HASSIILL PPEENEELLIITTIIAN KECUKUPAN DAN STATUS GIZI SISWA SMU DHARMA PANCASILA MEDAN SERTA KAITANNYA DENGAN INDEKS PRESTASI Jumirah, Zulhaida Lubis, dan Muhammad Firdaus Staf Pengajar Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat FKM USU Staf Pengajar Departemen Fisika FMIPA USU ABSTRACT The objective of the study was to analyze the association of nutritional status and academic performance (academic record) among Senior High School students of Dharma Pancasila. A sample 8 students was taken purposively from the certain class. Data collected were body weight, body height, academic record, and food consumption of students. Above of 5% of students ( persons) were in normal nutritional status. Fourteen of students (,8%) were lean. Meanwhile, two of them were obese. The level of energy and protein intake was very low. The number of students who had balance food consumption were (,%) and persons (,%), for carbohydrate and fat contribution, respectively. In average, students were able to satisfy the requirement of vitamin A, but vitamin C and iron. It could be concluded that there was no significant relationship between nutritional status and academic record among senior high schools. Key words: The sufficiency of nutrient, Nutritional status, Academic record, Senior high school students PENDAHULUAN Masa remaja adalah masa atau periode yang sangat penting bagi kehidupan seseorang karena pada masa ini terjadi pertumbuhan fisik dan mental yang demikan pesat. Masa remaja dengan masalahnya seringkali mendapat perhatian dan selalu menarik untuk dibicarakan karena merupakan kelompok dalam masa transisi penuh dengan keadaan kritis, sebagai generasi penerus dan penerima tongkat estafet pembangunan bangsa. Tahap-tahap tumbuh kembang remaja menurut Soetjiningsih (5) yakni berdasarkan hasil rapat Kerja UKK Pediatri Sosial di Jakarta, Oktober 8 dibagi atas: ) Masa remaja dini (wanita, usia 8- tahun dan pria, usia -5 tahun); dan ) Masa remaja lanjut (wanita, usia -8 tahun dan pria, usia 5- tahun). Pertumbuhan fisik dan mental yang pesat pada masa remaja dipengaruhi oleh banyak faktor. Gizi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada pertumbuhan fisik, baik pada masa pra pubertas maupun pada masa post pubertas. Selain itu aspek gizi juga dapat menentukan tingkat aktivitas fisik, aktivitas intelektual, serta produktifitas kerja. Namun banyak remaja tidak memperdulikan masalah gizi termasuk jenis dan jumlah yang dikonsumsi setiap hari sehingga masih banyak ditemukan kasus kekurangan gizi dan kelebihan gizi. Sistem nilai, sikap dan kebiasaan yang dibawa oleh remaja mengalami pengolahan dalam kelompok dan sebagai hasilnya maka ada sistem nilai, sikap dan kebiasaan baru yang terbentuk. Ada tiga sumber kekuatan lingkungan dalam masyarakat yang mempengaruhi perkembangan remaja, yaitu: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan sosial remaja itu
sendiri. Menurut Wahlqvist (), konsumsi makanan remaja tidak tergantung sematamata pada pola makan keluarga, tetapi juga dipengaruhi oleh banyak faktor seperti penampilan diri, panutan (idola), media, kultur dan harapan sosial yang berkaitan dengan bentuk serta ukuran tubuh, dan kedekatan penyalur makanan. Ditinjau dari segi pola konsumsi makanan, remaja merupakan kelompok yang peka terhadap pengaruh lingkungan luar seperti maraknya iklan makanan siap santap (fastfood) yang umumnya mengandung kalori tinggi, kaya lemak, tinggi natrium dan rendah serat. Hal ini memungkinkan terjadinya kasus kegemukan di kalangan remaja (Suyanti. ). Sementara disisi lain juga mereka terpengaruh dengan iklan obatobat pelangsing yang seringkali berdampak negatif terhadap kondisi kesehatan (Muhammad Sahlan. ). Pergeseran pola konsumsi nampak jelas di perkotaan, misalnya penelitian di lima kota besar di Indonesia menunjukkan bahwa 5-% remaja terbiasa mengkonsumsi makanan siap santap Barat untuk makan siangnya (Mudjianto, dkk. ). Sehubungan dengan hal tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana keadaan gizi dan kecukupan gizi di kalangan remaja atau siswa sekolah menengah umum tingkat atas di daerah perkotaan serta kaitannya dengan prestasi belajar mereka. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian survei bersifat deskriptif, yang dilakukan dengan pendekatan sekat silang. Lokasi penelitian adalah Sekolah Menengah Umum (SMU) Dharma Pancasila di Jalan Dr.Mansyur no. C. Pengumpulan dan analisis data dilakukan selama bulan (8 minggu), yaitu pada bulan Juni s.d. Juli. Populasi adalah semua siswa SMU Dharma Pancasila tahun. Sampel ditentukan secara purposive, hanya diambil dari satu kelas berdasarkan kesepakatan dan izin yang diberikan dari pihak pimpinan sekolah tersebut. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer meliputi data berat badan, tinggi badan, serta data konsumsi makanan. Untuk mengukur berat badan digunakan timbangan injak dengan kapasitas kg. Tinggi badan diukur dengan menggunakan microtoise. Data konsumsi makanan diperoleh melalui wawancara dengan metode recall jam. Data sekunder adalah data prestasi belajar siswa yang diambil dari hasil ujian semester pada bulan juni. Untuk menilai status gizi siswa digunakan Indeks Massa Tubuh (IMT), yakni berat badan dalam kg dibagi dengan tinggi badan dalam meter kuadrat (Supariasa dan Ibnu Fajar, ; Jelliffe, 8). HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Status Gizi Siswa SMU Dharma Pancasila Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh gambaran status gizi siswa berdasarkan indeks massa tubuh (IMT) seperti tertera pada Tabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 8 siswa SMU Dharma Pancasila, orang mempunyai status gizi normal (baik), orang tergolong kurus dan orang tergolong gemuk. Dari orang yang tergolong gemuk salah satunya termasuk pada gemuk tingkat berat dengan jenis kelamin perempuan. Sedangkan dari orang yang tergolong kurus, 5 orang di antaranya termasuk kurus tingkat berat. Distribusi status gizi siswa menurut jenis kelamin terlihat hampir sama antara siswa laki-laki dan siswa perempuan. Fenomena di atas merupakan cerminan kondisi masalah gizi yang dihadapi Indonesia pada saat ini meskipun dalam Tabel. Distribusi status gizi siswa SMU Dharma Pancasila Status Gizi Laki-laki Perempuan Gemuk Normal Kurus 5, 8, 5, 8 5, 8,8 5, T o t a l.58 8. 8 Kecukupan dan Status Gizi Siswa SMU Dharma Pancasila ( )
Tabel. Distribusi tingkat kecukupan energi menurut jenis kelamin siswa SMU Dharma Pancasila Tingkat Kecukupan Energi Laki-laki Perempuan Sangat rendah Rendah Baik Tinggi Sangat tinggi 5,,,, 5 55,, 8, T o t a l, 8, 8 Tabel. Distribusi tingkat kecukupan protein berdasarkan jenis kelamin siswa SMU Dharma Pancasila Tingkat Kecukupan Protein Laki-laki Perempuan Sangat rendah Rendah Baik Tinggi Sangat tinggi,5,,,,,5,, 5 T o t a l, 8, 8 lingkup yang sangat kecil, yaitu di satu sisi masalah gizi kurang belum dapat di atasi di sisi lain permasalahan gizi lebih cenderung meningkat. Bila dikaitkan dengan tingkat kecukupan konsumsi energi para siswa sebagai salah satu faktor penyebab timbulnya masalah gizi kurang dan gizi lebih terlihat ada relevansi ke arah tersebut. Tingkat Kecukupan Energi dan Protein Siswa SMU Dharma Pancasila Pada Tabel terlihat bahwa sebagian besar tingkat kecukupan energi siswa tergolong sangat rendah. Akan tetapi, juga ditemukan beberapa siswa yang mengkonsumsi energi melebihi angka kecukupan bahkan tergolong sangat tinggi, yakni sebanyak orang. Distribusi tingkat kecukupan energi siswa menurut jenis kelamin menunjukkan bahwa siswa perempuan cenderung mempunyai tingkat kecukupan energi tergolong tinggi dan sangat tinggi dibandingkan siswa laki-laki. Dari temuan tentang gambaran tingkat kecukupan energi siswa SMU di atas memperlihatkan bahwa secara umum konsumsi energi para siswa belum memadai dan belum sesuai dengan anjuran kecukupan. Jika mengacu pada Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS), konsumsi energi mereka juga masih belum sesuai. Hal ini dapat dilihat dari temuan penelitian tentang gambaran konsumsi karbohidrat sebagai sumber energi utama para siswa seperti terlihat pada Tabel, yakni hanya orang (,%) yang mengkonsumsi karbohidrat sebesar 5-% dari total kebutuhan energi atau sesuai anjuran PUGS. Sementara yang mengkonsumsi karbohidrat kurang dari 5% total kebutuhan energi paling banyak, yakni 5 orang (,%), dan selebihnya mengkonsumsi karbohidrat lebih dari % total kebutuhan energi, yakni orang (,%). Fenomena tersebut mempunyai implikasi bahwa pemahaman tentang PUGS pada siswa atau para remaja mutlak diperlukan, hal ini dapat dicapai melalui program penyuluhan atau sosialisasi PUGS ke sekolah-sekolah. Demikian juga temuan mengenai tingkat kecukupan protein para siswa yang menunjukkan lebih dominan pada kategori sangat rendah sebanyak orang (,%) dan sangat tinggi sebanyak 5 orang (,%). Sementara yang tergolong baik hanya orang (5,%), selebihnya rendah dan tinggi masingmasing orang dan orang. Kondisi ini harus diwaspadai dan harus segera diantisipasi agar tidak berlangsung lebih lama lagi, mengingat pada usia mereka yang masih tergolong usia remaja, di mana proses pertumbuhan fisik masih berlangsung. Untuk mendukung proses pertumbuhan tersebut secara optimal diperlukan zat gizi yang penting bagi pertumbuhan yaitu asam amino-asam amino esensial dari protein makanan dalam jumlah cukup dan kualitas yang memadai. Kecukupan dan Status Gizi Siswa SMU Dharma Pancasila ( )
Tabel. Distribusi sumbangan karbohidrat berdasarkan jenis kelamin siswa SMU Dharma Pancasila Sumbangan KH (%) < 5 5- >,,,8,,, 5 T o t a l, 8, 8 Tabel 5. Distribusi sumbangan lemak terhadap kecukupan energi berdasarkan jenis kelamin siswa SMU Dharma Pancasila Sumbangan Lemak (%) < 5 5 5 > 5 8,,, 85, 5, 8, Total, 8, 8 Tabel. Distribusi Kecukupan zat besi (Fe) berdasarkan jenis kelamin siswa SMU Dharma Pancasila Kecukupan Fe (%) < 5,, 8 8, 8, 8 Total, 8, 8 Konsumsi Karbohidrat dan Lemak Siswa SMU Dharma Pancasila Pada Tabel menunjukkan sumbangan karbohidrat terhadap kecukupan energi siswa hanya orang yang sesuai dengan anjuran PUGS yaitu pada tingkat 5- %. Sebanyak 5 orang mempunyai sumbangan energi dari karbohidrat masih berada di bawah 5 % dan orang di atas %. Berdasarkan temuan penelitian mengenai konsumsi lemak menunjukkan bahwa sebagian besar konsumsi lemak para siswa tergolong cukup atau sesuai dengan anjuran PUGS, yakni antara 5-5% total kebutuhan energi sehari sebanyak orang (,%). Tetapi di samping itu ditemukan juga siswa yang mengkonsumsi lemak melebihi anjuran PUGS sebanyak orang (,8%), orang di antaranya terdapat pada siswa putri. Keadaan ini juga perlu diwaspadai, mengingat konsumsi lemak yang berlebihan mempunyai risiko kegemukan, yang dari segi penampilan fisik terlihat kurang menarik dan dari segi kesehatan merupakan salah satu faktor timbulnya permasalahan penyakit degeneratif pada usia lebih dini. Konsumsi Zat besi (Fe) Siswa SMU Dharma Pancasila. Konsumsi zat besi para siswa menunjukkan lebih banyak siswa yang tergolong kurang atau di bawah % angka kecukupan sehari (8 orang) dari pada siswa yang tergolong cukup atau mengkonsumsi zat besi % kecukupan sehari ( orang). Dari siswa yang mengkonsumsi zat besi tergolong kurang,,% di antaranya terdapat pada siswa putri. Mengingat remaja putri merupakan kelompok rawan anemia, yang salah satu faktor penyebabnya adalah kehilangan zat besi melalui menstruasi setiap bulannya, maka kebutuhan akan zat besi bagi mereka mutlak harus dipenuhi melalui pola makan yang sehat dan bergizi, sebagaimana dianjurkan dalam PUGS. Keadaan kekurangan zat besi pada remaja putri yang berlangsung lama akan berimplikasi pada meningkatnya prevalensi anemia pada remaja putri dan lebih lanjut pada kelompok wanita pekerja, ibu hamil dan ibu menyusui. Tingginya prevalensi anemia pada remaja putri khususnya siswa akan berpengaruh pada konsentrasi belajar mereka yang pada akhirnya akan berdampak pada prestasi belajar yang diperoleh. Kecukupan dan Status Gizi Siswa SMU Dharma Pancasila ( )
Tabel. Distribusi kecukupan vitamin A berdasarkan jenis kelamin siswa SMU Dharma Pancasila Kecukupan Vit.A (%) <, 5,5 85,,5 Total, 8, 8 Kecukupan Vit.C (%) <, 8, 5, 8,8 5 Total, 8, 8 Tabel 8. Distribusi status gizi berdasarkan prestasi belajar siswa SMU Dharma Pancasila Prestasi Belajar Status Gizi 8,5,, N % Normal Gemuk Kurus 5,,, 5, 5,,8 5, 5,,8 8, 5,, 8 Konsumsi Vitamin A dan Vitamin C Siswa SMU Dharma Pancasila Dari hasil penelitian tentang konsumsi vitamin A pada siswa, memperlihatkan pada umumnya para siswa mengkonsumsi dalam jumlah yang cukup atau %. Keadaan ini mencerminkan konsumsi makanan sumber vitamin A dari kelompok remaja ataupun masyarakat sudah baik. Bahkan yang perlu diwaspadai yaitu apabila terjadi kecenderungan konsumsi vitamin A yang berlebihan dalam jangka waktu yang panjang atau lama, mengingat efek yang akan ditimbulkan akibat hipervitamin A karena vitamin A merupakan vitamin yang larut dalam lemak atau minyak, yang memungkinkan terjadi penumpukan di dalam tubuh. Dari temuan mengenai konsumsi vitamin C pada siswa menunjukkan bahwa sebagian besar (5 dari 8 siswa) mereka mengkonsumsi vitamin C pada tingkat kecukupan < %, dan hanya siswa yang konsumsi vitamin Cnya di atas % kecukupan. Banyak ahli berpendapat bahwa konsumsi vitamin C yang cukup dapat memperbaiki penyerapan zat besi di saluran pencernaan sehingga akan meningkatkan jumlah ketersediaan zat besi di dalam tubuh. Di samping itu mengingat fungsi vitamin C bagi tubuh yang berkaitan dengan peranannya sebagai vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan infeksi maka konsumsi vitamin ini pada siswa perlu diperbaiki baik jumlah maupun kualitasnya melalui perbaikan pola makan yang seimbang. Hubungan Status Gizi dengan Prestasi Belajar Siswa SMU Dharma Pancasila Kenyataan bahwa prestasi siswa SMU Dharma Pancasila yang pada umumnya tergolong baik bahkan 8,% di antaranya mempunyai nilai rata-rata 8, maka dapat diartikan bahwa keadaan kekurangan gizi pada siswa yang dilihat dari tingkat kecukupan zat gizi tidak berpengaruh pada prestasi mereka. Hal ini diperkuat oleh hasil analisis statistik dengan uji chi-square bahwa tidak ada hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar siswa (p>,5). KESIMPULAN DAN SARAN Status gizi siswa SMU Dharma Pancasila tergolong normal sebanyak orang, -orang kurus dan orang gemuk. Tingkat kecukupan energi dan protein sebagian besar siswa tergolong sangat rendah. Sumbangan energi yang berasal dari karbohidrat yang sesuai dengan anjuran PUGS hanya orang (,%). Sedangkan sumbangan energi dari lemak yang sesuai dengan anjuran PUGS ada sebanyak orang (,%). Kecukupan dan Status Gizi Siswa SMU Dharma Pancasila ( ) 5
Konsumsi vitamin A siswa pada umumnya cukup, tetapi konsumsi vitamin C dan zat besi sebagian besar masih rendah. Prestasi belajar siswa pada umumnya baik, tetapi tidak ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan prestasi belajar siswa. Saran Untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang gizi khususnya pola makan yang sehat dan bergizi sesuai anjuran PUGS, maka diperlukan program penyuluhan atau sosialisasi PUGS di sekolah-sekolah. DAFTAR PUSTAKA Departemen Kesehatan RI.. Pedoman Pesan Dasar Gizi Seimbang. Jakarta Jelliffe, D.B. 8. Community Nutritional Assessment. Oxford University Press. New York. Mudjianto, dkk.. Kebiasaan Makan Golongan Remaja di Kota Besar Indonesia. Puslitbang Gizi Depkes RI. Bogor Muhammad Sahlan.. Perilaku remaja Terhadap Kegemukan di SMU Swasta Kartika I-. Skripsi FKM USU. Soetjiningsih, 5. Tumbuh Kembang Anak. ECG Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta. Supariasa, I Dewa Nyoman dan Ibnu Fajar.. Penilaian Status Gizi. ECG Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta. Suyanti.. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pengetahuan, Sikap dan Praktek Konsumsi Makanan Siap Santap Tradisional dan Barat Pada Siswa SMU Harapan. Skripsi FKM USU. Wahlqvist Mark L.,. Food and Nutrition: Australasia, Asia and the Pacific. Allen & Unwin Pty Ltd. Australia. Kecukupan dan Status Gizi Siswa SMU Dharma Pancasila ( )