hal ini menandakan bahwa pakan yang dikonsumsi diduga memiliki kecepatan aliran digesta yang berbeda pada setiap perlakuan, sehingga energi tercerna yang dihasilkan juga berbeda. Hasil penelitian Xue et al. (2011) menyebutkan bahwa konsumsi GE yang tinggi mengikuti level konsentrat yang diberikan sehingga berdampak pada energi tercerna yang dihasilkan. Energi susu sesuai dengan hasil analisis ragam tidak berbeda nyata (P>0,05) karena produksi laktosa dan lemak susu yang juga tidak berbeda nyata (P > 0,05). Laktosa dan lemak susu merupakan komponen susu yang menunjang dalam ketersediaan energi dalam susu, sehingga adanya keterkaitan antara komponen susu dengan energi Hasil penelitian Suherman (2005) menunjukkan bahwa kenaikan kadar lemak dapat meningkatkan kandungan energi per kilogram Menurut Sunaryati et al. (2013), susu mengandung energi yang tersimpan dalam bentuk laktosa, lemak dan protein. Persistensi susu tidak berbeda nyata (P>0,05) karena ransum mengandung isoprotein yaitu sebesar 11,60; 11,36 dan 11,12% (Tabel 3). Protein dalam ransum salah satunya berfungsi untuk memperbaiki sel-sel kelenjar ambing yang rusak akibat proses sintesis susu, sehingga apabila kandungan protein ransum tersebut relatif sama akan berdampak pada relaif samanya sapi perah dalam meminimalisir kerusakan dan mempertahankan susu saat puncak laktasi. Hasil penelitian Nurhajati (2013) menunjukkan bahwa semakin tinggi produksi susu, maka semakin tinggi pula kandungan laktosanya (Tabel 4). Efisiensi produksi susu menunjukkan bahwa rata-rata perlakuan T0, T1 dan T2 sangat berbeda nyata (P < 0,01). Tingginya jumlah hijauan yang diberikan, akan berdampak pada tingginya penyediaan sumber energi pada pakan yang diberikan, sehingga dapat mengoptimalkan sapi dalam berproduksi. Menurut Britt et al. (2003), efisiensi produksi susu merupakan produksi susu per unit konsumsi bahan kering pakan, sehingga efisiensi produksi susu berkorelasi positif dengan produksi SIMPULAN Imbangan hijauan dan konsentrat yang berbeda dalam ransum sapi perah friesian holstein tidak mengubah persistensi produksi susu tetapi meningkatkan efisiensi produksi DAFTAR PUSTAKA Agustin, T. D. 2004. Tampilan Konsumsi PK, TDN Ransum, Air Minum dan Persistensi Produksi Susu Akibat 237

Perbedaan Tinggi Tempat dan Status Bulan Laktasi Pada Sapi Perah. Program Studi Produksi Ternak Universitas Diponegoro, Semarang. (Skripsi Sarjana Peternakan) Astuti, A., A. Agus dan S. P. S. Budhi. 2009. Pengaruh penggunaan high quality feed supplement terhadap konsumsi dan kecernaan nutrien sapi perah wal laktasi. Buletin Peternakan. 33 (2): 81-87. Britt J.S., R.C. Thomas, N.C. Speer and M.B. Hall. 2003. Efficiency of converting nutrient dry matter to milk in Holstein herds. Dairy Sci. J. 86: 3796-3801. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah. 2013. Laporan Tahunan 2013 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah, Ungaran. Nurhajati, T. 2013. Potensi pemberian pakan konsentrat dengan laktasi berbeda terhadap produksi susu dan laktosa susu dapi perah peranakan friesian holstein. Veterinaria Medika 2 (3) : 223-228. Rokhayati, U. A. 2010. Pengaruh suplementasi energi dan undegrated protein terhadap produksi susu sapi perah friesian holstein. J. INOVASI. 7 (2) : 33-43. Suherman, D. 2005. Imbangan rumput lapangan dan konsentrat dalam ransum terhadap kualitas produksi susu sapi perah holstein. Anim. Agric. J. 7 (1): 14-20. Sunaryati, A. Muktiani dan J. Achmadi. 2013. Suplementasi temulawak (curcuma xanthoriza) dan Zn proteinat terhadap konsumsi dan produksi energi susu pada sapi perah. J. Agric. Anim. 2 (1): 168-174. Xue, B., T. Yan, C. F. Ferris and C. S. Maynet. 2011. Milk production and energy efficiency of holstein and jersey-holstein crossbred dairy cows offered diets containing grass silage. Dairy Sci. J. 94 (3) : 1455 1464. 238