SURVEY TENTANG KEMAMPUAN MOTOR ABILITY SISWA PUTRA SDN 2 ROMPU-ROMPU KECAMATAN POLEANG TIMUR 1 Oleh: Sahrun 2

dokumen-dokumen yang mirip
SURVEY KEMAMPUAN MOTORIK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SE-KECAMATAN TAMAN SIDOARJO TAHUN AJARAN DIDIK CAHYO WICAKSONO ABSTRAK

PENGARUH PERMAINAN FUTSAL TERHADAP MOTOR ABILITY SISWA DI SDIT BANI SALEH 6 KOTA BEKASI. Oleh : Memet Muhamad, Drs., MPd.

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PJKR OLEH:

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

KEMAMPUAN DASAR MULTILATERAL MAHASISWA PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Loan Subarno*) ABSTRAK

Oleh : MUHAMMAD NUR SOLIKIN

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN TERHADAP PRESTASI LOMPAT JAUH GAYA MENGGANTUNG BAGI SISWA KELAS X SMK PGRI 2 KEDIRI SKRIPSI

Riono Agung Wibowo 1 *, Agustiyanto 2,

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada faktor, kondisi,dan pengaruh-pengaruh dalam menuju sebuah

PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Loan Subarno*) ABSTRAK

PENGARUH MASSED PRACTICE

Andi Rizal. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN DAN DAYA LEDAK OTOT KAKI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA HANG SISWA KELAS VIII MTS PANCASILA GONDANG MOJOKERTO SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlombakan baik di tingkat regional maupun nasional, karena atletik

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

I. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang sangat digemari. masyarakat, di desa maupun di kota sering kali dijumpai orang yang

HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA PUTRI KELAS VIII SMP

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan olahraga sekarang ini semakin berkembang pesat sesuai

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kebugaran seseorang, semakin kuat juga fisik seseorang tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai tujuan penelitian, diperlukan suatu metode penelitian

Journal of Sport Sciences and Fitness

1. PENDAHULUAN. Kemampuan ini saling melengkapi satu sama lainnya karena setiap bola yang. dioper harus diterima dan dikontrol oleh rekan seregu.

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN DAN DAYA LEDAK OTOT KAKI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA HANG SISWA KELAS VIII-A SMP NEGERI 4 PAMEKASAN SKRIPSI

PENERAPAN IPTEKS HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN FLEXIBILITY OTOT PUNGGUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERVICE DALAM PERMAINAN BOLA VOLI.

EVALUASI UNSUR FISIK PADA ATLET BOLA VOLI

BAB I PENDAHULUAN. manusia sejak zaman Yunani kuno sampai dewasa ini. Gerakan-gerakan yang

KONTRIBUSI KECEPATAN DAN KELENTUKAN TERHADAP HASIL MENGGIRING BOLA (Studi Pada Ekstrakurikuler Sepakbola Di SMK Pemuda Papar)

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan Penjaskesrek.

EFFECT OF WRIST COORDINATION AND MUSCLE POWER ARM BELOW SHOULDER OF THE PASSING ABILITY MEN S VOLLEYBALL TEAM SMK MUHAMMADIYAH 3 PEKANBARU

TESIS Diajukan Guna Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M.Pd) Pada Jurusan Magister Keguruan Olahraga

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan yang telah di ikuti belum

SURVEI TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA SISWA USIA TAHUN SSB BINA SATRIA PURWOREJO PACITAN TAHUN 2015 SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. teknik pengumpulan datanya menggunakan tes dan pengukuran, sehingga

HUBUNGAN ANTARA KELINCAHAN DAN KECEPATAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA EXTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMA NEGERI 1 GONDANG NGANJUK TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai prestasi yang maksimal, banyak. Harsono (2000:4) mengemukakan bahwa: Apabila kondisi fisik atlet dalam

PROFIL KONDISI FISIK MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN TAHUN ANGKATAN 2014 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

S K R I P S I. Oleh : EDI SISWANTO NPM : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, dan

JURNAL HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK TUNGKAI BAWAH DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA PUTRA KELAS IX SMP NEGERI 6 KEDIRI 2016/2017

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SIDAYU GRESIK TAHUN 2016

BAB III METODELOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sugiyono (2009:6)

BASIC MOTOR ABILITY OF GRADE IV AND V STUDENTS IN SD N KERATON YOGYAKARTA ACADEMIC YEAR 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga tubuh

EFEKTIFITAS LATIHAN SPEED PLAY DAN INTERNAL TRAINING TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI LARI 1500 METER PADA KLUB INDONESIA MUDA ATLETIK JAKARTA

BAB III METODELOGI PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA POWER OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA USIA TAHUN DI SSB DESA KETRO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tetap dapat menempatkan diri pada kedudukannya yang mulia dan dapat

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh: OKTAFIAN NPM

Ichsani. Kata kunci: kekuatan otot lengan, koordinasi mata-tangan, memukul bola, kasti.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dan olahraga, mulai dari pemilihan calon atlet sampai pada metode latihan

BAB I PENDAHULUAN. kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis,

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh : MINARDI

I. PENDAHULUAN. unsur yang berpengaruh terhadap semua jenis olahraga. Untuk itu perlu

PENGARUH LATIHAN PUSH-UP DAN LATIHAN BEBAN DUMBBEEL TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN JODAN TZUKI PADA KENSHI KEMPO DI DOJO TADULAKO JUMAIN

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN DAN DAYA LEDAK OTOT KAKI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA HANG PADA SISWA PUTRA SMP NEGERI 1 PAPAR KABUPATEN KEDIRI

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PJKR FKIP UNP Kediri.

PENGARUH LATIHAN STRENGTH ENDURANCE TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN FOREHAND DALAM PERMAINAN TENIS LAPANGAN

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermatabat, dan merupakan salah satu tujuan

KONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA CLUB BILOPA KABUPATEN SINJAI

PENGARUH LATIHAN FORMASI BERPUSAT TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS SEPAK TAKRAW

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam buku Coaching dan aspek aspek Psikologis dalam coaching

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 PENGARUH MASSED PRACTICE

SKRIPSI. Oleh : DWI PURNOMO NPM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKEREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Kata Kunci: Kemampuan Gerak Dasar.

BAB I PENDAHULUAN. olahraga tidak akan datang dengan sendirinya, melainkan prestasi tertinggi hanya

Cara Meningkatkan Kebugaran Jasmani

1. Futsal mengasah teknik pemain 2. Futsal mengasah fisik pemain 3. Futsal mengasah pengetahuan taktis pemain 4. Futsal mengasah mental pemain

KONTRIBUSI PANJANG LENGAN DAN KELENTUKAN DENGAN KETERAMPILAN SMASH DALAM PERMAINAN BOLAVOLI SISWA SMP NEGERI 2 SAMARINDA. Muchamad Samsul Huda

Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai dan Keseimbangan Dengan Kemampuan Menendang Bola Pada Permainan Sepakbola Murid SD Inpres Tamamaung III Makassar

KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DITINJAU DARI KEMAMPUANMOTORABILITYPADA SISWA PUTRA KELAS IV DAN V SD NEGERI 3 MOJOROTO KEDIRI TAHUN 2015

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SIDE SHUFFLE

BAB I PENDAHULUAN. menjaga dan meningkatkan kesehatan.di samping itu, renang juga termasuk

terbentuknya perkumpulan-perkumpulan PENDAHULUAN bola atletik dari usia pemula/ dini sampai Atletik merupakan induk dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan,

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PJKR OLEH:

BAB I PENDAHULUAN. Psikologi Olahraga, Filsafat Olahraga serta banyak lagi ilmu yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga atletik adalah salah satu nomor cabang yang tumbuh dan berkembang seiring dengan kegiatan

I. PENDAHULUAN. kegiatan olahraga ditempuh melalui tiga pilar, yaitu olahraga pendidikan, olahraga

HUBUNGAN KESEIMBANGAN, KOORDINASI MATA - KAKI DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA

I. PENDAHULUAN. banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun

BAB I PENDAHULUAN. gerak adalah mempertahankan hidup, meningkatkan kemampuan gerak adalah. kesegaran jasmani, dan prestasi (Nala, 2011).

TINJAUAN PUSTAKA. jasmani dan olahraga. (Kurikulum Penjas 2004).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI TERHADAP KCEPATAN TENDANGAN PENALTI JURNAL. Oleh SINGGIH PRADITO

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang sangat cepat. Manusia dalam berolahraga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian

PERBANDINGAN METODE PEMBELAJARAN BAGIAN DAN KESELURUHAN TERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR LOB BULUTANGKIS. Jurnal. Oleh.

SKRIPSI. Oleh : TRIANATA WAHYU SETYAWIDI NPM :

BAB I PENDAHULUAN. Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan siswa-siswi sekolah atau

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN HASIL SERVIS ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA EKSTRAKULIKULER MTs PEMBANGUNAN PACITAN TAHUN 2015 SKRIPSI

PENGARUH METODE LATIHAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KELINCAHAN

Transkripsi:

SURVEY TENTANG KEMAMPUAN MOTOR ABILITY SISWA PUTRA SDN 2 ROMPU-ROMPU KECAMATAN POLEANG TIMUR 1 Oleh: Sahrun 2 Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan motor ability siswa putra SDN 2 Rompu-rompu Kecamatan Poleang Timur. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa putra dan putrid kelas 4, 5, dan 6 yang berjumlah 120 orang dan yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 40 orang. Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan variabel kendali. Instrument yang digunakan untuk pengumpulan data adalah tes lari cepat 30 m sutle run 4 x 10 m, tes keseimbangan / stok stand positional balance, tes lempar tangkap bola jarak 1 m dengan tembok. Data yang terkumpul dianalisis secara kuantitatif dengan bantuan statistika deskriptif. Berdasarkan hasil analisis data disimpulkan bahwa (1). Tidak ada siswa yang berada dalam kategori baik sekali. (0 %). (2). Siswa yang berada pada kategori baik 19 orang (47,5%). (3). Siswa yang berada pada kategori sedang sebanyak 17 orang (42,5%). (4). Siswa yang berada pada kategori kurang sebanyak 4 orang (10%). Siswa yang berada pada kategori kurang sekali tidak ada (0%). Kata kunci: kemampuan motor ability, siswa putra. PENDAHULUAN Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan keseluruhan dan memiliki cirri khas yang sangat mendasar dan membedakan pendidikan jasmani dengan mata pelajaran lainnya yang ditandai dengan adanya indikasi keterlibatan komponen fisik seperti kecepatan reaksi dan komponen fisik lainnya yang terangkum dalam tujuan yang hendak dicapai. Disamping itu melalui pembelajaran gerak dalam pendidikan jasmani dapat diperoleh kesenangan serta dapat mengekspresikan diri dalam suasana yang khas dalam interaksi dengan lingkungannya. Hakikat dari pendidikan jasmani sebagai bagian yang memberikan sumbangan dalam pendidikan secara umum adalah memberikan pengalaman tugas dalam rangka membantu pertumbuhan dan perkembangan anak yang bersifat total dan menyeluruh. Dengan demiikian dapat dikemukakan bahwa hasil belajar pendidikan jasmani merupakan perubahan prilaku yang salah satunya tercermin dalam penampilan gerak. Untuk diketahui bahwa perkembangan motorik pada masa anak-anak sangat pesat. Selain itu, umumnya anak yang sehat tidak pernah mau diam karena mereka akan bergerak dan bermain, baik sendirian maupun dengan temannya. Apalagi dia bermain sendirian maka anak tersebut akan bergerak dan menganggap benda atau objek lain sebagai teman bermainnya. Oleh karena itu pada masa anak-anak harus dikembangkan berbagai bentuk permainan yang meningkatkan kemampuan motor ability mereka. Secara sederhana motor ability dapat ditafsirkan sebagai kemampuan umum seseorang untuk bergerak namun secara spesifik motor ability dapat diartikan sebagai kapasitas seseorang untuk dapat melakukan bermacam-macam gerakan yang memerlukan keberanian dalam berolahraga (Nurhasan, 2008). Oleh karena itu, kemampuan gerak yang 1 Ringkasan Hasil Penelitian 2 Drs. Sahrun, M.S. adalah Dosen tetap Jurusan PENJASKESREK FKIP Unhalu 13

dilakukan oleh setiap anak sangat bergantung dari aktivitas fisik yang mereka lakukan sehari-hari karena dengan kondisi tubuh yang sudah aktif sedemikian rupa tentunya komponen motor ability juga otomatis meningkat. Unsur-unsur yang menunjang kemampuan Biomotorik terdiri dari beberapa unsur sebagai berikut: Kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk merubah arah dengan tepat selagi tubuh bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain Sajoto (1988). Pendapat yang sama dikemukakan Harsono (1988) bahwa kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk mengubah posisi atau arah dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Kelincahan dapat dikatakan sebagai kemampuan organisme untuk melakukan pemindahan arah gerak secara tiba-tiba dengan kecepatan maksimal. Unsur-unsur yang melibatkan kelincahan antara lain kecepatan, kelentukan, kekuatan dan daya ledak. Mengingat kelincahan sangat diperlukan pada beberapa cabang olahraga, maka dapat dikatakan bahwa kelincahan berguna untuk mengkoordinasikan gerakan-gerakan berganda, mempermudah penguasaan teknikteknik tinggi serta gerakan menjadi semakin efisien, efektif dan ekonomis. Koordinasi adalah hubungan harmonis berbagai faktor yang terjadi pada suatu gerakan. Semua gerakan harus dapat dikontrol dengan penglihatan yang cepat. Menurut Harsono (1988), sesuai dengan urutan yang direncanakan dalam pikiran. Seperti halnya dalam melakukan overhead pass tentunya memerlukan sejumlah rangsangan yang dapat dilihat kemudian diintegrasikan kedalam gerak motorik yang hasilnya merupakan gerakan yang terkoordinasi dengan baik (Harsono, 1988). Sedangkan menurut Sajoto (1988), koordinasi adalah kemampuan seseorang dalam mengintegrasikan gerakan yang berbeda dalam satu pola gerakan tunggal secara efektif. Menurut Soekarman (1989), koordinasi adalah kemampuan memadukan pelaksanaan tugas gerak yang terpisah-pisah yang didukung oleh beberapa sumber penginderaan sehingga menjadi gerak yang harmonis dan efisien. Barrow dan McGee (1979) berpendapat bahwa koordinasi adalah kemampuan untuk memadukan berbagai macam gerakan kedalam satu atau lebih pola gerak khusus. Sedangkan menurut Hadisasmita Jhonson dan Nelson (1969) mengemukakan bahwa tes motor ability ini terdiri dari beberapa butir jenis tes yaitu mengukur mengenai aspek kecepatan, kelincahan, keseimbangan dan koordinasi. Dalam upaya penelusuran bakat atau talenta calon bakal atlit tentunya harus dimulai sejak usia dini dan salah satu upaya pencarian bakat tentunya harus didahului dengan diadakannya penelitian berbentuk survey di Kabupaten Bombana khsususnya SDN 2 Rompu-rompu Kecamatan Poleang Timur. Adapun fasilitas olahraga yang tersedia di sekolah ini antara lain lapangan bola mini, lapangan voley, lapangan sepak takraw, lapangan bulu tangkis. Selain itu dari segi geografis,sekolah ini terletak di daerah perbukitan sehingga untuk menuju sekolah ini setiap anak harus berjalan kaki begitupun anak-anak yang menjadi sampel penelitian. Berdasarkan uraian diatas, maka masalah penelitian ini adalah bagaimana tingkat kemampuan motor ability siswa putra di SDN 2 Rompu-Rompu Kecamatan Poleang Timur. 14

METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian survey, yang dilaksanakan pada SD Negeri 2 Rompu-Rompu Kecamatan Poleang Timur Kabupaten Bombana.. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa putra dan putri Kelas 4, 5, dan 6 yang berjumlah 120 orang dan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 40 orang. Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan variabel kendali. Instrument yang digunakan untuk pengumpulan data adalah tes lari cepat 30 m sutle run 4 x 10 m, tes keseimbangan / stok stand positional balance, tes lempar tangkap bola jarak 1 m dengan tembok. Data yang terkumpul dianalisis secara kuantitatif dengan bantuan statistika deskriptif. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dari hasil kemampuan motor ability yang dilakukan oleh siswa putra SDN 2 Rompu-rompu yang dianalisis menunjukkan deskripsi rata-rata dan simpang baku siswa SDN 2 Rompu-rompu yang dianalisis yaitu rata-rata kecepatan lari 30 meter 7,37, rata-rata shuttle run 26,6, rata-rata keseimbangan 42,52, dan rata-rata lempar tangkap bola 24,2 dengan simpang baku kecepatan lari 30 meter 0,43, simpang baku shuttle run 1,58, simpang baku keseimbangan 2,66 dan simpang baku lempar tangkap bola 3,93. Klasifikasi berdasarkan rata-rata dan simpang baku t-skor adalah sebagai berikut: 1. Rata-rata t-skor kecepatan lari 30 meter siswa putra SDN 2 Rompu-rompu yang dijadika sampel adalah 50,57 dengan simpang baku 10,55. 2. Rata-rata t-skor shuttle run siswa putra SDN 2 yang dijadikan sampel adalah 50,02 dengan simpang baku 10,03. 3. Rata-rata t-skor keseimbangan siswa putra SDN 2 Rompu-rompu yang dijadikan sampel adalah 49,73 dengan simpang baku 10,54 4. Rata-rata t-skor lempar tangkap bola siswa putra SDN 2 Rompu-rompu yang dijadikan sampel adalah 48,91 dengan simpang baku 12,29. Adapun hasil persentase kemampuan motor ability siswa putra SDN 2 Rompu-rompu dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 1. Persentase Kemampuan Motor Ability Siswa Putra SDN 2 Rompu-rompu Nomor Tes Frekuensi Persentase (%) Kategori >240 - - Baik Sekali 206-239 19 47,5 Baik 171-205 17 42,5 Sedang 143-170 4 10 Kurang <142 - - Kurang Sekali Jumlah 40 100 B. Pembahasan Penelitian ini menggunakan metode survey yaitu ingin mengetahui tentang kemampuan motor ability siswa putra SDN 2 Rompu-rompu. Berdasarkan hasil analisis data pada keempat item yang digunakan maka dapat diketahui bahwa ratarata kemampuan motor ability pada umumnya berada pada kategori baik dan 15

sedang. Hal ini didukung pendapat Fox (1993) bahwa latihan dengan teratur secara progresif dan individual dapat menyebabkan perubahan pada fungsi fisiologis dan terjadinya adaptasi pada peningkatan kemampuan yang baru. Kemudian ditemukan 19 siswa berada pada kategori baik, hal ini disebabkan siswa-siswa tersebut telah terbiasa melakukan berbagai bentuk aktivitas fisik dalam keseharian mereka yang ditandai dengan rutinnya mereka mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dalam bentuk latihan olahraga yang diselenggarakan oleh pihak sekolah dalam rangka upaya persiapan sekolah tersebut untuk mengikuti kejuaraan usia dini sehingga dangan rutinnya mereka berlatih tentunya mereka telah dapat menguasai teknik-teknik dasar dalam cabang olahraga yang tentunya akan berimbas dengan meningkatnya kemampuan motor ability mereka. Berdasarkan pengamatan di lapangan pada dasarnya komponen gerak permainan merupakan dasar dari seluruh aktivitas fisik misalnya berjalan, berlari, melompat, serta melunncur. Ada beberapa komponen gerak yang dilakukan oleh anak SD rompu-rompu n manipulasi. Adapun gerakan meliputi gerakan lokomotor dan non lokomotor serta gerakan yang ditandai dengan adanya perubahan posisi tubuh dari satu titik ke titik yang lain atau gerakan berpindah dari posisi tertentu ke arah tertentu. Setiap anak akan mudah bergerak apabila memiliki kestabilan dalam mempertahankan keseimbangan, karena stabilisasi tubuh merupakan dasar bagi efisiensi gerak, kestabilan dalam melakukan gerakan ini disebut gerak non lokomotor. Selain itu pada saat anak melakukan aktivitas fisik juga selalu ada pemberian tenaga dan menarik tenaga dari suatu objek atau biasa disebut gerakan manipulasi karena pada setiap gerakannya dengan menggunakan tangan dan kaki seperti melempar bola, menangkap dan memukul. Berdasarkan pengamatan penulis bahwa aktivitas fisik yang dilakukan siswa putra di SD Negeri 2 Rompu-rompu dilakukan secara teratur dan sesuai dengan perkembangan anak, sehingga siswa putra di SD Negeri 2 Rompu-rompu memiliki motor ability yang baik sehingga mereka mampu melakukan segala aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan. Selain itu dengan memiliki motor ability yang baik berarti derajat kesehatan putra di sekolah ini juga otomatis akan semakin baik sehingga dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan tugas perkembangannya serta mental yang baik, sportif dan memiliki kepercayaan diri yang kuat, keberanian, serta sikap positif terhadap lingkungannya. Pernyataan ini didukung dengan fakta dimana 5 orang siswa sekolah ini mengikuti seleksi untuk mewakili kontingen Provinsi Sulawesi Tenggara di tingkat nasional atlet sepak bola usia dini sekolah dasar ke Jakarta, yang tentunya dari segi kemampuan fisik siswa ini mempunyai kualifikasi motor ability yang baik karena telah mengikuti latihan yang terprogram dan teratur. Selain itu, kebiasaan siswa sekolah ini terutama 19 siswa yang masuk kategori baik yang membantu orang tuanya sebagai peladang menuntut aktivitas fisik yang berat seperti mencangkul, memikul dan memanjat pohon dan memaras rumput serta aktivitas lainnya seperti berlari-lari mendaki dan menuruni bukit, menyebrangi jembatan sehingga mampu meningkatkan kemampuan motor ability yang meliputi kelincahan, koordinasi, kecepatan dan keseimbangan). Sementara 17 siswa lainnnya dengan kategori motor ability sedang umumnya profesi orangtuanya sebagai PNS sehingga 16

tentunya dalam melakukan aktivitas fisik tidak seberat siswa yang orangtuanya berprofesi sebagai peladang maupun pekebun. Menurut Soekarman (1989) bahwa makin lama seorang pelatih mengikuti prinsip-prinsip dasar latihan maka akan memberikan respon adaptasi pada neuro muscular seperti unsure kelincahan, kecepatan, koordinasi dan keseimbangan. Selain karena disebabkan aktivitas latihan yang rutin, kemampuan motor ability mereka juga meningkat karena ditambah dengan aktivitas mereka membantu orangtua mencari nafkah sebagai peladang, yang tentunya kesemua aktivitas ini telah membentuk fisik mereka menjadi lebih kuat dan bertenaga karena mereka banyak melakukan gerakan-gerakan melompat, mendaki bukit, memanjat pohon, menuruni bukit, memacul, menyabit, dan memaras rumput. Selain kategori baik, terdapat 17 siswa yang mempunyai kemampuan motor ability dalam kategori sedang. Hal ini disebabkan karena para siswa ini tidak mengikuti latihan secara kontinu dimana pada saat diberikan latihan oleh pihak pelatih kadang mereka tidak hadir, yang juga akan berimbas pada kualitas fisik mereka. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bompa (1994) bahwa apabila seseorang tidak berlatih secara kontinu dan terprogram maka sulit untuk dapat meningkatkan kemampuan fisiknya. Hal ini juga didukung oleh Sajoto (1998) bahwa apabila latihan dilakukan secara terputus-putus maka akan sulit mencapai kesempurnaan gerakan. Selain itu, mereka yang termasuk dalam kategori sedang ini dari segi usia dan postur tubuh lebih muda dan lebih pendek dari siswa yang berada pada kategori baik sekali dan baik tentunya juga akan mempengaruhi kualitas fisik mereka. Drowatzky (1998) juga mengemukakan bahwa seseorang yang mempunyai postur lebih tinggi akan mempunyai kecepatan lebih baik karena mereka mempunyai panjang tungkai yang tentunya akan berdampak pada frekuensi langkah yang lebih panjang pada saat bergerak. Selain itu Menurut Nossek (1982) kemampuan fisik akan meningkat dengan bertambahnya usia sehingga apabila ditinjau dari perbedaan usia keempat siswa ini terpaut satu tahun disbanding mereka yang berada pada kategori baik sekali dan baik. Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dikemukakan bahwa faktor latar belakang keluarga, motivasi, keseriusan dalam berlatih serta usia dan postur menjadi pembeda antara mereka yang mempunyai kategori motor ability baik, sedang dan kurang. PENUTUP Kemampuan motor ability siswa putra SD Negeri 2 Rompu-Rompu Kecamatan Poleang Timur umumnya berada pada kategori baik dan sedang dengan rincian persentase 0% untuk kategori baik sekali, 47,5% atau 19 orang dalam kategori baik, 42,5% atau 17 orang dalam kategori sedang, 10% atau 4 orang pada kategori kurang serta 0% untuk kategori kurang sekali. DAFTAR PUSTAKA Barrowdan Mc Gee 1979. Training for Sport and Activity. Boston: Allyn and Bacon,Inc. Bompa T.O 1994. Theory and Methodologi of Training, the Key to Athletic Performance. Ed. Iowa Kendala/Hunt Publishing Company. 17

Drowatzky, 1988. Motor Learning Principle and Practice, Burger Publishing Company Minnesota. Fox E.L. dkk., 1993. The Physiological Basic of Physical Education and Athletic, Philadelphia. New York. Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologi dalam Coacing. Jakarta: CV. Tambak Kusuma Jhonson dan Nelson, 1969. Measurement Physical Education and Physical Fitness. New York : Macmillan Publishing-Co Nurhasan, 2008. Materi Pokok Penilaian Penjas. Universitas Terbuka. Jakarta. Sajoto, 1988. Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Dirjen Dikti. Depdikbud. Jakarta. Soekarman, 1989. Dasar-Dasar Olahraga untuk Pembina, Pelatih, dan Atlet. PT.Masagung. Jakarta. 18