BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia terutama Jawa Barat, banyak sekali kelompok pencinta alam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 - Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SPORT CENTER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN BAB I. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesulitan dalam menggunakan panca indera, muncul berbagai penyakit yang

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pusat Perawatan Hewan Peliharaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERANCANGAN INTERIOR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK HERMINA DI JAKARTA BARAT PAPER TUGAS AKHIR. Oleh: Siswanti Asri Trisnanih ( ) 08 PAC

ABSTRAK. Kata kunci: komunitas, motivasi, Nike Running, olahraga lari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh yang besar salah satunya dibidang kecantikan. Perawatan kecantikan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak terbatas hanya kamera Digital Single Lens Reflect (DSLR) tetapi terdapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Maraknya pertumbuhan sarana Sports Club atau sarana olahraga di kota kota besar,tidak

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Sport Hall

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi

Perancangan Interior Gedung Singapore International School dengan Konsep Learning by Playing

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara


BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Proyek

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada permasalahan kelanjutan hidup. Permasalahan anak di rumah dan diluar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara universal, seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

mereka dalam masyarakat. Anak-anak juga dapat mendorong orang tua dan orang dewasa lainnya untuk memanfaatkannya.nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang Unggul, Inklusif, dan Humanis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini olahraga merupakan salah satu aktivitas yang mulai dipilih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu yang paling populer ialah seni minum teh.

bangunan saung dengan struktur kayu berfokus pada pengolahan layout dan furniture yang sesuai dengan karakteristik saung tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dan gaya hidupnya dewasa ini semakin berkembang. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1.4 Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. JUDUL B. LATAR BELAKANG MASALAH. Desain Interior Lansia Therapist Center di Surakarta dengan Konsep. Surga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi informasi saat ini, informasi

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah bidang bangunan. Pembangunan gedung-gedung saat ini

LP3A Tugas Akhir Pusat Kegiatan Mahasiswa Universitas Diponegoro Tembalang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. di perkotaan-perkotaan salah satunya adalah kota Yogyakarta. Ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perancangan

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia terutama Jawa Barat, banyak sekali kelompok pencinta alam yang berdiri, mulai dari pribadi, pemerintah, hingga berdiri dibawah naungan universitas/lembaga tertentu, banyak dari keberadaan kelompok kelompok pencinta alam yang tidak memiliki kantor sekretariat yang jelas tapi sudah memiliki banyak prestasi. Salah satu kelompok pencinta alam yang memiliki prestasi baik dengan jumlah anggota yang banyak adalah Wanadri, Wanadri merupakan kelompok pencinta alam profesional kota bandung dengan dasar dukungan dari Komandan Pasukan Khusus (KOPASSUS). 1

Wanadri sebagai kelompok pencinta alam sendiri menuntut anggotanya untuk rutin dan aktif dalam kegiatan olahraga-olahraga pencinta alam. Olahraga-olahraga pencinta alam biasanya tergolong extreme sport, mulai dari caving, climbing, downhi, dll, banyak dari olahraga jenis ini dilakukan di alam dengan segala kendalanya mulai dari faktor kenyamanan, keamanan, dan cuaca. Oleh karena hal-hal tersebut maka penulis berpikir untuk memfasilitasi olah raga tersebut agar dapat dilakukan kapan pun tanpa terkendala cuaca, dengan tingkat keamanan yang tinggi, dengan suasana nyaman dan dapat dilakukan di dalam ruangan, salah satu contoh olahraga extreme yang sedang berkembang dan dapat dimodifikasi menjadi di dalam ruangan adalah panjat tebing. Olahraga panjat tebing termasuk ke dalam salah satu jenis olahraga extreme dengan ketinggian yang telah dan masih terus berkembang di Indonesia,panjat tebing mulai dikenal di Indonesia sejak tahun 1976 dengan pelopor pertamanya adalah bapak Harry Suliztiarto, pemuda asal Surabaya yang menjadi mahasiswa Seni Rupa ITB. Awalnya panjat tebing dilakukan sebagai salah satu komponen dari pendakian gunung, panjat tebing biasanya dilakukan di tebing-tebing batu curam yang ada di daerah pegunungan namun pada tahun 1976 panjat tebing mulai diperkenalkan sebagai sebuah olahraga baru. 2

Sejak saat itu antusiasme masyarkat Indonesia mengenai panjat tebing sangatlah baik, ada banyak komunitas panjat tebing di Indonesia terbentuk,terutama di kampus-kampus sebagai sebuah unit kegiatan pencinta alam. Di masa sekarang ini, olahraga panjat tebing mulai beralih menjadi olahraga panjat dinding buatan karna faktor kemanan yang lebih baik dan faktor berkurangnya tebing tebing batu di alam akibat pengerusakan oleh manusia, selain itu faktor efisiensi juga menjadi salah satu faktor utama yang mendukung penyesuaian olehraga panjat tebing di alam menjadi olahraga panjat tebing buatan di area indoor. Para pemanjat pemula merasa lebih aman ketika berlatih di dinding tebing buatan sebelum mereka merasakan memanjat tebing sungguhan dengan kesulitan yang lebih tinggi, selain itu dengan adanya dinding panjat tebing buatan di area indoor, para pemanjat tidak perlu pusing membawa peralatanya sendiri untuk berlatih dan tidak perlu kawatir akan cuaca hujan yang membuat mereka tidak dapat menyalurkan keinginannya untuk berlatih. Selain aspek olahraga dengan kendala sarana dan prasarananya,wanadri juga terkendala dengan masalah area penyimpanan dan fasilitas dalam sekertariatnya, makin bertambahnya anggota serta makin rutin kegiatan kegiatan yang diselenggarakan Wanadri, membuat penulis ingin merencanakan pembuatan gedung baru yang dapat memfasilitasi kegiatan kegiatan Wanadri dengan baik tanpa gangguan. 3

1.2 Identifikasi Masalah Saat ini, banyak orang yang tertarik untuk bergabung dalam kumpulan pencinta alam, tidak hanya karena hobby berolahraga di alam tapi juga sebagai bentuk komunitas dengan tujuan yang positif, para pencinta alam ingin menyalurkan hobi mereka secara berkelompok tetapi seringnya mereka terkendala masalah cuaca, selain itu di Bandung sangat sulit sekali ditemukan suatu kawasan yang lengkap untuk menunjang kegiatan pencinta alam, seperti gedung sekertariat yang luas, area gym, area berlatih yang memadahi, area penjualan peralatan penunjang olahraga pencinta alam serta perpustakaan yang berguna untuk menambah pengetahuan para pencinta alam. 1.3 Ide dan Gagasan Perancangan Yang akan dijadikan site dari Perancangan dan Perencanaan Interior Gedung Pencinta Alam Wanadri berlokasi di gedung Badan Pendidikan Kristen Penabur International School Bandung yang terletak di komplek perumahan Singgasana, Bandung. Direncanakan bangunan ini memiliki fokus pada fasilitas kantor sekertariat dengan fasilitas penunjang seperti area latihan panjat tebing indoor, fasilitas latihan menyusuri gua Single Rope Tehnik, namun adanya penambahan fungsi bangunan, diantaranya sebagai, aula serba guna yang diperuntukan untuk memberi ilmu pengetahuan kepada para peminat olahraga extreme, ruang SAR yang wajib dimiliki oleh setiap organisasi pencinta alam sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat yang berguna untuk penanggulangan bencana alam dan fasilitas retail yang menjual 4

segala kebutuhan yang menunjang berjalannya semua olahraga yang diminati oleh para pencinta alam serta area berkumpul dan bertukar pikiran bagi para pencinta alam dan juga sarana fitnes center yang berguna untuk menjaga kebugaran para anggota Wanadri serta area pendukung lainnya seperti area menginap kecil yang berguna sebagai tempat menginap bagi para anggota Wanadri yang sedang dalam proses pelatihan atau anggota Wanadri dari luar daerah yang sedang berkunjung ke Bandung dan area gudang yang berguna untuk menyimpan peralatan peralatan Wanadri, mulai dari peralatan tiap divisi, area penyimpanan stok barang yang akan dijual serta gudang untuk menyimpan alat-alat keperluan SAR dan gudang arsip yang berguna untuk menyimpan file-file penting yang diperlukan oleh sekretariat. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas yang sudah dijabarkan, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : a. Bagaimana mendesain sebuah fasilitas bagi para anggota Wanadri agar dapat berlatih dengan aman dan nyaman dalam ruangan tertutup. b. Bagaimana merancang sebuah gedung sekertariat yang baik dengan fasilitas pendukung yang lengkap guna menunjang kegiatan anggota kelompok. c. Bagaimana mendesain koperasi yang menjual peralatan penunjang olahraga pencinta alam dengan sistem display yang menarik. 5

1.5 Tujuan Perancangan Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai dari Desain Interior yang akan diterapkan dalam Gedung Pencinta Alam Wanadri, diantaranya : a. Menciptakan interior yang tidak hanya nyaman melainkan memiliki standar fungsi yang maksimal yang dapat memfasilitasi kegiatan-kegiatan anggota Wanadri. b. Memberikan wadah bagi para anggota Wanadri untuk dapat berkumpul dan bertukar pikiran dalam sebuah gedung yang kondusif. c. Membuat gedung dengan fasilitas koperasi yang menjual barang barang penunjang olahraga dari para pencinta alam. 1.6 Manfaat Perancangan A. Bagi Perancang 1. Mendapatkan pengetahuan mengenai kegiatan dan aktivitas para pencinta alam. 2. Mendapatkan pengetahuan mengenai standar kenyamanan dan keamanan bagi fasilitas berlatih para pencinta alam. 3. Mendapatkan pengetahuan mengenai standar kantor sekertariat yang baik dan sesuai dengan karakter pencinta alam. 6

B. Bagi komunitas dan masyarakat 1. Mendapatkan gagasan untuk membuat gedung sekertariat yang menunjang kegiatan kegiatan kelompok. 2. Mendapatkan ide untuk membuat sebuah gedung yang memiliki fungsi lengkap sebagai sarana belatih, sekertariat sekaligus koperasi barang barang penunjang olahraga pencinta alam. 3. Menciptakan sarana untuk berkumpul bagi para pencinta alam. 1.7 Batasan Masalah Gedung pencinta alam Wanadri ini direncanakan akan menggunakan site di gedung Badan Pendidikan Kristen Penabur International School Singasana Bandung dengan fasilitas pendukung kegiatan anggota Wanadri, tidak hanya kantor sekretariat tapi juga tempat berlatih, berkumpul, menambah pengetahuan dan tempat mendapatkan barang-barang penunjang olahraga pencinta alam. 1.8 Sistematika Penulisan Adapun susunan sistematika dalam perencanaan, perancangan interior Gedung Pencinta Alam di Badan Pendidikan Kristen Penabur International School, Bandung adalah : 7

Tahap I PENDAHULUAN Menjelaskan mengenai latar belakang masalah, ide dan gagasan, rumusan masalah, tujuan perancangan, serta sistematika penulisan. Tahap II LANDASAN TEORI Berisi mengenai studi literatur yang menjelaskan hal-hal apa saja yang patut diperhatikan dalam perancangan dan pendesainan sebuah gedung bagi para pencinta alam secara teoritis dan lebih terperinci, dan mengenai fungsi-fungsi ruang yang akan dijadikan fokus dari proyek tersebut dan dikaitkan dalam pembahasan bidang desain interior. Tahap III DESKRIPSI OBYEK STUDI Mendeskripsikan mengenai informasi-informasi yang didapatkan di lapangan, mencangkup analisis site, menganalisa fungsi ruang yang dibutuhkan, mengidentifikasi user beserta aktivitasnya, flow activity, zoning serta blocking dan hal-hal tersebut dikaitkan pada konsep yang akan diterapkan dalam perancangan dan perencanaan interior gedung pencinta alam Wanadri tersebut. 8

Tahap IV ANALISA DATA Berisikan tentang analisa data perencanaan, perancangan dan pendesainan interior gedung pencinta alam yang lebih membahas lembar kerja dari proyek tersebut. Tahap V KESIMPULAN Memberikan rangkuman dari hasil analisa, serta pembahasan mengenai konsep perancangan yang diterapkan dan keputusan-keputusan desain yang menjadi solusi desain dari setiap problem statement yang muncul. 9