I. PENDAHULUAN. akan tetapi juga berperan bagi pembangunan sektor agrowisata di Indonesia.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. juga berperan bagi pembangunan sektor agrowisata di Indonesia. Perkembangan

I. PENDAHULUAN. yang sangat beragam dan mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Lapangan Usaha. Sumber : Badan Pusat Statistik (2012) 1

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BUNGA MAWAR POTONG DI DESA KERTAWANGI, KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG BARAT. Abstrak

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup berpengaruh

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan salah satu basis ekonomi kerakyatan di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan

I. PENDAHULUAN. ekonomi. Peranan sektor pertanian memiliki kontribusi terhadap Produk

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. meningkatkan produksi pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan dan

BAB VI SASARAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA

I. PENDAHULUAN. Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris, yang ditunjukkan oleh luas

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari keseluruhan

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam

I. PENDAHULUAN. terlihat dari peranan sektor pertanian dalam penyediaan lapangan kerja, penyedia

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari

I. PENDAHULUAN. Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan komoditi perkebunan yang masuk dalam kategori komoditi

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun

Bab 5 H O R T I K U L T U R A

I PENDAHULUAN. Tanaman Pangan ,42. Hortikultura

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki arti penting dalam bidang pertanian karena letaknya yang strategis.

BAB I PENDAHULUAN. Mawar merupakan salah satu tanaman kebanggaan Indonesia dan sangat

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka peningkatan produksi pertanian Indonesia pada periode lima

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan

PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 32,26 RIBU TON, CABAI RAWIT SEBESAR 15,00 RIBU TON, DAN BAWANG MERAH SEBESAR 943 TON

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

I. PENDAHULUAN. negara dititikberatkan pada sektor pertanian. Produksi sub-sektor tanaman

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris di mana pembangunan di bidang pertanian

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

I. PENDAHULUAN. potensi sumber daya alam yang besar untuk dikembangkan terutama dalam

I. II. III. IV. V. I. PENDAHULUAN. yang diketahui memiliki potensi besar yang dapat terus dikembangkan dalam

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam menopang kehidupan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah

BAB I PENDAHULUAN. tanaman hias dan tanaman biofarmaka. Hortikultura adalah komoditas yang akan memiliki

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

BPS PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara agraris yang terletak di daerah tropis dengan luas

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu

perluasan kesempatan kerja di pedesaan, meningkatkan devisa melalui ekspor dan menekan impor, serta menunjang pembangunan wilayah.

I. PENDAHULUAN. pertanian. Indonesia memiliki beragam jenis tanah yang mampu. menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun,

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang diakibatkan krisis moneter serta bencana alam yang

2014 EKSISTENSI INDUSTRI KERIPIK PISANG DI PROVINSI LAMPUNG

I. PENDAHULUAN. Kegiatan perekonomian pada suatu negara akan didukung dengan kegiatan-kegiatan

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang terkenal dengan sebutan negara agraris,

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LUAS TAMBAH TANAM SAYUR BUAH SEMUSIM (SBS) TAHUN 2015 LUAS PANEN SAYUR BUAH SEMUSIM (SBS) TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan

I PENDAHULUAN. tersebut antara lain menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, menyumbang

I. PENDAHULUAN. mutu hidup serta kesejahteraan masyarakat. Salah satu upaya peningkatan

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

I. PENDAHULUAN. tani, juga merupakan salah satu faktor penting yang mengkondisikan. oleh pendapatan rumah tangga yang dimiliki, terutama bagi yang

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu hal yang cukup penting dalam mewujudkan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

I. PENDAHULUAN. rakyat akan pangan, meningkatkan pendapatan petani, membantu. memantapkan swasembada pangan serta meningkatkan produksi tanaman

PETA POTENSI DAN PROGRAM PENGEMBANGAN HORTIKULTURA UNGGULAN JAWA TIMUR DALAM MENINGKATKAN KETERSEDIAAN PRODUK NASIONAL DAN PASAR EKSPOR

BAB I. PENDAHULUAN. pembangunan Nasional. Ketersediaan pangan yang cukup, aman, merata, harga

I. PENDAHULUAN. et al. (2002), sistem agribisnis adalah rangkaian dari berbagai subsistem mulai

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam perekonomian Indonesia. Bahkan komoditi teh juga menjadi

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sektor perkebunan merupakan salah satu upaya untuk

PENGERTIAN TANAMAN HIAS

I. PENDAHULUAN. pangan, tanaman hias, hortikultura, perkebunan dan kehutanan. Potensi ekonomi

Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif,

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam

BAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG

I. PENDAHULUAN. perekonomian di Provinsi Lampung. Sektor pertanian terdiri dari. penting diantara subsektor lainnya karena mampu menghasilkan bahan

I. PENDAHULUAN. Peran ekspor non migas sebagai penggerak roda perekonomian. komoditas perkebunan yang mempunyai peran cukup besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam memasarkan produk atau jasa. Kegiatan pemasaran memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjang peningkatan ekspor nonmigas di Indonesia. Indonesia

I. PENDAHULUAN. Arah kebijakan pembangunan pertanian yang dituangkan dalam rencana

1. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari beberapa peranan sektor pertanian

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas.

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sektor agribisnis. Hal ini terlihat dari peran sektor agribisnis

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memiliki peran yang sangat besar dalam perekonomian

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Pembangunan ekonomi nasional abad ke-21 masih tetap berbasis

BAB I. PENDAHULUAN A.

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Pada Tahun Kelompok

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian memiliki

gizi mayarakat sebagai sumber vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat. Produksi hortikultura yaitu sayuran dan buah-buahan menyumbang pertumbuhan

I. PENDAHULUAN 41,91 (42,43) 42,01 (41,60) 1,07 (1,06) 12,49 (12,37) 0,21 (0,21) 5,07 (5,02) 20,93 (20,73) 6,10 (6,04) 0,15 (0,15) (5,84) 1,33 (1,35)

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian adalah suatu proses perubahan sosial. Hal tersebut tidak

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Usaha agribisnis tanaman hias saat ini sedang berkembang cukup pesat. Tanaman hias tidak hanya berperan dalam pembangunan sektor pertanian, akan tetapi juga berperan bagi pembangunan sektor agrowisata di Indonesia. Perkembangan agrowisata yang memanfaatkan usaha pertanian sebagai objek wisata membuat bisnis tanaman hias memiliki prospek yang bagus untuk dikembangkan. Menurut Latief (2012), pertumbuhan industri properti di tanah air diperkirakan akan mendongkrak kinerja pasar tanaman hias. Seiring bertambahnya perumahan, apartemen, hotel dan juga perkantoran, membuat bisnis tanaman hias semakin menjanjikan. Tanaman hias adalah tanaman yang memiliki karakteristik morfologi bernilai estetik dan eksotik, di antaranya adalah tanaman hias bunga (anggrek, krisan, mawar, sedap malam, anthurium), tanaman hias berdaun indah (aglonema, puring, pucuk merah, siprus), serta tanaman hias perdu dan pohon (bugenvil, palem, sikas, beringin). Tanaman hias merupakan salah satu komoditas yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan memiliki prospek yang sangat cerah sebagai komoditas unggulan ekspor maupun untuk pemasaran di dalam negeri (Direktorat Budidaya Tanaman Hias, 2008).

2 Tanaman hias sebagai komoditas ekspor beberapa tahun ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Negara-negara yang berada di kawasan Asia yang menjadi pasar potensial tanaman hias di dunia di antaranya adalah Jepang, Korea, Taiwan, China dan Singapura. Selain di kawasan Asia, negara-negara lain yang merupakan pasar ekspor tanaman hias Indonesia terbesar adalah Amerika Serikat dan Belanda (Direktorat Budidaya Tanaman Hias, 2008). Secara nasional, data volume dan nilai ekspor komoditi tanaman hias dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Volume dan nilai ekspor komoditi tanaman hias di Indonesia, tahun 2007 2011 Tahun Volume ekspor (ton) Nilai ekspor (US$) 2007 4.621 6.899.222 2008 3.258 6.725.862 2009 5.111 7.718.570 2010 4.294 9.041.872 2011 4.888 13.160.381 Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura, 2012 Ekspor tanaman hias Indonesia ke beberapa negara tujuan mengalami peningkatan yang cukup signifikan setiap tahunnya, baik dari volume maupun nilainya. Volume ekspor tertinggi dicapai pada tahun 2009, sedangkan volume ekspor terendah terjadi pada tahun 2008. Nilai ekspor tertinggi dicapai pada tahun 2011 dengan nilai 13,2 juta dollar. Tanaman hias merupakan bisnis yang menguntungkan untuk dikembangkan tidak hanya untuk komoditas ekspor, tetapi juga untuk pemasaran di dalam

3 negeri. Jenis tanaman hias yang diproduksi di Indonesia terdiri dari berbagai macam jenis disesuaikan dengan kondisi alam masing masing daerah di Indonesia. Data produksi tanaman hias di Indonesia disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Produksi tanaman hias di Indonesia, tahun 2007-2011 Komoditas (tangkai) Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 Anggrek 9.484.393 15.309.964 16.205.949 14.050.445 15.490.256 Anthurium Bunga 2.198.990 2.627.498 3.833.100 7.655.542 4.724.730 Anyelir 1.901.509 3.024.558 5.320.824 7.607.588 5.130.332 Gerbera (Herbras) 4.931.441 4.101.631 5.185.586 9.693.487 10.543.445 Gladiol 11.271.385 8.581.395 9.775.500 10.064.082 5.448.740 Heliconia 1.427.048 5.278.477 4.124.174 2.961.385 2.791.257 Krisan 66.979.260 101.777.126 107.847.072 185.232.970 305.867.882 Mawar 59.492.699 39.265.696 60.191.362 82.351.332 74.319.773 Sedap Malam 21.687.493 25.598.314 51.047.807 59.298.954 62.535.465 Dracaena*) 2.041.962 1.863.764 2.262.505 4.625.925 2.447.314 Melati**) 15.775.751 20.388.119 28.307.326 21.600.442 22.541.485 Palem*) 1.171.768 1.149.420 1.260.408 1.098.197 1.261.445 Sumber : BPS dan Direktorat Jenderal Hortikultura, 2012 Keterangan: *) Produksi dalam pohon **) Produksi dalam Kg Produksi tanaman hias di Indonesia dari tahun ke tahun selalu mengalami fluktuasi namun cenderung mengalami peningkatan. Hal tersebut terlihat dari produksi tanaman hias antara lain anthurium, gerbera, gladiol, krisan, mawar, sedap malam, dan dracaena. Peningkatan produksi terbesar terjadi tahun 2008 pada tanaman krisan, yaitu sebesar 34,8 persen dari tahun 2007. Peningkatan produksi tersebut berlanjut sampai tahun 2010 hingga mencapai produksi 185 juta tangkai.

4 Provinsi Lampung merupakan salah satu daerah yang mempunyai potensi sumber daya alam cukup besar untuk pengembangan usaha tanaman hias, karena letak geografis Provinsi Lampung sangat strategis dan dekat dengan pusat pertumbuhan ekonomi (Jakarta) serta memiliki aksesibilitas yang cukup baik dalam hal sarana dan prasarana serta penyalurannya. Perkembangan usaha tanaman hias di Provinsi Lampung hampir tersebar di seluruh kabupaten. Salah satu kabupaten di Provinsi Lampung yang potensial dalam bisnis tanaman hias adalah Kabupaten Lampung Timur. Data produksi semua jenis tanaman hias di Provinsi Lampung disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Produksi semua jenis tanaman hias di Provinsi Lampung, tahun 2007-2011 (pohon) Kabupaten/Kota Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 Lampung Barat 30.724 122.535 25.761 32.491 68.337 Tanggamus 86.708 198.465 116.831 160.626 72.025 Lampung Selatan 311.323 352.983 459.107 188.967 119.506 Lampung Timur 19.151 561.610 597.430 165.191 117.810 Lampung Tengah 246.878 472.372 406.725 430.951 383.018 Lampung Utara 5.669 11.910 44.336 34.692 29.477 Way Kanan 25.945 19.408 283 1.234 10.752 Tulang Bawang 25.589 98.218 16.049 63.891 144.161 Pesawaran - 36.033 47.518 16.125 11.598 Pringsewu - - - 2.160 2.678 Mesuji - - - 772 76 Tulang Bawang - - - 2.500 400 Barat BandarLampung 27.431 131.697 212.124 75.312 71.328 Metro 38.519 2.954.936 2.379.708 537.780 279.366 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung, 2007-2011

5 Produksi tanaman hias di Lampung tidak berbeda jauh dengan jumlah produksi tanaman hias secara keseluruhan di Indonesia yang tidak stabil dan selalu mengalami fluktuasi. Produksi tanaman hias yang mencapai ratusan ribu pohon mengalami penurunan yang cukup drastis. Penurunan jumlah produksi ini terjadi hampir di semua kabupaten di Provinsi Lampung, tak terkecuali Kabupaten Lampung Timur. Penurunan produksi secara drastis terjadi pada tahun 2010, kurang lebih sebesar 72 persen dari tahun 2009, dan terus mengalami penurunan hingga tahun 2011. Kabupaten Lampung Timur, terdapat kawasan Agrowisata Pekalongan, Lampung Timur--BBI Hortikultura yang dikenal sebagai daerah pusat pembibitan dan budidaya tanaman hortikultura di Lampung yang sudah dikenal tidak hanya di Provinsi Lampung, tetapi juga dari luar daerah Lampung. Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH) merupakan tempat penyiapan benih unggul dan bermutu bagi tanaman hortikultura (Balai Benih Induk Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Lampung, 2010). Meskipun BBIH yang berada di Pekalongan Lampung Timur adalah unit produksi benih tanaman buah, tetapi beberapa tahun terakhir juga terkenal sebagai pusat pembibitan dan penjualan tanaman hias mengikuti tren di masyarakat, serta memenuhi animo masyarakat yang besar tentang tanaman hias. Pada kawasan agrowisata Pekalongan, selain Balai Benih Induk (BBI) Pekalongan, juga terdapat banyak nursery yang membudidayakan dan menjual berbagai macam bibit dan tanaman berbentuk pohon yang sudah jadi. Bibit

6 yang dijual di antaranya bibit buah-buahan, tanaman perkebunan, dan tanaman hias. Tanaman hias yang dibudidayakan oleh nursery di daerah Pekalongan di antaranya adalah adenium, aglonema, anggrek, anthurium, keladi, sri rejeki, euphorbia, krisan, mawar, melati dan sebagainya. Pekalongan, selain memiliki kawasan agrowisata, daerah tersebut juga terkenal sebagai supplier pedagang eceran. Selain konsumen rumah tangga, terdapat juga konsumen antara atau pedagang pengecer yang berbelanja tanaman hias untuk tujuan komersial. Perkembangan bisnis tanaman hias yang penuh persaingan menuntut setiap pelaku usaha yang bergerak dalam usaha penjualan tanaman hias memiliki pengetahuan mengenai perilaku konsumen dalam pembelian tanaman hias, terutama terhadap keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Produsen dan pemasar seyogyanya produsen dapat menyediakan tanaman hias sesuai keinginan konsumen dengan melihat perilaku konsumen dalam pembelian, karena karakteristik tanaman hias yang diinginkan konsumen tidak sepenuhnya sama dengan karakteristik tanaman yang dihasilkan oleh produsen. Hal ini juga berpengaruh pada produksi tanaman hias yang dihasilkan oleh produsen. Semakin besar animo masyarakat terhadap jenis tanaman tertentu, maka permintaan akan tanaman tersebut akan naik dan memicu produsen untuk meningkatkan produksinya, begitu pula sebaliknya. Agar dapat memahami perilaku konsumen tersebut, maka produsen perlu memahami proses pengambilan keputusan yang dilakukan konsumen dalam pembelian tanaman hias dan faktor-faktor dominan yang menentukan

7 keputusan pembelian konsumen. Proses pengambilan keputusan pembelian konsumen dimulai dari pengenalan kebutuhan akan tanaman hias, pencarian informasi terkait tanaman hias, evaluasi alternatif, keputusan pembelian tanaman hias, dan perilaku pasca pembelian. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian adalah faktor lingkungan yang meliputi budaya, kelas sosial, dan pengaruh orang lain, dan faktor internal (perbedaan individu) meliputi sumber daya konsumen, pengetahuan, dan gaya hidup. Faktor psikologis konsumen adalah pengalaman yang diperoleh konsumen melalui proses belajar. Selain itu, terdapat penerapan strategi pemasaran yang didesain untuk mempengaruhi konsumen dalam rangka mencapai tujuan (Setiadi, 2010). Hal ini dapat dicapai dengan mengembangkan dan menyajikan bauran pemasaran yang diarahkan pada pasar sasaran yang dipilih. Bauran pemasaran merupakan salah satu bagian dari strategi pemasaran yang terdiri dari kombinasi empat variabel, yaitu produk, harga, distribusi, dan promosi. Keempat variabel tersebut merupakan inti dari sistem pemasaran suatu perusahaan dan dapat dikendalikan oleh pemasar atau pelaku bisnis seefektif mungkin. Pemasar berusaha mempengaruhi konsumen dengan menggunakan bauran pemasaran yang berhubungan dengan produk yang ditawarkan. Faktor bauran pemasaran dari segi produk antara lain adalah tren, keunikan, ukuran, warna, dan nilai prestise dari produk. Bauran pemasaran lainnya adalah harga, promosi, dan distribusi. Selain variabel bauran pemasaran, sebagian besar faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian konsumen tidak

8 dapat dikendalikan oleh pemasar, akan tetapi tetap harus diperhitungkan, dan sangat menarik untuk diteliti. Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah penelitian, yaitu: (1) Bagaimanakah proses pengambilan keputusan konsumen rumah tangga dalam pembelian tanaman hias di Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur? (2) Faktor-faktor apakah yang dominan menentukan keputusan konsumen rumah tangga dalam pembelian tanaman hias di Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur? B. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis: (1) Proses pengambilan keputusan konsumen rumah tangga dalam pembelian tanaman hias di Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur. (2) Faktor-faktor dominan yang menentukan keputusan konsumen rumah tangga dalam pembelian tanaman hias di Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur. C. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi: (1) Pelaku bisnis tanaman hias di Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur, sebagai tambahan pengetahuan mengenai perilaku konsumen tanaman hias, sehingga dapat menyediakan tanaman hias sesuai

9 keinginan dan kebutuhan konsumen dan dapat meningkatkan volume penjualan. (2) Peneliti lain, yang akan melakukan penelitian sejenis dan sebagai bahan referensi bagi penulisan skripsi oleh mahasiswa yang lain.