ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN PRAMUWISATA INDONESIA. BAB I KATENTUAN UMUM Pasal 1

dokumen-dokumen yang mirip
ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PRAMUWISATA INDONESIA

Anggaran Dasar (AD) Ikatan Laboratorium Kesehatan Indonesia (ILKI) MUKADIMAH

ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN PRAMUWISATA INDONESIA

ANGGARAN DASAR. ASOSIASI KONTRAKTOR KETENAGALISTRIKAN INDONESIA (Association of Indonesia Electrical Contractors) A K L I N D O

MUKADIMAH BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR MEKANIKAL ELEKTRIKAL INDONESIA ( A S K O M E L I N ) BAB I UMUM Pasal 1 DASAR 1. Anggaran Rumah Tangga ini

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN

ANGGARAN DASAR ASOSIASI TENAGA TEKNIK INDONESIA (ASTTI)

IKATAN ARSITEK INDONESIA ANGGARAN DASAR

ANGGARAN DASAR IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI

AD KAI TAHUN 2016 PEMBUKAAN

Musyawarah Nasional III Himpunan Masyarakat Nias Indonesia (MUNAS HIMNI ) Gunungsitoli - Kepulauan Nias Juli Page 1 of 21

ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PERJALANAN WISATA INDONESIA (ASITA) MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR PERSATUAN PERUSAHAAN GRAFIKA INDONESIA (INDONESIA PRINT MEDIA ASSOCIATION) MUKADIMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PERUSAHAAN PERJALANAN WISATA INDONESIA (ASITA) BAB I. Pasal 1 STRUKTUR ORGANISASI ASITA

ANGGARAN DASAR ASOSIASI LAUNDRY INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA

IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA (IAPI)

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN GERAKAN KEWIRAUSAHAAN NASIONAL INDONESIA

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA MUKADIMAH

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA

ASOSIASI TENAGA AHLI KONSTRUKSI INDONESIA ASTAKI ANGGARAN DASAR ASTAKI ANGGARAN DASAR (AD)

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN ANAK TRANSMIGRAN REPUBLIK INDONESIA ( P A T R I ) MUKADIMAH

MUKADIMAH BAB I NAMA, TEMPAT, WAKTU DAN SIFAT. Pasal 1 NAMA

ANGGARAN DASAR ASOSIASI KONTRAKTOR MEKANIKAL ELEKTRIKAL INDONESIA ( A S K O M E L I N ) MUKADIMAH. BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN WAKTU Pasal 1 NAMA

PENGURUS BESAR IGPKhI SELAKU PIMPINAN MUNAS I IGPKhI Sekretaris Jenderal,

:: LDII Sebagai Ormas/Anggaran Rumah Tangga:

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA DPD AREBI JABAR 2016 [KOMPAK KUAT HEBAT]

ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN HOTEL & RESTORAN INDONESIA. Disempurnakan Pada Munas XV Februari 2010

Halaman PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR KONGRES ADVOKAT INDONESIA (PERUBAHAN PERTAMA) TAHUN 2016 PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENGENDALIAN HAMA INDONESIA ( A S P P H A M I ) M U K A D I M A H

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGELOLA PELATIHAN TENAGA KERJA INDONESIA LUAR NEGERI

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA JARINGAN MAHASISWA KESEHATAN INDONESIA (JMKI)

Lampiran SURAT KEPUTUSAN Nomor: 006/MUNASLUB/APKOMINDO/III/2014. Tentang

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI LAUNDRY INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

ANGGARAN DASAR NINJA OWNERS CLUB

ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PERJALANAN WISATA INDONESIA (ASITA)

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN KOORDINASI KEGIATAN MAHASISWA TEKNIK KIMIA INDONESIA BAB I STATUS DAN KEANGGOTAAN PASAL 1

PENGURUS PUSAT PERHIMPUNAN ERGONOMI INDONESIA INDONESIAN ERGONOMIC SOCIETY

ANGGARAN DASAR DEWAN PENGURUS PUSAT IKATAN KELUARGA ALUMNI INSTITUT MANAJEMEN KOPERASI INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PELAJAR DAN MAHASISWA INDONESIA DI PHILIPPINA (PPMIP)

ANGGARAN DASAR MASYARAKAT PERIKANAN NUSANTARA (INDONESIAN FISHERIES SOCIETY) PERUBAHAN MUKADIMAH

IAP KETETAPAN KONGRES ISTIMEWA IKATAN AHLI PERENCANAAN INDONESIA (IAP) NO. 3 TAHUN 2009 TENTANG

ANGGARAN DASAR ASOSIASI KONTRAKTOR KONSTRUKSI INDONESIA BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, DAERAH KERJA, DAN WAKTU. Pasal 1 NAMA

ASOSIASI PENGUSAHA DAN PEMILIK ALAT KONSTRUKSI INDONESIA ( APPAKSI ) ANGGARAN DASAR

ANGGARAN DASAR ASOSIASI REAL ESTATE BROKER INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA

BAB II A S A S Pasal 2 AP2TKILN Berasaskan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA (AIPTKMI) BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 BAB II KEANGGOTAAN

M U K A D I M A H DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lampiran SURAT KEPUTUSAN Nomor: 007/MUNASLUB/APKOMINDO/III/2014. Tentang

ANGGARAN DASAR FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

ASOSIASI PENGEMBANG RUMAH SEDERHANA SEHAT NASIONAL DEWAN PENGURUS PUSAT

PEMBUKAAN. BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1. Pasal 2

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI SMAN PLUS PROPINSI RIAU

ANGGARAN DASAR IKATAN ARSITEK INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN JURNALIS TELEVISI INDONESIA (IJTI)

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN HOTEL & RESTORAN INDONESIA (PHRI)

ANGGARAN DASAR PERMAHI (PERHIMPUNAN MAHASISWA HUKUM INDONESIA) PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN BANK PERKREDITAN RAKYAT INDONESIA (PERBARINDO) MUKADIMAH

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN MUSYAWARAH MUSEA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BAB I LAMBANG DAN DUAJA

DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN KOORDINASI KEGIATAN MAHASISWA TEKNIK KIMIA INDONESIA BAB I STATUS DAN KEANGGOTAAN PASAL 1

ANGGARAN DASAR ORARI H A S I L M U N A S U S

ANGGARAN DASAR ASOSIASI PENGUSAHA PENGADAAN BARANG DAN JASA INDONESIA ( A S P A N J I )

ANGGARAN DASAR INDONESIAN ASSOCIATION FOR PUBLIC ADMINISTRATION (IAPA) BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, DAN WAKTU

ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN SARJANA KATOLIK INDONESIA SANCTUS ALBERTUS MAGNUS PEMBUKAAN

PERSATUAN AHLI KECANTIKAN, PENGUSAHA SALON INDONESIA TIARA KUSUMA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANALIS KEBIJAKAN INDONESIA - AAKI (ASSOCIATION OF INDONESIAN POLICY ANALYSTS - AIPA) BAB I KETENTUAN UMUM

DPN APPEKNAS ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGUSAHA PELAKSANA KONTRAKTOR DAN KONSTRUKSI NASIONAL

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA (Indonesian Agricultural Extensionist Association) PERHIPTANI IAEA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR TATA LINGKUNGAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1 LANDASAN PENYUSUNAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA. ASOSIASI KONTRAKTOR KETENAGALISTRIKAN INDONESIA (Association of Indonesia Electrical Contractors) A K L I N D O

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA. PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA (Indonesian Agricultural Extensionist Association) PERHIPTANI IAEA

IKATAN ALUMNI CEDS UI

ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN ALUMNI SEKOLAH BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR BAB 1 KEANGGOTAAN. Pasal 1 Anggota

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI BADAN USAHA MILIK DESA SE INDONESIA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PELAKU PARIWISATA INDONESIA ( AD/ART ASPPI )

ANGGARAN DASAR/ANGGARAN RUMAH TANGGA SERIKAT KARYAWAN PT ANGKASA PURA II (PERSERO) (SEKARPURA II) PEMBUKAAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA

ANGGARAN DASAR ( AD ) GAKESLAB INDONESIA

KEPUTUSAN DEWAN PENGURUS PUSAT ASOSIASI LAUNDRY INDONESIA (ASLI)

ANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN PERUSAHAAN KONTRAKTOR AIR INDONESIA ( GAPKAINDO )

MUKADIMAH PERHIMPUNAN AHLI BEDAH ONKOLOGI INDONESIA ( PERABOI ) Bahwa sesungguhnya penyakit tumor/kanker adalah suatu penyakit yang dapat disembuhkan.

ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2016

ANGGARAN DASAR DHARMAYUKTI KARINI

Oktober Tata Kerja. Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi. S u r a b a y a, O k t o b e r

Transkripsi:

ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN PRAMUWISATA INDONESIA BAB I KATENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Anggaran Dasar ini yang dimaksud dengan: 1. Himpunan Pramuwisata Indonesia disingkat HPI atau Indonesian Tourist Guide Association (ITGA) adalah organisasi profesi non politik mandiri yang merupakan wadah tunggal pribadi-pribadi berprofesi Pramuwisata. 2. Himpunan Pramuwisata Indonesia adalah asosiasi Tingkat Nasional, Provinsi Dan Kabupaten/ Kota BAB II NAMA, TEMPAT DAN WAKTU Pasal 2 Organisasi ini bernama Himpunan Pramuwisata Indonesia disingkat HPI yang didirikan berdasarkan hasil temu wicara nasional Pramuwisata di Pandaan (Jawa Timur) tanggal 29-30 Maret 1988, sebagai kelanjutan dari Himpunan Duta Wisata Indonesia (HDWI) yang lahir di Kuta Bali, tanggal 27 Maret 1983 Pasal 3 Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) disahkan namanya pada tanggal 5 Oktober 1988 di Palembang Sumatra Selatan, dalam MUNAS I Pramuwisata seluruh Indonesia. Pasal 4 Perangkat organisasi ini pada tingkat Nasional disebut Dewan Pimpinan Pusat disingkat DPP, yang berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia. Dewan Pimpinan Daerah disingkat DPD yang berkedudukan di Ibukota Provinsi, dan Dewan Pimpinan Cabang disingkat DPC dan atau sebutan lain sesuai dengan kondisi daerah. BAB III AZAS TUJUAN DAN FUNGSI Pasal 5 Himpunan Pramuwisata Indonesia berazaskan Pansasila Pasal 6 1. Himpunan Pramuwisata Indonesia HPI bertujuan menghimpun, mempersatukan, meningkatkan, dan membina Pramuwisata Indonesia agar lebih berdaya dan berhasil

guna bagi kesejahteran dan kehidupan diabdikan bagi kelestarian Pariwisata Indonesia 2. Berupaya melaksanakan dan menyukseskan pembangunan, pembinaan dan penelitian wawasan pariwisata terkait, baik pemerintah maupun swasta. 3. Bertindak mewakili para anggota dalam memperjuangkan dan melindungi kepentingan bersama. Pasal 7 HPI berfungsi sebagai wadah tunggal Pramuwisata Indonesia dalam rangka berkomunikasi antar Pramuwisata, Pramuwisata dengan pemerintah atau swasta dalam rangka pengembangan dunia Pariwisata Indonesia. BAB IV TUGAS DAN USAHA Pasal 8 1. HPI secara aktif menggalakkan dan melaksanakan pembangunan pariwisata secara teratur, tertib, dan berkesinambungan. 2. Memupuk dan meningkatkan semangat serta kesadaran nasional sebagai warga Negara Republik Indonesia dan memiliki tanggungjawab yang tinggi terhadap pembangunan pariwisata Indonesia. 3. Menciptakan kerjasama dengan pemerintah maupun komponen usaha jasa pariwisata demi terciptanya lapangan kerja yang layak dan merata bagi anggota Melakukan. anggot 4. Berusaha meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan anggota administrasi keanggotaan secara teratur sesuai dengan peraturan yang berlaku. BAB V KEANGGOTAAN Pasal 9 Keanggotaan terdiri dari Pramuwisata yang terdaftar syah dan memenuhi ketentuan yang berlaku, yaitu: 1. Anggota Biasa. 2. Aggota Kehormatan. BAB VI HAK, KEWAJIBAN, DAN HILANGNYA KEANGGOTAAN Pasal 10 1. Anggoa Biasa mempunyai hak bicara, hak suara, hak memilih, dan dipilih sebagai anggota Dewan Pimpinan Pusat, Daerah, dan Cabang. 2. Anggota Kehormatan mempunyai hak bicara. 3. Anggota wajib mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta semua keputusan Rapat Himpunan Pramuwisata Indonesia.

Pasal 11 1. Seseorang kehilangan keanggotaanya, jika yang bersangkutan : 1. Meninggal dunia 2. Mengundurkan diri 3. Melanggar Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Kode Etik Profesi. 4. Melakukan perbuatan yang dapat merugikan organisasi. 2. Anggota yang dalam proses diberhentikan mempunyai hak untuk membela diri. BAB VII STRUKTUR ORGANISASI Pasal 12 1. Organisasi dipimpin oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP), Dewan pimpinan Daerah (DPD) dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dan atau sebutan lain sesuai dengan kondisi daerah. 2. Struktur Organisasi DPP terdiri dari : o o o o Seorang Ketua Umum 5 orang ketua, masing-masing membidangi Organisasi, Pelatihan, Hubungan Masyarakat dan Lingkungan Hidup, dan Pendidikan dan Kesejahteraan Sosial, dan bidang Hukum Seorang Sekretaris Jendral, seorang Bendahara dan dapat di tambah sesuai kebutuhan. 5 Koordinator Wilayah BAB VIII PERSYARATAN DAN MASA JABATAN DEWN PIMPINAN Pasal 13 1. Persyaratan bagi anggota Dewan Pimpinan adalah Warga Negara Republik Indonesia, dipilih dari anggota biasa. 2. Masa Jabatan Dewan Pimpinan adalah 5 (lima ) tahun dan maksimal dua kali kepengurusan periode berturut-turut. 3. Telah pernah menjabat sebagai Pengurus Dewan Pimpinan Himpunan Pramuwisata Indonesia sesuai dengan tingkatannya. BAB IX PELINDUNG, PEMBINA, DEWAN PENASEHAT, DEWAN PERTIMBAGAN DAN DEWAN KODE ETIK Pasal 14 HPI mempunyai Pelindung, Pembina, Dewan Penasehat, Dewan Pertimbangan dan Dewan Kode Etik sesuai dengan tingkat kepemimpinan masing-masing.

BAB X DEWAN PERTIMBANGAN DAN DEWAN KODE ETIK HPI Pasal 15 Dewan Pertimbangan dan Dewan Kode Etik adalah anggota Himpunan Pramuwisata yang diberi tugas memberikan pertimbangan kepada pengurus Dewan Pimpinan sesuai dengan tingkatan yang diperlukan atau tidak, yang ditetapkan melalui musyawarah sesuai dengan tingkatannya. BAB XI MUSYAWARAH, SIDANG DAN RAPAT Pasal 16 MUSYAWARAH 1. Musyawarah Tingkat Tertinggi diadakan sekali dalam 5 (Lima ) tahun selanjutnya disebut Musyawarah Nasional. 2. Dewan Pimpinan Pusat berkewajiban melaksanakan Musyawarah Nasional sekurangkurangnya sekali dalam lima tahun atau sewaktu-waktu dapat dilaksanakan apabila perlu. 3. Peserta Musyawarah Nasional adalah : 1. Dewan Pimpinan Pusat 2. Dewan Pimpinan Daerah 3. Anggota Biasa 4. Anggota Kehormatan 5. Pihak lain yang dianggap perlu dan diundang Pasal 17 MUSYAWARAH NASIONAL LUAR BIASA Musyawarah Nasional Luar Biasa dapat diadakan apabila dianggap perlu atas permintaan dan rekomendasi 2/3 dari Dewan Pimpinan Daerah. Pasal 18 WEWENANG DAN HAK MUNAS Menetapkan Garis-Garis Besar dan Kebijaksanaan HPI 1. Menyusun Program Kerja dan membahas masalah lainnya yang erat hubungannya dengan tugas, usaha dan kewajiban Himpunan Pramuwisata Indonesia. 2. Menyusun dan menetapkan perangkat organisasi 3. Menyusun dan menetapkan Anggaran dan Belanja Organisasi 4. Mencabut dan membatalkan sesuatu keputusan yang dianggap tidak sesuai lagi, kemudian membuat ketetapan dan keputusan yang baru. 5. Membahas laporan dan pertanggungjawaban yang disampaikan oleh Dewan Pimpinan Pusat. 6. Memilih dan menyusun Dewan Pimpinan Pusat yang baru. 7. Menyempurnakan AD dan ART HPI.

BAB XII KOVENSI Pasal 19 1. Konvensi dapat diadakan oleh Dewan Pimpinan HPI sesuai dengan tingkatannya untuk menghadapi hal-hal yang dianggap penting dan mendesak. 2. Konvensi diadakan untuk mencapai kemudahan-kemudahan yang hasilnya akan dipertanggungjawabankan dalam musyawarah tertinggi sesuai dengan tingkatannya. BAB XIII KEPUTUSAN MUSYAWARAH Pasal 20 1. Semua keputusan yang diambil sedapat mungkin dicapai dengan upaya atas dasar musyawarah dan mufakat. 2. Apabila dengan Musyawarah dan Mufakat belum juga mencapai keputusan, sedangkan keadaan sangat mendesak maka keputusan dapat diambil dengan suara terbanyak. 3. Apabila dengan pemungutan suara terbanyak tersebut jumlah suara yang bertentangan berimbang, maka ketua Sidang/Rapat, dapat menundanya selama waktu tertentu menurut kebijaksanaan dalam semangat persatuan dan kesatuan untuk kemudian pemungutan suara diulang lagi. BAB XIV DANA, BIAYA, DAN PERTANGGUNGJAWABAN Pasal 21 1. Himpunan Pramuwisata Indonesia mempunyai sumber dana dari : 1. Uang pangkal anggota 2. Iuran anggota 3. Sumbangan yang tidak mengikat 4. Usaha-usaha yang syah. 2. Biaya kegiatan diambil dari dana yang tersedia 3. Pertanggungjawaban harus dibuat sedemikian rupa sehingga jelas penerimaan dan penggunaanya oleh Pimpinan terhadap dana yang ada. 4. Tahun buku HPI berlangsung dari tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember. 5. Bila diperlukan Laporan Keuangan dapat di Audit oleh Audit Internal atau Akuntan Public BAB XV LAMBANG DAN ATRIBUT LAIN Pasal 22 Lambang dan atribut-atribut lain diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB XVI PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN PEMBUBARAN Pasal 23 1. Perubahan Anggaran Dasar atau pembubaran HPI hanya dapat dilakukan dengan keputusan MUNAS yang khusus diadakan untuk itu dan juga harus dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah DPD yang hadir. 2. Keputusan-keputusan Anggaran Dasar adalah sah apabila disetujui oleh sekurangkurangnya 2/3 dari jumlah DPD yang hadir. 3. MUNAS diadakan untuk pembubaran serta likuiditas atas harta kekayaan. BAB XVII ANGGARAN RUMAH TANGGA Pasal 24 1. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga HPI. 2. Anggaran Rumah Tangga (ART) HPI tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar BAB XVIII PENUTUP Pasal 25 Anggaran Dasar ini di sahkan pada tanggal 5 Oktober 1988 dalam MUNAS I Palembang ( Sumatera Selatan ). Disempurnakan pada MUNAS II HPI Smarang (Jawa Tengah), MUNAS III di Surabaya (Jawa Timur ) tanggal 3 Mei 2001, disempurnakan lagi dalam MUNAS IV HPI di Anyer, Banten pada tanggal 25 Juli 2006 dan disempurnakan lagi dalam MUNAS V tanggal 22 September 2011 di Jakarta. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 22 September 2011 Pimpinan Sidang Pleno Ketua Tayasmen Kaka, S.S Wakil Ketua/Anggota H.Ainuddin,SH, MH Sekretaris Osvian Putra

ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN PRAMUWISATA INDONESIA BAB I ATRIBUT Pasal 1 1. Lambang Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) adalah Burung Cendrawasih 2. Lambang Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) dipergunakan untuk pembuatan bendera, jaket, badge, vandel, dan tanda lain yang menunjukkan identitas HPI 3. Bentuk warna, penjelasan penggunaan dan pengaturan lebih lanjut jenis atribut ditetapkan dalam Peraturan Organisasi. BAB II KEANGGOTAAN Pasal 2 Anggota HPI adalah Warga Negara Indonesia yang telah memenuhi ketentuan sebagai berikut : 1. Memenuhi ketentuan-ketentuan yang meliputi : 1. Umur serendah-rendahnya 18 tahun 2. Menguasai Bahasa Indonesia dan atau salah satu bahasa asing dengan baik dan lancar. 3. Memiliki pengetahuan tentang objek wisata dan ketentuan perjalanan wisata. 4. Sehat Jasmani dan Rohani 5. Berkelakuan baik. 6. Memiliki Sertifikat Pramuwisata, Guiding license ( lisensi Pramuwisata ) 2. Sanggup aktif mengikuti kegiatan yang ditentukan oleh organisasi. 3. Menerima Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Program Kerja Organisasi dan Peraturan-Peraturan Organisasi. 4. Menyatakan diri secara tertulis menjadi anggota Himpunan Pramuwisata Indonesia sebagai wadah tunggal. 2. Anggota Kehormatan, tata cara penerimaannya akan ditentukan dalam Peraturan Organisasi Pasal 3 Penerimaan anggota ditentukan dan disahkan oleh DPP, DPD, DPC dan atau sebutan lain sesuai kondisi daerahnya.

BAB III HAK DAN KEWAJIBAN Pasal 4 Setiap anggota biasa berhak : 1. Memperoleh perlakuan yang sama dari organisasi. 2. Mengeluarkan pendapat dan mengajukan usul-usul dan saran-saran. 3. Memilih dan dipilih. 4. Memperoleh perlindungan dan pembelaan, pendidikan penataran dan bimbingan organisasi. 5. Hak-hak lain yang akan ditentukan kemudian. Setiap anggota biasa berkewajiban : Pasal 5 1. Setia kepada Organisasi 2. Tunduk dan taat kepada Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, keputusan Organisasi dan Kode Etik. 3. Menjaga nama baik Organisasi. 4. Membayar uang pangkal/iuran wajib Anggota berhenti karena : BAB IV PEMBERHENTIAN ANGGOTA Pasal 6 1. Meninggal dunia. 2. Atas permintaan sendiri. 3. Diberhentikan : yang ketentuannya diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi. 4. Bukan Warga Indonesia lagi. BAB V KOMPOSISI DAN WEWENANG PIMPINAN ORANISASI Pasal 7 Komposisi Dewan Pimpinan Pusat adalah : 1. Ketua Umum 2. Ketua-Ketua Bidang 3. Sekretaris Jendral dan Wakil Sekretaris Jendral 4. Bendahara dan Wakil Bendahara 5. Korwil-Korwil

Pasal 8 Komposisi Dewan Pimpinan Daerah : 1. Ketua 2. Wakil-wakil Ketua 3. Sekretaris dan Wakil Sekretaris 4. Bendahara dan Wakil Bendahara 5. Ketua-Ketua Biro Pasal 9 Komposisi Dewan Pimpinan Cabang : 1. Ketua 2. Wakil-Wakil ketua 3. Sekretaris dan Wakil Sekretaris 4. Bendahara dan Wakil Bendahara 5. Ketua-Ketua Seksi Pasal 10 1. Dewan Pimpinan Pusat melaksanakan segala ketentuan dan kebijaksanaan dengan baik ditingkat pusat sesuai dengan Angaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan MUNAS, Keputusan MUNAS Luar biasa dan Rapat Kerja Nasional 2. Dalam menjalankan kebijakan umum, Dewan Pimpinan Pusat merupakan badan pelaksana yang bersifat kolektif 3. Dewan Pimpinan Pusat berkewajiban untuk memberikan pertanggung jawaban kepada Musyawarah Nasional Pasal 11 1. Dewan Pimpinan Daerah berkewajiban untuk menetapkan kebijakan dan berkewajiban melaksanakan segala ketentuan dan kebijaksanaan Daerah sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan MUNAS, MUNAS Luar biasa, Rapat Kerja Nasional, Peraturan Organisasi Pusat, Keputusan Musyawarah Daerah, Musyawarah Daerah Luar Biasa dan Keputusan Rapat Kerja Daerah. 2. Dalam menjalankan kebijakan umum, Dewan Pimpinan Daerah sebagai pelaksana tertinggi di tingkat Provinsi 3. Dewan Pimpinan Daerah berkwajiban untuk memberikan pertanggungjawaban kepada Musyawarah Daerah, Musyawarah Daerah Luar Biasa, Rapat Kerja Daerah.

Pasal 12 1. Dewan Pimpinan Cabang berwenang untuk menetapkan kebijakan dan berkewajiban melaksanakan segala ketentuan dan kebijaksanaan sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan-keputusan tertinggi Rapatrapat kerja sesuai dengan tingkatannya 2. Dalam menjalankan kebijakan umum, Dewan Pimpinan Cabang merupakan badan pelaksana yang bersipat kolektif. 3. Dewan Pimpinan Cabang berkewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban kepada Musyawarah Cabang. BAB VI SUSUNAN KEANGGOTAAN PELINDUNG, PEMBINA DEWAN PENASEHAT, DEWAN PERTIMBANGAN, DEWAN KODE ETIK Pasal 13 Susunan dan keanggotaan Pelindung, Pembina, Dewan Penasehat dan Dewan Kode Etik adalah; 1. Di Pusat : 1. Pelindung : Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI 2. Pembina : Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata Indonesia. 3. Dewan Penasehat : Mereka yang ditetapkan melalui sidang Pleno MUNAS 4. Dewan Pertimbangan : Mereka yang ditetapkan melalui sidang Pleno MUNAS 5. Dewan Kode Etik : Mereka yang ditetapkan melalui sidang Pleno MUNAS. 2. Di Daerah : 1. Pelindung : Gubernur Kepala Daerah 2. Pembina : Kepala Dinas Pariwisata Provinsi 3. Dewan Penasehat : Mereka yang ditetapkan oleh MUSDA 4. Dewan Pertimbangan : Mereka yang ditetapkan oleh MUSDA 5. Dewan Kode Etik : Mereka yang ditetapkan oleh MUSDA. 3. Di Cabang : 1. Pelindung : Bupati/Walikota 2. Pembina : Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten/Kota 3. Dewan Penasehat : Mereka yang ditetapkan oleh MUSCAB 4. Dewan Pertimbangan : Mereka yang ditetapkan oleh MUSCAB 5. Dewan Kode Etik : Mereka yang ditetapkan oleh MUSCAB.

BAB VII DEWAN PERTIMBANGAN DAN DEWAN KODE ETIK Pasal 14 BENTUK DAN SUSUNAN 1. Dewan Pertimbangan merupakan wadah orang-orang yang ditunjuk untuk memberikan pertimbangan kepada Dewan Pimpinan sesuai dengan tingkatannya dan ditetapkan dalam Musyawarah Tertinggi. 2. Anggota Dewan Pertimbangan ditetapkan hanya satu orang untuk mewakili satu Dewan Pimpinan sesuai dengan tingkatannya di seluruh Indonesia. 3. Susunan Keanggotaan Dewan Pertimbangan adalah: o 1 orang ketua merangkap anggota o 1 orang wakil ketua merangkap anggota o Anggota-anggota Pasal 15 FUNGSI DAN TUGAS 1. Dewan Pertimbangan berfungsi memberi saran baik diminta maupun tidak kepada Dewan Pimpinan sesuai dengan tingkatannya 2. Apabila terjadi hal-hal yang tidak sesuai dengan AD/ART oleh Dewan Pimpinan sesuai dengan tingkatanya, Dewan Pertimbangan berhak memberikan rekomendasi kepada seluruh anggota HPI untuk menindaklanjuti. Pasal 16 BENTUK DAN SUSUNAN 1. Dewan Kode Etik merupakan wadah orang-orang yang ditunjuk untuk memberikan pertimbangan kepada Dewan Pimpinan sesuai dengan tingkatannya dan ditetapkan dalam Musyawarah Tertinggi. 2. Anggota Dewan Kode Etik ditetapkan hanya satu orang untuk mewakili satu Dewan Pimpinan sesuai dengan tingkatannya di seluruh Indonesia. 3 Sunan Keanggotaan Dewan Kode Etik adalah: o o o 1 orang ketua merangkap anggota 1 orang wakil ketua merangkap anggota Anggota-anggota Pasal 17 FUNGSI DAN TUGAS 1. Dewan Kode Etik berfungsi memberi saran baik diminta maupun tidak kepada Dewan Pimpinan sesuai dengan tingkatannya 2. Apabila terjadi hal-hal yang tidak sesuai dengan AD/ART oleh Dewan Pimpinan Kode Etik sesuai dengan tingkatanya, memberikan rekomendasi kepada anggota untuk menidaklanjutinya. 3. Dewan Kode Etik berhak memberikan rekomendasi kepada seluruh anggota HPI untuk menindaklanjuti,

1. Anggaran Rumah Tangga 2. Menetapkan Program Organisasi 3. Mengevaluasi pertanggungjawaban Dewan Pimpinan Pusat 4. Memilih Dewan Pimpinan Pusat 5. Menetapkan Dewan Penasehat dan Dewan Pertimbangan dan Dewan Kode Etik 6. Menetapkan keputusan keputusan lainnya 7. Dilaksanakan sekali dalam 5 ( Lima) tahun 2. Musyawarah Nasional Luar Biasa : 1. Mempunyai wewenang atau kekuasaan yanga sama dengan MUNAS 2. Diadakan oleh Dewan Pimpinan Pusat atas pemintaan 2/3 dari jumlah DPD HPI se-indonesia dan atas rekomendasi Dewan Pertimbangan 3. Rapat Kerja Nasional 1. Mengadakan evaluasi terhadap Laporan Tahunan pelaksanaan program kerja HPI oleh Dewan Pimpinan Pusat 2. Menetapkan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam Rakernas untuk dilaksanakan tahun berikutnya 3. Diselenggarakan setiap tahun atau sekurang-kurangnya sekali dalam 2 (dua) tahun 4. Musyawarah Daerah : 1. Menyusun Program Kerja Daerah dalam rangka melaksanakan program kerja daerah berikutnya 2. Mengevalusi pertanggungjawaban Dewan Pimpinan Daerah 3. Memilih Dewan Pimpinan Daerah 4. Menetapkan Dewan Penasehat dan Dewan Pertimbangan 5. Menetapkan keputusan-keputusan lainnya 6. Musyawarah Daerah dilaksanakan sekali dalam 5 (Lima) tahun 5. Rapat Karja Daerah : 1. Mengadakan evaluasi terhadap Laporan Tahunan pelaksanaan program kerja HPI oleh Dewan Pimpinan Daerah 2. Menetapkan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam rakernas untuk dilaksanakan tahun berikutnya 3. Diselenggarakan setiap tahun atau sekurang-kurangnya sekali dalam 2 (dua ) tahun 6. Musyawarah Luar Biasa Daerah : 1. Mempunyai wewenang atau kekuasaan yang sama dengan MUSDA 2. Diadakan oleh Dewan Pimpinan Daerah atas permintaan 2/3 dari jumlah DPC HPI yang berada di wilayah Provinsi. 7. Musyawarah Cabang : 1. Menyusun Program Kerja Cabang dalam rangka melaksanakan Program Kerja Cabang berikutnya 2. Mengevalusi pertanggungjawaban Dewan Pimpinan Cabang 3. Memilih Dewan Pimpinan Cabang 4. Menetapkan Dewan Penasehat Cabang dan Dewan Pertimbangan Cabang 5. Diselenggarakansekurang-kurangnya sekali dalam 5 (lima) tahun 8. Rapat Kerja Cabang. 1. Mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan Program Cabang serta menetapkan pelaksanaan selanjutnya 2. Diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam 2 (dua ) tahun

BAB VIII KEDUDUKAN, TUGAS, WEWENANG, MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT Pasal 18 1.Musyawarah dan rapat rapat terdiri atas : 1. Musyawarah Nasional (MUNAS) 2. Musyawarah asioal Luar Biasa (MUNASLUB) 3. Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) 4. Musyawarah Daerah (MUSDA) 5. Musyawarah Daerah Luar Biasa ( MUSDALUB) 6. Rapat Kerja Daerah (RAKERDA) 7. Musyawarah Cabang (MUSCAB) 8. Musyawarah Cabang Luar Biasa (MUSCALUB) 9. Rapat Kerja Cabag (RAKERCAB) 2. Musyawarah Nasional Memegang Kedudukan Tertinggi BAB IX PESERTA, WAKTU PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT Pasal 19 1. Musyawarah Nasional dihadiri oleh : 1. Pembina Pusat 2. Dewan Pimpinan Pusat 3. Dewan Pimpinan Daerah 4. Dewan Pimpinan Cabang 5. Unsur Pembina Daerah 6. Anggota Biasa 7. Anggota Kehormatan 2. Peserta MUNAS Luar Biasa adalah seperti yang diatur pada ayat 1 Pasal ini 3. Pimpinan MUNAS dipilih oleh dan dari peserta 4. Sebelum terpilihnya Pimpinan MUNAS, Dewan Pimpinan Pusat bertindak sebagai pimpinan sementara. 1. Musyawarah Daerah dihadiri oleh : 1. Pembina Daerah 2. Unsur Pimpinan Daerah Pusat 3. Dewan Pimpinan Daerah 4. Dewan Pimpinan Cabang 5. Anggota Biasa 6. Angota Kehormatan Pasal 20

2. Sebelum terpilihnya Pimpinan MUSDA, Dewan Pimpinan Daerah bertindak sebagai pimpinan sementara. Pasal 21 1. Musyawarah Cabang dihadiri oleh; 1. Pembina Cabang 2. Unsur Dewan Pimpinan Daerah 3. Dewan Pimpinan Cabang 4. Anggota biasa Anggota kehormatan 2. Pimpinan Musyawarah Cabang dipilih oleh dan atau dari peserta 3. Sebelum terpilihnya MUSCAB, Dewan Pimpinan Cabang sebagai pimpinan sementara Pasal 22 1. Rapat Kerja Nasional dihadiri oleh peserta seluruh Dewan Pimpinan Daerah yang ada 2. Rapat Kerja Daerah dihadiri oleh Dewan Pimpinan Cabang yanga ada 3. Rapat Kerja Cabang diikuti oleh anggota HPI. Pasal 23 Ketentuan mengenai peserta musyawarah dan rapat-rapat ditetapkan dalam praturan organisai. BAB X HAK BICARA DAN HAK SUARA Pasal 24 Hak bicara dan hak suara peserta musyawarah dan rapat-rapat adalah: 1. Hak Bicara pada asasnya menjadi hak perseorangan yang penggunaannya diatur sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku. 2. Hak Suara dipergunakan dalam pengambilan keputusan pada asasnya dimiliki oleh perserta yang penggunaannnya dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku. BAB XI KEUANGAN Pasal 24 1. Uang pangkal dan iuran anggota diatur dalam Peraturan Organisasi 2. Hal- hal yang menyangkut pemasukan dan pengeluaran keuangan dari dan untuk organisasi wajib dipertanggungjawabkan dalam forum-forum yang akan ditentukan dalam peraturan organisasi. 3. Khusus dalam penyelenggaraan Musyawarah semua pemasukan dan pengeluaran harus dipertanggungjawabkan kepada Dewan Pimpinan sesuai dengan tingkatannya.

BAB XII PENUTUP Pasal 25 Anggaran Rumah Tangga ini ditetapkan pada tanggal 20 September 1989 di Banjarmasin Kalimantan Selatan. Disempurnakan dalam MUNAS II HPI di Semarang Jawa Tengah, disempurnakan pada MUNAS III Surabaya - Jawa Timur tanggal 3 Mei 2001, disempurnkan lagi dalam MUNAS IV tanggal 25 Juli 2006 di Anyer Banten, dan disempurnakan lagi dalam MUNAS V HPI tanggal 21 September 2011 di Jakarta Ditetapkan di : Jakarta Pada Tanggal : 21 September 2011 Pimpinan Sidang Pleno Ketua Wakil Ketua /Aggota Tayasmen Kaka,S.S. H. Ainuddin,SH, MH Sekretaris Osvian Putra