ISSN : PENGARUH TIGA JENIS PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) Nursawia Latuamury

dokumen-dokumen yang mirip
BERBAGAI DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN BERBAGAI JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG HIJAU

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

PENGARUH KOMBINASI DOSIS PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L)

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang

169 ZIRAA AH, Volume 35 Nomor 3, Oktober 2012 Halaman ISSN

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH PADA APLIKASI DOSIS PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR

JURNAL SAINS AGRO

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) VARIETAS LINDA AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar

APPLICATION OF MANURE AND Crotalaria juncea L. TO REDUCE ANORGANIC FERTILIZER ON MAIZE (Zea mays L.)

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *)

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) DENGAN PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DAN PUPUK KANDANG AYAM

Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak (Sapi, Ayam, dan Kambing) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria Humidicola

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK KOTORAN KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica oleraceae. L)

Vol 3 No 1. Januari - Maret 2014 ISSN :

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

Volume 11 Nomor 2 September 2014

Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril)

PENGARUH BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merill)

PENGARUH PUPUK NPK DGW COMPACTION DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH BESAR (Capsicum annuum L.

KERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P

PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.)

RINGKASAN. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium Fistulosum L.) PADA BERBAGAI DOSIS PUPUK KANDANG AYAM

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril) Varietas Tidar Berdasarkan Dosis Pupuk Organik Padat

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN

PENGARUH PUPUK GANDASIL B DAN PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.)

ISSN X Jurnal AGROTEK Vol 5, No 6 April 2017

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK PELANGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG (Solanum Melongena L)

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN OKRA (Abelmoschus esculantus) PADA PELAKUAN PUPUK DEKAFORM DAN DEFOLIASI

Shella A.J.W., Kajian Pemberian Pupuk Hijau Eceng Gondok Pada Tanah Gambut Terhadap Pertumbuhan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

AGROVIGOR VOLUME 3 NO. 2 SEPTEMBER 2010 ISSN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI POLONG SEGAR EDAMAME VARIETAS RIOKO PADA EMPAT JENIS PUPUK

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

PENGARUH BOBOT MULSA JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) KULTIVAR KUTILANG

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays

PENGGUNAAN PUPUK N P K PADA TANAH BEKAS PEMBERIAN BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI DENGAN PEMBERIAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK DI LAHAN KERING

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA DOSIS PUPUK AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L) DI TANAH ULTISOL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

Pengaruh Lanjutan Dosis Pupuk Kotoran Ternak Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria humidicola pada Pemotongan Kedua

HASIL DAN PEMBAHASAN

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH TAKARAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAHE MERAH (Zingiber officinale var.rubrum) YANG DITANAM PADA POLYBAG

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JARAK PAGAR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Cendekia Vol 12 No 2 Mei 2014 ISSN

PENGARUH BEBERAPA JENIS PUPUK TERHADAP HASIL TIGA VARIETAS KEDELAI (GLYCINE MAX (L.) MERILL)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI TANAMAN BUNCIS (Phaseolus vulagris L.) E- JURNAL FATMA RIZA

BAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN

KLOROFIL XII - 1 : 25 29, Juni 2017 ISSN

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

PENGARUH KERAPATAN TANAMAN DAN KOMBINASI PUPUK NITROGEN ANORGANIK DAN NITROGEN KOMPOS TERHADAP PRODUKSI GANDUM. Yosefina Mangera 1) ABSTRACK

APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI

PENGARUH JENIS PUPUK ORGANIK DAN UREA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SELEDRI (Apium graveolus L.)

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Dosis Pupuk Kotoran Ternak Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria humidicola pada Pemotongan Pertama

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

PENGARUH MULSA ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BENIH TIGA KULTIVAR KACANG HIJAU (Vigna radiata L. Wilczek) DI LAHAN PASIR PANTAI

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

PENGARUH DOSIS PUPUKKANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASILKACANG TANAH(ARACHYS HIPOGEA L.) Masna Manurung 1)

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK. Marlita. H. Makaruku ABSTRAK ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN METODE PENELITIAN

Hadinnupan Panupesi, Respon Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Pemupukan NPK

RESPONS TANAMAN BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.) TERHADAP DOSIS PUPUK KANDANG KAMBING DAN PUPUK DAUN YANG BERBEDA

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang memiliki peran sebagai sumber vitamin dan mineral.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

APLIKASI PUPUK KANDANG AYAM PADA TIGA VARIETAS SORGUM (SORGHUM BICOLOR L. MOENCH)

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG KOTORAN AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL CABAI RAWIT DI TANAH GAMBUT

PENGARUH DOSIS DAN LAMA PEMBENAMAN PUPUK HIJAU OROK-OROK (Crotalaria juncea L.) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.

Citra Puluhulawa, , Dibimbing oleh Moh.Ikbal Bahua, Nurmi, Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo

Vol 2 No. 1 Januari - Maret 2013 ISSN :

Respon Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) Terhadap Pemberian Pupuk Majemuk

Respons Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dengan Pemberian Pupuk Kandang Ayam dan Pupuk NPK (15:15:15)

MIKROORGANISME LOKAL (MOL) BUAH PISANG DAN PEPAYA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN UBI JALAR (Ipomea batatas L)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) leguminoseae yang banyak

PEMBERIAN MIKORIZA DAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays)

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays, L.) PIONEER 27

Transkripsi:

ISSN : 1907-7556 PENGARUH TIGA JENIS PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) Nursawia Latuamury ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tiga jenis pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang hijau. Penelitian dilaksanakan di kebun petani Kelurahan Aimas Distrik Aimas Kabupaten Sorong. yang berlangsung dari bulan Mei sampai dengan bulan Agustus 2015. Penelitian ini menggunakan percobaan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan yaitu : K 0 = Tanpa Pupuk, K 1 = Kotoran sapi 4 kg/petak, K 2 = Kotoran Ayam 4 kg/petak, K 3. = Kotoran kambing 4 kg/petak. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian pupuk kandang ayam menghasilkan rata-rata tanaman tertinggi pada umur 4 MST (32,01 cm), 6 MST (50,57 cm) dan 8 MST (68,06 cm), jumlah daun tanaman terbanyak pada umur 2 MST (3,33 helai), 4 MST (11,83 helai), 6 MST (21,33 helai) dan 8 MST (25,41 helai), jumlah cabang produktif terbanyak (3,72), berangkasan tertinggi (10,25 g), jumlah polong terbanyak (36,06 buah), jumlah biji per polong terbanyak (3,67 biji), berat 1000 butir biji tertinggi (1,39 biji), berat biji tertinggi (1,03 kg per petak atau 1,64 ton/ha). penelitian ini diharapkan menjadi petunjuk dan bahan pertimbangan dalam upaya pengembangan tanaman kacang hijau serta sebagai bahan pembanding untuk penelitian selanjutnya Kata Kunci : Pupuk Organik dan Kacang Hijau ABSTRACT This study aimed to determine the effects of three types of manure on the growth and yield of green beans. Research carried out in the garden village farmers Aimas Aimas District Sorong Regency. which lasted from May to August 2015. This study used a randomized block design experiment (RAK) with four treatments, namely: K0 = Without fertilizer, cow manure K1 = 4 kg / plot, K2 = Chicken Manure 4 kg / plot, K3, = Dirt goat 4 kg / plot. The results showed that chicken manure plant produces an average of the highest in the age of 4 MST (32.01 cm), 6 MST (50.57 cm) and 8 MST (68.06 cm), number of leaves of plants most at age 2 MST (3.33 pieces), 4 MST (11.83 strands), 6 MST (21.33 piece) and 8 MST (25.41 piece), the highest number of productive branches (3.72), the highest berangkasan (10, 25 g), the highest number of pods (fruits 36.06), the highest number of seeds per pod (3.67 grains), the highest seed weight of 1000 grains (1.39 grains), the highest seed weight (1.03 kg per plot or 1,64 tons/ha). This study is expected to be a guide and a material consideration in the development of green bean plants as well as a comparison for future research. Keywords: Organic Fertilizer and Green Beans Latar Belakang Program Studi Agroteknologi Universitas Nani Bili Nusantara - Sorong PENDAHULUAN Pertambahan penduduk yang semakin pesat dewasa ini menyebabkan kebutuhan hidup semakin meningkat pula. Karena itu peningkatan produksi bahan pangan sangat perlu diupayakan guna memenuhi kebutuhan pokok manusia. Program peningkatan produksi tanaman pangan, khususnya palawija bertujuan untuk memenuhi kebutuhan protein, lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin dalam jumlah yang cukup dan dapat dijangkau oleh masyarakat luas.

210 Jurnal Agroforestri X Nomor 2 Juni2015 Salah satu upaya meningkatkan produksi tanaman pangan adalah dengan memanfaatkan potensi lahan yang ada. Penyediaan pangan dapat ditempuh dengan jalan melakukan pengelolaan lahan dengan baik dan benar dalam rangka mencapai swasembada pangan. Selain itu dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan, maka perlu adanya penganekaragaman tanaman (diversifikasi), salah satunya adalah tanaman kacang hijau (Danarti, Najiati.2002). Kacang hijau termasuk tanaman pangan yang sudah lama dibudidayakan di Indonesia. Diperkirakan kacang hijau di Indonesia berasal dari India, diintroduksi pada awal abad ke tujuh, bersamaan dengan adanya hubungan dagang dan keagamaan antara Indonesia dengan India. Tanaman ini dapat menunjang program pemerintah dalam memperbaiki nilai gizi masyarakat. Nilai gizi sumber makanan tersebut cukup tinggi. Kandungan gizi kacang hijau setiap 100 g biji yakni kadar air 10,4 g ; protein 24,0 g ; lemak 1,3 g ; mineral 3,5 g ; serat 4,1 g ; karbohidrat 56,7 g ; kalsium 124,0 mg ; fosfor 326,0 mg ; besi 7,3 mg ; karotin 94,0 mg (Anonim, 2006). Oleh karena itu komoditi ini sangat prospektif untuk dikembangkan. Daerah-daerah di Indonesia yang telah banyak menyumbangkan produksinya, seperti di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera Utara, NTB dan Sulawesi Selatan. Pengembangan budidaya kacang hijau hampir menyebar di seluruh daerah di Indonesia. luas areal pertanaman kacang hijau dan produktivitasnya masih labil. Data menunjukkan bahwa pengembangan komoditas ini perlu perhatian khusus, dalam rangka peningkatan produktivitas. Total luas areal tanam kacang hijau secara Nasional pada tahun 2008 adalah 48.260 ha dengan produktivitas 18,38 kw ha, produksi 298.059 ton ha, pada tahun 2009 luas areal tanam menurun menjadi 46.732 ha dengan produktivitas 16,57 kw ha, dan produksi 272.073, sedangkan pada tahun 2010 mengalami peningkatan dengan produktivitas 21, 64 kw ha dari 51.450 ha luas panen dan produksi 374.721 ton ha. Sementara luas tanam kacang hijau di provinsi papua barat pada tahun 2010 adalah 560 ha dengan produktivitas 9,95 kw ha dan produksi 557 ton ha (BPS, 2013) Rendahnya produksi kacang hijau disebabkan oleh beberapa faktor antara lain kurangnya penggunaan varietas unggul, teknik budidaya yang kurang optimal serta kondisi lahan yang kurang produktif akibat penggunakan pupuk anorganik yang berlebihan tanpa diimbangi dengan pupuk organik akan mengganggu sifat fisik tanah yang selanjutnya akan mempengaruhi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman, sementara pertumbuhan tanaman kacang hijau dipengaruhi oleh kesuburan tanah. Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi kacang hijau adalah dengan peningkatan kualitas lahanlahan budidaya yang dapat dilakukan dengan memperbaiki kualitas tanah yang semakin menurun akibat praktek-praktek budidaya melalui pemupukan. Pemupukan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman untuk menentukan keberhasilan produksi tanaman. Pemupukan ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan akan unsur hara dalam jumlah yang cukup dan seimbang dengan harapan dapat menunjang pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman yang mengarah pada produksi yang tinggi dan bermutu baik. (Anonim, 2003 Umumnya pupuk yang sering digunakan adalah pupuk anorganik, akan tetapi pemberian pupuk anorganik secara terus menerus dapat merusak tanah bila tidak diimbangi dengan pemberian pupuk organik seperti kompos dan pupuk kandang. Penggunaan pupuk organik tidak menimbulkan efek residu yang berbahaya bagi lingkungan, disamping itu pupuk organik mempunyai fungsi yang penting yaitu untuk menggemburkan lapisan tanah permukaan (top soil), meningkatkan populasi jasad renik, mempertinggi daya serap dan daya simpan air, yang keseluruhnya dapat meningkatkan kesuburan tanah (Sutejdo, 2008). Pupuk organik tidak lain merupakan bahan yang dihasilkan dari pelapukan sisa-sisa tanaman, hewan dan manusia. Lain halnya dengan pupuk anorganik, yang bahan pembuatannya dari bahan kimia. jenis pupuk organik sangat beragam. Kalau jenis pupuk anorganik ditentukan oleh kadar haranya, maka jenis pupuk organik ditentukan oleh asal bahan terbentuknya, sehingga dikenal istilah pupuk kandang, pupuk hijau, kompos dan lain- lain. Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kandang terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Hijau (Vigna Radiata L.)

Jurnal Agroforestri X Nomor 3 September 2015 Penggunanan pupuk organik seperti kotoran ternak (pupuk kandang) merupakan salah satu alternatif untuk mempertahankan dan meninggkatkan kesuburan tanah. Pupuk kandang juga dapat mengurangi penggunaan pupuk buatan yang harganya relatif mahal dan terkadang sulit diperoleh. Manfaat pupuk organik tidak saja ditentukan oleh kandungan nitrogen, asam fosfat, dan kalsium saja, tetapi juga mengandung hampir semua unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman serta berperan dalam memelihara keseimbangan hara dalam tanah (Lingga, marsono, 2000). Penambahan bahan organik seperti kotoran sapi, ayam dan kambing merupakan langkah penting dalam upaya perbaikan kualitas tanah. Bahan organik ini adalah sumber energi bagi mikroorganisme untuk melakukan aktivitas perombakan yang hasil akhirnya melepas unsur hara tersedia yang dapat diserap tanaman. Dengan demikian peranan bahan organik sapi, ayam dan kambing sangat penting dalam memperbaiki sifat fisik, kimia serta biologi tanah (sutedjo, 2002). Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilakukan percobaan untuk mengetahui pengaruh jenis pupuk organik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang hijau Tujuan Dan Manfaat Penelitian Untuk mengetahui pengaruh tiga jenis kandang (kotoran Sapi, ayam dan kambing) terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang hijau. Manfaat penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi bagi petani dan pihak terkait untuk menggunakan pupuk organik sebagai pupuk yang ramah lingkungan METODOLOGI PENELITIAN Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kebun petani Kelurahan Aimas Distrik Aimas Kabupaten Sorong, selama 4 bulan. Bahan-bahan yang digunakan adalah benih kacang hijau dan pupuk organik kotoran ayam, kambing dan sapi sebagai pupuk perlakuan, Insektisida atabron 25 ULV dan air. Alat-alat yang digunakan adalah parang, cangkul, gembor, ember, timbangan, meter gulung, label, kamera digital dan alat tulis menulis Metode Penelitian 211 Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk percobaan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 4 perlakuan yaitu : K 0 = K 1 = Tanpa Pupuk Pukan sapi (4 kg / petak) K 2 = Pukan ayam (4 kg / petak ) K 3. = Pukan kambing (4 kg / petak) Setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali, sehingga terdapat 12 unit petak percobaan. Setiap petak percobaan terdapat 40 tanaman dengan jarak tanam 40 cm x 20 cm dengan ukuran tiap petak 1.5 meter x 2 meter. Jumlah keseluruhan tanaman adalah 480. dan setiap petak diambil 10 tanaman sampel. Prosedur Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : Pengolahan tanah, pemupukan, penanaman, Pemeliharaan, dan panen Variabel Pengamatan Komponen pertumbuhan dan produksi yang diamati dan diukur meliputi : a) Tinggi tanaman, diukur dari pangkal batang sampai ujung daun pada umur 2, 4, dan 6 MST b) Jumlah daun, perhitungan jumlah daun yang terbentuk dimulai saat tanaman berumur 2, 4 dan 6 MST. c) Jumlah cabang produktif, menghitung jumlah cabang produktif dengan melihat cabang yang menghasilkan. d) Berat berangkasan tanaman (g) ditimbang berat basah tanaman sampel pada akhir penelitian e) Jumlah polong pertanaman (buah), dihitung semua polong yang terbentuk sejak panen pertama hingga panen akhir. f) Jumlah biji per polong, dihitung jumlah biji yang terbentuk pada masing-masing polong pada saat panen. g) Bobot 1000 biji, ditimbang 1000 biji yang dinyatakan dalam satuan gram yang dilakukan setelah biji di keringkan h) Bobot biji per perpetak (kg), ditimbang setelah panen dan dikonversi ke satuan Nursawia Latuamury

212 Jurnal Agroforestri X Nomor 2 Juni2015 ton/ha Analisa Data Hasil Penelitian ditabulasi selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis sidik ragam (Anova) sesuai dengan rancangan yang digunakan apabila berpengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Pada taraf kepercayaan 0,05 %. HASIL DAN PEMBAHASAN Daun Umur 4, 6 dan 8 MST Perlakuan Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun Sidik ragam menunjukkan bahwa berbagai pemberian pupuk kandang tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 2 dan sangat berpengaruh nyata pada umur 4 dan 6 MST. Sedangkan jumlah daun akibat perlakuan pupuk kandang berpengarugh nyata terhadap jumlah daun pada umur 2,4, 6 dan 8 MST Tabel 1. Rata-rata Tinggi Tanaman (cm) dan Jumlah Tinggi tanaman 4 MST 6 MST 8 MST Kontrol (k 0 ) 30,48 c 47,63 c 56,04 c Pukan Sapi (k 1 ) 30,55 bc 48,47 bc 59,22 c Pukan Ayam (k 2 ) 32,01 a 50,57 a 68,06 a Pukan Kambing (k 3 ) 31,25 b 49,10 b 63,91 b NP BNT 0,05 0,7517 0,9506 3,6469 Perlakuan Jumlah daun 2 MST 4 MST 6 MST 8 MST Kontrol (k 0 ) 3,11 c 10,83 b 19,17 c 20,68 c Pukan Sapi (k 1 ) 3,17 bc 11,72 b 19,83 bc 21,80 c Pukan Ayam (k 2 ) 3,33 a 11,83 a 21,33 a 25,41 a Pukan Kambing (k 3 ) 3,28 ab 11,28 b 20,39 ab 23,77 b NP BNT 0,05 0,1454 0,4576 0,9989 1,3643 Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama (a, b, c) pada kolom yang sama berarti tidak berbeda nyata pada taraf uji BNTα=0,05 Tabel 1 menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam (k 2 ) menghasilkan rata-rata tanaman tertinggi pada umur 4 MST (32,01 cm), 6 MST (50,57 cm) dan 8 MST (68,06 cm) serta berbeda nyata dibandingkan perlakuan pupuk kadang lainnya. dan menghasilkan rata-rata jumlah daun tanaman terbanyak pada umur 2 MST (3,33 helai), 4 MST (11,83 helai), 6 MST (21,33 helai), 8 MST (25,41 helai) dan berbeda nyata dibandingkan perlakuan pupuk kandang lainnya pada umur 4 dan 8 MST tetapi tidak berbeda nyata dengan pupuk kandang kambing (k 3 ) pada umur 2 dan 6 MST. Hal ini disebabkan pupuk kandang ayam mampu memberikan kecepatan penyerapan hara bagi tanaman serta memiliki kandungan beberapa unsur hara yang lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk kandang sapi dan kambing. Adanya unsur-unsur makro seperti N yang kandungannya lebih besar pada pupuk kandang ayam menyebabkan pertumbuhan vegetatif tanaman kedelai lebih pesat yang dapat dilihat dari tinggi tanaman serta jumlah daun yang dihasilkan lebih tinggi. Sarief (2003), menyatakan bahwa nitrogen merupakan bahan penyusun protein, protoplasma dan pembentuk bagian tanaman seperti batang dan daun yang merupakan tempat aktivitas fotosintesis yang menghasilkan asimilat untuk pertumbuhan cabang. Menurut Widowati dkk (2004), pupuk kandang ayam secara umum mempunyai kelebihan dalam kecepatan penyerapan hara, komposisi hara seperti N, P, K dan Ca dibandingkan pupuk kandang sapi dan kambing. Selanjutnya Sutedjo (2008), menyatakan bahwa pengunaan pupuk kandang ayam berfungsi untuk memperbaiki struktur fisik dan biologi tanah, menaikan daya serap tanah terhadap air. Pemberian pupuk kandang berpengaruh dalam meningkatkan Al-dd dan menurunkan ph, hal ini disebabkan Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kandang terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Hijau (Vigna Radiata L.)

Jurnal Agroforestri X Nomor 3 September 2015 213 karena bahan organik dari pupuk kandang dapat menetralisir sumber kemasaman tanah. Pupuk kandang juga akan menyumbangkan sejumlah hara kedalam tanah yang dapat berfungsi guna menunjang pertumbuhan dan perkembangannya, seperti N, P, K. Semakin banyak daun yang dapat dilihat dari tingginya rata-rata jumlah daun yang diperoleh dari pemberian pupuk kandang ayam menyebabkan semakin luas bidang permukaan tanaman yang dapat melakukan fotosintesis sehingga semakin tinggi fotosintesis yang terjadi. Menurut Gardner dkk., (2008), daun berfungsi sebagai organ utama fotosintesis pada tumbuhan, efektif dalam penyerapan cahaya dan cepat dalam pengambilan CO 2. Laju fotosintesis yang semakin tinggi menyebabkan semakin banyak jumlah cadagan makanan yang dapat ditimbun selama masa pertumbuhan. Hal ini dapat dilihat dengan rata-rata berat berangkasan yang diperoleh lebih tinggi. Menurut Goldswothy dan Fisher (2002), komponen yang bersama-sama menentukan berat bahan kering yang tertimbun dalam bagian tanaman yang secara ekonomi berguna adalah ukuran luas permukaan fotosintesis yang menghasilkan berat kering, laju kegiatannya, pembagian hasil fotosintat kepada organorgan hasil dan lamanya waktu penimbunan berlangsung. Jumlah Cabang Produktif Sidik ragam menunjukkan bahwa berbagai perlakuan pupuk kandang sangat berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang produktif, berat berangkasan dan jumlah polong tanaman. Tabel 2. Rata-rata Jumlah Cabang Produktif, Berat Berangkasan dan Jumlah Polong Perlakuan Rata-rata Jumlah cabang produktif Berat berngkasan Jumlah polong Kontrol (k 0 ) 2,94 c 4,89 b 23,17 c Pukan Sapi (k 1 ) 3,33 b 5,21 b 26,17 bc Pukan Ayam (k 2 ) 3,72 a 10,25 a 36,06 a Pukan Kambing (k 3 ) 3,44 b 5,38 b 29,56 b NP BNT 0,05 0,2477 1,2111 5,1678 Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama (a, b, c) pada kolom yang sama berarti tidak berbeda nyata pada taraf uji BNTα=0,05 Tabel 2 menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam (k 2 ) menghasilkan ratarata jumlah cabang produktif terbanyak (3,72) dan berbeda nyata dibandingkan perlakuan pupuk kandang lainnya. serta menghasilkan rata-rata berat berangkasan tertinggi (10,25 g) dan berbeda nyata dibandingkan perlakuan pupuk kandang lainnya. Demikian pula jumlah polong. Pemberian pupuk kandang ayam (k 2 ) menghasilkan rata-rata jumlah polong terbanyak (36,06 buah) dan berbeda nyata dibandingkan perlakuan pupuk kandang lainnya. Hal ini disebabkan kaena pemberian pupuk kandang ayam mampu mengubah struktur tanah menjadi lebih baik sehingga menyebabkan pertumbuhan vegetatif yang optimal (jumlah daun, tinggi tanaman, jumlah cabang dan berangkasan) selanjutnya dapat menjadi indikator untuk pertumbuhan generatif (produksi). Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya jumlah polong yang dihasilkan serta jumlah biji pada setiap polongnya. Produksi suatu tanaman merupakan resultante hasil fotosintesis, penurunan asimilat akibat respirasi dan translokasi bahan kering ke dalam hasil tanaman. Tingginya produksi tanaman kedelai (hasil biji) yang diberikan melalui perlakuan pupuk kandang ayam tidak lepas dari pengaruh hasil bersih fotosintesis. Jumin (2002), menyatakan bahwa peningkatan produksi berbanding lurus dengan peningkatan pertumbuhan relatif dan hasil bersih fotosintesis. Nursawia Latuamury

214 Jurnal Agroforestri X Nomor 2 Juni2015 Jumlah Biji Per Polong, Berat 1000 butir biji (g) dan Produksi Biji Sidik ragam menunjukkan bahwa berbagai pemberian berbagai pupuk kandang sangat berpengaruh nyata terhadap jumlah biji per polong. Berat 1000 biji dan produksi. Tabel 3. Rata-rata Jumlah Biji Per Polong, Berat 1000 Biji dan Produksi Perlakuan Jumlah cabang perpolong Rata-rata Berat 1000 butir biji (g) Berat biji (kg) petak Berat biji ton petak Kontrol (k 0 ) 3,00 c 1,00 b 0,60 c (0,96) Pukan Sapi (k 1 ) 3,33 b 1,11 b 0,83 b (1,32) Pukan Ayam (k 2 ) 3,67 a 1,39 a 1,03 a (1,64) Pukan Kambing (k 3 ) 3,50 ab 1,28 ab 0,89 b (1,43) NP BNT 0,05 0,3141 0,1841 0,0865 Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama (a, b, c) pada kolom yang sama berarti tidak berbeda nyata pada taraf uji BNTα=0,05 Tabel 3 menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam (k 2 ) menghasilkan rata-rata jumlah biji per polong terbanyak (3,67 biji) dan berbeda nyata dibandingkan perlakuan pupuk kandang lainnya. Pemberian pupuk kandang ayam (k 2 ) juga menghasilkan rata-rata berat 1000 butir biji tertinggi (1,39 biji) tetapi tidak berbeda nyata dengan pupuk kandang kambing (k 3 ) dan berbeda nyata dibandingkan perlakuan pupuk kandang lainnya. serta pemberian pupuk kandang ayam (k 2 ) menghasilkan rata-rata berat biji tertinggi (1,03 kg per petak atau 1,64 ton/ha) dan berbeda nyata dibandingkan perlakuan pupuk kandang lainnya. Hal ini disebabkan pupuk kandang ayam mempunyai kelebihan terutama karena mempunyai kandungan nitrogen (5-8%) dan fosfor (1-2 %) yang lebih tinggi dibandingkan pupuk kandang yang lain (Sutedjo, 2008). Hasil penelitian Melati (2000) memperlihatkan bahwa pupuk kandang ayam selain karena kandungan haranya, juga karena kemampuannya meningkatkan ketersediaan P bagi tanaman menyebabkan produksi kedelai meningkat. Hal ini dapat dilihat pada komponen-komponen produksi dimana pupuk kandang ayam menghasilkan rata-rata tertinggi pada jumlah polong terbanyak (36,06 buah), jumlah biji per polong terbanyak (3,67 biji) dan berat 1000 butir biji (1,39 biji). Selanjutnya biji menjadi organ yang dominan sebagai tempat penyimpanan karbohidrat serta matrik yang mobil dan pada saat itu akan terjadi penurunan pertumbuhan. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dinyatakan oleh Haeder (1973) dalam Halis (2002), bahwa setelah pembentukan bunga, fotosintesis dan mineral ditranslokasikan secara cepat di biji. Hal ini berdampak pada semakin meningkatkan kebutuhan tanaman akan nutrisi dalam menghadapi prosesproses fisiologis tersebut, sehingga diperlukan pemupukan yang mensuplai unsur hara dalam keadaan seimbang. Pemberian pupuk kandang ayam terbukti lebih memberikan respon yang lebih baik dibandingkan dengan pupuk kandang sapi dan kambing yang disebabkan leih banyak unsur hara yang dapat disediakan oleh pupuk kandang ayam untuk disuplai bagi pertumbuhan dan untuk kepentingan produksi tanaman. Bila di tinjau dari sifatnya, kotoran ayam tergolong pupuk dingin. Pupuk kotoran ayam mengandung unsur N, P, dan K cukup tinggi dibandingkan dengan pupuk kandang lainnya seperti kambing dan lain lain. dimana setiap 1.000 kg/tahun bobot ayam hidup, dapat menghasilkan 2.140 kg/tahun kotoran kering. Demikian pula dilihat dari segi kandungan hara yang dihasilkan dimana tiap kotoran ayam terdapat 1.00 % N, 0.80 % P 2 0 5 dan 0.40 % K 2 0. Sedangkan kotoran sapi dengan bobot kotoran yang sama mengandung 0.40 % N, 0.20 % P 2 0 5 dan 0.10 % K 2 0. Dengan demikian dapat dikatakan pemakaian pupuk kandang dari kotoran ayam ( unggas) akan Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kandang terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Hijau (Vigna Radiata L.)

Jurnal Agroforestri X Nomor 3 September 2015 jauh lebih baik dari pada kotoran ternak lainya (Sutedjo, 2008) Demikian halnya dengan penggunaan pupuk kandang kambing, berdasarkan hasil analisis statistik menunjukkan bahwa pupuk kandang kambing memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan pupuk kandang sapi pada semua komponen yang diamati. Hal ini disebabkan pupuk kandang kambing memiliki kandungan N dan K yang lebih besar dari pupuk kandang sapi dan tergolong sebagai pupuk panas yaitu mengalami fermentasi dan menjadi panas lebih cepat. Apabila kebutuhan unsur N tercukupi, maka dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Seperti diketahui unsur N pada tanaman berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan daun sehingga daun akan menjadi banyak jumlahnya dan akan menjadi lebar dengan warna yang lebih hijau yang akan meningkatkan kadar protein dalam tubuh tanaman. Harjowigeno (2002), menyatakan bahwa kotoran kambing mengandung N dan K masing-masing dua kali lebih besar daripada kotoran sapi. Komposisi unsur hara pada pupuk kandang kambing antara lain 0.75 % N, 0.50 % P 2 O 5 dan 0.45 % K 2 O komposisi unsur hara tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan kotoran sapi (Sutedjo,2008). Selanjutnya jumlah biji yang lebih banyak pada setiap polongnya serta dengan ukuran biji yang relatif lebih besar seperti yang ditunjukkan oleh rata-rata berat 1000 butir biji yang lebih tinggi akan menentukan hasil biji (berat biji) dimana berat biji tertinggi (1,03 kg per petak atau 1,64 ton/ha) diperoleh dengan perlakuan pupuk kandang ayam. Hal ini sesuai dengan pendapat Kambal dan Webster, 1966; Beil dan Atkins, 1967 dalam Goldsworthy dan Fisher (2002), bahwa hasil biji ditentukan oleh jumlah dan ukuran biji. Biji dipengaruhi oleh senyawa organik yang terkandung dalam biji tersebut. Hal ini sesuai dengan Sutedjo (2008), menyatakan bahwa kandungan N dalam pupuk kandang ayam membantu metabolisme karbohidrat dan protein yang ada didalam biji. Kandungan 215 karbohidrat, protein dan senyawalain dalam biji mempengaruhi berat biji. Novizan (2002) menyatakan unsur N yang terdapat dalam pupuk merupakan penyusun bahan organik dalam biji seperti asam amino,protein, koenzim, klorofil dan sejumlah bahan lain dalam biji, sehingga pemberian pupuk ayam yang mengandung N pada tanaman akan meningkatkan berat kering biji. Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Pemberian pupuk kandang ayam pada pengamatan kompenen tumbuh menghasilkan rata-rata tanaman tertinggi pada umur 4 MST (32,01 cm), 6 MST (50,57 cm) dan 8 MST (68,06 cm), jumlah daun tanaman terbanyak pada umur 2 MST (3,33 helai), 4 MST (11,83 helai), 6 MST (21,33 helai) dan 8 MST (25,41 helai), jumlah cabang produktif terbanyak (3,72), 2. Pemberian pupuk kandang ayam pada pengamtan komponen produksi menghasilkan rata-rata bobot berangkasan tertinggi (10,25 g), jumlah polong terbanyak (36,06 buah), jumlah biji per polong terbanyak (3,67 biji), berat 1000 butir biji tertinggi (1,39 biji), berat biji tertinggi (1,03 kg per petak atau 1,64 ton/ha). Saran 1. Dalam budidaya tanaman kedelai perlu menggunakan pupuk kandang yang berasal dari kotoran ayam (unggas) karena kandungan hara yang lebih tinggi. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terutama untuk melihat dosis atau takaran optimal yang memberikan respon pertumbuhan dan produksi tanaman kacang hijau sehingga perlu percobaan ragam dosis. Nursawia Latuamury

216 Jurnal Agroforestri X Nomor 2 Juni2015 DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2006. Indonesia Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Jakarta. BPS, 2013. Papua Barat Dalam Angka. Badan Pusat Statsistik Papua barat. Danarti dan Najiati, S. 2002. Palawija, Budidaya dan Analisis Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta. Gardner, F.,T., Pearce R.B., Mitchell, R.L., 2008. Fisiologi Tanaman Budidaya. Penerjamah Herawati Susilo, pendamping Subiyanto Goldsworthy, P.R., dan N.M Fisher. 2002. The Physiology Of Tropical Field Crops (Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik, Terjemahan Tohari). Penerbit Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Halis, A. 2009. Produksi Tiga Varietas Kentang dengan Berbagai Dosis Pemupukan yang Ditanam pada Tiga Ketinggian Tempat. Tesis tidak diterbitkan. Makassar : Program Pascasarjana Unhas. Thesis. Fakultas Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Hardjowigeno, S. 2002. Ilmu Tanah. Melton Putra, Jakarta. Jumin, H., B. 2002. Dasar-Dasar Agronomi. Rajawali Press. Jakarta. Lingga dan Marsono. 2006. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Edisi Revisi. Penebar Swadaya, Jakarta. Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan Efektif. Agromedia Pustaka, Jakarta. Sarief, Saifuddin., 2006. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana, Bandung. Sutedjo, M. M. 2008. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta. Widowati. L. R., Sri Widati, U. Jaenudin, W. Hrtatik. 2004. Pengaruh kompos pupuk organik yang Diperkaya dengan Bahan Mineral dan Pupuk Hayati terhadap Sifat-sifat Tanah, Serapan Hara dan Produksi Sayuran Organik. Laporan Proyek Penelitian Program Pengembangan Agribisnis. Balai Penelitian Tanah. Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kandang terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Hijau (Vigna Radiata L.)