PENGEMBANGAN MODEL MIXER DENGAN VENTURI VARIABEL UNTUK KENDARAAN BERBAHAN BAKAR LPG DAN APLIKASINYA PADA BERBAGAI JENIS VAPORIZER

dokumen-dokumen yang mirip
Karakteristik Kurva Daya Mesin EFI 1,5 L Berbahan Bakar LPG Pada Berbagai JenisVaporizer

Karakteristik Emisi Gas Buang Kendaraan Berbahan Bakar LPG untuk Mesin Bensin Single Piston

LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA

PEMANFAATAN LPG KEMASAN 12 Kg SEBAGAI BAHAN BAKAR KENDARAAN DAN OPTIMASINYA

PEMANFAATAN KALOR LATEN PADA SISTEM BAHAN BAKAR LPG UNTUK PENDINGINAN RUANG PASSANGER

LAPORAN AKHIR INSENTIF SISTEM INOVASI NASIONAL (SINAS) TAHUN 2014

OPTIMASI PRESTASI MESIN BENSIN 1500 CC DENGAN BAHAN BAKAR LPG MELALUI PENYETELAN CONVERTER KITS DAN PENYESUAIAN SAAT PENGAPIAN

LAPORAN AKHIR INSENTIF SISTEM INOVASI NASIONAL (SINAS) TAHUN 2013

PENGARUH PERUBAHAN SAAT PENYALAAN (IGNITION TIMING) TERHADAP PRESTASI MESIN PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG

LAPORAN AKHIR INSENTIF SISTEM INOVASI NASIONAL (SINAS) TAHUN 2015 IDENTITAS : RT Judul Topik Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis Penggunaan Venturi..., Muhammad Iqbal Ilhamdani, FT UI, Universitas Indonesia

TANGKI (FUEL TANK) BAHAN BAKAR GAS UNTUK SEPEDA MOTOR: SEBUAH STUDI NUMERIK

BAB II DASAR TEORI 2.1 Kajian Pustaka

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

Laporan Penelitian Dosen PENGEMBANGAN SIRKUIT FUEL CUT OFF UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN MEREDUKSI EMISI PADA MESIN LPG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENGGUNAAN INJECTOR VIXION DAN ECU RACING PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO J TERHADAP DAYA MOTOR

PENGARUH PERUBAHAN SUDUT PENYALAAN (IGNITION TIME) TERHADAP EMSISI GAS BUANG PADA MESIN SEPEDA MOTOR 4 (EMPAT) LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG

Performansi Sepeda Motor Empat Langkah Menggunakan Bahan Bakar dengan Angka Oktan Lebih Rendah dari Yang Direkomendasikan

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

LATAR BELAKANG. Alternatif pengganti bahan bakar minyak. Nilai Emisi LPG. Converter Kit Manual yg Brebet. Converter Kit

PEMERINTAH KOTA MAGELANG KANTOR PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN STATISTIK LAPORAN AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

Laporan penelitian Dosen OPTIMASI PEMANFAATAN LPG SEBAGAI BAHAN BAKAR KENDARAAN MELALUI PENYETELAN CONVERTER KITS DAN SAAT PENGAPIAN

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

KONTROL SISTEM BAHAN BAKAR PADA ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI) Oleh Sutiman, M.T

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN DARI VARIASI CAMPURAN ETHANOL-GASOLINE (E30-E50) TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH FUEL INJECTION 125 CC

ANALISA EMISI GAS BUANG MESIN EFI DAN MESIN KONVENSIONAL PADA KENDARAAN RODA EMPAT

PENGARUH PEMASANGAN SUPERCHARGER TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR BENSIN SATU SILINDER

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi otomotif saat ini semakin pesat, hal ini didasari atas

PRESTASI MOTOR BENSIN HONDA KARISMA 125 CC TERHADAP BAHAN BAKAR BIOGASOLINE, GAS LPG DAN ASETILEN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE

STUDI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK KINERJA SEPEDA MOTOR DENGAN VARIASI JENIS BAHAN BAKAR BENSIN

diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mengatasi ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan bahan bakar minyak yang ketersediaannya semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HALAMAN JUDUL PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMANFAATAN KALOR LATEN PADA SISTEM BAHAN BAKAR LPG UNTUK PENDINGINAN RUANG PASSANGER

UJI PERFORMA PENGARUH IGNITION TIMING TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN BERBAHAN BAKAR LPG

ANALISA VARIASI UKURAN VENTURI KARBURATOR TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA RX-KING 135cc

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW

STUDI ALTERNATIF PENGGUNAAN BBG GAS ELPIJI UNTUK BAHAN BAKAR MESIN BENSIN KONVENSIONAL

KARAKTERISTIK KINERJA DAN EMISI DUAL FUEL ENGINE BERBASIS CAMPURAN LPG DAN BIOETANOL SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL

KAJI EKSPERIMEN: PENAMBAHAN ELEKTROLISER PADA SEPEDA MOTOR TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR SPESIFIK DAN PERUBAHAN KADAR EMISI GAS BUANG

BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2014) ISSN:

METODOLOGI PENELITIAN. 1. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 100 cc. uji yang digunakan adalah sebagai berikut :

OLEH : DADANG HIDAYAT ( ) DOSEN PEMBIMBING : Dr. Bambang Sudarmanta, ST., MT.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini meliputi : mesin

Teknologi Motor Injeksi YMJET-FI

CONVERTER KITS SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN MENJADI GAS PADA SEPEDA MOTOR SUPRA X 125 CC

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang masuk melalui lubang intake dengan 7 variabel bukaan klep in saat

Studi Eksperimen Pengaruh Variasi Perubahan Sudut Injektor pada System EFI Terhadap Performa Motor 4 Langkah

UNJUK KERJA MOBIL BERTRANSMISI MANUAL MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR LIQUIFIED GAS FOR VEHICLE (LGV)

PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX

TUGAS. MAKALAH TENTANG Gasoline Direct Injection (GDI) Penyusun : 1. A an fanna fairuz (01) 2. Aji prasetyo utomo (03) 3. Alfian alfansuri (04)

BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN

Mesin Diesel. Mesin Diesel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PERUBAHAN BENTUK THROTTLE VALVE KARBURATOR TERHADAP KINERJA ENGINE UNTUK 4 LANGKAH

PENGARUH PROSENTASE ETANOL TERHADAP TORSI DAN EMISI MOTOR INDIRECT INJECTION DENGAN MEMODIFIKASI ENGINE CONTROLE MODULE

Pengaturan Kondisi Idle dan Akselerasi pada Motor Berbahan Bakar Gas

Kata kunci : ECU BRT, Remot Juken, STD, Performa, Efesiensi.

UPAYA PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA MELALUI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI MOTOR BENSIN DAN EMS. Disampaikan oleh Sutiman Dosen Teknik Otomotif FT UNY

yang digunakan adalah sebagai berikut. Perbandingan kompresi : 9,5 : 1 : 12 V / 5 Ah Kapasitas tangki bahan bakar : 4,3 liter Tahun Pembuatan : 2004

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Liquefied Gas for Vehicle (LGV) terhadap Konsumsi Bahan Bakar, SFC dan Emisi Gas Buang Pada Mobil

PEMBAHASAN. 1. Mean Effective Pressure. 2. Torque And Power. 3. Dynamometers. 5. Specific Fuel Consumption. 6. Engine Effeciencies

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI DAN KARBURATOR

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Kejuruan (JIPTEK)

BAB II LANDASAN TEORI

: ENDIKA PRANNANTA L2E

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

Gambar 3. Posisi katup ISC pada engine

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STUDI SIMULASI KONVERSI MOTOR BAKAR OTTO MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR CNG DENGAN VARIASI AIR FUEL RATIO DAN IGNITION TIMING

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

Oleh : Gunadi, S.Pd NIP

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia karena hampir semua aktivitas kehidupan manusia sangat tergantung

ANALISA DAN PEMBUATAN SISTEM WATER COOLANT INJECTION PADA MOTOR BENSIN TERHADAP PERFORMA DAN EMISI GAS BUANG

MODIFIKASI MESIN MOTOR BENSIN 4 TAK TIPE 5K 1486 cc MENJADI BAHAN BAKAR LPG. Oleh : Hari Budianto

Pengaruh Penggunaan Enviropurge Kit

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

KARAKTERISTIK PERFORMA MOTOR BENSIN PGMFI (PROGAMMED FUEL INJECTION) SILINDER TUNGGAL 110CC DENGAN VARIASI MAPPING PENGAPIAN TERHADAP EMISI GAS BUANG

PENGARUH IGNITION TIMING DENGAN BAHAN BAKAR LPG TERHADAP UNJUK KERJA MESIN BENSIN EMPAT LANGKAH SATU SILINDER

PENGARUH VARIASI LARUTAN WATER INJECTION PADA INTAKE MANIFOLD TERHADAP PERFORMA DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR

ANALISIS KERJA MOBIL TENAGA UDARA MSG 01 DENGAN SISTEM DUA TABUNG

BAB III METODE PENELITIAN

ASPEK TORSI DAN DAYA PADA MESIN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR CAMPURAN PREMIUM METHANOL

Selenoid valve 12 volt, suhu, torsi maksimum, daya maksimum, dan emisi gas buang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART

STUDI PERBANDINGAN KINERJA MOTOR STASIONER EMPAT LANGKAH SATU SILINDER MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR GAS LPG DAN BIOGAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR INJEKSI ABSTRAK

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGGUNAAN PORT FUEL INJECTION (PFI) SEBAGAI SISTEM SUPLAI BAHAN BAKAR MOTOR BENSIN DUA-LANGKAH SILINDER TUNGGAL

Transkripsi:

PENGEMBANGAN MODEL MIXER DENGAN VENTURI VARIABEL UNTUK KENDARAAN BERBAHAN BAKAR LPG DAN APLIKASINYA PADA BERBAGAI JENIS VAPORIZER Muji Setiyo 1), Budi Waluyo 2), Andjar Prasetyo 3) 1,2 Program Studi Mesin Otomotif Universitas Muhammadiyah Magelang Jl. Mayjend Bambang Sugeng Km. 05 Mertoyudan Magelang, Telepon (0293) 326945 e-mail : setiyo.muji@gmail.com 3 Kantor Penelitian Pengembangan dan Statistik Pemerintah Kota Magelang Jl. Jenderal Sudirman No.46 Magelang Jakarta, 7-8 November 2013 ABSTRAK Proses pembentukan campuran LPG-udara pada converter kits konvensional dilakukan pada komponen mixer. Sebuah mixer dituntut memiliki venturi yang tepat untuk menjaga efisiensi volumetrik dan memberikan sinyal vakum yang tepat ke vaporizer pada setiap kondisi kerja mesin. Inovasi bentuk dan ukuran venturi mixer yang sudah ada memberikan campuran yang tepat namun hanya pada kondisi parsial dan bersifat spesifik untuk melayani suatu jenis mesin dan suatu jenis vaporizer saja. Ukuran mixer yang bersifat tetap tidak dapat memberikan keleluasaan untuk diaplikasikan pada berbagai kondisi mesin dan berbagai jenis vaporizer, akibatnya terjadi penurunan output daya mesin. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model mixer dengan luasan venturi yang dapat diatur dan bagian penyambung ke mulut karburator/throtle body yang dapat disesuaikan. Ukuran venturi dapat diatur atau diubah sesuai dengan kebutuhan mesin dan jenis vaporizer yang digunakan. Mixer yang dikembangkan terdiri dari bagian rumah mixer dan venturi variabel dengan tiga level ukuran diameter yaitu 30 mm, 35 mm, dan 40 mm. Ketiga ukuran venturi tersebut dikombinasikan dengan tiga jenis vaporizer yaitu Hansung C-081, Tesla A-100, dan Stefanelli 150HP yang diaplikasikan pada mesin Toyota 4A-FE 1500 cc. Pengujian daya dilakukan pada unit chassis dynamometer dengan metode full factorial design. Hasil uji pada chassis dynamometer menunjukkan kebutuhan diameter venturi yang berbeda pada setiap penggunaan vaporizer untuk menghasilkan output mesin yang optimal. Hasil terbaik adalah kombinasi vaporizer jenis Stefanelli 150HP dengan mixer berdiameter venturi 40 mm yang menghasilkan output daya sebesar 82.2 hp/5578 rpm, sementara dengan mode operasi bensin menghasilkan output daya 81.6 hp/5550 rpm. Ini menunjukkan bahwa dengan sistem pengaturan diameter venturi mixer mampu meningkatkan daya mesin berbahan bakar LPG hingga setara dengan mode operasi bensin. Kata Kunci : Kendaraan LPG, Mixer, Venturi variabel I. PENDAHULUAN a. Latar Belakang Salah satu energi alternatif yang populer di dunia saat ini sebagai pengganti Bahan Bakar Minyk (BBM) untuk kendaraan adalah LPG/ Vi-Gas, di beberapa negara dikenal dengan istilah autogas. Hingga pertengahan tahun 2012, diperkirakan lebih dari 17,4 juta kendaraan dengan berbagai tipe dan merk beroperasi dengan LPG dan menghiasi jalan jalan di seluruh dunia sebagai kendaraan yang ramah lingkungan. Jumlah ini diimbangi dengan lebih dari 57.000 stasiun pengisian bahan bakar [1]. LPG memiliki sejarah yang panjang sampai digunakan sebagai bahan bakar kendaraan. Percobaan menggunakan LPG dimulai sekitar tahun 1910 hingga tahun 1920. Percobaan pertama diterapkan pada kendaraan di California Amerika serikat. Pada tahun 1950, Chicago Transit Authority memesan 1.000 unit bus dengan bahan bakar LPG, dan Milwaukee mengkorversi 270 unit taksi untuk beralih dari bahan bakar minyak ke LPG. Sejak saat itu, LPG menjadi salah satu bahan bakar alternatif yang sangat populer untuk kendaraan. Dari Amerika Serikat berkembang ke Eropa, Asia, dan hingga kini telah merambah ke seluruh benua [2]. Pemanfaatan LPG sebagai bahan bakar kendaraan sudah menjadi kebijakan energi di beberapa negara seperi Turki, Polandia, Jepang, dan Korea Selatan. Konsumsi global dari LPG mencapai 22,9 juta ton pada tahun 2010, dan meningkat sangat cepat. Permintaan meningkat sebesar 8,5 Mt, atau 59%, antara tahun 2000 sampai dengan tahun 2010 [1].

LPG diperoleh dari hidrokarbon yang dihasilkan selama penyulingan minyak mentah dan dari komponen gas alam. Komponen LPG didominasi propana (C 3 H 8 ) dan butana (C 4 H 10 ). Selain propane dan butane, LPG juga mengandung hidrokarbon ringan lain dalam jumlah kecil, misalnya etana (C 2 H 6 ) dan pentana (C 5 H 12 ) [3]. Karakteristik kinerja dan operasional kendaraan LPG lebih menguntungkan dibandingkan dengan bahan bakar lainnya. LPG memiliki nilai oktan mencapai 112, lebih tinggi dari pertamax plus. Nilai oktan yang tinggi memungkinkan untuk diterapkan pada mesin mesin dengan rasio kompresi tinggi, yang dapat memberikan peningkatan efisiensi termal yang lebih baik, mengurangi konsumsi bahan bakar, dan mereduksi emisi gas buang [4]. Kandungan carbon yang lebih rendah dan nilai oktan yang lebih tinggi daripada bensin, juga menghasilkan suara mesin lebih halus. Hal ini dapat mengurangi keausan mesin dan biaya pemeliharaan, termasuk frekuensi penggantian busi dan minyak pelumas. LPG menghasilkan jelaga yang lebih rendah daripada penggunaan bensin [5]. Tekanan LPG dalam tangki antara 1,0 sampai 1,2 MPa, sedangkan CNG mencapai sekitar 20 MPa. Kandungan energi LPG sebesar 46.23 MJ/kg dan 26 MJ/l, sedangkan kandungan energi bensin sebesar 44.4 MJ/kg dan 34,8 MJ/l. Dibandingkan dengan bensin, LPG memiliki kandungan energi per satuan massa relatif tinggi, tetapi kandungan energi per satuan volumenya rendah. Ini menyebabkan volume LPG dalam bentuk cair lebih besar dari bensin sekitar 15 % sampai dengan 20% [6]. Beberapa penelitian tentang mobil LPG berkembang untuk menghasilkan performa mesin yang optimal, mulai dari pengembangan perangkat konversi dan penyesuaian perangkat mesin. Generasi terbaru dari teknologi converter kits hampir setara dengan teknologi Electronic Fuel Injection (EFI), bahkan telah mencapai teknologi setara Gasoline Dirrect Injection (GDI). LPG diinjeksikan pada fasa cair dan dikabutkan langsung oleh injector ke intake manifold atau langsung ke silinder. Suatu ECU diaplikasikan untuk mengatur dengan teliti jumlah LPG yang dimasukkan ke mesin. ECU LPG ini dapat berkomunikasi langsung dengan ECU mesin untuk menyesuaikan volume injeksi berdasarkan informasi dari sensor sensor. Sensor sensor ini mengirimkan signal umpan baik untuk mengontrol campuran LPG-udara hingga diperoleh AFR stoichiometri atau sesuai dengan kebutuhan dan beban mesin [2]. Namun demikian konsep ini lebih cocok diaplikasikan pada kendaraan produksi baru yang sudah mengakomodasi bahan bakar gas seperti yang dilakukan Ford dan General Motors yang memasarkan berbagai pilihan mobil LPG di Australia, seperti halnya Hyundai dan Kia di Korea Selatan. Jika model ini diaplikasikan pada kendaraan lama, kerugian muncul karena harus merusak sistem pemasukan untuk menempatkan injektor. Penggunaan converter kits konvensional lebih diterima dan diaplikasikan pada kendaraan yang belum didesain untuk bahan bakar gas pada saat produksi. Dengan converter kits konvensional, LPG dimasukkan kedalam mesin dalam fasa gas melalui sebuah mixer. Upaya yang sudah dilakukan untuk meningkatkan performa mesin antara lain dengan penyesuaian busi dan perangkat pengapian, termasuk penyesuaian saat pengapian [5]. Kaiatannya dengan upaya untuk mengurangi emisi gas buang, dilakukan dengan optimasi penyetelan vaporizer dan saat pengapian. Vaporizer memiliki baut penyetel kekerasan pegas lever untuk mengatur aliran LPG dan katup akselerasi untuk mengatur daya mesin melalui pengaturan kevakuman. Emisi gas buang dapat dikontrol dengan teliti melalui kombinasi penyetelan baut pegas lever dan bukaan katup akselerasi [7]. Namun demikian, optimasi output daya selalu berkompromi dengan emisi dan penggunaan bahan bakar. Pemanfaatan LPG sebagai bahan bakar kendaraan pada umumnya memberikan efek positif terhadap emisi gas buang dan secara ekonomi, namun memberikan efek negatif terhadap performa mesin [8]. Penurunan daya yang terjadi pada umumnya berkisar antara 5-20% [9]. Untuk mendapatkan output torsi dan daya yang optimal, diperlukan efisiensi volumetris yang besar, saat penyalaan yang tepat, dan kualitas campuran LPG-udara yang baik. Pada converter kits konvensional, proses pembentukan campuran dilakukan pada komponen mixer. Produsen mixer melakukan inovasi sampai menghasilkan desain terbaik untuk setiap mobil. Hasilnya, sebagian besar adalah bahwa mixer memberikan campuran yang tepat hanya pada beban parsial dan campuran kurus pada beban penuh [10]. Selain sebagai tempat untuk mencampur LPG-udara, mixer berfungsi juga untuk memberikan sinyal kevakuman untuk vaporizer. Sinyal vakum harus merepresentasikan jumlah udara yang melewati venturi mixer. Untuk mencapai kondisi ini, mixer harus dirancang secara teliti. Salah satu komponen yang paling penting adalah venturi. Desain mixer yang baik tidak hanya pada bentuknya, tetapi juga ukuran venturi. Semakin kecil diameter venturi, semakin tinggi sinyal vakum untuk vaporizer dan semakin akurat aliran LPG. Kerugiannya adalah efisiensi volumetik mesin akan menurun karena diameter kecil. Ini seperti seolah-olah mesin hanya dapat bekerja setengah throttle dan kemungkinan besar akan mengalami kerugian daya hingga 20 %. Ukuran ideal untuk venturi harus minimal 75 % dari ukuran venturi karburator atau throtle body ( jika mesin EFI ). Lebih spesifik, ukuran venturi harus berkisar 7.5 mm 2 dan jika mungkin 10 mm 2 untuk setiap Horse power (hp) daya mesin [10]. Kenyataan bahwa suatu model mixer yang ada hanya cocok untuk kebutuhan parsial saja, sementara kondisi mesin ( volume, dimensi, dan daya) dan jenis vaporizer sangat bervariasi akan sulit mendapatkan karakteristik performa mesin yang optimal dengan

mixer yang memiliki ukuran venturi bersifat tetap (fixed venturi). Melihat fenomena tersebut, dibutuhkan suatu model mixer dengan ukuran venturi yang dapat diatur luasannya sehingga memungkinkan untuk diplikasikan pada rentang kondisi mesin dan jenis vaporizer yang lebih beragam. b. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model mixer dengan luasan venturi yang dapat diatur. Ukuran venturi dapat diatur atau diubah sesuai dengan kebutuhan mesin dan jenis vaporizer yang digunakan. Diharapkan model mixer variabel ini dapat melayani berbagai variasi kondisi mesin dan berbagai jenis vaporizer. b. Instalasi komponen dan alat uji Seperti halnya mixer pada umumnya, mixer variabel dipasang pada mulut throtle body. Selang output gas dari vaporizer dipasang pada saluran inlet mixer melewati sebuah katup akselerasi. Kondisi awal pengujian (initial set up) ditentukan pada nilai lambda (λ) 0,98 sampai 1,02 yang terbaca pada engine gas analyzer. Instalasi komponen dan pemasangan kendaraan pada chassis dynamometer disajikan dalam gambar 1 dan gambar 2 secara berurutan. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menghasilkan data karakteristik torsi dan daya mesin kaitannya dengan variasi jenis vaporizer dan variasi ukuran venturi mixer. II. METODE Penelitian ini mencakup dua tahapan kegiatan, yaitu tahap pembuatan prototipe mixer variabel dan tahap pengujian pada dynamometer. Pembuatan prototipe mixer variabel meliputi kegiatan desain dan kegiatan machining. Proses pembuatan prototipe dikerjakan secara machining dengan beberapa mesin untuk proses produksi, diantaranya mesin bubut, mesin milling, mesin drilling, dan peralatan tangan yang terkait. Mixer variabel dibuat dalam empat bagian utama yaitu bagian rumah mixer dan bagian venturi variabel. Venturi variabel masuk ke rumah mixer dan ditahan dengan cincin pengunci. Venturi variabel dibuat dalam tiga ukuran yaitu diameter 30 mm, 35 mm, dan 40 mm. Prototipe mixer dengan tiga venturi variabel dipasang pada mesin. Tiga buah vaporizer (Hansung C- 081, Tesla A-100, dan Stefanelli 150HP) diaplikasikan secara bergantian. Proses pengujian dilakukan pada unit chassis dynamometer dengan parameter yang diukur adalah output torsi dan daya pada roda roda penggerak. a. Alat dan bahan Alat dan bahan utama yang digunakan saat pengujian disajikan dalam Tabel 1 berikut : Tabel 1. Alat dan Bahan Penelitian No Alat dan bahan Jumlah Spesifikasi /merk 1 Kendaraan uji 2 unit Toyota 4A-FE 2 Chassis Dynamometer 1 unit HOFMANN Dynatest pro 260 kw 3 Vaporizer 3 unit Hansung C-081, Tesla A-100, dan Stefanelli 150HP 4 Gas analizer 1 unit Q-Ro tech 5 LPG 4 pcs Kemasan 12 kg 6 Mixer variabel 1 unit (Ø venturi 30, 35, dan 40 mm) Katup akselerasi Fuel selector Gambar 1. Skema instalasi converter kits Gambar 2. Skema pengujian torsi dan daya mesin c. Rancangan percobaan Kombinasi tiga jenis vaporizer dan tiga ukuran diameter venturi ini, diuji dengan metode uji full factorial. Masing masing ukuran diameter venturi mixer dipasangkan pada ketiga jenis vaporizer. Rancangan percobaan dan parameter ukurnya disajikan dalam tabel 2 berikut :

No uji Tabel 2. Desain eksperimen Jenis vaporizer Ukuran venturi mixer (mm) 1 Tesla A-100 30 2 Tesla A-100 35 3 Tesla A-100 40 4 Hansung C-081 30 5 Hansung C-081 35 6 Hansung C-081 40 7 Stafanelli 150HP 30 8 Stafanelli 150HP 35 9 Stafanelli 150HP 40 10 Mode operasi bensin Parameter ukur Torsi (N.m) Daya (HP) III.HASIL DAN PEMBAHASAN a. Desain prototipe mixer variabel Mixer yang dikembangkan melalui penelitian ini mencakup bagian venturi variabel (A) dan bagian rumah mixer (B). Ilustrasi dan detail dari mixer variabel yang dikembangkan disajikan pada gambar 3 berikut. injeksi). Proses penggantian venturi variabel dapat dilakukan dengan mudah tanpa harus melepas unit mixer dari mesin. Gambar 4 berikut memberikan ilustrasi penggantian venturi variabel pada mesin. Gambar 4. Contoh penggantian venturi mixer b. Hasil uji pada dynamometer Pengujian dilakukan pada unit chassis dynamometer dengan masing masing tiga kali pengulangan. Data yang ditampilkan dalam tabel 3 berikut merupakan data tertinggi dari setiap pengujian. Tabel 3 Hasil Uji Pada Dynamometer Gambar 3. Perspektif mixer variabel Desain ini didasarkan pada kenyataan bahwa suatu mesin dengan jenis yang sama, memungkinkan untuk terjadi perbedaan kebutuhan karena faktor kondisi kerja dan pengaruh keausan yang mengakibatkan daya hisap yang berbeda pada bukaan throtle valve yang sama. Hal ini akan menuntut luasan venturi yang berbeda pula. Venturi variabel (A) tersedia dengan diameter dalam yang bervariasi. Tujuan dari konstruksi ini adalah untuk mengubah luasan venturi tanpa harus mengganti mixer secara keseluruhan. Konstruksi ini memberikan keleluasaan untuk diaplikasikan pada berbagai kondisi mesin dan berbagai jenis vaporizer. Pada bagian belakang mixer yang berhubungan dengan karburator atau throtle body, dilengkapi dengan bagian penyesuai ukuran yang memiliki ketebalan yang beragam. Dengan konstruksi ini memungkinkan untuk dapat diterapkan pada berbagai ukuran mulut karburator dan mulut throtle body (jika mesinnya berteknologi Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan vaporizer jenis Tesla A 100 pada mesin 1500 cc injeksi menghasilkan daya (hp) optimal jika dikombinasikan dengan mixer berdiameter venturi 35 mm, namun jika diinginkan torsi (N.m) yang besar maka dipilih mixer dengan diameter venturi 40 mm. Penggunaan vaporizer Hansung C-081 menghsilkan daya yang optimal jika dikombinasikan dengan mixer berdiameter venturi 30 mm. Fenomena yang berlawanan terjadi pada penggunaan vaporizer jenis Stefanelli 150HP. Pada model ini, penggunaan mixer berdiameter venturi 40 mm menghasilkan daya dan torsi yang besar.

Pada prinsipnya, setiap jenis vaporizer memiliki dimensi yang berbeda dan setiap jenis mesin memiliki tingkat kevakuman yang berbeda. Inilah yang menuntut suatu model mixer yang dapat diatur diameter venturinya sehingga memiliki fleksibilitas untuk digunakan pada berbagai volume mesin dan jenis vaporizer yang digunakan. Dari tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa dengan memvariasikan jenis vaporizer dan berbagai ukuran mixer akan mempengaruhi output torsi dan daya mesin. Dari hasil uji pada chassis dynamometer, penggunaaan vaporizer Stefanelli 150HP dengan penggunaan mixer berdiameter 40 mm mampu menghasilkan daya mesin yang paling baik (82.2 hp /5578 rpm) sementara dengan mode operasi bensin menghasilkan output daya 81.6 hp /5550 rpm. Hasil pengujian ini juga menunjukkan bahwa ternyata dengan konfigurasi yang tepat, mesin LPG menghasilkan daya yang lebih besar daripada mesin bensin. Perbandingan kurva torsi dan daya mesin pada mode operasi bensin dan mode operasi LPG dengan kombinasi vaporizer Stefanelli 150HP dan ukuran mixer berdiameter venturi 40 mm disajikan dalam gambar 5 berikut. c. Karakteristik daya dan torsi setiap ukuran venturi pada tiap vaporizer. 1. Pengujian dengan vaporizer Tesla A-100 Gambar 4. Karakteristik torsi dan daya mesin dengan vaporizer Tesla A-100 pada berbagai ukuran venturi Penggunaan mixer dengan venturi berdiameter 30 mm dan 35 mm pada vaporizer tesla A-100 menghasilkan karaktristik kurva torsi dan daya yang hampir sama. Namun, fenomena yang berbeda terjadi saat penggunaan mixer berdiameter 40 mm. Kurva torsi dan daya yang dihasilkan membentuk palung (power losses) pada ± 4000 rpm sampai ± 4600 rpm. 2. Pengujian dengan vaporizer Hansung C-081 Gambar 5. Kurva daya mode opersi bensin dan LPG Gambar 5. Karakteristik torsi dan daya mesin dengan vaporizer Tesla A-100 pada berbagai ukuran venturi

Kurva torsi dan daya mesin yang dihasilkan oleh vaporizer Hansung C-081 menunjukkan bahwa vaporizer ini sensitif terhadap pembesaran luasan venturi. Kurva normal dihasilkan dengan mixer berdiameter 30 mm. Penggunaan mixer berdiameter venturi 35 mm dan 40 mm menimbulkan power losses berupa palung pada putaran ± 4000 rpm sampai ± 4700 rpm dengan. Bahkan, dengan diameter venturi 40 mm terjadi penurunan torsi dan daya yang sangat signifikan. 3. Pengujian dengan vaporizer Stefanelli 150HP Gambar 6. Karakteristik torsi dan daya mesin dengan vaporizer Stefanelli 150HP pada berbagai ukuran venturi Karakteristik kurva torsi dan daya pada vaporizer Stefanelli 150HP berlawanan dengan karakteistik kurva pada vaporizer Tesla A-100 dan Hansung C-081. Ketiga ukuran diameter venturi mixer menghasilkan kurva yang normal. Performa mesin terbaik diperoleh pada penggunaan venturi 40 mm. Ketiga hasil uji tersebut memberikan informasi bahwa semakin kecil luasan venturi maka semakin rendah pula performa yang dihasilkan. V. DAFTAR PUSTAKA [1] World Liquified Petroleum Gas Association (2012), Autogas Incentive Policies, Neuilly-sur- Seine. [2] M. Rood Werpy, A. Burnham, and K. Bertram, (2010), Propane Vehicles:Status, Challenges, and Opportunities, Center for Transportation ResearchEnergy Systems Division, Argonne National Laboratory, Illinois. [3] Brenda Brevitt, (2002), Alternative Vehicle Fuels, Science Environment Section, House of Commons Library, Research Paper 02/11. [4] R.R. Saraf, S.S.Thipse and P.K.Saxena, (2009), Comparative Emission Analysis of Gasoline/LPG Automotive Bifuel Engine, International Journal of Civil and Environmental Engineering 1:4 2009. [5] Bosch. (2010). LPG Spark Plugs. Road Claiton Vic: Robert Bosch (Australia) Pty Ltd. [6] ETSAP, (2010), Automotive LPG and Natural Gas Engines, Technology Brief T03 April 2010. [7] Muji Setiyo dan Prawoto, (2012), Optimasi Prestasi Mesin Bensin 1500 cc Dengan Bahan Bakar LPG Melalui Penyetelan Converter Kits dan Penyesuaian Saat Pengapian, Prosiding Seminar Nasional Teknik Mesin VII, UK Petra, Surabaya. [8] Mandloi, R. (2010). Long Term Continuous Use Of Auto- LPG Causes Thermal Pitting In Automotive S. I. Engine Parts. International Journal of Engineering Science and Technology, 2(10), 5907-5911. [9] M.A. Ceviz_, F. Yu ksel, 2005, Cyclic variations on LPG and gasoline-fuelled lean burn SI engine, Renewable Energi 31 (2006) 1950 1960. [10] Osch, H. V. (2013). Technique-LPG-Instalatie. Dipetik April 10, 2013, dari http:// www.chaosboyz.nl/rubriek/techniek/techlpg.htm. IV. KESIMPULAN 1. Setiap jenis vaporizer membutuhkan luasan venturi yang berbeda untuk menghasilkan output daya yang optimal. 2. Vaporizer jenis Hansung C 081 menghasilkan output daya yang optimal pada mixer berdiameter venturi 30 mm, sementara vaporizer Tesla A 100 menghasilkan daya optimal pada mixer dengan diameter venturi 35 mm. 3. Kombinasi vaporizer jenis Stefanelli 150HP dan mixer dengan diameter venturi 40 mm menghasilkan output daya yang paling optimal, yaitu sebesar 82.2 hp /5578 rpm, sementara dengan mode operasi bensin menghasilkan output daya 81.6 hp /5550 rpm.