Kinerja Spectrum Sensing Dengan Metode Cyclostationary Feature Detector Pada Radio Kognitif

dokumen-dokumen yang mirip
Kinerja Spectrum Sensing dengan Metode Matched Filter Detector pada Radio Kognitif

ANALISIS KINERJA SPEKTRUM SENSING MENGGUNAKAN METODE ENERGY DETECTION PADA COGNITIVE RADIO

TINJAUAN PUSTAKA. dengan mencari spectrum holes. Spectrum holes dapat dicari dengan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Penggunaan Spektrum Frekuensi [1]

BAB I PENDAHULUAN. Dimana spektrum frekuensi ini sudah di alokasikan dan terbatas. Terdapat dua

ANALISIS KINERJA SPEKTRUM SENSING MENGGUNAKAN METODE CYCLOSTATIONARY PADA COGNITIVE RADIO

ANALISIS KINERJA SPECTRUM SENSING MENGGUNAKAN METODE MATCHED FILTER PADA COGNITIVE RADIO

III. METODE PENELITIAN. Laboratorium Teknik Telekomunikasi. Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung.

PENGINDERAAN SPEKTRUM PADA RADIO KOGNITIF MENGGUNAKAN METODE MATCHED FILTER

ANALISIS DAN SIMULASI SISTEM SPECTRUM SENSING MENGGUNAKAN HIGHER ORDER STATISTIC ANALYSIS DENGAN METODE EKSTRAKSI CIRI TRISPECTRUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SIMULASI DAN ANALISIS PENGARUH SENSING SCHEDULING TERHADAP KINERJA THROUGHPUT PADA COGNITIVE RADIO NETWORK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas literatur yang mendukung penelitian di antaranya adalah Long

PENGARUH WAKTU SENSING TERHADAP KINERJA THROUGHPUT DALAM SISTEM COGNITIVE RADIO NETWORK

I. PENDAHULUAN. telekomunikasi berkisar 300 KHz 30 GHz. Alokasi rentang frekuensi ini disebut

Analisis Performansi Spectrum Sensing Berbasis Eigenvalue dengan Double Threshold pada Cognitive Radio

Kinerja Sistem Komunikasi Satelit Non-Linier BPSK Dengan Adanya Interferensi Cochannel.

Simulasi Pendeteksian Sinyal Target Tunggal Yang Mengalami Gangguan Pada Radar ABSTRAK

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS UNJUK KERJA TEKNIK MIMO STBC PADA SISTEM ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING

PENGARUH WAKTU SENSING TERHADAP KINERJA THROUGHPUT DALAM SISTEM COGNITIVE RADIO NETWORK YANG BERBASIS MATRIKS KOVARIANSI

Realisasi Column Wise Complementary Codes Pada Sistem CDMA ABSTRAK

PERHITUNGAN BIT ERROR RATE PADA SISTEM MC-CDMA MENGGUNAKAN GABUNGAN METODE MONTE CARLO DAN MOMENT GENERATING FUNCTION.

Kata kunci: Cognitive Radio, Spectrum Sensing, Fischer Discriminant, Weighted Least Square

ANALISA PERFORMA SUCCESSIVE INTERFERENCE CANCELLATION DALAM CONVOLUTIONAL CODE PADA SISTEM MULTICARRIER DS CDMA. Disusun Oleh: Nama : Rendy Santosa

PENGUJIAN TEKNIK FAST CHANNEL SHORTENING PADA MULTICARRIER MODULATION DENGAN METODA POLYNOMIAL WEIGHTING FUNCTIONS ABSTRAK

Perancangan dan Analisis Redistribution Routing Protocol OSPF dan EIGRP

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG

Implementasi Metode Pewarnaan Graf Menggunakan Algoritma Welch Powell Untuk Simulasi Penerapan Frekuensi Radio Di Jawa Timur

Analisa Sistem DVB-T2 di Lingkungan Hujan Tropis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perancangan dan Pengujian Desain Sinkronisasi Waktu dan Frekuensi

Kinerja Precoding pada Downlink MU-MIMO

Perancangan MMSE Equalizer dengan Modulasi QAM Berbasis Perangkat Lunak

STUDI BIT ERROR RATE UNTUK SISTEM MC-CDMA PADA KANAL FADING NAKAGAMI-m MENGGUNAKAN EGC

ANALISA KINERJA ESTMASI KANAL DENGAN INVERS MATRIK PADA SISTEM MIMO. Kukuh Nugroho 1.

PENGARUH FREQUENCY SELECTIVITY PADA ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING (OFDM)

BAB II DASAR TEORI. terdiri atas dua bagian pokok, yaitu pemancar (Tx) dan penerima (Rx). Pemancar

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian DYNAMIC SPECTRUM ACCESS (DSA) dengan Mekanisme

Simulasi Perancangan Filter Analog dengan Respon Chebyshev

REDUKSI EFEK INTERFERENSI COCHANNEL PADA DOWNLINK MIMO-OFDM UNTUK SISTEM MOBILE WIMAX

KINERJA SISTEM MULTIUSER DETECTION SUCCESSIVE INTERFERENCE CANCELLATION MULTICARRIER CDMA DENGAN MODULASI M-QAM

Simulasi Channel Coding Pada Sistem DVB-C (Digital Video Broadcasting-Cable) dengan Kode Reed Solomon

ANALISIS KINERJA URUTAN SENSING SPEKTRUM BERDASARKAN LAJU TRANSMISI KANAL

2012, No BATASAN LEVEL EMISI SPEKTRUM (SPECTRUM EMISSION MASK) YANG WAJIB DIPENUHI OLEH PENYELENGGARA PCS1900

SOFTWARE PENINGKATAN KUALITAS SUARA COCHLEAR IMPLANT DENGAN MENGGUNAKAN TIME FREQUENCY BLOCK THRESHOLDING ABSTRAK

1. BAB I PENDAHULUAN

Simulasi MIMO-OFDM Pada Sistem Wireless LAN. Warta Qudri /

DYNAMIC SPECTRUM ACCESS (DSA) DENGAN MEKANISME SPECTRUM SENSING BERBASIS PENDETEKSIAN KANAL DAN BANDWIDTH UNTUK EFISIENSI SPEKTRUM

SIMULASI PERHITUNGAN PARAMETER FREKUENSI DOPPLER DISKRIT DAN KOEFISIEN DOPPLER MENGGUNAKAN EXTENDED SUZUKI PROSES TIPE I

Realisasi Optical Orthogonal Codes (OOC) dengan korelasi maksimum satu Menggunakan Kode Prima Yang Dimodifikasi

PEMODELAN FREKUENSI NON SELECTIVE CHANNEL DENGAN EXTENDED SUZUKI PROSES TIPE II

OPTIMASI RANCANGAN FILTER BANDPASS AKTIF UNTUK SINYAL LEMAH MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK Studi Kasus: Sinyal EEG

PERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING

REALISASI ACTIVE NOISE REDUCTION MENGGUNAKAN ADAPTIVE FILTER DENGAN ALGORITMA LEAST MEAN SQUARE (LMS) BERBASIS MIKROKONTROLER LM3S6965 ABSTRAK

KINERJA LEACH PROTOCOL PADA WSN YANG BEKERJA DI LINGKUNGAN DENGAN TEMPERATUR YANG TINGGI

PERBANDINGAN KUALITAS WATERMARKING DALAM CHANNEL GREEN DENGAN CHANNEL BLUE UNTUK CITRA RGB PADA DOMAIN FREKUENSI ABSTRAK

Evaluasi Kinerja Penerapan Koordinasi Interferensi pada Sistem Komunikasi LTE- Advanced dengan Relay

Evaluasi Kinerja Penerapan Koordinasi Interferensi pada Sistem Komunikasi LTE- Advanced dengan Relay

OPTIMASI PARAMETER PARAMETER LAPISAN FISIK UNTUK EFISIENSI ENERGI PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013

Implementasi dan Evaluasi Kinerja Multi Input Single Output Orthogonal Frequency Division Multiplexing (MISO OFDM) Menggunakan WARP

DAFTAR ISI. i ABSTRACT. ii KATA PENGANTAR. viii DAFTAR GAMBAR

ON-BOARD FUNDAMENTAL FREQUENCY ESTIMATION OF ROCKET FLIGHT EXPERIMENTS USING DSP MICROCONTROLLER AND ACCELEROMETER

ANALISIS KINERJA SPHERE DECODING PADA SISTEM MULTIPLE INPUT MULTIPLE OUTPUT

Perbandingan Estimasi Derau Tanpa Informasi Sinyal Transmisi Dengan Masukan Sinyal DVB-T Pada Sistem Radio Kognitif

Analisis Kinerja Radio Frekuensi (RF) Interface Pada Perangkat Digital Microwave Digital Fixed Radio System (DFRS)

Perancangan Zero Forcing Equalizer dengan modulasi QAM berbasis perangkat lunak

ANALISIS PENERAPAN MODEL PROPAGASI ECC 33 PADA JARINGAN MOBILE WORLDWIDE INTEROPERABILITY FOR MICROWAVE ACCESS (WIMAX)

BAB I PENDAHULUAN. masalah, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan penelitian.

ANALISIS KINERJA TEKNIK DIFFERENTIAL SPACE-TIME BLOCK CODED PADA SISTEM KOMUNIKASI KOOPERATIF

Pengaruh Penggunaan Skema Pengalokasian Daya Waterfilling Berbasis Algoritma Greedy Terhadap Perubahan Efisiensi Spektral Sistem pada jaringan LTE

Spread Spectrum (FHSS) pada

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

ANALISIS UNJUK KERJA EKUALIZER PADA SISTEM KOMUNIKASI DENGAN ALGORITMA GODARD

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI. Abstrak... Abstract... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Gambar... Daftar Tabel... BAB I Pendahuluan Latar Belakang...

ALGORITMA TDOA UNTUK PENGUKUR JARAK ROKET MENGGUNAKAN TEKNOLOGI UHF

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Simulasi Pelacakan Target Tunggal Untuk Mengetahui Jarak, Sudut Azimuth, Sudut elevasi dan kecepatan target ABSTRAK

Analisa Kinerja Alamouti-STBC pada MC CDMA dengan Modulasi QPSK Berbasis Perangkat Lunak

Simulasi Peningkatan Kemampuan Kode Quasi-Orthogonal melalui Rotasi Konstelasi Sinyal ABSTRAK

Implementasi dan Evaluasi Kinerja Kode Konvolusi pada Modulasi Quadrature Phase Shift Keying (QPSK) Menggunakan WARP

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENGOPTIMALKAN POLA RADIASI SUSUNAN ANTENA

Kata kunci : Spread spectrum, MIMO, kode penebar. vii

KOMPRESI CITRA MENGGUNAKAN COMPRESSED SENSING BERBASIS BLOK

Rijal Fadilah. Transmisi & Modulasi

BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN SIMULASI

Analisis Kinerja Modulasi M-PSK Menggunakan Least Means Square (LMS) Adaptive Equalizer pada Kanal Flat Fading

ANALISIS UNJUK KERJA EKUALIZER PADA SISTEM KOMUNIKASI DENGAN ALGORITMA LEAST MEAN FOURTH BASED POWER OF TWO QUANTIZER (LMF-PTQ)

UNJUK KERJA NOISE RISE BASED CALL ADMISSION CONTROL (NB-CAC) PADA SISTEM WCDMA. Devi Oktaviana

ANALISIS KINERJA MODULASI ASK PADA KANAL ADDITIVE WHITE GAUSSIAN NOISE (AWGN)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: ( Print) A-192

LAPORAN SKRIPSI ANALISIS UNJUK KERJA MODULASI EKSTERNAL OPTIS DALAM MODEL DETEKSI KOHEREN PADA SISTEM BASEBAND OVER FIBER

Manajemen Spectrum Sharing Terdistribusi pada Teknologi Dynamic Spectrum Access untuk Radio Kognitif

ANALISIS PERBANDINGAN TEKNOLOGI SPREAD SPECTRUM FHSS DAN DSSS PADA SISTEM CDMA

ABSTRAK. PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version

Transkripsi:

Elkomika Teknik Elekro Itenas No. Vol. Jurnal Teknik Elektro Januari Juni 23 Kinerja Spectrum Sensing Dengan Metode Cyclostationary Feature Detector Pada Radio Kognitif HENDRY CAHYO H., DWI ARYANTA, NASRULLAH ARMI 2. Teknik Elektro Institut Teknologi Nasional 2. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Email : hendryhardiyanto@yahoo.com ABSTRAK Perkembangan dalam dunia telekomunikasi nirkabel terutama spektrum frekuensi adalah hal yang perlu mendapatkan perhatian penting. Spektrum frekuensi merupakan sumber daya yang terbatas, penggunaannya harus dilakukan secara efisien dan se-maksimal mungkin. Penelitian ini membahas teknik spectrum sensing pada radio kognitif untuk menghadapi masalah keterbatasan penggunaan spektrum frekuensi. Radio kognitif merupakan sistem radio cerdas yang bisa mengatur parameternya seperti frekuensi kerja, daya pancar, dan skema modulasi secara optimal dalam melakukan proses komunikasi. Spectrum sensing merupakan teknik untuk memaksimalkan penggunaan spektrum frekuensi. Penelitian ini membandingkan kinerja metode cyclostationary feature detection dan metode energy detection pada teknik spectrum sensing menggunakan software matlab sehingga dapat diketahui bahwa kinerja cyclostationary feature detection untuk nilai Pd =,85 lebih handal sebesar,2 untuk fungsi probability of false dan lebih handal sebesar 2 db untuk fungsi signal to noise ratio daripada energy detection. Kata kunci: radio kognitif, spectrum sensing, cyclostationary feature detection, energy detection, probability of false alarm. ABSTRACT Developments in the world of wireless telecommunications specially frequency spectrum is an important thing to get attention. Frequency spectrum is afinite resource, its use must be efficiently and as maximum as possible. This study discuss the technique of spectrum sensing in cognitive radio to faces the problem using restrictiveness of frequency spectrum. Cognitive radio is a smart radio system that can adjust its parameters like work frequency, emission power, and modulation scheme are optimal in the communication process. Spectrum sensing is a technique to maximize the use of the frequency spectrum. This study compared performance of cyclostationary feature detection methodh with energy detection methodh in spectrum sensing technique using matlab software so ascertainable that cyclostationary feature detection performance for Pd value,85 better about,2 for probability of false alarm function and better about 2 db for signal to noise ratio function than energy detection. Keywords : cognitif radio, spectrum sensing, cyclostationary feature detection, energy detection, probability of false alarm. Jurnal Elkomika 26

Kinerja Spectrum Sensing Dengan Metode Cyclostationary Feature Detector Pada Radio Kognitif. PENDAHULUAN Dalam dunia telekomunikasi nirkabel (Wireless Communications) spektrum frekuensi adalah hal yang mendapatkan perhatian penting, karena melalui spektrum inilah data bisa dikirimkan. Karena spektrum sangat penting dan merupakan sumber daya (resource) yang terbatas, penggunaannya harus dilakukan secara efisien dan se-maksimal mungkin. Di sisi yang lain, penggunaan spektrum secara maksimal sering kali bertemu dengan kondisi negatif yang akan muncul karenanya, yaitu membesarnya interferensi antar pengguna saluran telekomunikasi ini. Maka latar belakang dalam penelitian ini adalah bagaimana cara untuk memanfaatkan spektrum frekuensi yang belum maksimal penggunaannya seperti saat ini agar dapat dipakai untuk melakukan proses komunikasi. Dari latar belakang tersebut maka akan muncul beberapa permasalahan pemakaian spektrum frekuensi yang belum efisien dan cara untuk menentukan pengguna utama atau Primary User (PU) serta akurasi deteksi sinyal pengguna utama (PU). Dengan adanya permasalahan tadi dalam penelitian ini akan dilakukan simulasi menggunakan software matlab sehingga dapat menggali secara lebih dalam metode detection yang ada di spectrum sensing. Spectrum sensing adalah proses melakukan pengukuran pada bagian dari suatu spektrum dan berdasarkan dari data yang telah diukur sehingga akan dapat membuat keputusan terkait penggunaan spektrum tersebut. Primary User (PU) atau pengguna utama adalah alat komunikasi (device) yang memiliki sebuah frekuensi tertentu, misalnya primary user merupakan sebuah perangkat radio FM maka primary user tersebut akan memancarkan sinyal dengan frekuensi sebesar 88 8 MHz. Secondary User (SU) atau pengguna sekunder adalah alat komunikasi (device) yang dapat mengakses sebuah frekuensi berlisensi untuk dapat melakukan proses komunikasi yang disebut dengan radio kognitif. Secondary User (SU) ini dapat menggunakan sebuah frekuensi berlisensi tertentu asalkan tidak mengganggu proses komunikasi dari Primary User (PU). Pada tahun 22, Pradeep Kumar (Verma, 22) malakukan penelitian tentang perbandingan tiga teknik spectrum sensing terhadap fungsi (Pd) dan Signal to Noise Ratio (SNR). Dari penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa kinerja dari metode lebih handal dari metode dan Matched Filter untuk nilai SNR tinggi ataupun nilai SNR rendah. Penelitian berikutnya pada tahun 23, Hyung Seok dkk. (Kim, 23) melakukan penelitian tentang perbandingan tiga teknik spectrum sensing terhadap fungsi (Pd) dan Probability of False Alarm (PFA). Dari penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa kinerja dari metode lebih handal daripada metode dan Matched Filter Detection. Sedangkan untuk kinerja dari dan Matched Filter Detection hampir memiliki performa yang sama berdasar fungsi PFA. Berdasarkan beberapa penelitian diatas maka penelitian ini akan menggabungkan ketiga fungsi yang digunakan sebagai parameter sekaligus agar mendapatkan hasil yang lebih lengkap dan akurat. Namun metode spectrum sensing yang diperbandingkan hanya 2 saja yaitu dan. adalah sebuah metode deteksi yang mendeteksi sinyal primer berdasarkan pada energy sensing. Metode ini sangat sederhana dan tidak memerlukan syarat (jenis modulasi atau jenis sinyal pembawanya). merupakan pemanfaatan periode waktu tertentu dari sinyal primer yang diterima untuk mengenal adanya pengguna primer. (Pd) adalah waktu selama Primary User (PU) terdeteksi sedangkan. Probability of False Alarm (PFA) adalah probabilitas atau kemungkinan dari algoritma sensing melakukan kesalahan deteksi keberadaan Primary User (PU) yang sebenarnya tidak aktif. Jurnal Elkomika 27

Hardiyanto, Aryanta, Armi 2. METODOLOGI PENELITIAN 2. Sistem Kerja Sebelum melakukan simulasi terlebih dahulu dilakukan perencanaan terhadap apa yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Gambar. Sistem Kerja Dari gambar dapat diketahui sistem kerja dalam melakukan penelitian ini. Yang pertama dilakukan yaitu merencanakan simulasi dengan menggunakan software matlab R22a (7.4..734). Software tersebut digunakan karena mampu menampilkan grafik secara jelas serta telah terdapat fitur fitur yang dapat digunakan untung melakukan simulasi spectrum sensing. Parameter yang digunakan ada 3 yaitu Signal to Noise Ratio (SNR), Probability of Detection (Pd) dan Probability of False Alarm (PFA). Kemudian mulai membuat listing program untuk kemudian hasilnya diperbandingkan secara grafik antara Cyclostationary Feature Detection dan. Setelah dianalisa serta hasilnya diperbandingkan dengan berbagai teori yang ada serta berbagai penelitian yang telah dilakukan terdahulu maka didapatkan solusi untuk menjawab berbagai macam pertanyaan yang muncul sebelum penelitian ini dilakukan. 2.2 Perencanaan Simulasi Simulasi yang dilakukan dalam penelitian ini ada yaitu mengetahui kinerja Cyclostationary Feature Detection itu sendiri. Setelah itu kinerja dari akan dibandingkan dengan kinerja untuk fungsi SNR dan PFA menggunakan fungsi Pd sebagai variabel tetapnya. Pada proses simulasi kinerja Cyclostationary Feature Detection ini akan ditampilkan grafik dari kinerja dalam berbagai macam nilai Signal to Noise Ratio (SNR) dimulai dari SNR = - 5 db hingga SNR = 5 db dengan selisih sebesar 5 db untuk setiap grafiknya. Parameter yang digunakan yaitu fungsi (Pd) untuk sumbu Y dan fungsi Probability of False Alarm (PFA) untuk sumbu X. Tujuan dari simulasi ini adalah untuk dapat mengetahui performa kinerja dari pada beberapa nilai db dimulai dari nilai SNR yang kecil menuju nilai SNR yang lebih besar. Pada proses simulasi kinerja Vs. dengan fungsi PFA ini akan ditampilkan grafik dari kinerja dibandingkan dengan grafik kinerja dari dalam berbagai macam nilai Signal Jurnal Elkomika 28

Kinerja Spectrum Sensing Dengan Metode Cyclostationary Feature Detector Pada Radio Kognitif to Noise Ratio (SNR) dimulai dari SNR = - 5 db, - db, -5dB, db, 5 db, db, dan 2 db. Parameter yang digunakan yaitu fungsi (Pd) untuk sumbu Y dan fungsi Probability of False Alarm (PFA) untuk sumbu X. Tujuan dari simulasi ini adalah untuk dapat mengetahui performa kinerja dari dibandingkan dengan performa kinerja dari sehingga dapat ditentukan mana yang lebih baik. Selain itu juga dalam simulasi ini dapat juga ditentukan nilai SNR minimum yang dibutuhkan oleh mencapai (Pd) sebesar % untuk Probability of False Alarm (PFA) sebesar %. Pada proses simulasi ini akan ditampilkan grafik dari kinerja Cyclostationary Feature Detection dibandingkan dengan grafik kinerja dari namun dilihat dari fungsi Signal to Noise Ratio (SNR) sebagai sumbu X dan fungsi (Pd) sebagai sumbu Y. Untuk simulasi ini menggunakan nilai Probability of False Alarm (PFA) sebesar,. Nilai PFA tersebut digunakan karena merupakan nilai yang biasanya dipakai sebagai acuan agar hasil grafisnya dapat terbaca dengan baik. Tujuan dari simulasi ini adalah untuk mengetahui perbandingan kinerja antara dengan sehingga dapat diketahui mana yang memiliki kinerja yang lebih baik berdasarkan fungsi Signal to Noise Ratio (SNR). 2.3 Diagram Alir Simulasi Mulai Sinyal terima melalui Band Pass Filter x = sinyal (s) + noise (n) Hitung sinyal filter (y) dengan mengalikan (x) dan filter (f) Bilangan real (z) dengan mengambil bilangan complex dari sinyal filter (y) Penghitungan nilai FFT dengan bilangan real (z) akan menghasilkan Temp, Temp2 Korelasikan Temp, Temp2 untuk mendapatkan nilai rata rata sensing Threshold Tidak Ada Primary User Selesai Gambar 2. Diagram Alir Simulasi Ya Jurnal Elkomika 29

Hardiyanto, Aryanta, Armi 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3. Kinerja Gambar berikut ini akan menunjukkan grafik kinerja dari dengan berbagai nilai Signal to Noise Ratio (SNR). ROC Curve -5dB -db -5dB db 5dB db 5dB..3.5.7.9 Gambar 3. Grafik Kinerja Dari gambar 3 dapat diketahui kinerja dari mulai dari nilai SNR = -5 db sampai SNR = 5 db dengan selisih setiap grafiknya sebesar 5 db. Seperti yang terlihat pada gambar 3 kinerja dari sangat dipengaruhi oleh besarnya nilai SNR. Sebagai contoh perbandingan kita akan mengambil grafik dengan nilai SNR = db dan grafik dengan nilai SNR = 5 db. Grafik dengan nilai SNR = db (biru muda) untuk mencapai nilai (Pd) berkisar,99 membutuhkan nilai Probability of False Alarm (PFA) sebesar,87. Sedangkan untuk grafik dengan nilai SNR = 5 db untuk mencapai nilai (Pd) sebesar.99 membutuhkan nilai Probability of False Alarm (PFA) sebesar,53. Dari hasil pembacaan grafik tersebut dapat diketahui bahwa kinerja untuk nilai SNR = 5 db lebih baik daripada nilai SNR = db. Karena untuk Cyclostationary Feature Detection dengan nilai SNR = 5 db membutuhkan kemungkinan error (kesalahan) dengan presentase yang lebih kecil untuk mencapai (Pd) sebesar daripada dengan nilai SNR = db. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai SNR dari maka kinerjanya akan semakin handal juga. 3.2 Kinerja Vs. dengan Fungsi PFA Gambar berikut ini akan menunjukkan beberapa grafik kinerja dari Cyclostationary Feature Detection dibandingkan dengan grafik kinerja dari dengan nilai SNR yang berbeda. Perbandingan grafik kinerja tersebut dimaksudkan agar dapat mengetahui metode spectrum sensing yang bekerja dengan lebih baik untuk nilai SNR tinggi dan nilai SNR rendah serta akan diketahui juga kinerja minimum untuk metode Cyclostationary Feature Detection dalam melakukan proses sensing. Pada perbandingan grafik kinerja berikut menggunakan nilai PFA sebesar,3 karena nilai tersebut tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah untuk proses simulasi sehingga akan menunjukkan hasil yang maksimal. Jurnal Elkomika 3

Kinerja Spectrum Sensing Dengan Metode Cyclostationary Feature Detector Pada Radio Kognitif Vs. Vs..9.9.7.5.3.7.5.3...3.5.7.9 Gambar 4. Kinerja dengan SNR = -5 db...3.5.7.9 Gambar 5. Kinerja dengan SNR = -5 db Vs. Vs..9.7.5.3...3.5.7.9 Gambar 6. Kinerja dengan SNR = db..3.5.7.9 Gambar 7. Kinerja dengan SNR = 5 db Dari gambar 4 sampai dengan gambar 7 dapat diketahui bahwa kinerja dari Cyclostationary Feature Detection selalu lebih baik daripada kinerja dari Energy detection. Sebagai contoh akan diambil nilai yang rendah SNR = -5 db dan nilai yang tinggi SNR = 5 db. Untuk grafik nilai SNR = -5 db, memiliki kinerja yang lebih baik daripada. Seperti pada gambar 4. untuk Probability of False Alarm (PFA) dengan nilai,5, kinerja sudah mencapai,6 sedangkan kinerja dari baru mencapai,57. Walaupun hanya memiliki selisih sebesar,3 namun hal tersebut telah menunjukkan bahwa kinerja Cyclostationary Feature Detection lebih baik daripada kinerja pada nilai SNR = -5 db. Kemudian untuk grafik nilai SNR = 5 db, memiliki kinerja yang lebih baik daripada. Seperti pada gambar 7 untuk Probability of False Alarm (PFA) dengan nilai,5, kinerja sudah mencapai,99 sedangkan kinerja dari baru mencapai,96. Dengan selisih sebesar,3 menunjukkan bahwa kinerja lebih baik daripada kinerja pada nilai SNR = 5 db. Dari dua perbandingan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kinerja dari selalu lebih baik daripada kinerja dari pada keadaan nilai SNR yang rendah ataupun pada keadaan nilai SNR yang tinggi. Jurnal Elkomika 3

Hardiyanto, Aryanta, Armi Vs. Vs...3.5.7.9 Gambar 8. Kinerja dengan SNR = db..3.5.7.9 Gambar 9. Kinerja dengan SNR = 2 db Dari gambar 8 dan gambar 9 dapat diketahui bahwa kinerja dari Cyclostationary Feature Detection sudah memiliki nilai (Pd) sebesar,99 untuk nilai Probability of False Alarm (PFA) sebesar pada saat nilai SNR = 2 db. Sedangkan kinerja dari untuk nilai Probability of False Alarm (PFA) sebesar memiliki nilai (Pd) masih sebesar,8. Sehingga dapat disimpulkan bahwa memiliki nilai kinerja minimum untuk mendapatkan (Pd) sebesar dengan nilai Probability of False Alarm (PFA) sebesar yaitu pada saat memiliki nilai SNR 2 db. 3.3 Kinerja Vs. dengan Fungsi SNR Gambar berikut ini akan menunjukkan grafik kinerja dari dibandingkan dengan grafik kinerja dari dilihat dari fungsi Signal to Noise Ratio (SNR) dengan nilai Probability of False Alarm (PFA) sebesar,. Penggunaan nilai Probability of False Alarm (PFA) sebesar, berdasarkan pada beberapa penelitian sebelumnya yang selalu menggunakan nilai yang sama sebagai pembanding dan hasilnya juga dapat diamati dengan jelas secara grafik karena nilainya tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar. Vs SNR.9.7.5 2 4 6 8 2 4 6 8 2 SNR (db) Gambar. Probability of False Alarm (PFA) sebesar, Jurnal Elkomika 32

Kinerja Spectrum Sensing Dengan Metode Cyclostationary Feature Detector Pada Radio Kognitif Dari gambar dapat diketahui bahwa kinerja lebih baik daripada kinerja. Dapat diambil contoh pada nilai SNR = 6 db, nilai (Pd) dari sebesar,94 sedangkan nilai (Pd) dari masih sebesar,78. Kemudian pada nilai SNR db, nilai (Pd) dari sebesar,9999 sedangkan nilai (Pd) dari masih sebesar,996. Dari beberapa perbandingan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kinerja Cyclostationary Feature Detection selalu lebih baik daripada untuk setiap nilai Signal to Noise Ratio (SNR) ataupun untuk setiap nilai Probability of False Alarm (PFA). 4. KESIMPULAN DAN SARAN 4. Kesimpulan Berdasarkan pada analisis hasil simulasi matlab yang berupa grafik pada bagian sebelumnya, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :. Kinerja lebih baik daripada kinerja dari Energy Detection dilihat dari fungsi Probability of False Alarm (PFA) karena pada nilai Signal to Noise Ratio (SNR) sebesar -5 db hingga 5 db, nilai (Pd) dari selalu berada diatas. 2. Kinerja lebih baik daripada kinerja dari Energy Detection dilihat dari fungsi Signal to Noise Ratio (SNR) karena pada nilai SNR db, nilai (Pd) dari sebesar,9999 sedangkan nilai (Pd) dari masih sebesar,996. 3. akan mencapai nilai (Pd) yang maksimal dengan nilai Signal to Noise Ratio (SNR) sebesar 2 db. 4. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa radio kognitif memiliki metode terbaik dalam melakukan teknik spectrum sensing yaitu. 4.2 Saran Mengingat pada penelitian ini simulasi hanya terhadap fungsi Probability of False Alarm (PFA) dan Signal to Noise Ratio (SNR), maka pada penelitian selanjutnya diharapkan bisa menggunakan parameter fungsi yang lain seperti Probability Miss Detection. DAFTAR RUJUKAN Verma, Pradeep Kumar. (22). Performance analysis of Energy detection, Matched filter detection & Cyclostationary feature detection Spectrum Sensing Techniques, Vol. 2, No. 5, pp : 296-3. Subhedar, Mansi and Gajanan Birajdar. (2). Spectrum Sensing Techniques in Cognitive Radio Networks: a Survey. India: Department of Electronics and Telecommunication Engineering, SIES Graduate School of Technology, Navi Mumbai. Alaydrus, Mudrik. (2). Cognitif Radio : Sistem Radio Cerdas. Jakarta : Magister Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana. Jurnal Elkomika 33

Hardiyanto, Aryanta, Armi Kim, Hyung Seok and Waleed Ejaz etc. (23). I3S : Intelligent spectrum sensing scheme for cognitive radio networks, pp : 499-687. Sood, Vishakha and Manwinder Singh. (2). On the Performance of Detection based Spectrum Sensing for Cognitive Radio. India : Rayat Institute of Engineering and Information Technology, Railmajra, Punjab. Jurnal Elkomika 34