HUBUNGAN USIA DAN ANEMIA TERHADAP KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD UNGARAN PADA BULAN MEI 2014 MEI 2015

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN NASKAH PUBLIKASI

Perdarahan Post Partum Akibat Anemia pada Ibu Hamil di RSUD Tugurejo Semarang

HUBUNGAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN PASCA PERSALINAN DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pada 2007 sebesar 228 per kelahiran hidup. Kenyataan

Relationships between Parity and Age of Pregnant Women with Infant Birth Weight in Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung in 2012

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER PADA IBU BERSALIN DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL-DIY TAHUN 2012

ANEMIA DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU DR. WAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO TAHUN 2014 WANIKMATUN HASANAH NIM

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

BAB I. sel darah normal pada kehamilan. (Varney,2007,p.623) sampai 89% dengan menetapkan kadar Hb 11gr% sebagai dasarnya.

HUBUNGAN PARTUS LAMA DAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RUANG VK BERSALIN RSUD. DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian maternal (maternal mortality) merupakan salah satu

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POST PARTUM PRIMER DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. besi sering terjadi pada masa kehamilan (Cunningham, 2006; h.1465).

BAB I PENDAHULUAN. melalui alat indra (Lukaningsih, 2010: 37). Dengan persepsi ibu hamil dapat

HUBUNGAN ANEMIA SAAT HAMIL DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEMUH 01 KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL ABSTRAK

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

HUBUNGAN INDUKSI, PARTUS LAMA, DAN BERAT BAYI MAKROSOMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUMDI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Perlengketan Plasenta (Retensio Placenta)

KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

HUBUNGAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN ABORTUS DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA PERIODE Lestrina *, Eny **

BAB I PENDAHULUAN. hamil. Anemia pada ibu hamil yang disebut Potensial danger of mother and. intra partum maupun post partum (Manuaba, 2008).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu perhatian dari World Health

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan kehamilan yang dapat menyebabkan kematian (Dinana,

Hubungan Umur dan Paritas Dengan Kejadian Abortus Di RSUD Kabupaten Rokan Hulu 2015

KARAKTERISTIK RESPONDEN YANG MENGALAMI ATONIA UTERI DI RSUD SUKOHARJO

HUBUNGAN ANTARA STATUS ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HALMAHERA, SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. di kawasan ASEAN yaitu sebesar 228/ kelahiran hidup (SDKI. abortus (11%), infeksi (10%), (SDKI 2012).

HUBUNGAN PREEKLAMSIA DAN PERDARAHAN ANTEPARTUM DENGAN KEJADIAN KEMATIAN JANIN DALAM RAHIM DI RUANG BERSALIN RSUD ULIN BANJARMASIN

III TAHUN Disusun Oleh WIWEN INDITA PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

BAB I PENDAHULUAN. penentu status kesejahteraan negara. Hal tersebut dikarenakan Angka Kematian

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran Pembangunan Millenium Development Goals (MDGS) adalah 102 per

DETERMINAN FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN PERDARAHAN POST PARTUM KARENA ATONIA UTERI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PERSALINAN LAMA DENGAN KEJADIAN ATONIA UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA 2009

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN ATONIA UTERI PADA IBU BERSALIN DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAHARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Haemoragic Post Partum di Rumah Bersalin Wijaya Kusuma Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari berbagai perubahan anatomik serta fisiologik yang terjadi dalam

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM PADA IBU BERSALIN DI RSUD PRINGSEWU TAHUN 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III PADA KUNJUNGAN ANC DI STIKES MITRA HUSADA KARANGANYAR

HUBUNGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA DENGAN TINDAKAN SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA TAHUN 2014 ABSTRAK

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PREEKLAMPSIA BERAT PADA IBU HAMIL DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN INERSIA UTERI KALA I DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN 2016

Faktor Terjadinya Ketuban Pecah Dini pada Ibu Bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Rokan Hulu 2011

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di. kesehatan meluncurkan upaya terobosan berupa Jaminan Persalinan

Popy Handayani, Fitria Primi Astuti, S.SiT., M.Kes, Cahyaningrum, S.SiT Program Studi DIII Kebidanan

ANALISIS FAKTOR RISIKO USIA KEHAMILAN DAN PARITAS TERHADAP KEJADIAN ABORTUS. La Ode Ali Imran Ahmad Universitas Haluoleo Kendari.

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSHARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

PENGARUH KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

GAMBARAN UMUR DAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT MUHAMADIYAH PALEMBANGTAHUN 2014

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ABORTUS SPONTAN

HUBUNGAN GRAVIDITAS DAN RIWAYAT ABORTUS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RSUD

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR. Nofi Yuliyati & Novita Nurhidayati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

ABORTUS INKOMPLIT DAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU

HUBUNGAN ANTARA KETERATURAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS JETIS II BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan

HUBUNGAN ANTARA ANEMIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DAN PERDARAHAN POSTPARTUM

PENELITIAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN TERHADAP HASIL LUARAN JANIN. Idawati*, Mugiati*

BAB I PENDAHULUAN. pada ibu hamil disebut potensial danger to mother and child (potensial

PENELITIAN ANEMIA DAN KONTRAKSI RAHIM DALAM PROSES PERSALINAN. Novita Rudiyanti*, Diana Metti*

HUBUNGAN PARITAS DAN USIA IBU DENGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DI RUMAH SAKIT UMUM INSANI KECAMATAN STABAT KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2014

FAKTOR RESIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ABORTUS SPONTAN DI RSUD UNGARAN KABUPATEN SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PRE EKLAMPSIA PADA IBU BERSALIN DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. partus lama karena inertia uteri, perdarahan post partum karena atonia. uteri, syok, infeksi (baik intrapartum atau post partum).

Relationship of Age, Parity And Maternal Education With Intra Uterin Fetal Death In Maternity RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin In 2013

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN KOMPLIKASI PERSALINAN DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting. dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP RISIKO 4T DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HARAPAN

HUBUNGAN ANEMIA PADA SAAT KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL NASKAH PUBLIKASI

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

HUBUNGAN SEKSIO SESAREA DAN PARITAS DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD AHMAD YANI KOTA METRO

Yane Liswanti, Dina Ediana 1Program Studi DIII Analis KesehatanSTIKes BTH Tasikmalaya *Coresponding author :

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dari

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

ABSTRAK. Yuliana Elisabeth Eluama, 2015 Pembimbing I : dr. Dani, M.Kes Pembimbing II: dr. Jeanny E. Ladi, M.Kes., PA

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD DR WAHIDIN SUDIROHUSODO KOTA MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan

HUBUNGAN UMUR, PARITAS, DAN PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. membawa oksigen ke berbagai organ tubuh. trimester III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II.

Transkripsi:

HUBUNGAN USIA DAN ANEMIA TERHADAP KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD UNGARAN PADA BULAN MEI 2014 MEI 2015 Mulya Cunda Ratu Reso *), Nova Hasani F. **), Zumrotul Choiriyah ***) *) Alumnus Program Studi DIV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **) Staf Pengajar Program Studi Farmasi STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ***) Staf Pengajar Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRAK Perdarahan adalah penyebab utama kematian maternal. Paling sedikit seperempat dari seluruh kematian ibu di berbagai negara disebabkan oleh perdarahan. Selain pedarahan karena abortus, perdarahan postpartum juga merupakan perdarahan yang dapat meningkatkan kematian Ibu. Faktor resiko terjadinya perdarahan adalah usia dan anemia. Usia <20 dan >35 tahun berisiko dapat menyebabkan perdarahan postpartum. Anemia pada ibu hamil dapat menyebabkan perdarahan postpartum karena kadar Hb yang kurang dapat mempengaruhi kerja otot rahim dan mengakibatkan gangguan kontraksi saat bersalin. Terdapat kesenjangan antara kasus dan teori dimana usia tidak berisiko lebih tinggi mengalami perdarahan postpartum dibandingkan usia berisiko (67,65%). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan usia dan anemia terhadap kejadian. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik korelasi dengan menggunakan pendekatan casecontrol. Sampel yang digunakan berjumlah 80 responden dan pengambilan data menggunakan data rekam medik. Analisis data pada penelitian ini menggunakan chisquare. Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara usia dengan kejadian perdarahan postpartum dengan nilai p value 0.014 lebih kecil dari α 0.05 dan nilai OR = 3.115. Terdapat hubungan yang bermakna antara anemia dengan kejadian perdarahan postpartum dengan nilai p value 0.024 lebih kecil dari α 0.05 dan nilai OR = 2.852 Berdasarkan hasil dari penelitian perlu adanya upaya preventif baik dari tenaga kesehatan maupun masyarakat untuk mengurangi angka kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan postpartum dengan cara memberikan penyuluhan tentang usia yang baik untuk hamil, memonitoring dalam mengkonsumsi tablet Fe dan melakukan deteksi dini saat kehamilan. Kata Kunci : perdarahan postpartum, usia dan anemia 1 Hubungan Usia Dan Anemia Terhadap Kejadian Perdarahan Postpartum Di RSUD Ungaran Pada Bulan Mei 2014

ABSTRACT Hemorrhage is the leading cause of maternal death. At least a quarter of all maternal deaths in many countries are caused by bleeding. In addition to hemorrhage due to miscarriage, postpartum hemorrhage is hemorrhage that can also increase the maternal death. Hemorrhage risk factors are age and anemia. The age less than 20 and more than 35 can lead to postpartum hemorrhage because of immature reproductive organs. Anaemia in pregnant women can cause postpartum hemorrhage because hemoglobin levels are less able to affect the uterine muscle contractions and cause disruption during childbirth. Results of preliminary studies conducted in Ungaran Hospital showed a gap between the cases of postpartum hemorrhage with existing theories of postpartum hemorrhage. The purpose of this study was to determine the relationship between age and anemia on the incidence of postpartum hemorrhage in Ungaran Hospital. This research was correlational analytic research using casecontrol approach. Casecontrol approach is a retrospective approach by comparing cases and controls. The samples were 80 respondents and data collecting used medical record data. Analysis of the data in this study used chi-square. This research showed that there was relationship between age and pospartum hemorrhage, obtaining p value 0.014 less than α 0.05 and OR = 3.115. There was relationship between anemia and postpartum hemorrhage, obtaining p value 0.024 less than α 0.05 and OR = 2.852 Based on the results of the research need for preventive efforts from both health professionals and the public to reduce maternal deaths due to postpartum haemorrhage by providing counseling on a good age to get pregnant, monitored in consuming Fe tablet and early detection of pregnancy. Keywords : postpartum hemorrhage, age and anemia PENDAHULUAN Latar Belakang Kesehatan ibu merupakan salah satu perhatian dari World Health Organization (WHO) karena Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator utama derajat kesehatan suatu negara. Kematian ibu terjadi disebabkan oleh hubungan yang tidak langsung atau langsung terhadap persalinan. WHO memperkirakan 800 perempuan meninggal setiap harinya akibat komplikasi kehamilan dan proses persalinan. Sekitar 99% dari seluruh kematian ibu terjadi di negara berkembang. Sekitar 80% kematian ibu merupakan akibat meningkatnya komplikasi selama kehamilan, persalinan dan setelah persalinan (WHO, 2014) Menurut laporan WHO tahun 2014 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu 289.000 jiwa. AKI di Indonesia 214/100.000 kelahiran hidup, mengingat target pencapaian AKI di Indonesia pada tahun 2015 yaitu 102/100.000 kelahiran hidup, maka perlu upaya yang keras untuk mencapai target pada tahun 2015 tersebut (WHO, 2014). Sedangkan untuk Provinsi Jawa Tengah menurut Buku Saku Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (2014) Angka Kematian Ibu (AKI) di Jawa Tengah berjumlah 711/100.000 kelahiran hidup. Jumlah kasus kematian Ibu di Kabupaten Semarang 33 kasus. Kabupaten Semarang masuk ke dalam daftar 10 besar daerah dengan kematian ibu tertinggi tahun 2014 di Jawa Tengah (Dinkes Jateng, 2014). Penyebab angka kematian ibu adalah perdarahan (28%), eklampsia (24%), infeksi (11%), komplikasi masa puerperium (8%), abortus (5%), partus lama/macet (5%), emboli obstetri (3%), lain-lain (11%). Perdarahan menjadi penyebab utama kematian maternal. Terjadinya perdarahan postpartum disebabkan oleh beberapa faktor risiko yang mengarahkan kepeluang lebih besar sebagai penyebab tidak langsung. Menurut Wiknjosastro (2010) faktor-faktor yang mempengaruhi perdarahan postpartum meliputi beberapa aspek seperti usia, paritas, umur kehamilan, riwayat operasi saesar, jenis persalinan, lokasi persalinan, riwayat penyakit, dan lain-lain. Usia mempunyai pengaruh terhadap 2 Hubungan Usia Dan Anemia Terhadap Kejadian Perdarahan Postpartum Di RSUD Ungaran Pada Bulan Mei 2014

kemungkinan terjadinya peningkatan jumlah darah pada kala III dan IV. Risiko terjadinya perdarahan postpartum pada umur lebih dari 35 tahun. Kematian maternal akibat perdarahan postpartum lebih banyak pada umur lebih dari 35 tahun (Fauziyah, 2012). Kondisi Ibu pada saat hamil dapat mempengaruhi terjadinya komplikasi saat persalinan. Menurut Manuaba (2001) Ibu hamil yang menderita anemia memiliki kemungkinan akan mengalami perdarahan postpartum yang disebabkan karena atonia uteri. Anemia pada ibu hamil disebabkan oleh kekurangan zat besi, kekurangan asam folat, infeksi dan kelainan darah. Anemia dalam kehamilan dapat berpengaruh buruk terutama saat kehamilan, persalinan dan nifas. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD Ungaran didapatkan data bahwa usia ibu yang mengalami perdarahan postpartum sebagian besar berusia antara 20-35 tahun yaitu sebanyak 23 (67,65%) dan ibu yang berusia kurang dari 20 tahun sebanyak 3 (8,82%) serta ibu yang berusia lebih dari 35 tahun sebanyak 8 (23.53%). Data juga menunjukkan ibu yang mengalami perdarahan postpartum yang disebabkan oleh anemia sebanyak 19 (55,88%) dan yang mengalami perdarahan postpartum tetapi tidak anemia sebanyak 15 (44,12%). Data diatas menunjukkan adanya kesenjangan antara kasus yang ada di RSUD Ungaran dengan teori tentang perdarahan postpartum. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada hubungan antara usia dan anemia dengan kejadian perdarahan postpartum di RSUD Ungaran pada bulan Mei 2014? Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui hubungan usia dan anemia terhadap perdarahan postpartum di RSUD Ungaran. 2. Tujuan khusus penelitian ini yaitu: a) Mengetahui gambaran usia ibu bersalin di RSUD Ungaran, b) Mengetahui gambaran anemia ibu bersalin di RSUD Ungaran, c) Mengetahui gambaran perdarahan postpartum di RSUD Ungaran, d) Mengetahui hubungan usia terhadap kejadian perdarahan postpartum di RSUD Ungaran, e) Mengetahui hubungananemia terhadap kejadian Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai ilmu untuk menambah wawasan pengetahuan di bidang kesehatan khususnya hubungan usia dan anemia dengan kejadian perdarahan postpartum 2. Bagi RSUD Ungaran Sebagai masukan dan bahan pertimbangan RSUD Ungaran dalam upaya meningkatkan pengetahuan ibu tentang Usia dan Anemia dengan kejadian perdarahan postpartum. 3. Bagi Institusi STIKES Ngudi Waluyo Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber bacaan dan bahan pengajaran terutama yang berkaitan dengan usia dan anemia dengan kejadian perdarahan postpartum. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelasi dengan menggunakan pendekatan casecontrol, yaitu pendekatan dengan studi retrospektif. Penelitian ini dilakukan di RSUD Ungaran pada bulan Agustus 2015 dengan populasi yang digunakan yaitu semua ibu bersalin. Sampel pada penelitian ini ada 40 sampel kasus (ibu yang mengalami perdarahan postpartum) dan 40 sampel kontrol (ibu yang tidak mengalami perdarahan postpartum). Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling untuk sampel kasus dan teknik proportionate stratified random sampling untuk sampel kontrol dengan menggunakan data sekunder atau data rekam medik. Analisis data yang digunakan adalah analisa univariat dengan menggunakan distribusi frekuensi dan analisis bivariat menggunakan statistik korelasi dengan menggunakan Chi Square. 3 Hubungan Usia Dan Anemia Terhadap Kejadian Perdarahan Postpartum Di RSUD Ungaran Pada Bulan Mei 2014

HASIL Analisis Univariat Tabel 4.1 Gambaran Frekuensi Responden yang mengalami Perdarahan Postpartum Di RSUD Ungaran Bulan Mei 2014 Mei 2015 Kategori Perdarahan f (%) Perdarahan Postpartum 58 13,3 Tidak Perdarahan Postpartum 378 86,7 Total 436 100,0 Berdasarkan tabel 4.1 diperoleh hasil responden yang mengalami perdarahan postpartum sebanyak 58 responden (13,30%). Sedangkan dari 436 persalinan yang ada terdapat 378 responden (86,70%) mengalami persalinan normal. Tabel 4.2 Gambaran Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Terhadap Kejadian Perdarahan Postpartum pada Kelompok Kasus dan Kontrol Di RSUD Ungaran Bulan Mei 2014 Usia (Tahun) Total 40 100,0 40 100,0 Berdasarkan pada tabel 4.2 didapatkan kelompok usia berisiko (<20 dan >35 tahun) yang mengalami perdarahan postpartum sebanyak 24 (60%) responden, hal ini lebih tinggi dibandingkan kelompok responden dengan usia yang tidak berisiko (20-35 tahun) yaitu 16 (40%). Pada kelompok responden yang tidak mengalami perdarahan postpartum dengan usia berisiko (<20 dan >35 tahun) yaitu sebanyak 13 (32.5%) responden namun hal ini lebih rendah dibandingkan pada responden yang memiliki usia tidak berisiko (20-35 tahun) dan tidak mengalami perdarahan postpartum yaitu sebanyak 27 (67,5%) responden. Perdarahan Postpartum (Kasus) Tidak Perdarahan Postpartum (Kontrol) f (%) f (%) < 20 dan >35 24 60,0 13 32,5 20 35 16 40,0 27 67,5 Tabel 4.3 Gambaran Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Terhadap Kejadian Perdarahan Postpartum pada Kelompok Kasus dan Kontrol Di RSUD Ungaran Bulan Mei 2014 Anemia Anemia (Hb <11gram%) Tidak Anemia (Hb >11gram%) Total 40 100,0 40 100,0 Berdasarkan pada tabel 4.3 didapatkan kelompok responden yang mengalami perdarahan postpartum dengan kategori anemia terdapat sebanyak 22 (55%) responden, hal ini lebih besar terjadi pada responden yang tidak mengalami anemia namun mengalami perdarahan postpartum yaitu sebanyak 18 (45%) responden. Pada kelompok responden yang tidak perdarahan postpartum dengan anemia sebanyak 12 (30,0%) responden, hal ini lebih kecil dibandingkan responden yang tidak mengalami anemia dan tidak mengalami perdarahan postpartum yaitu sebanyak 28 (70%). Analisis Bivariat Tidak Perdarahan Perdarahan Postpartum Postpartum (Kasus) (Kontrol) f (%) f (%) 22 55,0 12 30,0 18 45,0 28 70,0 Hubungan Usia dengan Kejadian Perdarahan Postpartum Di RSUD Ungaran Bulan Mei 2014-Mei 2015 Pada tabel 4.4 di bawah ini didapatkan hasil uji statistik chi square yaitu p value = 0,014 (p<0,05) artinya dapat disimpulkan ada hubungan antara usia dengan kejadian perdarahan postpartum dan dari hasil analsis diperoleh nilai OR yaitu 3,115 artinya usia ibu <20 tahun dan >35 tahun memiliki tingkat risiko 3,115 kali lebih besar terhadap kejadian postpartum di RSUD Ungaran dibandingkan dengan kelompok usia ibu 20-35 tahun. 4 Hubungan Usia Dan Anemia Terhadap Kejadian Perdarahan Postpartum Di RSUD Ungaran Pada Bulan Mei 2014

Tabel 4.4 Hubungan Usia dengan Kejadian Perdarahan Postpartum Di RSUD Ungaran Bulan Mei 2014-Mei 2015 Usia (Tahun) Perdarahan Postpartum (Kasus) Tidak Perdarahan Postpartum (Kontrol) p value OR f (%) f (%) < 20 dan >35 24 60,0 13 32,5 0,014 3,115 20 35 16 40,0 27 67,5 Total 40 100,0 40 100,0 Hubungan anemia dengan kejadian bulan Mei 2014 Pada tabel 4.5 didapatkan hasil uji statistik chi square yaitu p value = 0,024 (p< 0,05) artinya dapat disimpulkan ada hubungan antara anemia dengan kejadian perdarahan postpartum dan dari hasil analisis diperoleh nilai OR yaitu 2,842 artinya ibu yang mengalami anemia memiliki tingkat risiko 2,842 kali lebih besar terhadap kejadian dibandingkan dengan ibu yang tidak mengalami anemia. Tabel 4.5 Hubungan Anemia dengan Kejadian Perdarahan Postpartum Di RSUD Ungaran Bulan Mei 2014 Perdarahan Tidak Perdarahan Anemia Postpartum (Kasus) Postpartum (Kontrol) p value OR f (%) f (%) Anemia (Hb <11gram%) 22 55,0 12 30,0 0,024 2,842 Tidak Anemia (Hb >11gram%) 18 45,0 28 70,0 Total 40 100,0 40 100,0 tidak baik, antara lain ibu yang terlalu sering PEMBAHASAN melahirkan (Krisnadi, 2004). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu mengalami perdaraan postpartum sekunder hal ini dikarenakan pada adanya beberapa faktor yang sering menjadi penyebab terjadinya perdarahan postpartum sekunder, oleh karenanya perlu antisipasi dan kewaspadaan yang tinggi dari penolong persalinan selama kala III dan kala IV, terlebih lagi apabila yang mengalami persalinan adalah ibu yang memiliki resiko untuk terjadinya perdarahan postpartum. Analisis Univariat Gambaran frekuensi responden yang mengalami perdarahan postpartum di RSUD Ungaran bulan Mei 2014 Berdasarkan tabel 4.1 diperoleh hasil responden yang mengalami perdarahan postpartum sebanyak 58 responden (13,30%), dari 58 responden yang mengalami perdarahan, perdarahan postpartum sekunder lebih besar yaitu 23 (57,5%) responden dibandingkan responden yang mengalami perdarahan postpartum primer yaitu sebanyak 17 (42,5%) responden. Pada saat plasenta dilahirkan, maka terbukalah pembuluh darah rahim yang tadinya melekat dengan plasenta. Otot dinding rahim mempunyai keitimewaan dalam strukturnya sehingga pada saat kontraksi, pembuluh tersebut dapat terjepit dan terhentilah perdarahan. Ada ibu-ibu yang berisiko untuk mengalami kontraksi rahim Gambaran frekuensi responden berdasarkan usia terhadap kejadian perdarahan postpartum pada kelompok kasus dan kontrol di RSUD Ungaran bulan Mei 2014 Menurut peneliti ibu yang melahirkan anak pada usia dibawah 20 tahun atau lebih dari 35 tahun dapat meningkatkan risiko terjadinya perdarahan postpartum yang mampu mengakibatkan kematian pada ibu. Hal ini 5 Hubungan Usia Dan Anemia Terhadap Kejadian Perdarahan Postpartum Di RSUD Ungaran Pada Bulan Mei 2014

dikarenakan pada usia dibawah 20 tahun fungsi reproduksi seorang wanita belum berkembang dengan sempurna, sedangkan pada usia diatas 35 tahun fungsi reproduksi seorang wanita sudah mengalami penurunan dibandingkan fungsi reproduksi normal sehingga kemungkinan untuk terjadinya komplikasi pasca persalinan terutama perdarahan akan lebih besar. Hal ini sesuai dengan teori Winkjosastro (2005) yang mengatakan bahwa dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun. Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi daripada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Kematian maternal meningkat kembali sesudah usia 30-35 tahun. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Darmin (2013) di RSUD Majene Kabupaten Majene juga menunjukkan bahwa kejadian perdarahan postpartum paling banyak terjadi pada wanita usia <20 tahun dan >35 tahun yaitu sebanyak 22 (43,1%). Gambaran frekuensi responden berdasarkan anemia terhadap kejadian perdarahan postpartum pada kelompok kasus dan kontrol di RSUD Ungaran bulan Mei 2014 Menurut peneliti pada penelitian ini responden yang mengalami anemia lebih banyak berisiko terhadap kejadian perdarahan, pada ibu yang anemia lebih banyak memiliki risiko dalam persalinannya, salah satunya perdarahan postpartum. Ibu yang mengalami anemia maka kadar Hb dalam darah akan berkurang, jika kadar Hb dalam dalam berkurang maka suplai oksigen dalam darah pun ikut berkurang hal ini mengakibatkan menurunnya energi yang dihasilkan sehingga mempengaruhi otot dalam berkontraksi. Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Winkjosastro (2005) bahwa anemia dapat mengurangi daya tahan tubuh ibu dan meninggikan frekuensi komplikasi kehamilan serta persalinan. Anemia juga menyebabkan peningkatan risiko perdarahan pasca persalinan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Darmin (2013) di RSUD Majene Kabupaten Majene juga menunjukkan bahwa kejadian perdarahan postpartum paling banyak terjadi pada sampel yang mengalami anemia (Hb <11gram%) yaitu sebanyak 24 (47.1%). Analisis Bivariat Hubungan usia dengan kejadian bulan Mei 2014-Mei 2015 Pada penelitian ini sebagian besar ibu yang memiliki usia berisiko mengalami perdarahan postpartum (60%). Menurut peneliti hal ini terjadi karena ibu yang melahirkan anak pada usia dibawah 20 tahun atau lebih dari 35 tahun dapat meningkatkan risiko terjadinya perdarahan postpartum yang mampu mengakibatkan kematian pada ibu. Hal ini dikarenakan pada usia dibawah 20 tahun fungsi reproduksi seorang ibu belum berkembang dengan sempurna, sedangkan pada usia diatas 35 tahun fungsi reproduksi seorang ibu sudah mengalami penurunan dibandingkan fungsi reproduksi normal sehingga kemungkinan untuk terjadinya komplikasi pasca persalinan terutama perdarahan akan lebih besar. Hal ini sesuai dengan teori Cunningham (2006) pada usia <20 tahun merupakan resiko tinggi kehamilan yang mengancam keselamatan ibu dan bayi, hal ini disebabkan pada usia muda organorgan reproduksi dan fungsi fisiologisnya belum optimal dan secara psikologis belum tercapainya emosi dan kejiwaan yang cukup dewasa sehingga akan berpengaruh terhadap penerimaan kehamilannya yang akhirnya akan berdampak pada pemeliharaan dan perkembangan bayi yang dikandungnya. Sedangkan pada ibu yang tua, terutama pada ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun merupakan resiko tinggi pula untuk hamil karena akan menimbulkan komplikasi pada kehamilan dan merugikan perkembangan janin selama periode kandungan. Secara umum hal ini karena adanya kemunduran fungsi fisiologis dari sistem tubuh. Adanya hubungan usia ibu dengan kejadian perdarahan postpartum didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan 6 Hubungan Usia Dan Anemia Terhadap Kejadian Perdarahan Postpartum Di RSUD Ungaran Pada Bulan Mei 2014

oleh Cicilia (2008) di RS Panti Wilasa dr. Cipto Semarang juga menunjukkan bahwa kejadian perdarahan postpartum paling banyak terjadi pada wanita usia <20 tahun dan >35 tahun yaitu sebanyak 27 (52,9%). Apabila seorang ibu ingin memiliki kesehatan reproduksi yang baik sebaiknya harus menghindari 4T (4 terlalu), dimana dua diantaranya adalah menyangkut dengan usia sang ibu. T yang pertama yaitu terlalu muda artinya hamil pada usia dibawah 20 tahun. Sedangan T yang kedua adalah terlalu tua artinya hamil diatas usia 35 tahun. Oleh karena usia berisiko (<20 tahun dan >35 tahun) berpengaruh terhadap terjadinya perdarahan postpartum, maka setiap ibu hendaknya merencanakan kehamilannya pada usia tidak berisiko (20-35 tahun) sehingga memperkecil resiko terjadinya perdarahan postpartum. Hubungan anemia dengan kejadian bulan Mei 2014 Dalam penelitian ini pada ibu yang mengalami perdarahan sebagian besar mengalami anemia dalam kehamilan karena kadar Hb yang kurang mengakibatkan proses metabolisme energi menjadi terhambat karena kekurangan oksigen. Oksigen penting untuk segala jenis siklus yang ada dalam tubuh termasuk metabolisme energi dalam tubuh membuat otot berkontraksi secara maksimal. Apabila kontraksi otot uterus tidak adekuat, pembulh darah yang terbuka akibat sinussinus tempat penempelan plasenta tidak akan dapat tertutup, ini yang mengakibatkan perdarahan terus terjadi, sedangkan apabila perdarahan terus terjadi maka kadar Hb semakin meurun membuat semakin lemahnya kontraksi otot uterus atau bahkan tidak dapat berkontraksi lagi. Menurut Winkjosastro (2010), volume darah ibu hamil bertambah kurang lebih sampai 50% yang menyebabkan konsentrasi sel darah merah mengalami penurunan. Bertambahnya sel darah merah masih kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma darah sehingga terjadi pengenceran darah. Perbandingan tersebut adalah plasma 30%, sel darah 18% dan haemoglobin 19%. Keadaan ini tidak normal bila konsentrasi turun terlalu rendah yang menyebabkan haemoglobin sampai <11gr%. Meningkatnya volume darah berarti meningkatkan pula jumlah zat besi yang dibutuhkan untuk memproduksi sel-sel darah merah sehingga tubuh dapat menormalkan konsentrasi haemoglobin sebagai protein pengangkut oksigen. Adanya hubungan anemia dengan kejadian perdarahan postpartum pada penelitian ini didukung dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rinawati (2010) di RSUP H. Adam Malik Medan juga menunjukkan bahwa kejadian perdarahan postpartum paling banyak terjadi pada sampel yang mengalami anemia (Hb <11gram%) yaitu sebanyak 32 (88,9%). Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Syafnell (2010) di RSUD Rokan Hulu yang menyebutkan bahwa sampel yang mengalami anemia (Hb <11gram%) lebih banyak dibandingkan sampel yang tidak mengalami anemia (Hb >11gram%) yaitu sebanyak 58 (75,3%). PENUTUP Kesimpulan 1. Gambaran responden berdasarkan usia yang mengalami perdarahan postpartum, paling banyak terjadi pada kelompok usia <20 tahun >35 tahun yaitu 24 responden (60%), sedangkan untuk kelompok usia 20-35 tahun sebanyak 16 responden (40%). 2. Gambaran responden berdasarkan kejadian anemia pada responden yang mengalami perdarahan postpartum, paling banyak terjadi pada kelompok responden yang mengalami anemia 22 responden (55%), sedangkan untuk kelompok yang tidak mengalami anemia sebanyak 18 responden (45%). 3. Ada hubungan bermakna antara usia dengan kejadian perdarahan postpartum dalam uji statistik didaptkan nilai p value 0,014 lebih kecil dari α 0,05. Sehingga hipotesis awal yang menunjukkan ada hubungan bermakna antara usia dengan kejadian perdarahan postpartum terbukti secara statistik (p value =0,028) serta memiliki tingkat resiko (OR) 3,115. 7 Hubungan Usia Dan Anemia Terhadap Kejadian Perdarahan Postpartum Di RSUD Ungaran Pada Bulan Mei 2014

4. Ada hubungan bermakna antara anemia dengan kejadian perdarahan postpartum dalam uji statistik didaptkan nilai p value 0,024 lebih kecil dari α 0,05. Sehingga hipotesis awal yang menunjukkan ada hubungan bermakna antara anemia dengan kejadian perdarahan postpartum terbukti secara statistik (p value = 0,028) serta memiliki tingkat resiko (OR) 2,842. Saran 1. Bagi RSUD Ungaran Kepada petugas RSUD Ungaran khususnya pada bidang pelayanan KIA agar melakukan deteksi dini faktor resiko dari usia dan anemia pada ibu hamil agar dapat melakukan upaya preventif untuk meminimalkan terjadinya komplikasi pada persalinan seperti perdarahan postpartum, dengan cara memberikan penyuluhan tentang usia yang baik untuk hamil, memonitoring dalam mengkonsumsi tablet Fe dan melakukan deteksi dini saat kehamilan serta memberikan konseling saat ibu melakukan pemeriksaan anc ke tenaga kesehatan mengenai tanda-tanda bahaya kehamilan dan tetang persalinan. 2. Bagi Penelitian Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan penelitian serupa dengan jumlah sampel dan variabel yang lebih banyak sehingga di harapkan memberikan hasil yang bervariasi. DAFTAR PUSTAKA [1] Cunningham, FG. 2006. Obstetri Williams. Jakarta : EGC [2] Dinkes Jateng, 2014. Angka Kematian Ibu Melahirkan Masih Tinggi. www.dinkesjatengprov.go.id/.diakses tanggal 22 Januari 2014. [3] Dina, Darmin. 2013. Faktor Determinan Kejadian Perdarahan Postpartum Di RSUD Majane Kabupaten Majane. STIKES Bina Bangsa Majene. [4] Fauziyah, Yulia. 2012. Obstetri Patologi. Nuha medika. Yogyakarta [5] Krisnadi, Sofie Rifayani. 2004. Perdarahan Pascasalin. Available at : http://www.pikiranrakyat.com/cetak/1004/03/hikmah/keseha tan htm [6] Manuaba. 2001. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC [7] Ninik, Cicilia. 2009. Hubungan Antara Paritas Dan Umur Ibu Dengan Kejadian Perdarahan Postpartum Di RS. Panti Wilasa Tahun 2008. DIV Bidan Pendidik Politeknik Kesehatan Depkes Semarang. Semarang Sembiring, Rinawati. 2010. Hubungan Anemia Dalam Kehamilan Dengan Kejadian Perdarahan Postpartum Di RSUP H. Adam Malik Medan. DIII Kebidanan Mutiara Indonesia. Medan [8] Syafnell. 2010. Analisis Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Perdarahan Postpartum Primer Di RSUD Rokan Hulu Tahun 2010. Riau [9] World Health Organization (WHO). 2014. WHO, UNICEF, UNFPA, The World Bank. Trends in maternal mortality: 1990 to 2013.Geneva: World Health Organization [10] Wiknjosastro, H. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono [11] Wuryanti, Ayu. 2010. Hubungan Anemia Dalam Kehamilan Dengan Perdarahan Pospartum Karena Atonia Uteri di RSUD Wonogiri. DIV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Surakarta 8 Hubungan Usia Dan Anemia Terhadap Kejadian Perdarahan Postpartum Di RSUD Ungaran Pada Bulan Mei 2014