LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA Nomor : Tahun Seri no.

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR: 3 TAHUN : 1996 SERI : C.3.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA Nomor : Tahun Seri no.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 5 TAHUN 2002 TENTANG

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAPERATURAN DAERAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 4 TAHUN 1995 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROPINSI DAERAH TINGKAT I LAMPUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 20 TAHUN 1999 SERI D NO. 10

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

29 Januari LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN /D

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 78 TAHUN 2001 SERI D.75 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN NOMOR 15 TAHUN 1999 TENTANG

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 1

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 21 TAHUN 1999 SERI D NO. 11

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 30.M Tahun 2008

II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG NOMOR 13 TAHUN 1999 SERI D NO. 10

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG NOMOR 13 TAHUN 1999 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 11 TAHUN 1990 TENTANG

WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 16 TAHUN 2002 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II CIREBON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 2 TAHUN 1998 SERI D.2

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 4 TAHUN 1995 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN KABUPATEN SITUBONDO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 92 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUMBAWA.

1 of 6 02/09/09 11:44

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG

PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG

KEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 608 TAHUN 2003 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 51 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN LEBAK

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 91 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 23 TAHUN 1995 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 92 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR: 2 TAHUN : 1995 SERI : C.2.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 22 TAHUN 1995 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 20 TAHUN 1995 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 79 TAHUN 2001 SERI D.76 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

.000 WALIKOTA BANJARBARU

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 73 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 25 TAHUN 1995 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 98 TAHUN 2001 SERI D.95 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 1 TGL. 19 APRIL 1996 SERI D NO. 1

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 20 TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 13 TAHUN 1990 TENTANG

-1- BUPATI ACEH TAMIANG PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TAMIANG NOMOR 65 TAHUN 2016

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 25 TAHUN 1999 SERI D NO. 15

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN KERJA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional.

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG

2. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1967 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan; 3. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman;

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA ACEH,

-1- GUBERNUR BALI, Jdih.baliprov.go.id

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 72 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR 07 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN KABUPATEN BURU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 1999 SERI D NO. 13

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA ACEH,

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

DINAS PERKEBUNAN. Tugas Pokok dan Fungsi. Sekretaris. Sekretaris mempunyai tugas :

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 03 TAHUN 2005 TENTANG

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 20 TAHUN 1996 TENTANG

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI D

GubernurJawaBarat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 50 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG

BUPATI MANDAILING NATAL

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 19 TAHUN : 2008 SERI : D PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 69 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 12 TAHUN 1999 SERI D NO. 4

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 117 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI MANDAILING NATAL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 22 TAHUN 1999 SERI D NO. 12

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 126 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 5 TAHUN : 2005 SERI : D NOMOR : 5 QANUN KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 6 TAHUN 1987

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA Nomor : Tahun Seri no. PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 6 TAHUN 1995 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA, Menimbang Mengingat : a. bahwa berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah Nomor 2 Tahun 1992 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah di Bidang Pertanian Tanaman Pangan kepada Daerah Tingkat II yang diundangkan dalam Lembaran Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor 11 Tahun 1993 Seri D Nomor 10 dan dengan ditetapkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 10 Tahun 1994 tentang Pedoman Organisasi dan TataKerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Daerah, maka dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan secara berdaya guna dan berhasil guna khusunya yang menyangkut bidang Pertanian Tanaman Pangan, perlu dibentuk Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga; b. bahwa untuk maksud tersebut dipandang perlu menetapkan pembentukan, Susunan Organisasi dan Tatakerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga dengan Peraturan Daerah. : 1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah; 2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3037); 3. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembran negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 46 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 3478) 4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1951 tentang Pelaksanaan Penyerahan Sebagian Urusan dari Pemerintah Pusat dalam Lapangan Pertanian kepada Propinsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1951 Nomor 66);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3373); 6. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 1992 tentang Pedoman Organisasi Dinas Daerah; 7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 97 Tahun 1993 tentang Pola Organisasi Pemerintahan Daerah dan Wilayah; 8. Keputusan Menteri Salam Negeri Nomor 10 Tahun 1994 tentang Pedoman Organisasi dan Tatakerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Daerah; 9. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 1993 tentang Petunjuk Pelaksanaan Organisasi dan Tatakerja Dinas-dinas Daerah Tingkat I dan Dinas Tingkat II; 10. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah Nomor 2 Tahun 1992 tentang Penyerahan sebagian Urusan Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah di Bidang Pertanian Tanaman Pangan kepada Daerah Tingkat II. Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATAKERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Daerah Tingkat II Purbalingga; b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga; c. Bupati Kepala Daerah adalah Bupati Kepala Daerah Tingkat II Purbalingga; d. Dinas Pertanian Tanaman Pangan adalah Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga; e. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga; f. Cabang Dinas Pertanian Tanaman Pangan adalah Cabang Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga; g. Unit Pelaksana Teknis Dinas adalah Unsur Pelaksana Teknis Operasinal di lapangan.

BAB II PEMBENTUKAN Pasal 2 Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga. BAB III KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI Pasal 3 (1) Dinas Pertanian Tanaman Pangan merupakan unsur pelaksana Pemerintah DaerahTingkat II dibidang Pertanian Tanaman Pangan. (2) Dinas Pertanian Tanaman Pangan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati Kepala Daerah. Pasal 4 Dinas Pertanian Tanaman Pangan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan rumah tangga Daerah Tingkat II dan tugas pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah dan atau Pemeritah Daerah Tingkat I di bidang Pertanian Tanaman Pangan. Pasal 5 Untuk menyelenggarakan tugas tersebut pada Pasal 4, Peraturan Daerah ini Dinas Pertanian Tanaman pangan mempunyai fungsi: a. Menyiapkan bahan pembinaan umum berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingakat I; b. Menyiapkan bahan bimbingan teknis di bidang Pertanian Tanaman Tanaman Pangan; c. Menyiapkan bahan pemberian izin dan pembinaan usaha sesuai dengan tugas pokoknya; d. Menyiapkan bahan pelaksanaan penyuluhan; e. Menyiapkan bahan pengaman teknis sesuai dengan tugas pokoknya; f. Menyiapkan bahan pelaksanaan pengkajian penerapan teknologi anjuran di tingkat usaha tani; g. Menyiapkan bahan pelaksanaan urusan tata usaha Dinas Pertanian Tanaman Pangan; h. Menyiapkan bahan pengolahan Unit Pelaksana Teknis Dinas Pertanian Tanaman Pangan. BAB IV SUSUNAN ORGANISASI Pasal 6 (1) Susunan Organisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sub Bagian Tata Usaha; c. Seksi Produksi Padi dan Palawija; d. Seksi Produksi Hortikultura; e. Seksi Penyuluhan; f. Seksi Rehabilitasi, Pengembangan lahan dan Perlindungan Tanaman;

g. Seksi Usaha Tani dan Pengolahan Hasil; h. Cabang Dinas; i. Unit Pelaksana Seksi Dinas; j. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Bagan Susunan Organisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan sebagiamana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Daerah ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Bagian Pertama Sub Bagian Tata Usaha Pasal 7 Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan perencanaan, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan urusan umum. Pasal 8 Untuk menyelenggarakan tugas tersebut pada Pasal 7 Peraturan Daerah ini Sub Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi: a. Melaksanakan penyusunan rencana, program dan pelaporan serta pembinaan organisasi dan tatalaksana; b. Melaksanakan pengolahan administrasi kepegawaian; c. Melaksanakan pengolahan administrasi keuangan; d. Melaksanakan pengurusan rumah tangga dan perlengkapan, surat menyurat dan kersipan. Sub Bagian Tata Usaha terdiri dari : a. Urusan Perencanaan; b. Urusan Kepegawaian; c. Urusan Keuangan; d. Urusan Umum. Pasal 9 Pasal 10 (1) Urusan Perencanaan mempunyai tugas melakukan pengumpulan, analisa penyajiandata statistik, penyiapan bahan perumusan rencana dan program, penyiapan bahan laporan dinas, serta menyusun bahan pembinaan organisasi dan tatalaksana. (2) Urusan Kepegawaian mepunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana kebutuhan dan pengembangan pegawai, mutasi kepegawaian serta tata usaha kepegawaian. (3) Urusan Keuangan mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan anggaran pendapatan dan Belanja Dinas, mengurus pembukuan, melakukan perhitungan anggaran, verifikasi, serta pengurusan perbandaharaan; (4) Urusan Umum mempunyai tugas mengurus surat menyurat, kearsipan rumah tangga dan perlengkapan. Bagian Kedua Seksi Produksi Padi dan Palawija Pasal 11 Seksi Produksi Padi dan Palawija mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Pertanian Tanaman Pangan di Bidang pembinaan produksi padi dan palawija.

Pasal 12 Untuk menyelenggarakan tugas tersebut pada Pasal 11. Peraturan Daerah ini Seksi Produksi Padi dan Palawija mempunyai fungsi : a. Menyiapkan Bahan pemantauan, pengadaan, peredaran dan bimbingan penggunaan pupuk; b. Menyiapkan bahan penyusunan program, penyaluran benih sebar (BS), pembinaan dan pengawasan penangkaran benih, pendirian dan pengolahan Balai Benih Umum dan Balai Benih Pokok serta bimbingan pemanfaatan lahan kepada petani; c. Menyiapkan bahan petunjuk operasional demontrasi, pengkajian dan bimbingan penerapan paket teknologi anjuran sesuai dengan tipe dan ekologi lahan; d. Menyiapkan bahan identifikasi, inventarisasi, bimbingan penggunaan, percobaan dan pengkajian penerapan serta penyebaran prototipe alat dan mesin pertanian. Seksi Produksi Padi dan Palawija terdiri dari : Pasal 13 a. Sub Seksi Pengembangan Produksi Padi dan Palawija; b. Sub Seksi Produksi Benih/Bibit Padi dan Palawija; c. Sub Seksi Penyiapan Paket Teknologi Paket Teknologi Padi dan Palawija; d. Sub Seksi Pengembangan alat dan Mesin Pertanian. Pasal 14 (1) Sub Seksi Pengembangan Produksi Padi dan Palawija mempunyai tugas mengumpulkan dan menyusun bahan pembinaan pengadaan, pengedaran dan memberi bimbingan penggunaan pupuk. (2) Sub Seksi Produksi Benih/Bibit Padi dan Palawija mempunyai tugas mengumpulkan dan menyusun bahan pembinaan program, memperbanyak, menyalurkan benih tingkat benih sebar (BS), membina dan mengawasi penangkar benih, mendirikan dan melakukan pengolahan Balai Benih Umum dan Balai Benih Pokok serta memberikan bimbingan pemanfaatan kepada tani. (3) Sub Seksi Penyiapan Paket dan Teknologi Padi dan Palawija mempunyai tugas mengumpulkan dan menyusun bahan operasional demontrasi, pengkajian dan bimbingan penerapan paket teknologi anjuran sesuai dengan tipe dan ekologi lahan. (4) Sub Seksi Pengembangan Alat dan Mesin Pertanian mempunyai tugas mengumpulkan dan menyusun bahan pembinaan identifikasi, inventarisasi percobaan dan pengkajian penerapan serta penyebaran prototipe alat dan mesin pertanian. Bagian Ketiga Seksi Produksi Hortikultura Pasal 15 Seksi Produksi Hortikultura mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Pertanian Tanaman Pangan di bidang pembinaanh produksi hortikultura. Pasal 16 Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Pasal 15, Peraturan Daerah ini Seksi Produksi Hortikultura mempunyai fungsi : a. Menyiapkan bahan pantauan, pengadaan, peredaran dan bimbingan penggunaan pupuk b. Menyiapkan bahan penyusunan program, penyaluran benih sebar (BS), pembinaan dan pengawasan penangkaran benih, dan pngelolaan balai Benih Umum dan Balai Benih Pokok serta bimbingan pemanfaatan lahan kepada petani;

c. Menyiapkan bahan penyusunan petunjuk operasional demontrasi, pengkajian dan bimbingan penerapan paket teknologi sesuai dengan tipe dan ekologi lahan; d. Menyiapkan bahan penyusunan program, pembinaan, bimbingan tentang pemanfaatan dan penyebarluasan tanaman bergizi kepada Petani. Seksi Produksi Hortikultura terdiri dari: a. Sub Seksi Pengembangan Hortikultura; Pasal 17 b. Sub Seksi Penyiapan Paket Teknologi Hortikultura; c. Sub Seksi Produksi Benih/Bibit Hotikultura; d. Sub Seksi Pemanfaatan Pekarangan dan Pembinaan Gizi. Pasal 18 (1) Sub Seksi Pengembangan Produksi Hortikultura mempunyai tugas mengumpulkan dan menyusun bahan pembinaan, pengadaan peredaran dan bimbingan penggunaan pupuk (2) Sub Seksi Penyiapan Paket Teknologi Hortikultura mempunyai tugas mengumpulkan dan menyusun bahan pembinaan petunjuk operasional demontrasi, pengkajian dan bimbingan penerapan paket teknologi anjuran sesuai dengan tipe dan ekologi lahan. (3) Sub Seksi Produksi Benih/Bibit Hortikultura mempunyai tugas mengumpulkan dan menyusun bahan peminaan penyusunan program, penyaluran benih sebar (BS), pembinaan dan pengawasan penangkar benih, pendirian dan pengelolaan Balai Benih Umum dan Balai Benih Pokok serta Pemanfaatan lahan kepada Petani (4) Sub Seksi Pemanfaatan Pekarangan dan Pembinaan Fizi mempunyai tugas mengumpulkan dan menyusun bahan pembinaan pemanfaatan dan penyebarluasan tanaman bergizi kepada Petani. Bagian Keempat Seksi Penyuluhan Pasal 19 Seksi Penyuluhan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Pertanian Tanaman Pangan dibidang pembinaan penyuluhan pertanian tanaman pangan. Pasal 20 Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Pasal 19, Peraturan Daerah ini Seksi Penyuluhan mempunyai fungsi : a. Menyiapkan bahan pelaksanaan program, metode dan sistem kerja penyuluhan serta rekayasa sosial dan ekonomi; b. Menyiapkan bahan perencanaan, pendayagunan dan bimbingan ketenagaan penyuluhan; c. Menyiapkan bahan bimbingan dan pengembangan kelembagaan Petani; d. Menyiapkan bahan perencanaan, pengadaan, pengolahan dan bimbingan pendayagunaan sarana penyuluhan; e. Menyiapkan bahan perencanaan, pengadaan, penyebaran dan bimbingan pengembangan materi penyuluhan; (1) Seksi Penyuluhan terdiri dari : a. Sub Seksi Tata Penyuluhan; Pasal 21

b. Sub Seksi Kelembagaan, Tenaga dan Sarana. Pasal 22 (1) Sub Seksi Tata Penyuluhan mempunyai tugas memberikan pelayanan teknik dan administrasi kepada para penyuluh pertanian dalam penyusunan dan pelaksanaan program penyuluhan, penerapan metode dan sistem kerja penyuluhan, identifikasi faktor penentu, rekayasa sosial dan ekonomi, pelaksanaan penyuluhan bimbingan serta supervisi pelaksanaan penyuluhan. (2) Sub Seksi Kelembagaan, Tenaga dan Sarana mempunyai tugas menyusun rencana kebutuhan dan mendayagunakan Tenaga Penyuluh merencanakan, mengadakan dan mengelola sarana penyuluhan, memperbanyak dan menyebarkan materi penyuluhan serta memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada para penyuluh dalam pembinaan dan pengembangan kursus tani, penggunaan sarana penyuluhan dan perumusan serta penyiapan materi penyuluhan. Bagian Kelima Seksi Rehabilitasi, Pengembangan Lahan dan Perlindungan Tanaman Pangan Pasal 23 Seksi Rehabilitasi, Pengembangan Lahan dan Perlindungan Tanaman Pangan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Pertanian Tanaman Pangan dibidang pembinaan rehabilitasi, pengembangan lahan dan bimbingan perlindungan tanaman pangan. Pasal 24 Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Pasal 23, Peraturan Daerah ini, Seksi Rehabilitasi, Pengembangan dan Perlindungan Tanaman mempunyai fungsi: a. Menyiapkan bahan bimbingan dan pengawasan pengadaan dana, penyimpanan, peredaran dan pemanfaatan pestisida serta sarana perlindungan pertanian tanaman pangan; b. Menyiapkan bahan perencanaan logistik, penyediaan, penyaluran, bimbingan pengemasan, harga dasar, pengecer, kios pestisida dan pengamatan Organisme Pengganggu Tanaman, pelaporan, penyampaian data, pelayanan informasi dan pemberian bantuan alat, bahan dan biaya; c. Menyiapkan bahan perencanaan, penetapan tata ruang, pemberian ijin usaha, pelaksanaan dan perumusan investisigasi serta bimbingan penerapan tatalaksana uasaha tani; d. Menyiapkan bahan bimbingan pengendali operasional perlindungan pertanian tanaman pangan. Pasal 25 Seksi Rehabilitasi, Pengembangan Lahan dan Perlindungan Tanaman Pangan terdiri dari: a. Sub Seksi Rehabilitasi dan Pengembangan Lahan; b. Sub Seksi Pengkajian Iklim dan Tata Guna Air; c. Sub Seksi Monitoring dan Prakiran Serangan Hama Tanaman; d. Sub Seksi Pengendalian Hama/Penyakit, Gulma dan Pestisida. Pasal 26 (1) Sub Seksi Rehabilitasi dan Pengembangan Lahan mempunyai tugas mengumpulkan dan menyusun bahan pembinaan identifikasi pemetaan tata ruang, investisigasi dan pendatagunaan sumberdaya lahan sesuai agro ekosistem.

(2) Sub Seksi Pengkajian Iklim dan Tata Guna Air mempunyai tugas mengumpulkan dan menyusun bahan pembinaan dan melakukan, bimbingan peramalan dan pengkajian iklim dan Tata Guna Air. (3) Sub Seksi Monitoring dan Prakiran Serangan Hama Tanaman mempunyai tugas mengumpulkan dan menyusun bahan pembinaan, melakukan monitoring, bimbingan, pengawasan dan prakiran serangan Organisme Pengganggu Tanaman serta pelaporan. (4) Sub Seksi Pengendalian Hama/Penyakit, Gulma dan Pestisida mempunyai tugas mengumpulkan dan menyusun bahan pembinaan, melakukan bimbingan pengendalian operasional, pelayanan informasi dan penyaluran alat serta paeralatan perlindungan tanaman pangan. Bagian Keenam Seksi Usaha Tani dan Pengolahan Hasil Pasal 27 Seksi Usaha Tani dan Pengolahan Hasil mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Pertanian Tanaman Pangan di bidang pembinaan usaha tani dan pengolahan hasil pertanian tanaman pangan. Pasal 28 Untuk menyelenggarakan tugas tersebut pada Pasal 26, Seksi Usaha Tani dan pengolahan Hasil mempunyai fungsi : a. Menyiapkan bahan pengolahan dan penyebaran informasi pasar; b. Menyiapkan bahan inventarisasi dan analisa data serta pengembangan ketenagakerjaan; c. Menyiapkan bahan perencanaan, penetapan tata ruang pembelian ijin usaha, pelaksanaan dan perumusan investigasi serta bimbingan penerapan tatalaksana usaha tani; d. Menyiapkan bahan bimbingan pengendalian operasional perlindungan tanaman pangan. Pasal 29 (1) Seksi Usaha Tani dan Pengolahan Hasil terdiri dari a. Sub Seksi Pemasaran; b. Sub Seksi Pemanfaatan Sumberdaya; c. Sub Seksi Agribisnis; d. Sub Seksi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil. (2) Masing-masing Sub Seksi dipimpin oleh seorang Kepala yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Seksi. Pasal 30 (1) Sub Seksi Informasi Pemasaran mempunyai tugas mengumpulkan dan menyusun bahan pembinaan serta melakukan pengumpulan, pengolahan dan penyebaran informasi pasar. (2) Sub Seksi Pemanfataan Sumberdaya mempunyai tugas mengumpulkan dan menyusun bahan pembinaan, melakukan investisigasi dan analisis data serta pengembangan ketenagakerjaan. (3) Sub Seksi Agribisnis mempunyai tugas mengumpulkan dan menyusun bahan pembinaan, melakukan penyediaan, pengolahaan data informasi serta pemberian dan pengawasan ijin usaha. (4) Sub Seksi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil mempunyai tugas mengumpulkan dan

menyusun bahan pembinaan perhitungan kehilangan produksi, bimbingan penerapan teknologi dan peningkatan mutu pengolahan hasil pertanian tanaman pangan. BAB V CABANG DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN Bagian Pertama Kedudukan, Tugas dan Fungsi Pasal 31 (1) Cabang Dinas Tanaman Pangan merupakan unsur pelaksanaan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura di kecamatan dalam wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga. (2) Cabang Dinas Tanaman Pangan dipimpin oleh seorang Kepala Cabang Dinas yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas Tanaman Pangan. Pasal 32 Cabang Dinas Pertanian Tanaman Pangan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Tanaman Pangan di satu atau beberapa Wilayah Kecamatan dalam Kabupaten. Pasal 33 Untuk menyelenggarakan tugas tersebut pada Pasal 32, Peraturan Daerah Cabang Dinas Pertanian Tanman Pangan mempunyai fungsi : a. Melaksanakan penyiapan bahan perencanaan pengembangan pertanian tanaman pangan di wilayah kerjanya; b. Melaksanakan koordinasi pelaksanaan kegiatan teknis di bidang produksi, usaha tani dan penyuluhan pertanian tanaman pangan diwilayah kerjanya; c. Menyiapkan bahan penyusunan data statistik; d. Menyusun laporan pelaksanaan tugas Cabang Dinas Pertanian Tanaman Pangan. Bagian Kedua Susunan Organisasi Pasal 34 (1) Susunan Organisasi Cabang Dinas Pertanian Tanaman Pangan terdiri dari: a. Unusr Pimpinan : Kepala Cabang Dinas; b. Unsur pembantu Pimpinan : urusan tata usaha; c. Unusur pelaksana : - Sub Seksi Produksi; d. Kelompok Jabatan Fungsional (2) Bagan Susunan Organisasi Cabang Dinas Pertanian Tanaman Pangan adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Peraturan Daerah ini yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Pasal 35 Cabang Dinas Pertanian Tanaman Pangan dibentuk berdasarkan kriteria yang akan ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri. BAB VI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS Pasal 36

(1) Unit Pelaksana Teknis Dinas mempunyai kedudukan sebagai unsur pelaksana teknis operasional Dinas Pertanian Tanaman Pangan Daerah Tingkat I dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan ; (2) Unit Pelaksana Dinas dipimpin oleh seorang kepala yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Daerah Tingkat I, untuk Unit Pelaksana Teknis Dinas Pertanian Tanaman Pangan Daerah Tingkat I dan kepada Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan, untuk Unit Pelaksana Teknis Dinas Pertanian Tanaman Pangan. Pasal 37 Dinas Tanaman Pangan dapat membentuk Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri. BAB VII KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 38 (1) Kelompok Jabatan Fungsional di Lingkungan Dinas Pertanian Tanaman Pangan mempunyai tugas melakukan kegiatan teknis Tanaman Pangan dibidang keahlian masing-masing. (2) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana tersebut pada ayat (1) Pasal ini dipimpin oleh seorang Tenaga Fungsional senior selaku Ketua Kelompok yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas atau Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas yang bersangkutan. Pasal 39 (1) Kelompok Jabatan Fungsional dapat dibagi ke dalam Sub-sub kelompok sesuai dengan kebutuhan dan masing-masing dipimpin oleh seorang Tenaga Fungsional senior. (2) Jumlah Tenaga Fungsional ditentukan berdasarkan sifat, jenis dan beban tenaga kerja yang ada. (3) Pembinaan terhadap Tenaga Fungsional dilakukan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. BAB VIII PENGANGKATAN DALAM JABATAN Pasal 40 (1) Kepala Dinas diangkat dan diberhentikan oleh Bupati Kepala Daerah setelah mendapat persetujuan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I, dengan mendapat pertimbangan Kepala Kantor Wilayah Departemen Pertanian. (2) Kepala Unit Pelaksana Teknis diangkat dan diberhentikan oleh Bupati Kepala Daerahatas usul Kepala Dinas. (3) Kepala Cabang Dinas diangkat dan diberhentikan oleh Bupati Kepala Daerah atas usul Kepala Dinas. BAB IX TENAGA KERJA Pasal 41 Dalam melaksanakan tugas, Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Unit Pelaksana Teknis

Dinas, Kelompok Jabatan Fungsional dan Cabang Dinas Tanaman Pangan wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronasi baik didalam maupun antar satuan organisasi sesuai dengan tugas masing-masing. Pasal 42 (1) Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan, melaksanakan tugasnya berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh Bupati Kepala Daerah. (2) Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan diwajibkan memberikan petunjuk, membina, membimbing dan mengawasi pekerjaan unsur-unsur pembantu dan pelaksana yang berada dalam lingkungan dinasnya. BAB X KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 43 Pejabat-pejabat yang memimpin Satuan Organisasi ketatausahaan Dinas Pertanian Tanaman Pangan, merupakan Sekretaris dari Unit Kerja yang bersangkutan. BAB XI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 44 Untuk melaksanakan tugas teknis operasional Dinas Pertanian Tanaman Pangan, dapat dilakukan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan berdasarkan azas tugas pembantuan. Pasal 45 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka ketentuan-ketentuan lain yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku. Pasal 46 Pembentukan Cabang Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Unit Pelaksana Teknis Dinas Pertanian Tanaman Pangan ditetapkan berdasarkan kriteria yang oleh Menteri Dalam Negeri. Pasal 47 Susunan Organisasi dan Tatakerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan disusun berdasarkan Pola Maksimal. BAB XII PENUTUP Pasal 48 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga. Ditetapkan di : Purbalingga

Pada tanggal : 26 Oktober 1995 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA, Ketua, BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA Drs. H. HARUN RAIS Drs. SOELARNO

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 6 TAHUN 1995 TENTANG I. PENJELASAN UMUM PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA Bahwa sebagai tindak lanjut dari Undang-undang Nomor 10 tentang Pembentukan Propinsi Jawa Tengah adalah Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1951 tentang Pelaksanaan Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintah Pusat dalam Lapangan Pertanian kepada Propinsi Jawa Tengah. Dengan mendasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 363 Tahun 1977 tentang Pedoman Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tatakerja Dinas Pertanian maka dibentuk Susunan Organisasi dan Tatakerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah dengan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 1981. Sebagai tindak lanjut dari Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 363 Tahun 1977 tentang Pedoman Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tatakerja Dinas Pertanian telah ditetapkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 274 Tahun 1982 tentang Pedoman, Pembentukan Susunan Organisasi dan Tatakerja Cabang Dinas Daerah Tingkat I maka di Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah dibentuk Susunan Organisasi dan Tatakerja Cabang Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Daerah tingkat I Jawa Tengah. Bahwa dalam rangka pelaksanaan Otonomi Daerah sebagaimana diatur dalam Pasal 11 ayat (1) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Pemerintah di Daerah titik berat Otonomi Daerah diletakan pada Daerah Tingkat II, sebagai pelaksanaannya Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah Nomor 2 Tahun 1992 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah dibidang PertanianTanaman Pangan kepada Daerah Tingkat II dan dengan berpedoman kepada Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 10 Tahun 1993 tentang Pedoman Organisasi dan Tatakerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Daerah, maka di Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga perlu dibentuk Susunan Organisasi dan Tatakerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga yang pelaksanaannya ditetapkan dengan Peraturan Daerah. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2

Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 Hortikultura adalah tanaman yang terdiri dari komoditi buah-buahan, sayuran dan tanaman hias. Pasal 17 Pasal 18

Pasal 19 Pasal 20 Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 24 Pasal 25 Huruf a Huruf b Huruf c Huruf d Gulma adalah tanaman liar yang mengganggu tanaman pokok atau tanaman yang tidak dikehendaki. Pasal 26 Ayat (1) Ekosistem adalah suatu lingkungan yang terdiri dari beberapa faktor yang saling membutuhkan. Ayat (2) Ayat (3) Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) adalah hama dan penyakit tanaman. Pasal 27 Pasal 28 Pasal 29

Pasal 30 Pasal 31 Pasal 32 Pasal 33 Pasal 34 Pasal 35 Pasal 36 Pasal 37 Pasal 38 Pasal 39 Pasal 40 Pasal 41 Pasal 42 Pasal 43 Pasal 44

Pasal 45 Pasal 46 Pasal 47 Pasal 48