KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Berdasarkan Keputusan Presiden No. 4 Tahun 2009, Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional (BKPRN) memiliki tugas untuk melakukan koordinasi lintas sektor dalam bidang penataan ruang dan wajib melaporkan pelaksanaan kegiatannya kepada Presiden. Laporan Kegiatan BKPRN Semester II Tahun 2013 ini mengangkat isu-isu strategis penataan ruang yang ditangani BKPRN sampai dengan akhir kurun waktu tersebut. Isu strategis pertama adalah Penyelesaian Peraturan Perundang-Undangan Bidang Penataan Ruang. Pada paruh kedua tahun 2013 telah diselesaikan 5 RTRW Provinsi, 21 RTRW Kabupaten, dan 8 RTRW Kota. Selanjutnya tanggal 18 September 2013 diterbitkan Inpres No. 8 Tahun 2013 tentang Penyelesaian Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten/Kota. Selain itu, dalam rangka meningkatkan kesadaran dan peran masyarakat dalam penataan ruang, telah ditetapkan Hari Tata Ruang Nasional melalui Keppres No. 28 Tahun 2013. Isu strategis berikutnya adalah Penguatan Kelembagaan BKPRN. Dalam rangka menyusun Agenda Kerja BKPRN untuk periode tahun 2014-2015 telah diselenggarakan Rapat Kerja Nasional pada bulan November 2013. Isu strategis ketiga adalah Penyelesaian Konflik Pemanfaatan Ruang. Hingga akhir tahun 2013 telah dihasilkan beberapa rekomendasi penyelesaian konflik, diantaranya terkait dengan rencana pembangunan Jaringan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) di Kabupaten Demak. Isu Strategis keempat adalah Koordinasi Perencanaan dan Program Penataan Ruang. Dalam rangka harmonisasi peraturan perundangan di bidang penataan ruang, pada bulan Desember 2013 telah dilaksanakan Lokakarya Penyelarasan Implementasi UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan UU No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. M. Hatta Rajasa Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua merangkap Anggota BKPRN Djoko Kirmanto Menteri Pekerjaan Umum selaku Wakil Ketua I merangkap Anggota BKPRN Gamawan Fauzi Menteri Dalam Negeri selaku Wakil Ketua II merangkap Anggota BKPRN Armida S. Alisjahbana Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional selaku Sekretaris merangkap Anggota Kami berharap laporan ini dapat menjadi informasi perkembangan kegiatan BKPRN sekaligus sebagai umpan balik untuk peningkatan kualitas koordinasi BKPRN kedepan. Jakarta, Februari 2014 Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua BKPRN PENYELESAIAN PERATURAN PERUNDANG -UNDANGAN BIDANG PENATAAN RUANG PENYELESAIAN PENYUSUNAN RTRW PROVINSI & KAB/KOTA DAFTAR ISI DAFTAR ISI HARI TATA RUANG NASIONAL RAKERNAS BKPRN TAHUN 2013 PENYELESAIAN KONFLIK PEMANFAATAN RUANG KOORDINASI PERENCANAAN & PROGRAM PENATAAN RUANG 1
BKPRN sebagai wadah koordinasi penataan ruang nasional dalam penyusunan kebijakan pelaksanaan, pembinaan, dan pengawasan penataan ruang yang melibatkan peran berbagai sektor terkait. (Keppres No. 4 Tahun 2009 tentang BKPRN) TUGAS A manat Keppres No. 4 Tahun 2009, BKPRN bertugas mengkoordinasikan, antara lain: Struktur Organisasi BKPRN KETUA BKPRN merangkap anggota Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Penyiapan kebijakan penataan ruang nasional; Penyusunan peraturan perundang-undangan di bidang penataan ruang; Pemaduserasian berbagai peraturan perundangundangan yang terkait dengan penyelenggaraan penataan ruang; Penanganan dan penyelesaian masalah yang timbul dalam penyelenggaraan penataan ruang dan memberikan pengarahan serta saran pemecahannya; Fasilitasi kerja sama penataan ruang antarprovinsi; Upaya peningkatan kapasitas kelembagaan pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam penyelenggaraan penataan ruang; dan Pelaksanaan RTRWN, pemantauan pelaksanaan RTRWN dan pemanfaatan hasil pemantauan tersebut untuk penyempurnaan Rencana Tata Ruang. WAKIL KETUA I merangkap anggota Menteri Pekerjaan Umum SEKRETARIS merangkap anggota Menteri PPN/Kepala Bappenas WAKIL KETUA II merangkap anggota Menteri Dalam Negeri ANGGOTA Menteri Pertahanan, Menteri ESDM, Menteri Perindustrian, Menteri Pertanian, Menteri Kehutanan, Menteri Perhubungan, Menteri Kelautan & Perikanan, Menteri LH, Kepala BPN, Waseskab Untuk mendukung kelancaran tugas BKPRN, dibentuk 4 Kelompok Kerja (Pokja) BKPRN melalui Keputusan Menteri Pekerjaan Umum.selaku Ketua Tim Pelaksana BKPRN No. 275/KPTS/M/2011 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Pekerjaan Umum.selaku Ketua Tim Pelaksana BKPRN No. 339/KPTS/M/2010 tentang Pembentukan Kelompok Kerja BKPRN. Kelompok Kerja 1 Kelompok Kerja 2 Kelompok Kerja 3 Kelompok Kerja 4 Koordinasi Penyiapan Kebijakan & Peraturan Perundang-undangan Bidang Penataan Ruang Koordinasi Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Koordinasi Perencanaan dan Program Penataan Ruang Koordinasi Penyelesaian Sengketa dan Konflik Penataan Ruang 2
POKJA-1 KOORDINASI PENYIAPAN KEBIJAKAN DAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BIDANG PENATAAN RUANG Ketua Wakil Ketua Sekretaris Anggota : : Direktur Jenderal Penataan Ruang, Kementerian Pekerjaan Umum : Deputi Sekretaris Kabinet Bidang Perekonomian, Sekretariat Kabinet : Direktur Penataan Ruang Wilayah Nasional, Kementerian Pekerjaan Umum Asdep Prasarana, Riset, Teknologi, dan SDA, SETKAB; Direktur Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal, BAPPENAS; Kepala Biro Hukum, Kementerian Dalam Negeri; Kepala Biro Hukum dan Humas, Kementerian Lingkungan Hidup; Direktur Perjanjian Politik Keamanan dan Kewilayah, Kementerian Luar Negeri; Kepala Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh, LAPAN; Kepala Biro Hukum dan Organisasi, Kementerian Kehutanan; Kepala Biro Hukum dan Informasi Publik, Kementerian Pertanian; Kepala Biro Hukum dan KLN, Kementerian Perhubungan; Kepala Biro Hukum dan Organisasi, Kementerian Perindustrian; Kepala Biro Hukum dan Humas, Kementerian ESDM; Kepala Biro Hukum dan Organisasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan; Kepala Biro Hukum, Kementerian Pertahanan; Kepala Biro Hukum, Kementerian Pekerjaan Umum; Direktur Pembinaan Penataan Ruang Daerah Wilayah I, Kementerian Pekerjaan Umum; Sesditjen Penataan Ruang, Kementerian Pekerjaan Umum. POKJA-2 BIDANG KOORDINASI PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN BIDANG KOORDINASI PERENCANAAN DAN PROGRAM PENATAAN RUANG POKJA-3 Ketua Wakil Ketua Sekretaris Anggota : : Dirjen Bina Pembangunan Daerah, Kementerian Dalam Negeri : Dirjen Kelautan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil, Kementerian Kelautan dan Perikanan : Direktur Fasilitasi Penataan Ruang dan Lingkungan Hidup, Kementerian Dalam Negeri Direktur Perluasan dan Pengelolaan Lahan, Kementerian Pertanian; Direktur Tata Ruang Pesisir dan Pulau Kecil, Kementerian Kelautan dan Perikanan; Direktur Konservasi Kawasan, Kementerian Kehutanan; Direktur Kebijakan Strategi, Kementerian Pertahanan; Direktur Tata Ruang dan Pertanahan, BAPPENAS; Direktur Wilayah Administrasi dan Perbatasan, Kementerian Dalam Negeri; Direktur Penatagunaan Tanah, BPN; Kepala Pusat ATLAS dan Tata Ruang, BIG; Kepala Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh, LAPAN; Asisten Deputi Urusan Kajian Kebijakan Wilayah dan Sektor, Kementerian Lingkungan Hidup; Direktur Penataan Ruang Wilayah Nasional, Kementerian Pekerjaan Umum; Direktur Pembinaan Penataan Ruang Daerah Wilayah II, Kementerian Pekerjaan Umum; Direktur Perkotaan, Kementerian Pekerjaan Umum. Ketua Wakil Ketua Sekretaris Anggota : : Deputi Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah, BAPPENAS : Deputi Bidang Infrastruktur Data Spasial, BIG : Direktur Tata Ruang dan Pertanahan, BAPPENAS Direktur Pengembangan Wilayah, BAPPENAS; Direktur Penatagunaan Tanah, BPN; Kepala Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi Lingkungan, Kementerian ESDM; Asisten Deputi Urusan Kajian Kebijakan Wilayah dan Sektor, Kementerian Lingkungan Hidup; Direktur Perencanaan Kawasan Hutan, Kementerian Kehutanan; Kepala Biro Perencanaan, Kementerian Perhubu ngan; Direktur Tata Ruang Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, Kementerian Kelautan dan Perikanan; Direktur Perluasan dan Pengelolaan Lahan, Kementerian Pertanian; Direktur Wilayah Pertahanan, Kementerian Pertahanan; Direktur Pengembangan Fasilitasi Industri Wilayah II, Kementerian Perindustrian; Kepala Pusat Analisis dan Informasi Kerdirgantaraan, LAPAN; Sesditjen Penataan Ruang, Kementerian Pekerjaan Umum; Direktur Penataan Ruang Wilayah Nasional, Kementerian Pekerjaan Umum; Direktur Bina Program dan Kemitraan, Kementerian Pekerjaan Umum. POKJA-4 BIDANG KOORDINASI PENYELESAIAN SENGKETA DAN KONFLIK PENATAAN RUANG Ketua Wakil Ketua Sekretaris Anggota : : Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, Kemenko Perekonomian : Deputi Bidang Tata Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup : Asdep Urusan Penataan Ruang dan Pengembangan Wilayah, Kemenko Perekonomian Direktur Wilayah Administrasi dan Perbatasan, Kementerian Dalam Negeri; Direktur Perencanaan Kawasan Hutan, Kementerian Kehutanan; Direktur Konflik Pertanahan, BPN; Kepala Pusat ATLAS dan Tata Ruang, BIG; Kepala Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi Lingkungan, Kementerian ESDM; Kepala Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh, LAPAN; Direktur Perluasan dan Pengelolaan Lahan, Kementerian Pertanian; Asdep Prasarana, Riset, Teknologi, dan SDA, SETKAB; Asisten Deputi Urusan Keanekaragaman Hayati dan Pengendalian Kerusakan Lahan, Kementerian Lingkungan Hidup; Direktur Pembinaan Penataan Ruang Daerah Wilayah II, Kementerian Pekerjaan Umum; Direktur Perkotaan, Kementerian Pekerjaan Umum; Direktur Bina Program dan Kemitraan, Kementerian Pekerjaan Umum. 3
ISU 1 Penyelesaian Peraturan Perundang-Undangan Bidang Penataan Ruang BKPRN bertugas mengkoordinasikan penyusunan peraturan perundang-undangan di bidang penatan ruang, termasuk standar, prosedur, dan kriteria. U ndang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang mengamanatkan penyusunan peraturan perundangundangan sebagai peraturan turunan, antara lain Peraturan Pemerintah (PP); Peraturan Presiden (Perpres) tentang Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau/Kepulauan; Peraturan Presiden (Perpres) tentang Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Strategis Nasional (KSN); Peraturan Daerah (Perda) tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi, dan Kabupaten/Kota. Hingga akhir tahun 2013 telah diterbitkan sejumlah peraturan perundangan seperti tersaji dalam tabel berikut. STATUS PENETAPAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BIDANG PENATAAN RUANG TAHUN 2013 Sampai dengan akhir tahun 2013 telah ditetapkan 4 dari 5 PP yang diamanatkan oleh UU No. 26 Tahun 2007. Rancangan Peraturan Pemerintah (PP) yang dalam proses penetapan adalah PP tentang Penataan Wilayah Pertahanan Negara. Rancangan PP tersebut telah melalui tahap harmonisasi di Kementerian Hukum dan HAM, dan sedang dalam tahap finalisasi oleh Sekretariat Negara. Selanjutnya 4 dari 7 Perpres Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan yang diamanatkan UU No. 26 Tahun 2007 telah ditetapkan. Hingga akhir tahun 2013, Rancangan Peraturan Presiden (Perpres) tentang RTR Pulau/Kepulauan yang belum ditetapkan adalah: i) RTR Pulau Papua; ii) RTR Kepulauan Maluku; dan iii) RTR Kepulauan Nusa Tenggara. 4 No Peraturan Perihal Peraturan Pemerintah 1 PP No. 26 Tahun 2008 Rencana Tata Ruang Nasional (RTRWN) 2 PP No. 15 Tahun 2010 Penyelenggaraan Penataan Ruang 3 PP No. 68 Tahun 2010 Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang 4 PP No. 8 Tahun 2013 Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Keputusan Presiden tentang Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan 1 Perpres No. 88 Tahun 2011 Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi 2 Perpres No. 3 Tahun 2012 Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan 3 Perpres No. 13 Tahun 2012 Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera 4 Perpres No. 23 Tahun 2012 Rencana Tata Ruang Pulau Jawa-Bali Keputusan Presiden tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional 1 Perpres No. 54 Tahun 2008 Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur (Jabodetabekpunjur) 2 Perpres No. 45 Tahun 2011 Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Sarbagita) 3 Perpres No. 55 Tahun 2011 Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Makassar, Maros, Sungguminasa, dan Takalar (Mamminasata) 4 Perpres No. 62 Tahun 2011 Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo (Mebidangro) 5 Perpres No. 87 Tahun 2011 Rencana Tata Ruang Kawasan Batam, Bintan, dan Karimun (BBK)
Ketiga rancangan Perpres tersebut tengah dalam tahap harmonisasi di Kementerian Hukum dan HAM. Sejak tahun 2008 sampai dengan akhir tahun 2013, dari 76 Perpres RTR Kawasan Strategis Nasional (KSN) yang diamanatkan dalam PP No. 26 Tahun 2008, telah ditetapkan 5 Perpres, yaitu: i) Perpres Kawasan Jabodetabekpunjur, ii) Perpres Kawasan Sarbagita, iii) Perpres Kawasan Mamminasata, iv) Perpres Kawasan Mebidangro, dan v) Perpres Kawasan Batam, Bintan, Karimun (BBK). Hingga akhir tahun 2013, terdapat beberapa peraturan perundangan terkait Kawasan Strategis Nasional yang tengah dalam proses pembahasan diantaranya Raperpres KSN Perkotaan Kedungsepur, Raperpres KSN Perkotaan Gerbangkertasusila, serta KSN Perkotaan Cekungan Bandung. Selain itu, Kementerian PU bersama Kementerian Hukum dan HAM serta Sekretariat Kabinet juga sedang membahas 8 Raperpres RTR KSN, yaitu: i) KSN Perbatasan NTT; ii) KSN Perbatasan Papua Barat-Maluku Utara; iii) KSN Perbatasan Papua; iv) KSN Perbatasan Maluku; v) KSN Perbatasan KASABA; vi) KSN Borobudur; vii) KSN Gunung Merapi; dan viii) KSN Danau Toba. UU No. 26 Tahun 2007 telah mengamanatkan penyelesaian Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi selambatnya 2 tahun dan RTRW Kabupaten/Kota selambatnya 3 tahun, terhitung sejak tahun penetapan UU tersebut. Hingga akhir tahun 2013, status penetapan Perda RTRW Provinsi dan Kabupaten/Kota ditunjukkan pada grafik sebagai berikut. Dalam kurun semester II Tahun 2013 telah ditetapkan dalam bentuk perda: 5 RTRW Provinsi; 21 RTRW Kabupaten, dan 8 RTRW Kota. (Ilustrasi pada Peta di halaman 6). RTRW Provinsi yang Telah Ditetapkan Melalui Perda NO PROVINSI PERDA 1 Sulawesi Selatan No. 9 Tahun 2009 2 Bali No. 16 Tahun 2009 3 Lampung No. 1 Tahun 2010 4 D.I Yogyakarta No. 2 Tahun 2010 5 Nusa Tenggara Barat No. 3 Tahun 2010 6 Jawa Tengah No. 6 Tahun 2010 7 Jawa Barat No. 22 Tahun 2010 8 Nusa Tenggara Timur No. 1 Tahun 2011 9 Banten No. 2 Tahun 2011 10 Gorontalo No. 4 Tahun 2011 11 DKI Jakarta No. 1 Tahun 2012 12 Bengkulu No. 2 Tahun 2012 13 Jawa Timur No. 5 Tahun 2012 14 Sumatera Barat No.13 Tahun 2012 15 Jambi No.10 Tahun 2013 16 Maluku No. 16 Tahun 2013 17 Maluku Utara No. 2 Tahun 2013 18 Papua Barat No.4 Tahun 2013 19 Sulawesi Tengah No. 8 Tahun 2013 Status: Desember 2013 Total: 33 Provinsi Total: 398 Kabupaten Total: 93 Kota 5
Inpres No 8 Tahun 2013 tentang Penyelesaian Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten/Kota I nstruksi Presiden (Inpres) Nomor 8 Tahun 2013 tentang Penyelesaian Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten/Kota merupakan perwujudan upaya percepatan penyelesaian penyusunan peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota sesuai amanat Undang- Undang Nomor 26 Tahun 2007. Instruksi diberikan kepada 18 Menteri/Kepala Lembaga terkait, terutama Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Kehutanan, Kepala Badan Informasi Geospasial, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, serta Gubernur dan Bupati/Walikota untuk melakukan langkah penyelesaian sesuai tupoksi dan kewenangan. Penetapan Inpres ini bertujuan untuk membantu daerah dalam proses penetapan perda RTRW. Salah satu kendala penetapan perda RTRW adalah belum selesainya proses perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan. Beberapa hal yang menyebabkan lambatnya proses perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan antara lain: Perbedaan persepsi penataan ruang dalam peraturan perundang-undangan yaitu UU No. 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang dengan UU No. 41 Tahun 1999 tentang kehutanan; dan Belum ada kepastian kerangka waktu pemberian keputusan DPR-RI berkenaan dengan Daerah Penting Cakupan Luas Strategis (DPCLS). Selain itu, belum memadainya SDM di bidang penataan ruang mengakibatkan daerah kesulitan dalam melakukan integrasi kawasan hutan dalam pola ruang RTRW. Sebagai operasionalisasi dari Inpres tersebut, akan diterbitkan Surat Edaran Bersama (SEB) Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum, dan Menteri Kehutanan tentang Percepatan Penyelesaian Penyusunan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (Provinsi) dan Kabupaten/Kota melalui Penerapan Perubahan Peruntukan Ruangnya (Holding Zone). PETA STATUS PENETAPAN PERDA RTRW PROVINSI Status: Desember 2013 6
Keppres No. 28 Tahun 2013 tentang Hari Tata Ruang Nasional U ndang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang menyatakan pentingnya peran aktif masyarakat dalam penyelenggaraan penataan ruang di Indonesia. Sebagaimana diatur lebih lanjut dalam PP No. 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang, masyarakat dapat berperan dengan berpartisipasi dalam tahap penyusunan rencana tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Berbagai upaya telah dilakukan untuk terus meningkatkan kesadaran dan peran masyarakat terhadap penataan ruang serta mensosialisasikan kebijakan pemerintah di bidang penataan ruang. Sejak tahun 2008, Kementerian Pekerjaan Umum telah menginisiasi kegiatan peringatan Hari Tata Ruang setiap tanggal 8 November dengan berbagai kegiatan seperti pameran, talkshow, kuliah umum (public lecture), dan lainnya. Dalam rangka lebih mendekatkan tata ruang kepada masyarakat, melalui Keputusan Presiden No 28 Tahun 2013 ditetapkan bahwa tanggal 8 November sebagai Hari Tata Ruang Nasional. ISU 2 Penguatan Kelembagaan BKPRN BKPRN memfasilitasi rapat kerja penataan ruang nasional dan daerah (Permenko Perekonomian PER-02/M.EKON/10/2009) R aker Nasional BKPRN adalah forum penataan ruang yang melibatkan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Forum yang diselenggarakan setiap 2 (dua) tahun sekali ini bertujuan untuk menyusun dan menyepakati agenda kerja BKPRN (dua) tahun kedepan. Raker ini diikuti oleh Kementerian dan Lembaga anggota BKPRN serta perwakilan pemerintahan provinsi seluruh Indonesia. Raker Nasional BKPRN Tahun 2013 diselenggarakan tanggal 7 November 2013 di Jakarta dengan tema Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Penataan Ruang melalui Tata Pemerintahan yang Baik untuk Mewujudkan Penataan Ruang yang Optimal dan Berkelanjutan. Rangkaian acara diawali oleh laporan Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah, Kementerian Dalam Negeri selaku Ketua Panitia Penyelenggara. Selanjutnya Menko Perekonomian selaku Ketua BKPRN membuka sekaligus memberikan sambutan, sesi pembukaan juga diisi dengan paparan oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas, Menteri Pekerjaan Umum, dan Menteri Dalam Negeri yang diwakili oleh Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah. Berdasarkan kesepakatan Sidang Komisi, dirumuskan beberapa pokok hasil Raker Nasional 2013 sebagai berikut: 1. Dalam rangka menjaga konsistensi implementasi rencana tata ruang (yang telah ditetapkan melalui Peraturan Daerah), perlu dilakukan: i) Penyiapan mekanisme (Standard Operating Procedure/SOP) pengendalian pemanfaatan ruang; dan ii) Percepatan penyusunan peta skala rinci oleh pemerintah kabupaten/kota dengan asistensi teknis oleh Badan Informasi Geospasial (BIG). 2. Kapasitas kelembagaan Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD) akan terus diperkuat melalui: i) Penyusunan mekanisme (Standard Operating Procedure/SOP) BKPRD; ii) Penguatan peran BKPRD Propinsi untuk memfasilitasi penyelesaian permasalahan penataan ruang kabupaten/kota. 3. BKPRN perlu terus melakukan fasilitasi penyelarasan peraturan perundangan sektoral yang mengatur pemanfaatan ruang, terutama yang berkenaan dengan UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan; UU Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil; dan UU Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B). Salah satu instrumen penting dalam penyerasian tersebut adalah peta yang dapat secara jelas dapat mencantumkan lokasi kegiatan sektor yang bersangkutan. Raker Nasional BKPRN Tahun 2013 7
4. Menyikapi maraknya konflik pemanfaatan ruang, perlu disusun mekanisme (Standard Operating Procedure/SOP) penyelesaian konflik. Disamping itu, direncanakan akan dilangsungkan sidang BKPRN (tingkat menteri) untuk membahas konflik-konflik pemanfaatan ruang yang bersifat strategis atau mendesak, diantaranya terkait: i) perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan di Propinsi Kepulauan Riau; dan ii) usulan reklamasi Teluk Benoa, Propinsi Bali. perdesaan. Pameran yang dikoordinasi oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) ini diikuti oleh 14 Kementerian/ Lembaga anggota BKPRN. Adapun substansi pameran ini meliputi penjelasan mengenai kelembagaan BKPRN, serta berbagai produk yang telah diterbitkan oleh Kementerian/Lembaga anggota BKPRN, baik peraturan perundangan maupun hasil kajian. Sesuai dengan Pedoman Tata Kerja Sekretariat BKPRN (Kepmen PPN/Kepala Bappenas No. Kep. 46/M.PPN/ HK/03/2013), hasil Raker Nasional BKPRN menjadi dasar untuk penyusunan Agenda Kerja BKPRN Tahun 2014-2015. Penyelenggaraan Raker Nasional BKPRN 2013 dimeriahkan pula dengan pameran yang mengusung tema terintegrasi yaitu kelembagaan, perkotaan, dan ISU 3 Penyelesaian Konflik Pemanfaatan Ruang BKPRN bertugas mengkoordinasikan penanganan dan penyelesaian masalah yang timbul dalam penyelenggaraan penataan ruang dan memberikan pengarahan serta saran pemecahannya (Keppres No. 4 Tahun 2009 tentang BKPRN) P ada tahun 2013, BKPRN telah melakukan serangkaian pembahasan dalam upaya menyelesaikan konflik pemanfaatan ruang. Berdasarkan upaya pembahasan tersebut, sejumlah konflik pemanfataan ruang telah selesai dibahas dan mendapatkan rekomendasi BKPRN. Sementara itu, beberapa konflik pemanfaatan ruang lainnya masih perlu dilanjutkan untuk dibahas pada tahun 2014. Konflik yang telah selesai dibahas dan mendapatkan rekomendasi BKPRN pada tahun 2013 diantaranya sebagai berikut: No Lokasi Permasalahan Rekomendasi 8 1 Desa Tajur, Kec.Citereup, Kab.Bogor 2 Desa Hambalang, Kec. Citeureup, Kab. Bogor 3 Desa Tobat, Kec. Balaraja, Kab. Tangerang, Banten Rencana Pembangunan Perumahan non Dinas Prajurit TNI AD Rencana pembangunan Sekolah Tinggi Kepemerintahan dan Kebijakan Publik (STKKP) Indonesia Cerdas Unggul Rencana pembangunan Kawasan Industri pada Zona B2 (Zona perumahan hunian sedang, pertanian/ladang, dan industri berorientasi tenaga kerja) Intensitas Koefisien Dasar Bangunan (KDB) tidak lebih dari 20% Lokasi tidak bersinggungan dengan kawasan hutan dan pertanian irigasi teknis Diintegrasikan kedalam Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Intensitas lahan terbangun pada lokasi mengikuti ketentuan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) antara 5%-8%. Wajib dilakukan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) serta kajian geologi teknik terkait dengan desain struktur bangunan dan infrastruktur jalan yang tahan longsor atau tidak memicu gerakan tanah. Diintegrasikan kedalam Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Perlu memperhatikan Perda No. 13 Tahun 2011 tentang RTRW Kab. Tangerang dan kondisi penggunaan lahan. Berlanjut ke halaman berikut.
No Lokasi Permasalahan Rekomendasi Lanjutan... 4 Desa Sukawali, Kec. Paku Haji, Kab.Tangerang, Banten 5 Desa Benda, Kec. Sukamulya, Kab. Tangerang, Banten Rencana Pembangunan Perumahan Terpadu pada Zona B2 (Zona perumahan hunian sedang, pertanian/ladang, dan industri berorientasi tenaga kerja) Rencana Pembangunan Penggemukan Ternak Sapi dan Rumah Potong Hewan pada Zona B5 (Zona pertanian lahan basah/ irigasi teknis) Pemanfaatan ruang dilaksanakan melalui rekayasa teknis dan Koefisien Zona Terbangun (KZB) paling tinggi 50% Perlu diintegrasikan kedalam Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan Zonasi Perlu melakukan kajian lingkungan komprehensif sesuai dengan PP No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan Kawasan pertanian lahan basah beririgasi teknis dilarang dialihfungsikan Perlu memperhatikan ketentuan terkait kawasan pertanian di Kab. Tangerang dan kondisi penggunaan lahan (dekat sungai) Perlu diintegrasikan kedalam RDTR yang didahului dengan kajian lingkungan komprehensif 6 Kabupaten Demak Tidak tercantumnya rencana pembangunan Jaringan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) pada Perda RTRW Kabupaten Demak Rencana pembangunan Jaringan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) agar dicantumkan kedalam Rancangan Perpres Kawasan Strategis Nasional (KSN) Kedungsepur. Selain konflik-konflik tersebut diatas, hingga akhir tahun 2013 BKPRN masih membahas beberapa konflik pemanfaatan ruang, diantaranya: 1. Pelaksanaan Perpres No. 45 Tahun 2011 tentang RTR KSN Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Sarbagita) terkait usulan reklamasi di wilayah perairan Teluk Benoa. Konflik pemanfaatan ruang muncul terkait adanya usulan investasi kegiatan pariwisata di Kawasan Teluk Benoa, dengan melaksanakan reklamasi di kawasan tersebut. Sementara itu, berdasarkan Pasal 43 dan Pasal 55 Perpres RTR KSN Sarbagita, lokasi Teluk Benoa berada pada Zona Lindung (L3). 2. Percepatan penetapan Rancangan Perda RTRW di Provinsi Kepulauan Riau terkait adanya proses perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan. Konflik pemanfaatan ruang terjadi akibat perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan yang telah ditetapkan melalui SK Menteri Kehutanan No. 463/ Menhut II/2013 tidak sesuai dengan Rekomendasi Tim Terpadu. 3. Percepatan penetapan Rancangan Perda RTRW di Kota Surabaya Konflik pemanfaatan ruang terjadi sehubungan adanya perbedaan rencana ruas jalan bebas hambatan dalam Rancangan RTRW Kota Surabaya, yakni ruas Menanggal-Tanjung Perak, dengan yang tercantum dalam RTRWN dan RTRW Provinsi Jawa Timur. 9
ISU 4 Koordinasi Perencanaan dan Program Penataan Ruang BKPRN bertugas untuk mengkoordinasikan pemaduserasian berbagai peraturan perundangundangan terkait penyelenggaraan penataan ruang A. Rapat Koordinasi Penyusunan Agenda Kerja BKPRN S ebagai rangkaian tindak lanjut penyelenggaraan Raker Nasional BKPRN 2013, pada tanggal 20 Desember 2013 telah dilaksanakan Rapat Koordinasi Tingkat Eselon I untuk membahas dan menyepakati rancangan Agenda Kerja BKPRN 2014-2015. Rancangan Agenda Kerja BKPRN 2014-2015 disusun sesuai dengan jumlah dan tupoksi Kelompok Kerja (Pokja) yang terdapat di BKPRN. Beberapa kegiatan utama dari setiap Pokja diantaranya: 1. Pokja I, Penyiapan Kebijakan dan Pengaturan Perundang-undangan Bidang Penataan Ruang: Penyusunan roadmap penyelesaian Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional (RTR KSN); Fasilitasi teknis pembuatan peta bagi pemerintah daerah; dan Fasilitasi advokasi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B). 2. Pokja 2, Koordinasi Peningkatan Kapasitas Kelembagaan: Penyusunan Pedoman Tata Kerja (SOP) Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD). 3. Pokja 3, Koordinasi Perencanaan dan Program Penataan Ruang: Sinergi peraturan perundangan sektoral dalam bentuk kajian peraturan perundang-undangan. 4. Pokja 4, Koordinasi Penyelesaian Sengketa dan Konflik Penataan Ruang: Penyusunan Pedoman Tata Kerja (SOP) BKPRN dalam penyelesaian konflik pemanfaatan ruang. B. Lokakarya Penyelarasan Implementasi UU No. 27/2007 dan UU No. 26/2007 U ndang-undang Nomor 26 Tahun 2007 mendefinisikan ruang sebagai satu kesatuan yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi dengan dokumen rencana berupa Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah (Perda). Merujuk pada pemahaman tersebut, rencana tata ruang tidak hanya mengatur ruang darat tetapi juga ruang laut, dan udara. Selain Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007, peraturan lain yang mengatur ruang wilayah Republik Indonesia adalah Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dengan salah satu dokumen rencana berupa Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau- Pulau Kecil (RZWP-3-K). Sesuai Undang-Undang No. 27 Tahun 2007, RZWP-3-K merupakan rencana yang mengatur arahan pemanfaatan sumber daya disertai penetapan struktur dan pola ruang di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang mencakup wilayah perencanaan darat (kecamatan pesisir) hingga wilayah perairan sejauh 12 mil laut dari garis pantai. Dalam rangka penyelarasan implementasi kedua peraturan perundangan terkait penataan ruang tersebut, serta sebagai tindak lanjut Rakernas BKPRN 2013, telah diselenggarakan Lokakarya Penyelarasan Implementasi Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 dan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 pada tanggal 18 Desember 2013 di Jakarta. Hasil lokakarya ini diantaranya merekomendasikan perlunya penyusunan Pedoman Integrasi Rencana Tata Ruang matra darat dan matra laut. 10
KEMAJUAN AGENDA KERJA BKPRN 2012-2013 A genda Kerja BKPRN Tahun 2012-2013 disusun berdasarkan hasil Rakernas BKPRN Tahun 2011 dan berbagai masukan dari K/L anggota BKPRN. kegiatan dalam Agenda Kerja BKPRN 2012-2013 dikelompokkan berdasarkan 4 Kelompok Kerja (Pokja) BKPRN dengan status kemajuan masing-masing sebagai berikut: No Agenda Kerja Indikator Pelaksana Tahun Pelaksanaan Kemajuan hingga Desember 2013 Keterangan Pokja 1 Koordinaasi Penyiapan Kebijakan dan Peraturan Perundang-undangan Bidang Penataan Ruang 1. Penyelesaian Perda RTRW Provinsi/Kab/Kota dan Perpres RTR KSN dan RTR Pulau/Kepulauan 1.a Persetujuan substansi dari Menteri PU untuk Perda RTRW Prov/Kab/Kota 26 Kab dan 11 Kota Kemen PU 2012 Status Penetapan Perda RTRW saat ini: 1.Prov: 18 dari 33 2.Kab: 260 dari 398 3.Kota: 70 dari 93 Status persetujuan substansi RTRW saat ini: 1.Prov: 15 dari 33 2.Kab: 137 dari 398 3.Kota: 19 dari 93 Status belum persetujuan substansi: 1.Kab: 1 dari 398 2.Kota: 4 dari 93 Penyusunan Perpres RTR KSN dan Pulau/Kepulauan 1.b Persetujuan substansi dari Menteri Kehutanan untuk RTRW seluruh provinsi 1.c Keputusan Mendagri mengenai evaluasi Raperda RTRW Provinsi 13 Perpres Kemen PU 2012-2013 6 Perpres siap ditetapkan oleh Presiden, antara lain RTR Pulau Papua, RTR Kepulauan Maluku, RTR Kepulauan Nusa Tenggara, KSN Borobudur, KSN Danau Toba, dan KSN Merapi. 33 provinsi Kemenhut 2012-2013 11 Provinsi tidak mengajukan perubahan kawasan hutan dan telah diterbitkan SK Menhut: Lampung, NTB, Bali, DIY, Jateng, Jabar, Banten, Jatim, NTT, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan. 22 Prov mengajukan perubahan kawasan hutan: 19 telah diterbitkan SK Menhut; Kalimantan Selatan, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Bengkulu, Sumatera Barat, Papua, Maluku Utara, Kalimantan Tengah, Sulawesi Barat, Jambi, Bangka Belitung, Maluku, Sulawesi Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Aceh. 2 Provinsi selesai dikaji Timdu, dan pembahasan di Kementerian Kehutanan: Sumatera Utara; Riau 1 Provinsi masih dalam kajian Tim Terpadu; Papua Barat. Kemendagri 2012-2013 Pelaksanaan evaluasi Raperda pada semester II Tahun 2013 yaitu RTRW Provinsi Sulawesi Tengah (23 Oktober), Papua (12 November), Sumatera Utara (15 November), Sulawesi Utara (19 November), Kep. Bangka Belitung (4 Desember), Sulawesi Barat (13 Desember), Sulawesi Tenggara (23 Desember), Aceh (30 Desember) 11
No Agenda Kerja Pelaksana Tahun Pelaksanaan 2 Penyusunan instrument pemantauan dan evaluasi penataan ruang kawasan nasional serta Perda RTRW Prov/Kab/Kota 3 Penyelesaian RPP Penataan Wilayah Pertahanan Negara menjadi PP 4 Penyelesaian RPP Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang menjadi PP 5 Penyiapan substansi peninjauan kembali PP 26/2008 tentang Rencana Tata Ruang Nasional (RTRWN) 6 Penyelesaian Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK): Pedoman Penyusunan RTR KSN; Pedoman Pengawasan Penataan Ruang; Arahan Peraturan Zonasi Sistem Nasional; Pedoman Pemanfaatan Ruang Dalam Bumi; dan lainnya 7 Penyelesaian Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK): Pedoman tentang Tata Cara Peran Masyarakat dalam Perencanaan Tata Ruang. Pedoman sinkronisasi peraturan dalam bentuk SEB kepada Pemda 8 Penyelesaian Pedoman Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk Perubahan Kawasan Hutan Kemajuan hingga Desember 2013 Kemen PU 2012 TOR sudah siap dibahas di BKPRN Kemenhan 2012-2013 Naskah RPP masih dalam proses filterisasi oleh Setneg BIG 2012 Telah ditetapkan melalui PP No. 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang. Kemen PU dan K/L terkait 2012 Telah diselenggarakan sarasehan pada tanggal 26 Maret 2013. Telah diselenggarakan kegiatan penjaringan masukan pemerintah daerah di Manado, Medan, dan Lombok. Kemen PU 2012 Pedoman Pengawasan Penataan Ruang masih dalam proses penyusunan Pedoman Pemanfaatan Ruang Dalam Bumi sedang dalam proses legalisasi Pedoman Penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi/Kabupaten Kemendagri 2012 Telah dilakukan pembahasan Rapermendagri tentang Tata Cara Peran Masyarakat dalam Perencanaan Tata Ruang pada tgl 26 September 2013 di Bandung dan 9-11 Oktober 2013 di Denpasar. Telah dilakukan Rapat Koordinasi Percepatan Penyelesaian Perda pada tgl 27-29 Juni 2013 di Jakarta. Kemen LH 2012 Telah dilakukan rapat pembahasan pada tgl 21 Agustus 2013. Draft pedoman telah diserahkan kepada Kementerian Kehutanan melalui Surat Nomor: B- 9842/Dep.I/LH/KJPB/09/2013 tgl 5 September 2013. Keterangan Telah disampaikan Surat Mendagri No. 188.34/5855/IV /Bangda tgl 24 Juli 2013 tentang Penetapan Perda RTRWP kepada 14 Gubernur yang belum menetapkan Perda RTRWP. 9 Pedoman Teknis Perpetaan RDTR BIG 2012 Telah selesai disusun 10 Penyelesaian perangkat hukum dalam rangka penyelarasan implementasi UU 26/2007 dengan UU 27/2007 11 Penyelesaian SEB Menhut kepada daerah mengenai mekanisme penerapan Holding Zone dalam Raperda RTRW KKP 2012 Telah dilaksanakan Workshop Nasional Akselerasi Penyusunan RZWP-3-K pada tgl 21 November 2013. Telah dilaksanakan Lokakarya Penyelarasan Implementasi UU no. 27 Tahun 2007 dan UU No. 26 Tahun 2007 pada tgl 18 Desember 2013. Kemenhut, Kemendagri, Kemen PU 2012 Telah diterbitkan Inpres No. 8 Tahun 2013 tentang Penyelesaian Penyusunan RTRW Provinsi dan Kabupaten/Kota. SEB tentang Percepatan Penyelesaian Penyusunan Perda tentang RTRW Provinsi dan Kab/Kota melalui penetapan Holding Zone sedang dalam proses penandatanganan ketiga Menteri. 12
No Agenda Kerja Pelaksana Tahun Pelaksanaan 12 Supervisi dan Asistensi Peta RTRW Provinsi/Kabupaten/ Kota, RTR Pulau dan KSN 13 Penyiapan/pengadaan peta kawasan hutan skala 1:50.000 Standarisasi/pengesahan peta dasar kehutanan skala 1:250.000 dan 1:50.000 Pokja II Koordinasi Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Kemajuan hingga Desember 2013 BIG 2012-2013 Telah dilakukan persiapan kegiatan bantek percepatan perpetaan RTRW terhadap 30 kab/kota. Kemenhut, BPN, BIG 2012-2013 Peta dasar kehutanan dengan RBI skala 1:250.000 telah selesai disusun. Keterangan 14 Penyusunan mekanisme dan tata kerja (SOP) Sekretariat, Tim Pelaksana dan Pokja BKPRN kemenko Perekonomian dan Bappenas Kemenko Perekonomian, Bappenas 2012 Telah ditetapkan pada tanggal 14 Maret 2013 melalui Kepmen PPN/Kepala Bappenas selaku Sekretaris BKPRN No. Kep.46/M.PPN/HK/ 03/2013 tentang Pedoman Tata Kerja Sekretariat BKPRN 15 Pemantapan fungsi Sekretariat BKPRN, antara lain fasilitasi rapat koordinasi, kehumasan dan dokumentasi Bappenas 2012-2013 Telah diselenggarakan sosialisasi penggunaan e-bkprn pada tanggal 21 Juni 2013 16 Peningkatan kapasitas kelembagaan K/L anggota BKPRN dalam penyelenggaraan pemanfaatan ruang Kemenko Perekonomian 2012-2013 Tidak akan dilaksanakan di Tahun 2012-2013 Contoh kegiatan: Seminar untuk penyebarluasan informasi Studi banding untuk penyamaan pemahaman 17 Penyelenggaraan Rakernas BKPRN Kemendagri 2013 Telah dilaksanakan pada tanggal 7 November 2013 di Jakarta Sebagai tindak lanjut telah disampaikan Surat Edaran Mendagri Nomor: 650/8570/SJ tanggal 3 Desember 2013 hal Penyampaian Hasil Rakernas BKPRN Tahun 2013. 18 Penyelenggaraan Raker Regional BKPRN di Makassar 19 Penyelenggaraan Raker BKPRD di Pekanbaru, Riau Pokja 3 Koordinasi Perencanaan dan Program Penataan Ruang Kemendagri 2012 Telah dilaksanakan pada anggal 8-10 Oktober 2012 di Makassar, Sulawesi Selatan Kemendagri 2012 Telah dilaksanakan pada tanggal 29 s.d. 31 Oktober 2012 di Pekanbaru, Riau. Telah disampaikan Surat Edaran Mendagri kepada Gubernur se- Indonesia Nomor: 080/4704/SJ tanggal 20 November 2012 perihal Penyampaian Hasil Raker BKPRD Tahun 2012. 20 Pelaksanaan rapat triwulan untuk melihat kemajuan pelaksanaan kegiatan BKPRN 2012-2013 Bappenas 2012-2013 Perkembangan pelaksanaan kegiatan BKPRN hingga Desember 2013 dilakukan melalui mekanisme surat-menyurat. 21 Pelaksanaan rapat koordinasi kebijakan dan program antar K/L untuk penyusunan agenda kerja BKPRN 2012-2013 Bappenas 2012 Telah terlaksana pada bulan Februari Tahun 2012 22 Pemantauan penyelenggaraan penataan ruang daerah (pasca Perda RTRW) 23 Pemantauan pelaksanaan tindak lanjut hasil Rakernas K/L 2012-2013 Akan dilaksanakan setelah instrumen pemantauan dan evaluasi diselesaikan. Bappenas 2012-2013 Pelaksanaan tindak lanjut Rakernas telah dilaporkan K/L melalui surat 13
No Agenda Kerja Pelaksana Tahun Pelaksanaan Kemajuan hingga Desember 2013 Keterangan 24 Pemantauan pelaksanaan tindak lanjut hasil Rakernas Bappenas 2012 Telah dipublikasikan dalam Butaru dan Buletin TRP serta disosialisasikan melalui leaflet yang disebarkan kepada pemerintah daerah dan K/L dalam berbagai forum penataan ruang nasional dan daerah Pokja 4 Koordinasi Penyelesaian Sengketa dan Konflik Penataan Ruang 25 Penyelesaian sengketa dan konflik pemanfaatan ruang 26 Evaluasi pelaksanaan inventarisasi hasil audit pemanfaatan ruang (stocktaking) 27 Penyelesaian masalah kekosongan hukum RTRW Kemenko Perekonomian 2012-2013 Penyelesaian konflik pemanfaatan ruang, antara lain: Rencana pembangunan perumahan dan komersial di Kec. Pakuhaji, Kab. Tangerang Rencana pembangunan Sekolah Kebijakan Publik di Zona B2, Kab. Bogor Rencana pembangunan Perumahan Non Dinas TNI AD di Kab. Bogor Rencana pembangunan Kawasan Industri di Kab. Wonogiri Perbedaan peruntukan antara Perda RTRW dan Perpres 54/2008 di 5 lokasi, Kab. Tangerang Kemen PU 2012 Telah dibentuk tim audit tata ruang Jabodetabekjur yang terdiri dari 3 Pokja, Kemenko Perekonomia n, Kemen PU yakni pokja Wilayah Hulu (Kab. Cianjur, Kab. Bogor dan Kota Bogor), Wilayah Tengah (Kota Depok, Kota Tangsel, Kab. Tanggerang dan Kab. Bekasi) dan Wilayah Hilir (DKI Jakarta, Kota Bekasi dan Kota Tanggerang) 2012 Tidak terlaksana di Tahun 2012. Kemendagri telah menyampaikan surat edaran agar daerah yang memiliki kekosongan hukum (belum memiliki Perda RTRW baru) dapat mengajukan dispensasi ke Provinsi/Pusat untuk menggunakan Perda RTRW lama. 28 a.penetapan kesepakatan (dalam bentuk Inpres atau lainnya) untuk menunda pemberian izin baru sementara menunggu penetapan Perda RTRW. b.revisi peta indikatif penundaan izin baru. Kemenko Perekonomian berkoordinasi dengan K/L terkait 2012 Telah diterbitkan Inpres 10 Tahun 2011 Tentang Penundaan Pemberian Ijin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut. Telah ditetapkan revisi III Penetapan Peta Indikatif Penundaaan Pemberian Ijin Baru Pemanfaatan Hutan, Penggunaan Kawasan Hutan dan Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan dan Areal Penggunaan Lain c.penyelesaian mekanisme penyelesaian masalah alih fungsi lahan pertanian. Kemenko Perekonomian berkoordinasi dengan K/L terkait 2012 Dalam tahap pembahasan dengan Deputi Bidang Koordinasi Pertanian dan Kementerian Pertanian 14
PENUTUP PENUTUP S epanjang tahun 2013, BKPRN telah melakukan berbagai kegiatan koordinasi, utamanya berkenaan dengan upaya percepatan penetapan Perda RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota, serta penyelesaian konflik pemanfaatan ruang. Seiring hal tersebut, disadari pula bahwa efektivitas dan kualitas koordinasi BKPRN tidak terlepas dari aspek kelembagaan, yang meliputi tata kerja, regulasi, ketersediaan informasi, dan kemampuan sumber daya manusia. Tantangan yang dihadapi BKPRN di masa mendatang semakin kompleks, baik yang berkenaan dengan konflik pemanfaatan ruang maupun pengendalian pemanfaatan ruang. Oleh karena itu, peran BKPRN perlu diimbangi dengan penguatan dari sisi kelembagaan dan penyelarasan peraturan perundangan di bidang penataan ruang, diantaranya melalui pemantapan implementasi Pedoman Tata Kerja Sekretariat BKPRN. Kedepan, seiring dengan penguatan kelembagaan, BKPRN diharapkan akan lebih mampu berkiprah dalam koordinasi dalam rangka mempercepat penetapan Rancangan Perda RTRW, menyelesaikan konflik pemanfaatan ruang, serta mengawal penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR). 15
DOKUMENTASI DOKUMENTASI Rapat Kerja Nasional BKPRN Tahun 2013 Pameran Hari Tata Ruang Nasional 2013 Lokakarya Penyelarasan Implementasi UU No.27 Tahun 2007 dan UU No.26 Tahun 2007 16