SIKAP ILMIAH 3/27/2014 Metil/dn 1
Setiap orang pada saat dan tempat tertentu akan berada dalam suatu situasi. Jika orang tersebut merasa sebagai bagian dari situasi itu, maka orang itu disebut mengalaminya. Orang disebut sebagai bagian dari situasi tersebut apabila orang itu langsung atau tidak langsung mempengaruhi atau dipengaruhi oleh situasi yang bersangkutan. Bila seseorang menyadari sesuatu hal, berarti ia dapat membedakan hal itu dari hal-hal lainnya yang jumlahnya sangat banyak. Metil/dn 3/27/2014 2
Kemampuan membedakan dan menyoroti sesuatu di antara sekian banyak obyek, disebut sense of discrimination, ada 2 tipe : a. Golongan yang berpendapat bahwa segala situasi adalah wajar, biasa, sesuatu yang sudah semestinya ada. b. Golongan yang tidak menerima begitu saja, melainkan memandang hal-hal itu sebagai sesuatu yang menimbulkan pertanyaan dan memerlukan jawaban disebut memiliki sikap ilmiah (scientific attitude). Metil/dn 3/27/2014 3
Sikap ilmiah (scientific attitude) ialah sikap yang memungkinkan seseorang berfikir dan bertindak secara ilmiah yang didasarkan pada pengalaman. a. Sikap positip, sikap untuk tetap berperan dalam setiap situasi, sekalipun situasi yang seburuk-buruknya, walaupun peranan yang diberikan sangat kecil. Metil/dn 3/27/2014 4
b. Sikap bertanya, menjadikan orang untuk tidak membiarkan sesuatu berlalu tanpa diperhatikan terlebih dahulu, barangkali terdapat bagian atau unsur yang perlu dicermati. Sikap bertanya dapat dikembangkan atau berkembang berdasarkan sikap dasar manusia, yaitu ingin tahu. c. Sikap sangsi, menjadikan seseorang tidak begitu saja menerima sesuatu jawaban terhadap suatu pertanyaan yang timbul dari keingintahuan manusia, jika tanpa diperiksa terlebih dahulu kebenaran jawaban tersebut. Metil/dn 3/27/2014 5
Sikap sangsi ini mendorong manusia untuk melakukan pembaharuan-pembaharuan, dan menguji kebenaran dari setiap detil atau bukti yang ada. Sikap sangsi seperti itulah yang melahirkan FAHAM SKEPTISISME. Faham yang mengandung pertimbangan atau pemikiran. Metil/dn 3/27/2014 6
Faham Skeptisisme Skeptisisme negatif, faham ini berpendapat bahwa manusia tidak akan pernah sampai pada suatu kebenaran, baik disebabkan oleh sifat hakekat obyek yang tidak menampakkan diri secara utuh/seluruhnya, maupun oleh pengenalan manusia yang sangat terbatas. Skeptisisme positif (kritis, me), faham ini berpendapat bahwa kesangsian terhadap sesuatu hal justru mendorong manusia untuk mencari dan menemukan kebenaran yang sesungguhnya. Metil/dn 3/27/2014 7
Sikap kritis adalah ciri pokok dari skeptisisme, terutama skeptisisme positif. Orang yang bersikap kritis adalah orang yang cakap menunjukkan batas-batas suatu masalah, mampu membuat problemstelling, mampu menunjukkan perbedaan dan kesamaan suatu hal dibanding dengan yang lain, dan cakap menempatkan suatu pengertian dalam kedudukannya yang tepat terhadap yang lain. Metil/dn 3/27/2014 8
Berfikir Ilmiah Berfikir adalah proses mengenal sesuatu. Alat untuk berfikir adalah pengertian. Hasil proses pengenalan disebut pengetahuan, yaitu faham atau tanggapan atau pengertian subyek pemikir terhadap obyek difikirnya. Berfikir ilmiah ialah berfikir yang memenuhi persyaratan keilmiahan. 3/27/2014 Metil/dn 9
Metode/Teknik Dasar Berfikir Ilmiah Berfikir reflektif, yaitu suatu proses merubah suatu situasi yang gelap menjadi terang dan tertentu. Untuk itu diperlukan suatu proses peloncatan atau proses penerangan dari dunia yang sudah dikenal ke dunia yang belum diketahui. Berfikir Kreatif.- Otak menangkap gejala-gejala yang disebut pengertian. Semakin tinggi teknologi, semakin besar daya olah sumber daya yang ada; semakin efektif pengertian, semakin banyak gejala yang dapat ditanggapi. Gejala-gejala dapat ditanggapi secara kurang sempurna, apabila alatalat yang dipakai untuk menanggapi tidak sempurna, akibatnya keputusan fikiran dapat keliru. Metil/dn 3/27/2014 10
Ilmuwan Awam memecahkan masalah dengan mengedepankan logika dan selalu menghindari pertimbangan subjektif memecahkan masalah didasari oleh pandangan pribadi atau oleh asumsi yang dianggap masuk akal oleh banyak orang. Metil/dn 11 of 18
Almack (1939): Cara menerapkan prinsip-prinsip logis pengesahan dan penjelasan kebenaran. terhadap penemuan, Ostle (1975 1975): Pengejaran (pursuit) terhadap sesuatu untuk mendapatkan suatu interelasi. Nazir (1988): Pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan- pertimbangan logis. Metil/dn 12 of 18
Berdasarkan fakta. Bebas dari prasangka. Menggunakan prinsip-prinsip analisis. Menggunakan hipotesis. Menggunakan ukuran objektif. Menggunakan teknik kuantifikasi Metil/dn 13 of 18
Data dan/atau informasi yang dikumpulkan berdasarkan fakta yang nyata, BUKAN FIKTIF. harus Fakta harus diungkapkan dengan alasan dan bukti objektif, BUKAN SUBJEKTIF. Fakta harus dianalisis dengan tajam dan logis berdasarkan hukum sebab-akibat, akibat, BUKAN DI-PAPARKAN BEGITU SAJA. Metil/dn 14 of 18
Hipotesis penting untuk mendudukkan masalah dan memandu jalan fikiran ke arah tujuan yang ingin dicapai. Analisis harus dibuat secara objektif dan fikiran waras, BUKAN MENURUTI HATI NURANI. Data harus diperlakukan menggunakan teknik kuantifikasi yang lazim ( o C, kg, ha, cm, dll., BUKAN hasta, penggalah, sepenanakan nasi, dll). Metil/dn 15 of 18
Memilih dan mendefenisikan masalah. Survei terhadap kepustakaan yang tersedia. Memformulasikan hipotesis. Membangun kerangka analisis. Mengumpulkan data. Mengolah dan menganalisis data, dan membuat interpretasi. Membuat kesimpulan dan rekomendasi. Menyusun laporan. Metil/dn 16 of 18
Almack (1930) Penelitian Proses Kebenaran Hasil Witney (1960) Penelitian Proses Ilmu Proses Kebenaran Hasil Metil/dn 17 of 18
Adalah suatu kebenaran yang diperoleh melalui penelitian terhadap suatu fenomena. Syarat kebenaran ilmiah: Adanya koherensi Adanya korespondensi Bersifat pragmatis Metil/dn 18 of 18
KOHERENSI Suatu pernyataan adalah benar jika pernyataan tersebut koheren atau konsisten dengan pernyataan sebelumnya. KORESPONDENSI Suatu pernyataan adalah benar jika materi pengetahuan yang terkandung di dalamnya berhubungan atau berkoresponden dengna objek yang dituju. PRAGMATIS Suatu pernyataan adalah benar jika pernyataan tersebut memiliki sifat fungsional dalam kehidupan praktis. Metil/dn 19 of 18
KEBENARAN DAPAT DIPEROLEH MELALUI PROSES NON ILMIAH: Secara kebetulan. Secara akal sehat (common sense). Melalui wahyu. Secara intuitif. Secara trial and error. Melalui spekulasi. Karena wibawa. Metil/dn 20 of 18
PENEMUAN KEBENARAN SECARA KEBETULAN Kebenaran yang datangnya tidak lain adalah takdir dari Tuhan. PENEMUAN KEBENARAN SECARA COMMON SENSE Kebenaran yang sangat dipengaruhi oleh kepentingan menggunakannya dapat menjurus ke prasangka. orang yang PENEMUAN KEBENARAN MELALUI WAHYU Kebenaran yang mutlak dari TUHAN dan diturunkan melalui Nabi dan Rasul bukan dihasilkan dari proses berfikir manusia. PENEMUAN KEBENARAN SECARA INTUITIF Kebenaran yang diperoleh melalui proses luar sadar tanpa melalui proses berfikir sukar dipercaya. Metil/dn 21 of 18
PENEMUAN KEBENARAN SECARA TRIAL and ERROR Kebenaran yang diperoleh setelah melakukan suatu tindakan secara berulang-ulang dengan memodifikasi bahan dan metoda tanpa dituntun oleh petunjuk yang jelas. PENEMUAN KEBENARAN SECARA SPEKULATIF Sama seperti trial and error; bedanya adalah adanya petunjuk dan pertimbangan (namun tidak difikirkan secara matang). PENEMUAN KEBENARAN KARENA WIBAWA SESEORANG Kebenaran yang muncul dikarenakan wibawa atau otoritas yang dimiliki seseorang, yang pada umumnya hanya didasarkan pada logika saja. Titah Raja adalah Hukum Metil/dn 22 of 18
PROPOSISI adalah pernyataan tentang sifat dari suatu kenyataan. PROPOSISI yang diterima untuk diuji kebenaran-nyanya disebut HIPOTESIS. PROPOSISI yang sudah memiliki jangkauan luas dan didukung oleh data empiris disebut DALIL atau SCIENTIFIC LAW. Harga cabe akan naik pada musim hujan Metil/dn 23 of 18
DALIL (SCIENTIFI LAW) adalah ringkasan dari suatu pengetahuan tentang sifat-sifat tertentu, yang bentuknya lebih umum dibandingkan temuan-temuan empiris dari mana dalil tersebut didasarkan. Metil/dn 24 of 18
TEORI adalah rangkaian konsep (construct) yang saling berhubungan satu sama lain; atau suatu rangkaian proposisi yang memiliki pandangan sistematis terhadap suatu fenomena. Tiga kunci untuk mengenal teori: 1. Teori adalah serangkaian proposisi yang didefenisikan secara luas, dengan hubungan antar unsur yang jelas di dalam rangkaian tersebut. 2. Teori menggambarkan hubungan antar peubah, sehingga jelas memperlihatkan pandangan yang sistematik dari fenomena yang diterangkan oleh peubah tersebut. 3. Teori menerangkan fenomena dengan menggambarkan hubungan yang spesifik antar peubah. Metil/dn 25 of 18
FAKTA adalah pengamatan yang telah dibuktikan secara empiris. FAKTA ILMIAH adalah produk dari pengamatan yang dilakukan secara sistematis dan memiliki makna. FAKTA HARUS RELEVAN DENGAN TEORI, sehingga antara fakta dan teori tidak pernah saling bertentangan. Metil/dn 26 of 18
Metil/dn