Pengamalan dan penghayatan pancasila serta jalur-jalur yang digunakan dalam penerapan pengamalan pancasila 1 3 NAMA : Muhammad iqbal NIM : 11.11.5437 Kelas : E Ruangan : Citra 2 Dosen : Dr. Abidarin Rosidi,M.Ma Mata kuliah : Pendidikan Pancasila TEKNIK INFORMATIKA (S1) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
Abtraksi Pancasila memiliki pedoman pengamalan pancasila seperti yang dijelaskan ketetapan MPR nomor II/MPR/1978 didalamnya dinyatakan ekaprasetia pancakarsa yang pada dasarnya menjelaskan janji atau tekad untuk mengamalkan pancasila oleh setiap warga negara Indonesia sebagai pedoman dasar pengamalan pancasila, pola pengamalan pancasila dan cara penerapan pancasila ke setiap individu warga Indonesia, yang di terapakan oleh beberapa jalur seperti, pendidikan formal dan informal, pendidikan oleh media massa dan lingkungan masyarakat, organisasi dan sector-sektor lain yang dapat mengajarkan pengamalan pancasila agar tertanam disetiap individu warga Indonesia. Pengamalan Pancasila ini harus di lakukan dalam berbagai bidang kehidupan di negara Indonesia agar Pancasila benar-benar berperan sebagaimana Fungsi dan kedudukannya dan supaya tujuan serta cita-cita bangsa Indonesia mudah terwujud. Latar belakang Kita sebagai warga negara Indonesia seharunya dapat menghayati dan mengamalkan pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila tidak hanya untuk di pelajari di sekolah, memang kita semua dapat menghapal pancasila yang terdiri dari lima elemen itu, yang di tanyakan apakah kita semua dapat menghayati arti pancasila dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila selalu menjadi pegangan bangsa Indonesia, baik pada saat negara dalam kondisi aman walaupun dalam kondisi negara terancam, hal itu terbukti saat negara kita mempertahankan kemerdekaan dari segala ancama, pancasila selalu menjadi pegangan para pahlawan terdahulu. Pancasila adalah cerminan karakter bangsa Indonesia yang beraneka ragam, semua itu dapat terlihat dari fungsi dan kedudukan pancasila, yaitu sebagai jiwa
bangsa Indonesia, sebagai kepribadian bangsa Indonesia, pandangan hidup, pedoman dan sebagai tujuan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, penerapan pancasila dalam segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara sangatlah penting dan mendasar bagi seluruh rakyat Indonesia. Pengamalan pancasila yang baik akan mempermudah bangsa Indonesia dalam mengwujudkan cita-cita dan tujuannya. Rumusan masalah : 1. Pedoman dasar pengamalan pacasila 2. Pola pelaksanaan pengamalan pancasila 3. Jalur-jalur yang di gunakan dalam penanaman pengamalan pancasila 4. penciptaan suasana yang menunjang Pembahasan A.Pedomana dasar pengamalan pancasila Seperti yang dinyatakan dalam ketetapan MPR Nomor II/MPR/1978, maka pedoman penghayatan dan pengamalan pancasila itu dinamakan Ekaprasetia Pancakarsa.
Istilah Ekaprasetia Pancakarsa berasal dari bahasa sansekerta, secara harfiah eka berarti satu atau tunggal prasetia berarti janji atau tekad, Panca Berarti lima, dan karsa berarti kehendak yang kuat. Dengan demikian ekaprasetia pancakarsa berarti tekad yang tunggal untuk melaksanakan lima kehendak. Dalam hubungannya dengan ketetapan MPR II/MPR/1978 maka lima kehendak yang kuat itu adalah kehendak untuk melaksanakan kelima sila pancasila. Dikatakan tekad yang tunggal karena tekad itu sangat kuat dan tidak tergoyah-goyahkan lagi. ekaprasetia pancakarsa lebih merupakan tekad yang tumbuh dari kesadaran diri sendiri atau merupankan janji terhadap dirinya sendiri, janji terhadap diri sendiri adalah panggilan hati nurani, yang tidak dirasakan terhadap sesuatu yang di paksakan dari luar. Ketetapan MPR nomor II/MPR/1978 itu merupan kerangka dasar yang dinamakan Ekaprasetia pancakarsa memberi petunjuk nyata dan jelas wujud pengamalan pancasila. Penjabaran selanjutnya pengamalan pancasila dari ketetapan MPR itu dapat dirumuskan sebagai berikut : a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa 1) Percaya dan taqwa kepada tuhan yang maha esa sesuai dengan agamanya masing-masing menurut dasar kemanusaian yang adil dan beradab. 2) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama antar pemeluk agama dan penganut kepercayaan kepada tuhan yang maha esa.
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati kemerdakaan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya. 4) Menghargai setiap bentuk ajaran agama, dan tidak boleh memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain. b. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab : 1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai mahluk tuhan yang maha esa 2) Memandang persamaan derajat, hak dan kewajiban anata sesama manusia tanpa membedakan suku, turunan dan kedudukan social. 3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesame manusia, tepa salira dan tidak semena-mena terhadap orang lain. 4) Menjungjung tinggi nilai-nilai kemanusian, kemar melakukan kegiatan kegiatan kemanusiaan dan berani membela kebenaran dan keadilan. 5) Meresa sebagai bagian umat manusia dan karena itu berkewajiban mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa-bangsa lain. c. Sila Persatuan Indonesia 1) Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. 2) Cinta tanah air dan bangsa Indonesia, sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan. 3) Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia dalam rangka memelihara ketertiban dunia.
4) Mengembangkan rasa persatuan dan kesatuan atas dasar bhineka tunggal ika dalam memajukan pergaulan hidup bersama. d. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan : 1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama. 2) Keputusan yang menyangkut kepentingan bersama terlebih dahulu diadakan musyawarah, dan keputusan musyawarah diusahakan secara mufakat, diliputi oleh semangat kekeluargaan. 3) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap hasil keputusan musyawarah dan melaksanakannya dengan itikad baik dan rasa bertanggung jawab. 4) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan hati nurani yang luhur, dengan mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat, serta tidak memaksakan kehendak terhadap orang lain. 5) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada tuhan yang maha esa. Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan. e. Sila keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia 1) Menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat Indonesia. 2) Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
3) Bersikap adil terhadap sesame, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiaban serta menghormati hak-hak orang lain. 4) Memupuk sikap suka memberi pertolongan terhadap orang lain yang membutuhkan agar dapat berdiri sendiri, tidak menggunakan hak milik untuk pemerasan, pemborosan, bergaya hidup mewah dan perbuatan lain yang bertentangan dan merugikan kepentingan umum. 5) Memupuk sikap suka bekerja keras dan menghargai karya orang lain yang bermanfaat serta berusaha bersama sama mewujudkan kemajuan yang merata dan kesejahteraan bersama. B. Pola pelaksanaan pengamalan pancasila. Setelah rakyat Indonesia memiliki pedoman pengamalan pancasila sebagaimana yang dirumuskan dalam ketetapam MPR Nomor II/MPR/1978, maka rakyat Indonesia perlu melaksanakan pedoman tersebut, dengan mendarah dagingkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam pancasila. Dengan kata lain dengan adanya perdomana pancasila rakyat Indonesia harus berusaha agar nilainilai, norma-norma, sikap dan tingkah laku yang di jabarkan dari kelima sila pancasila benar-benar menjadi bagian yang utuh dan tidak terpisahkan dari seluruh cara hidup masyarakat Indonesia. Untuk melaksanakan pedoman pengamalan pancasila perlu usaha yang dilakukan secara berencana dan tererah, berdasarkan satu pola, tujuannya adalah agar pancasila sungguh-sungguh dihayati dan diamalkan oleh segenap warga
negara, baik dalam kehidupan perorangan maupun kehidupan bermasyarakat, berdasarkan pola itu daiharapkan lebih terarah usaha-usaha : - Pembinaan manusia Indonesia agar menjadi insan pancasila. - Pembangunan bangsa untuk mewujudkan masyarakat pancasila. Masalah pembinaan insan pancasila lebih banyak menyangkut bidang pendidikan, lewat kegiatan pendidikan diharapkan anak-anak didik menyerap nilai-nilai moral pancasila, penyerapan nilai-nilai moral pancasila diarahkan berjalan secara manusiawi dan alamiah, tidak saja lewat pamahaman melalui pemikiran, melainkan melalui penghayatan dan pengamalan secara pribadi. Nilainilai moral pancasila tidak sekedar untuk dipahami melainkan untuk dihayati dan diamalkan. Sasaran pelaksanaan pedoman pengamalan pancasila adalah perorangan, keluarga dan masyarakat, baik di lingkungan tempat tinggal masingmasing maupun dilingkungan tempat bekerja. Langkah-langkah dalam pengamalan pancasila ini harus disebar luaskan kepada seluruh lapisan masyarakat dengan menggunakan berbagai jalur dan penciptaan suasana yang menunjang. C. Jalur-jalur yang di gunakan dalam penanaman pengamalan pancasila 1) Jalur pendidikan Dalam melaksanakan pedoman pengamalan pancasila peranan pendidikan sangat penting, baik pendidikan formal yakni yang disekolah-sekolah, maupun pendidikan non-formal yakni dalam keluarga dan lingkungan masyarakat. Dalam pendidikan formal, semua unsur lembaga pendidikan tindak perbuatannya
hendaknya menceminkan nilai-nilai luhur pancasila. Para pendidik menjadi contoh tauladan, anak didik hendaklah benar-benar dapat menhayati dan mengamalkan pancasila, dan perlu diintegrasikan kedalam kurikulum. Disampig pendidikan disekolah penting juga adanya pendidikan keluarga peranan penting keluarga. Peranan keluarga tidaklah kalah artinya dibandingkan kesekolah, karena peran keluarga itu jauh mendahului sekolah. Ole karena itu pengamalan pancasila harus ditanamkan dan dikembangkan sejak anak-anak masih kecil, sehingga proses pendarah dagingan nilai-nilai pancasila berlangsung wajar tanpa paksaan. Dan hal yang menuntut suasana rumah tangga yang harmonis sesuai nilai-nilai luhur pancasila yang dipraktekan sehari-hari. Sebagai pelengkan dua macam pendidikan diatas yang turut menentukan juga pengaruh lingkungan masyarakat terhadap pertumbuhan generasi muda. Oleh karena itu lingkungan masyarakat perlu dibina dengan sungguh-sungguh agar menjadi tempat yang subur bagi pelaksanaan pengamalan pancasila. Dalam hal ini yang pakok adalah kesadaran bagi para warga masyarakat itu sendiri untuk melaksanakan nilai-nilai luhur pancasila dalam kehidupan sehari-hari dan dalam segala bidang kegiatan sosial. 2) jalur media masa Pola pelaksanaan pedoman pengamalan pancasila melalui media massa dapat digolongkan sebagai salah satu aspek pendidikan dalam arti luas, peranan media massa sedemikian pentingnya sehingga perlu mendapat penonjolannya sebagai jalurnya tersendiri. Dalam hal ini media dakwah memegang peranan penting, baik berupa media tradisional dalam bentuk kesenian maupun media
modern seperti pers, radio, dan televisi. Dalam menggunakan komunikasi modern ini perlu dijaga agar siaran-siaran yang tidak menguntungkan bagi pelaksanaan pencasila dihadirkan. 3) Jalur organisasi sosial politik Sesuai dengan tekad untuk menjunjung tinggi demokrasi dan menegakkan kehidupan konstitusional, maka kiranya semua anggota maupun kader-kader partai politik dan semacamnya hendaklah berusaha sekuat tenaga ikut serta dalam melaksanakan pedoman pengamalan pancasila, dan terutama sekali adalah pera pegawai republic Indonesia, karena mereka adalah abdi negara dan abdi masyarakat, sehigga pancasila itu lestari di republic Indonesia ini. D. penciptaan suasana yang menunjang 1) kebijaksanaan pemerintah dan peraturan perundang-undangan Semangat dan isi berbagai kebijaksanaan pemerintah dan peraturan perundang-undangan haruslah secara sadar mencerminkan jiwa dan norma-norma pancasila, penjabaran kebijakan pemerintah dan perundang-undangan merupakan salah satu jalur yang dapat memperlancar pelaksanaan pedoman pengamalan pancasila. Sehingga dapatlah dilembagakan seuatu system masyarakat yang menunjang pengamalan pancasila dalam segala segi kehidupan bangsa dan negara. Dalam hubungan ini aspek sanksi atau penegakan hokum perlu mendapatkan penekanan khusus.
2) Aparatur Negara Rakyat hendaknya di ajak untuk berpartisipasi aktif didalam menciptakan suasana dan keadaan yang mendorong pelaksanaan pedoman pengamalan pancasila. Dalam hubungan ini aparatur pemerintah sebagai pelaksana dan pengabdin kependingan masyarakat hendaklah berusaha memahami persaanperasaan yang hidup dalam masyarakat menunjang pelaksaan pedoman pengamalan pancasilaperlu di sediakan. Berfungsinya lembaga-lembaga kenegaraan, khususnya lembaga penegak hokum dalam menjamin hak-hak warga negara dan melindungi rakyat terhadap perbuatan-perbuatan tercela sengat diperlukan. 3) Kepemimpinan dan pemimpin masyarakat Peranan kepemimpinan dan pemimpin masyarakat, baik pemimpin formal maupun informal adalah penting sekali didalam pelaksanaan pedoman pengamalan pancasila. Meraka dapat menyampaikan pedoman pengamalan pacasila kepada masyarakat sekitarnya dalam bahasa dan cara yana mudah dipahami dan dihayati oleh masyarakat. Pemimpin pemimpin itu sejauh mungkin meliputi seluruh strata didalam masyarakat, seperti pemimpin golangan agama, pemuka-pemuka adat, kaum buruh tani nelayan, baik sebagai pegawai republic Indonesia maupun kelompok kelompok wirswasta.
Kesimpulan Bangsa Indonesia mempunyai pancasila sebagai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia, nilai dan norma yang terkandung di dalamnya merupakan keinginan dari bangsa Indonesia yang harus di amalkan. Pengamalan Pancasila secara subjektif akan memperkuat pengamalan Pancasila secara objektif. Pengamalan Pancasila ini harus di lakukan dalam berbagai bidang kehidupan di negara Indonesia agar Pancasila benar-benar berperan sebagaimana Fungsi dan kedudukannya dan supaya tujuan serta cita-cita bangsa Indonesia mudah terwujud. Refernsi Ms Bakry, Noor. 1994. PancasilaYuridisKenegaraan. Yogyakarta: Liberty.