BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan secara observasional analitik dengan metode cross sectional. Cross sectional merupakan metode penelitian dengan menghubungkan antara faktor risiko dan efek dengan cara observasi atau pengumpulan data sekaligus pada satu waktu (Taufiqurahman, 2010). B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Ngoresan, Jebres, Surakarta pada Oktober sampai November 2015. C. Populasi dan Subjek Penelitian 1. Populasi Populasi pada penelitian ini adalah semua Wanita Usia Subur (WUS) berusia 20-40 tahun serta merupakan akseptor kontrasepsi oral kombinasi atau injeksi progestin serta tercatat hingga September 2015 di Wilayah Kerja Puskesmas Ngoresan Surakarta. Populasi akseptor kontrasepsi oral yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Ngoresan sebanyak 132. Sedangkan populasi akseptor kontrasepsi injeksi yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Ngoresan sebanyak 692. 27
28 2. Sampel Sampel pada penelitian ini adalah Wanita Usia Subur (WUS) akseptor kontrasepsi oral kombinasi dan injeksi progestin. Pemilihan sampel yaitu Wanita Usia Subur dengan rentang usia 20-40 tahun ini didasarkan atas keadaan hormonal wanita yang mengalami penurunan setelah usia 40 tahun. Adapun kriteria sampel adalah sebagai berikut: a. Kriteria Inklusi 1) Akseptor kontrasepsi oral kombinasi (estrogen dan progesteron) maupun kontrasepsi injeksi progestin (progesteron) berusia 20-40 tahun. 2) Akseptor telah menggunakan kontrasepsi oral kombinasi (estrogen dan progesteron) maupun kontrasepsi injeksi progestin selama minimal enam bulan. 3) Tidak merokok dan mengonsumsi alkohol. 4) Telah menikah. b. Kriteria Eksklusi 1) Tidak bersedia menjadi subjek penelitian. 2) Memiliki riwayat hipertensi. 3) Memiliki Indeks Massa Tubuh >25 kg/m 2. D. Teknik Pencuplikan Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan menggunakan purposive sampling, yaitu pemilihan subyek berdasarkan ciri-ciri
29 atau sifat tertentu yang berkaitan dengan karakteristik populasi (Taufiqurrahman, 2010). Penentuan besar sampel dalam penelitian ini berdasarkan rule of thumb yaitu setiap penelitian yang datanya akan dianalisis secara statistik dengan analisis bivariat membutuhkan sampel minimal 30 subjek penelitian. Besar sampel pada penelitian ini ialah 60 orang, terdiri dari 30 orang akseptor kontrasepsi oral kombinasi dan 30 orang akseptor kontrasepsi injeksi progestin (Murti, 2010). E. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel bebas : kontrasepsi oral kombinasi dan injeksi progestin. 2. Variabel terikat : tekanan darah. 3. Variabel perancu : usia, faktor keturunan, merokok, minum alkohol, IMT, aktivitas fisik. F. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel bebas : a. Kontrasepsi oral kombinasi Merupakan kontrasepsi dalam bentuk pil bifasik yang mengandung hormon estrogen (ethinyl estradiol) dan progesteron (levorgestrel) dalam dua dosis yang berbeda terdiri dari 28 tablet, 21 tablet berisi hormon estrogen dan progesteron serta 7 tablet berisi placebo (Mochtar, 2013).
30 b. Kontrasepsi injeksi progestin Merupakan kontrasepsi jenis suntik yang mengandung 150 mg Depot Medroksi Progesteron Asetat. 1) Alat ukur Alat ukur yang digunakan ialah kuesioner. 2) Skala pengukuran variabel Skala yang digunakan ialah skala nominal dikotomik. 2. Variabel terikat : a. Tekanan darah Merupakan hasil pengukuran tekanan darah sistolik dan diastolik. 1) Alat ukur Alat ukur yang digunakan ialah sfigmomanometer (tensimeter) air raksa dan stetoskop. 2) Skala pengukuran variabel Skala yang digunakan ialah skala rasio. 3) Cara pengukuran a) Subjek diposisikan duduk rileks, jika terlihat lelah maka diistirahatkan terlebih dahulu. b) Lakukan pengukuran tekanan darah pada tangan kanan terlebih dahulu. c) Memasang balon manset yang bisa digembungkan tepat di tengah arteri brachialis, dengan batas bawah manset harus sekitar 2,5 cm di atas fossa antecubiti.
31 d) Mengatur posisi lengan kanan pasien dalam kedudukan agak fleksi pada sendi sikunya. e) Meletakkan stetoskop bagian bell dengan tekanan ringan di daerah arteri brachialis. f) Memompa manset dengan cepat melawan tinggi tekanan kemudian mengempiskan perlahan dengan kecepatan sekitar 2-3 mmhg per detik. g) Memperhatikan tinggi tekanan saat mendengar sedikitnya dua bunyi denyutan yang berurutan, tinggi tekanan ini merupakan tekanan sistolik. h) Melanjutkan penurunan tekanan tersebut dengan perlahan sampai bunyi yang terdengar menjadi redup dan kemudian menghilang, titik menghilangnya bunyi tersebut merupakan tekanan diastolik. i) Ulangi pengukuran tekanan darah pada lengan kiri dengan jarak waktu 2 menit. j) Diukur lagi tekanan darah pada lengan kanan setelah dua menit. k) Hasil pengukuran ketiganya dirata-ratakan (Bickley, 2009).
32 G. Rancangan Penelitian Wanita usia 20-40 tahun yang telah menikah di Wilayah Kerja Puskesmas Ngoresan, Kelurahan Jebres, Surakarta Purposive Sampling berdasarkan data akseptor kontrasepsi di Puskesmas Ngoresan Informed consent Pengisian kuesioner Kriteria inklusi dan eksklusi Wanita akseptor kontrasepsi oral kombinasi Wanita akseptor kontrasepsi injeksi progestin Pengukuran tekanan darah Pengukuran tekanan darah Tidak Hipertensi Hipertensi Hipertensi Tidak Hipertensi Analisis Data dengan Uji Mann-Whitney Gambar 3.1 Rancangan Penelitian H. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan ialah kuesioner (lampiran 2), sfigmomanometer raksa, stetoskop, alat tulis, dan kartu layanan Keluarga Berencana Puskesmas Ngoresan.
33 I. Prosedur Penelitian 1. Meminta data akseptor kontrasepsi oral kombinasi dan injeksi progestin yang tercatat hingga Oktober 2015 di Puskesmas Ngoresan Jebres Surakarta. 2. Meminta persetujuan subjek penelitian untuk dijadikan responden pada penelitian seperti pada lampiran 1. 3. Melakukan wawancara pada masing-masing subjek penelitian sesuai dengan pertanyaan kuesioner pada lampiran 2. 4. Menghitung IMT dari subjek penelitian. 5. Melakukan pengukuran tekanan darah pada subjek penelitian sebanyak tiga kali kemudian dirata-ratakan hasilnya. 6. Melakukan analisis data. J. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dari penelitian sebelum dianalisis perbedaan, dilakukan uji normalitas terlebih dahulu dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Apabila didapatkan distribusi datanya normal maka uji perbedaan dilakukan dengan uji beda dua mean dengan uji t. Apabila distribusi datanya tidak normal dilakukan uji Mann-Whitney.