STUDI TINGKAT KEANDALAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA BANGUNAN APARTEMEN (Studi Kasus Apartemen Di Surabaya)

dokumen-dokumen yang mirip
DESAIN KESELAMATAN TERHADAP RISIKO KEBAKARAN (FIRE SAFETY ENVIRONMENT AREA) PADA LINGKUNGAN PERUMAHAN & PERMUKIMAN DI DKI JAKARTA.

ANALISA KEANDALAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA GEDUNG (Studi Kasus Gedung Kantor Gubernur Riau Kota Pekanbaru)

kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

The Via And The Vué Apartment Surabaya. Dyah Tri S

EVALUASI KEANDALAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG (Studi Kasus Gedung Kantor Bupati Indragiri Hilir) ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI SARANA MENYELAMATKAN DIRI KEADAAN DARURAT PADA BANGUNAN GEDUNG PERKANTORAN SEBAGAI UPAYA IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KEBAKARAN

STUDI SISTEM PROTEKSI PASIF KEBAKARAN PADA BANGUNAN HOTEL DANAU TOBA INTERNASIONAL MEDAN CHINDY

STUDI PEMILIHAN BAHAN PENGHAMBAT KEBAKARAN PASIF UNTUK SEBUAH GEDUNG BERDASARKAN SNI

BAB III LANDASAN TEORI. A. Evaluasi Sistem Proteksi Kebakaran Gedung

- Mengurangi dan mengendalikan bahaya dan resiko - Mencegah kecelakaan dan cidera, dan - Memelihara kondisi aman

Analisis Kelayakan Fire Safety Management ( FSM ) Pada Bangunan Gedung C Fakultas Teknik Universitas Riau

DAFTAR STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL

ANALISA KEANDALAN SISTEM KESELAMATAN BANGUNAN TERHADAP BAHAYA KEBAKARAN (Studi Kasus Gedung Surya Dumai Group dan Bank Tabungan Negara Kota Pekanbaru)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

128 Universitas Indonesia

MENCERMATI STANDAR PENGAMANAN GEDUNG UNTUK ANTISIPASI BAHAYA KEBAKARAN

SISTEM PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN I

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Februari 2013

BAB I PENDAHULUAN. monoksida, atau produk dan efek lainnya (Badan Standar Nasional, 2000).

Evaluasi Fungsi Tangga Darurat pada Gedung-gedung di Universitas Negeri Semarang

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Obyek Penelitian

TUGAS AKHIR EVALUASI EMERGENCY RESPONSE PLAN DAN ALAT PEMADAM API RINGAN PADA PT. PHILIPS INDONESIA ADHITYA NUGROHO

Ari Wibisono

Evaluasi Fire Protection pada Apartemen Soekarno Hatta Malang

Pemeriksaan keselamatan kebakaran bangunan gedung

Sistem Proteksi Kebakaran pada Gedung UKM Universitas Brawijaya Malang

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PENGELOLAAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN. (Kepala keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit)

BAB I PENDAHULUAN. Markas Pusat Pemadam Kebakaran Pemkot Semarang 1

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN SURAT PERNYATAAN TENTANG ORISINALITAS KATA PENGANTAR

BAB II TINJAUN PUSTAKA

MAINTENANCE SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN AKTIF PROYEK PEMBANGUNAN TANGRAM HOTEL DAN SADIRA PLAZA KOTA PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Bangunan gedung menurut UU RI No. 28 Tahun 2002 adalah wujud fisik hasil

TINJAUAN PENCEGAHAN KEBAKARAN PADA GEDUNG PARKIR DAN HOTEL BTC JL. DR DJUNJUNAN NO

Perancangan Emergency Response Plan di PT E-T-A Indonesia

ANALISIS UPAYA PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI GEDUNG BOUGENVILLE RUMAH SAKIT TELOGOREJO SEMARANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

Lampiran 1 Hasil Penilaian

EVALUASI TANGGA KEBAKARAN SEBAGAI SARANA EVAKUASI KEBAKARAN ( STUDI KASUS UMB TOWER )

BAB 1 : PENDAHULUAN. sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.

ANALISIS KEANDALAN SISTEM KESELAMATAN KEBAKARAN BANGUNAN MENGGUNAKAN Pd-T C DI FKM UNSRAT MANADO Hendrina Mandey*, P.A.T Kawatu*, V.

GAMBARAN KESELAMATAN KEBAKARAN PADA SEKOLAH DASAR A DAN SEKOLAH DASAR B BANTEN TAHUN 2013

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PRAKATA ABSTRAKSI

Tata cara perencanaan akses bangunan dan akses lingkungan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung.

IDENTIFIKASI FASILITAS SAFETY BUILDING SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN DI GEDUNG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI

BAB V PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan di PT. Asahimas Chemical mengenai

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau

ANALISIS TIGA FAKTOR DOMINAN SISTEM PROTEKSI AKTIF DAN PASIF SERTA SISTEM TANGGAP DARURAT KEBAKARAN DI GEDUNG VOKASI UI TAHUN 2013

EVALUASI KEANDALAN KESELAMATAN KEBAKARAN PADA GEDUNG FISIP II UNIVERSITAS BRAWIJAYA, MALANG.

PENYULUHAN UNTUK PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG DAN PERMUKIMAN DI KELURAHAN WINANGUN II, LINGKUNGAN 2, MANADO

WALI KOTA BALIKPAPAN, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB III LANDASAN TEORI

KONSEP DAN RENCANA PENANGANAN BANGUNAN GEDUNG DAN PROTEKSI KEBAKARAN PADA PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 204 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA NOMOR TENTANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG

STUDI SISTEM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN PADA PABRIK PEMBUATAN PESAWAT TERBANG

BUPATI BENGKAYANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

EVALUASI SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA BANGUNAN RUMAH SUSUN (STUDI KASUS : RUSUNAWA UNDIP) Jl. Prof Sudarto SH Tembalang Semarang 50131

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG PT. X JAKARTA

TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERENCANAAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA GEDUNG KANTOR 5 LANTAI PT. RAKA UTAMA. Disusun oleh : PRILIAN YUSPITA

Studi Evaluasi Jalur Evakuasi Terhadap Keselamatan Karyawan Pada Wisma Barito Pasific

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG

EMERGENCY PLANING AND EVACUATION LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI BAHAYA KEBAKARAN

JUDUL : Managemen Tanggap Darurat

EVALUASI PENERAPAN SISTEM KESELAMATAN KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DR. M. DJAMIL PADANG ABSTRAK

SKRIPSI PERANCANGAN KEBUTUHAN APAR DAN SARANA PENYELAMAT DIRI PADA DARURAT KEBAKARAN DI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II BALIKPAPAN

Selain sistem springkler, BSN juga membuat peraturan untuk penanggulangan kebakaran gedung (building fire fighting system), diantaranya :

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 12 TAHUN 2012 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

Arahan Distribusi Lokasi Pos Pemadam Kebakaran Berdasarkan Kawasan Potensi Risiko Bencana Kebakaran di Kota Surabaya

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 4 TAHUN TENTANG MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NO. 10 TH PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

PENGENDALIAN BAHAYA KEBAKARAN MELALUI OPTIMALISASI TATA KELOLA LAHAN KAWASAN PERUMAHAN DI WILAYAH PERKOTAAN

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

Rr. DWI RATIH ISRORINI NIM. I JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENTING ASURANSI KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG TINGGI PERKANTORAN DI DKI JAKARTA

Volume 11 Nomor 2, April 2012 ISSN X

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MODEL ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN METODE DEMOLISI PADA PROYEK KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN KEBAKARAN PADA KAPAL PENUMPANG MELALUI UPAYA PERANCANGAN DETEKTOR

KONDISI GEDUNG WET PAINT PRODUCTION

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EVALUASI DESAIN JALUR EVAKUASI PENGGUNA BANGUNAN DALAM KONDISI DARURAT PADA BANGUNAN APARTEMEN X

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang sehat melalui pelayanan kesehatan yang bermutu dan

BAB I PENDAHULUAN. menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di

EVALUASI KEANDALAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN DITINJAU DARI SARANA PENYELAMATAN DAN SISTEM PROTEKSI PASIF KEBAKARAN DI GEDUNG LAWANG SEWU SEMARANG

1 Universitas Indonesia

IDENTIFIKASI TINGKAT KEANDALAN ELEMEN-ELEMEN PENANGGULANGAN BENCANA KEBAKARAN GEDUNG PD PASAR JAYA DI DKI JAKARTA

Tata cara perencanaan sistem protekasi pasif untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung.

Tata cara perencanaan dan pemasangan sarana jalan ke luar untuk penyelamatan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan gedung.

EVALUASI SISTEM PENCEGAHAN KEBAKARAN DAN EVAKUASI PADA BANGUNAN ADMINISTRASI TINJAUAN TERHADAP BEBAN API

BAB VIII PENUTUP. bahan bakar berasal dari gas berupa: LPG. generator, boiler dan peralatan masak di dapur.

ANALISIS STRUKTUR BANGUNAN YANG DITINJAU DARI TANGGA DARURAT PADA PUSAT PERBELANJAAN MESRA INDAH MALL SAMARINDA

Tata cara perencanaan dan pemasangan sarana jalan ke luar untuk penyelamatan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan gedung.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

5/9/2014 Created by PNK3 NAKERTRANS 1

Transkripsi:

DIMENSI (Journal of Architecture and Built Environment), Vol. 39, No. 1, July 2012, 15-22 ISSN 0126-219X STUDI TINGKAT KEANDALAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA BANGUNAN APARTEMEN (Studi Kasus Apartemen Di Surabaya) ADIWIDJAJA, Roy Email: hobbiez_arch@yahoo.com ABSTRAK Kondisi tingkat keandalan sistem proteksi kebaran adalah sistem yang dibangun melalui pengaturan kelengkapan tapak, sarana keselamatan, sistem proteksi pasif dan sistem proteksi aktif untuk evakuasi penghuni maupun petugas kebakaran dalam upaya penyelamatan pada apartemen. Digunakan AHP (Analitycal Hierarchy Process) dalam proses pembobotannya untuk mendapatkan Nilai Keandalan Sistem Keselamatan Bangunan. Studi untuk mendapatkan Nilai Keandalan Sistem Keselamatan Bangunan terhadap Kebakaran dan pada tahap pemanfaatan ini dan lingkungannya andal sesuai dengan fungsinya dan aman bagi manusia. Kata kunci: Keandalan, sistem, kebakaran,, apartmen, lingkungan. ABSTRACT The reliability condition of fire rescue system is a system built by setting the completeness of site, means of salvation, passive protection system and active protection system for occupants evacuation time and fire fighting in apartment. AHP (Analitycal Hierarchy Process) is used in the process to get the grade in reliability of a buildings security systems. The study is to obtain the value systems of fire and building safety certainty at this stage wheter the use of this building and its environment reliability in accordance with its function and is safe for humans. Keywords: Reliability, system, fire, building, apartment, environment PENDAHULUAN Penduduk kota tumbuh dengan sangat cepat, hal ini menyebabkan kebutuhan akan rumah tinggal juga meningkat. Pem perumahan meningkat menyebabkan ketersediaan lahan berkurang, hal ini menyebabkan harga tanah semakin mahal. Dibutuhkan solusi perumahan dengan nilai ekonomi lahan yang tinggi serta aman. Direncanakan suatu pem hunian secara vertikal untuk memenuhi kebutuhan rumah yang efisien dalam penggunaan tanah, terjangkau, layak, sesuai peruntukan dan tata ruang. Dalam perancangan bertingkat pertimbangan tidak semata-mata ditujukan mendapatkan biaya awal yang rendah, tetapi berorientasi pada berbagai kemungkinan yang akan terjadi pada saat tersebut difungsikan. Dalam merancang bertingkat tinggi, di samping aspek arsitektural, seorang arsitek perlu mempertimbangkan berbagai aspek lainnya, seperti struktural, mekanikal, elektrikal dan biaya (Juwana, 2005, p. 2). Bangunan merupakan suatu sistem yang terintegrasi terdiri dari rangkaian sub-sub sistem dimana salah satunya masalah penanggulangan kebakaran harus sudah terintegrasi dengan baik dalam mulai dari tahap perencanaan sampai dengan beroperasi. Penelitian ini dilakukan untuk menilai keandalan sistem penyelamatan terhadap kebakaran pada apartemen di Surabaya. Apartemen memiliki karakteristik yang unik, berbeda dari segi kepemilikan awal dan pengguna. Apartemen dibangun dan direncanakan oleh pemilik awal yang pada akhirnya terjadi perubahan kepemilikan, digunakan dan dihuni oleh sekumpulan orang yang menempati tersebut. Sehingga segala resiko menjadi tanggung jawab pemilik satuan-satuan hunian secara bersama. Dari segi jumlah orang yang berada dalam memang sedikit sekali tetapi memiliki privasi dalam beraktivitas sehingga satu sama lain tidak saling mengetahui. Acuan yang dipergunakan menjadi standar pengamatan dan pengkajian antara lain Peraturan Menteri Pekerjaan Umum no. 26/PRT/M/2008 tentang Persyaratan Teknik Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. 15

Adiwidjaja METODE PENELITIAN Observasi dengan melakukan pengamatan langsung di lokasi yang mencakup: - Komponen kelengkapan tapak - Komponen sarana penyelamatan - Komponen sistem proteksi pasif - Komponen sistem proteksi aktif yang berpengaruh terhadap sistem proteksi pasif. Dalam pelaksanaan penelitian mengingat banyak keputusan yang bersifat kualitatif, dan dasar ukuran pencapaiannya adalah dengan menggunakan skala subyektif, maka untuk memperoleh keputusan yang obyektif digunakan metode Analitycal Hierarcy Process (AHP), seperti terlihat pada Gambar 1. Dibantu dengan metode sistem penilaian pada Malcolm Baldrige Award yang disesuaikan dengan kriteria keandalan sistem keselamatan untuk membantu dalam usaha penilaian yang lebih obyektif. Gambar 1. Kerangka Berpikir 16

Studi Tingkat Keandalan Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Apartemen STUDI LITERATUR Acuan yang dipergunakan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum no. 26/PRT/M/2008 tanggal 30 Desember 2008 tentang persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan, meliputi: a. Sistem proteksi kebakaran pasif: - Jalur akses masuk mobil pemadam kebakaran - Lapis perkerasan, hidran halaman dan bukaan akses - Akses petugas pemadam kebakaran di dalam - Jarak antar - Akses eksit, pintu dan tangga kebakaran dan eksit pelepasan - Pencahayaan darurat - Ketahanan struktur dan kompartemen. b. Sistem proteksi kebakaran aktif yang mempengaruhi sitem proteksi kebakaran pasif: - Sistem deteksi, penghisap asap dan springkler - Pemadam api ringan dan hidran kebakaran Gedung. NILAI KEANDALAN SISTEM KESELAMATAN TERHADAP KEBAKARAN PADA BANGUNAN APARTEMEN NILAI KEANDALAN SISTEM KESELAMATAN PASIF NILAI KEANDALAN SISTEM KESELAMATAN AKTIF KOMPONEN AKSES BANGUNAN DAN AKSES LINGKUNGAN KOMPONEN SARANA JALAN KE LUAR SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PASIF SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN AKTIF Jalur akses masuk mobil pemadam kebakaran Lapis perkerasan Akses eksit Pintu Tangga kebakaran Ketahanan struktur Kompartemen Sistem deteksi Penghisap asap Springkler Hidran halaman Eksit pelepasan Bukaan akses Akses petugas pemadam kebakaran di dalam Pencahayaan darurat Pemadam api ringan Hidran kebakaran Jarak antar Gambar 2. Model Hierarki Lingkup Penelitan 17

Adiwidjaja PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan pengecekan keandalan terhadap bahaya kebakaran dilakukan dilapangan dengan observasi dan evaluasi berdasarkan acuan yang telah dibuat, mencakup: - Komponen kelengkapan tapak - Komponen sarana penyelamatan - Komponen sistem proteksi pasif - Komponen sistem proteksi aktif Perhitungan bobot komponen sistem keselamatan dengan menggunakan metode AHP dan bantuan software Expert Choice terlihat hasilnya seperti Gambar 3. Setiap komponen atau bagian dari harus dinilai keandalannya terhadap bahaya kebakaran. Nilai kondisi komponen sistem keselamatan pasif dibagi dalam lima tingkat yaitu: - 4 komponen dan kelengkapan sesuai persyaratan - 3 komponen sesuai persyaratan dan kelengkapan belum sesuai - 2 komponen sesuai dengan persyaratan - 1 komponennya belum sesuai dengan persyaratan minimal - 0 tidak ada komponennya. Nilai kondisi komponen sistem keselamatan aktif dibagi dalam tiga tingkat yaitu: - Baik (100) tersedia sesuai dengan persyaratan - Cukup (80) tersedia tetapi tidak memenuhi kriteria - Kurang (60) Tidak tersedia Penelitian dilakukan pada : - Apartemen Metropolis, Jl. Raya Tenggilis 127, Surabaya - Apartemen High Point, Jl. Siwalankerto 161, Surabaya - Apartemen Puncak Permai tower A, Jl. Raya Darmo Permai 3, Surabaya. Nilai keandalan sistem keselamatan pasif (NKSKP): - 0 < NKSKP < 1 : Tidak ada komponen sistem keselamatan. - 1 < NKSKP < 2 : Terdapat komponen sistem keselamatan tetapi beberapa tidak memenuhi persyaratan - 2 < NKSKP < 3 : Terdapat komponen sistem keselamatan yang memenuhi persyaratan. - 3 < NKSKP < 4 : Terdapat komponen sistem keselamatan yang memenuhi persyaratan tetapi dengan beberapa kelengkapan yang belum memenuhi persyaratan. - NKSKP = 4 : Komponen dan kelengkapan sistem keselamatan memenuhi persyaratan. Gambar 3. Bobot Penilaian Komponen Sistem Keselamatan Gambar 3. Bobot Penilaian Komponen Sistem Keselamatan 18 Untuk menjamin keselamatan secara keseluruhan, NKSKP nilainya harus 4 karena menyangkut keselamatan nyawa manusia. Nilai keandalan sistem keselamatan aktif (NKSKA): - 60 < NKSKA < 80 : Terdapat beberapa sistem keselamatan yang tidak tersedia. - 80 < NKSKA < 100 : Terdapat sistem keselamatan tetapi beberapa tidak memenuhi persyaratan. - NKSKA = 100 : Semua sistem keselamatan dengan jumlah dan kelengkapannya memenuhi persyaratan. Dari hasil pemeriksaan nilai keandalan sistem keselamatan yang telah dihitung maka dapat diketahui komponen keselamatan yang kurang memenuhi persyaratan dengan melihat pada catatan pada tabel penilaian untuk masingmasing.

Studi Tingkat Keandalan Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Apartemen Tabel 1. Penilaian Keandalan Sistem Keselamatan Pasif Kriteria Metropolis High Point Puncak Permai (A) Nilai Bobot Jumlah Nilai Bobot Jumlah Nilai Bobot Jumlah Jalur akses masuk mobil pemadam kebakaran 1 0.143 0.143 1 0.143 0.429 3 0.143 0.429 Lapis perkerasan (dibuat dari lapiran yang dikerkuat agar dapat menahan beban static mobil pemadam kebakaran seberat 44 ton dengan beban plat kaki jack) 2 0.152 0.304 2 0.152 0.304 2 0.152 0.304 Hidran halaman 1 0.152 0.135 1 0.135 0.135 4 0.135 0.54 Bukaan akses (untuk petugas pemadam kebakaran dibuat melalui dinding luar untuk operasi pemadaman dan penyelamatan) 2 0.198 0.396 2 0.198 0.396 2 0.198 0.396 Akses petugas pemadam kebakaran di dalam 0 0.242 0 0 0.242 0 0 0.242 0 Jarak antar 1 0.129 0.129 1 0.129 0.129 4 0.129 0.516 Nilai Komponen Kelengkapan Tapak 1.107 1.393 2.185 Akses Eksit (bagian dari sarana jalan keluar yang menuju ke sebuah eksit) 4 0.214 0.856 4 0.214 0.856 4 0.214 0.856 Pintu Kebakaran 4 0.202 0.808 3 0.202 0.606 3 0.202 0.606 Tangga Kebakaran (tangga yang direncanakan khusus untuk penyelamaatan bila terjadi kebakaran) 3 0.230 0.69 1 0.230 0.23 3 0.230 0.69 Eksit Pelepasan (bagian dari sarana jalan ke luar 2 0.182 0.364 1 0.182 0.182 2 0.182 0.364 antara batas ujung sebuah eksit dan sebuah jalan umum) Pencahayaan Daarurat 4 0.172 0.688 4 0.172 0.688 4 0.172 0.204 Nilai Komponen Sarana Penyelamatan 3.406 2.562 3.204 Ketahanan Struktur 4 0.545 2.18 4 0.545 2.18 4 0.545 2.18 Kompartemen 4 0.455 1.82 1 0.455 0.635 4 0.455 1.82 Nilai Sistem Proteksi Kebakaran Pasif 4 2.635 4 Tabel 2. Penilaian Sistem Keandalan Keselamatan Aktif Kriteria Metropolis High Point Puncak Permai (A) Nilai Bobot Jumlah Nilai Bobot Jumlah Nilai Bobot Jumlah Sistem deteksi dan alarm kebakaran 80 0.138 11.04 80 0.138 11.04 80 0.138 11.04 Penghisap asap 60 0.113 6.78 60 0.113 6.78 60 0.113 6.78 Springkler 80 0.298 23.84 80 0.298 23.84 80 0.298 23.84 Alat pemadam api ringan 80 0.368 29.44 60 0.368 22.08 60 0.368 22.08 Hidran kebakaran gedung 100 0.083 8.3 100 0.083 8.3 100 0.083 8.3 Nilai Sistem Proteksi Kebakaran Aktif 79.40 72.04 72.04 19

Adiwidjaja Tabel 3. Nilai Keandalan Bangunan Bangunan Apartemen Metropolis Kristeria Nilai Bobot Jumlah Penilaian Komponen Kelengkapan Tapak 1.107 0.303 0.335421 Penilaian Komponen Sarana Penyelamatan 3.406 0.332 1.131 Penilaian Sistem Proteksi Kebakaran pasif 4 0.365 1.46 Nilai Keandalan Sistem Keselamatan Pasif terhadap Kebakaran 2.926 Nilai Keandalan Sistem Keselamatan Altif terhadap Kebakaran 79.40 Bangunan Apartemen High Point Kristeria Nilai Bobot Jumlah Penilaian Komponen Kelengkapan Tapak 1.393 0.303 0.422079 Penilaian Komponen Sarana Penyelamatan 2.562 0.332 0.851 Penilaian Sistem Proteksi Kebakaran pasif 2.635 0.365 0.961775 Nilai Keandalan Sistem Keselamatan Pasif trhadap Kebakaran 2.234 Nilai Keandalan Sistem Keselamatan Aktif terhadap Kebakaran 72.04 Bangunan Apartemen Puncak Permai Kristeria Nilai Bobot Jumlah Penilaian Komponen Kelengkapan Tapak 2.185 0.303 0.662055 Penilaian Komponen Sarana Penyelamatan 3.204 0.332 1.064 Penilaian Sistem Proteksi Kebakaran paasif 4 0.365 1.46 Nilai Keandalan Sistem Keselamatan paasif terhadap Kebakaran 3.186 Nilai Keandalan Sistem Keselamatan Aktif terhadap kebakaran 72.04 HASIL ANALISA - Dari hasil perhitungan nilai keandalan sistem keselamatan apartemen Metropolis adalah 2,926 (79,40) artinya pada ini memiliki komponen sistem proteksi kebakaran pasif yang memenuhi persyaratan tapi kurang kelengkapan dan sistem proteksi kebakaran aktif kurang memadai. - Dari hasil perhitungan nilai keandalan sistem keselamatan apartemen High Point adalah 2,234 (72,04) artinya pada ini memiliki komponen sistem proteksi kebakaran pasif yang memenuhi persyaratan tetapi kurang kelengkapan dan sistem proteksi kebakaran pasif yang kurang memadai. - Dari hasil perhitungan nilai keandalan sistem keselamatan apartemen Puncak Permai adalah 3,186 (72,04) artinya pada ini memiliki komponen sistem proteksi kebakaran pasif yang memenuhi persyaratan tetapi kelengkapan kurang memenuhi persyaratan dan sistem proteksi kebakaran aktif yang kurang memadai. KESIMPULAN Dari hasil penelitian terlihat bahwa untuk masalah keselamatan terhadap bahaya kebakaran sangatlah kurang mendapat perhatian pada apartemen di Surabaya, masalah ini sebenarnya tidak boleh diabaikan dan harus tersedia dengan sempurna atau lengkap sesuai dengan yang dipersyaratkan karena kalau sampai terjadi kebakaran maka akan mengakibatkan kerugian harta benda dan yang terpenting keselamatan nyawa manusia. Hal ini terjadi karena pembeli atau penghuni apartemen kurang mengerti/pemahaman tentang bahaya kebakaran sehingga hal ini dimanfaatkan oleh pengembang untuk mengurangi komponen sarana keselamatan di apartemen ini sehingga mampu menjual harga yang cukup terjangkau. Penghuni mungkin mengetahui beberapa komponen keselamatan tetapi tidak mengetahui secara rinci mengenai persyaratan yang dibutuhkan. Yang lebih bermasalah, pengembang biasanya mengetahui mengenai persyaratan ini baik melalui pihak perencana maupun bagian perijinan tetapi berusaha mengurangi atau meminimalkan komponen sistim proteksi untuk dapat menjual unit apartemen dengan harga murah. DAFTAR PUSTAKA Badan Standarisasi Nasional (2000) SNI 03-1735- 2000: Tata cara Perencanaan Akses Bangunan dan Akses Lingkungan untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung. Badan Standarisasi Nasional. (2000). SNI 03-1736- 2000: Tata Cara Perencanaan Sistem Proteksi Pasif untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumahdan Gedung. 20

Studi Tingkat Keandalan Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Apartemen Badan Standarisasi Nasional. (2000). SNI 03-1746- 2000: Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sarana Jalan untuk Penyelamatan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung. Badan Standarisasi Nasional. (2000). SNI 01-7565- 2002: Spesifikasi Bahan Bangunan untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung. Departemen Pekerjaan Umum. (2008). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26/PRT/M2008, tentang: Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. Juwana, J.S. (2005). Panduan Sistem Bangunan Tinggi. Erlangga, Jakarta Saaty, T.L. (1993). Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin. Proses Hierarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Kompleks. P.T.Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta. Tryon, George H. (1969). Fire Protection Handbook. National Fire Protection Association (NFPA). Massachussetts. Undang-Undang Republik Indonesia No.28 Tahun 2002, Tentang: Bangunan Gedung. 21