BAB I PENDAHULUAN. memang mengalami kemajuan yang pesat. Itu dikarenakan banyaknya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III HAKI DALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA. sebagainya, penulis terlebih akan memaparkan mengenai apa itu hak.

BAB I PENDAHULUAN. Pengelompokkan manusia yang seperti ini biasanya disebut dengan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri. Ikatan lahir ialah

BAB I PENDAHULUAN. sudah barang tentu perikatan tersebut mengakibatkan timbulnya hakhak

I. PENDAHULUAN. Hak Kekayaan Intelektual (yang selanjutnya disingkat HKI) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. (selanjutnya ditulis dengan UUP) menjelaskan, Perkawinan ialah ikatan lahir bathin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat lepas dari hidup

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kamus bahasa arab, diistilahkan dalam Qadha yang berarti

BAB V PENUTUP. kewajiban memberikan nafkah pemeliharaan anak tersebut. nafkah anak sebesar Rp setiap bulan.

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan langkah ke arah itu seiring dengan proyeksi pembangunan

KEGIATAN USAHA FOTOKOPI DALAM KAITANNYA DENGAN PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA

PEWARISAN HAK CIPTA MENURUT KUHPERDATA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. Buku sebagaimana pepatah menyatakan adalah jendela dunia. Setiap isi

Undang-undang Nomor 7/1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing the World Trade Organization (WTO)

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya salah satu kebutuhan manusia adalah perkawinan. Berdasarkan Pasal 28B ayat (1) Undang Undang Dasar 1945 (UUD 1945) yang

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG HARTA DALAM PERKAWINAN ISLAM. harta kerabat yang dikuasai, maupun harta perorangan yang berasal dari harta

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. : HAKI (Hak atas kekayaan Intelektual) : Hukum Bisnis Syariah

BAB V PENUTUP. 1. Pendapat ulama Muhammadiyah dan Nahd atul Ulama (NU) di kota. Banjarmasin tentang harta bersama.

PERLINDUNGAN KARYA SENI FOTOGRAFI BERDASARKAN UNDANG- UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA. Nurul Liza Anjani, 1 Etty Susilowati 2 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. (ekonomis) hingga ratusan juta rupiah menjadi semakin marak. Undian-undian

ASPEK YURIDIS HARTA BERSAMA DALAM PERKAWINAN POLIGAMI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN NURFIANTI / D

BAB 1 PENDAHULUAN. menyangkut urusan keluarga dan urusan masyarakat. 1. tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ke-tuhanan Yang Maha Esa.

LEGAL ASPEK PRODUK TIK IMAM AHMAD TRINUGROHO

PELANGGARAN TERHADAP HAK MEREK TERKAIT PENGGUNAAN LOGO GRUP BAND PADA BARANG DAGANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini peranan pemerintah sangatlah penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kebutuhan kodrat manusia, setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perkawinan yang dimulai dengan adanya rasa saling cinta dan kasih sayang

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI, ANISAH SE.,MM.

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK WARIS ANAK PADA PERKAWINAN SIRRI ABSTRAK

BAB II TINJAUAN UMUM HARTA BERSAMA DAN TATA CARA PEMBAGIAN HARTA BERSAMA

BAB I PENDAHULUAN. orang lain yang bergantung hidup kepadanya. yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

BAB I PENDAHULUAN. karya-karya yang timbul atau lahir karena adanya kemampuan intelektualitas

BAB III WAKAF HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DALAM PASAL 16 UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Pasal 1 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang

BAB IV. Agama Surabaya Tentang Pembatalan Putusan Pengadilan Agama Tuban. itu juga termasuk di dalamnya surat-surat berharga dan intelektual.

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49).

BAB II LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan UUDTLST yang menjadi payung hukum DTLST di Indonesia,

BAB 1 PENDAHULUAN. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang. Perbankan (UU Perbankan) disebutkan sebagai berikut :

SILABUS 1. LEVEL KOMPETENSI I: PENDAHULUAN 2. LEVEL KOMPETENSI II: SEJARAH HKI

SILABUS 1. LEVEL KOMPETENSI I: PENDAHULUAN. a. Konsep dasar HKI. b. Teori pembenar perlindungan HKI 2. LEVEL KOMPETENSI II: SEJARAH HKI

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. masalah Penyelesaian Pembagian Sepertiga Harta Bersama yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan memerlukan kematangan dan persiapan fisik dan mental karena

I. PENDAHULUAN. Pepatah mengatakan buku adalah jendela dunia. Buku adalah media yang sangat

KEDUDUKAN HARTA BERSAMA DALAM PERKAWINAN MENURUT FIQIH DAN HUKUM POSITIF INDONESIA SERTA PRAKTEK PUTUSAN PENGADILAN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek kehidupan masyarakat diatur oleh hukum termasuk mengenai

AKIBAT HUKUM HAK CIPTA ATAS LOGO YANG MENYERUPAI MEREK ORANG LAIN LEGAL MEMORANDUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Munculnya Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau Intellectual Property

TINJAUAN YURIDIS DAMPAK PERKAWINAN BAWAH TANGAN BAGI PEREMPUAN OLEH RIKA LESTARI, SH., M.HUM 1. Abstrak

STIE DEWANTARA Hak Atas Kekayaan Intelektual Dalam Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. karakter yang eksklusif. Berdasarkan Undang-undang No. 31 Tahun 2000 hak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagaimana diketahui bahwa setiap perkawinan masing-masing pihak dari suami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Pasal 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

TINDAK PIDANA DI BIDANG PATEN 1 Oleh : Aditia E Bawole 2

UNDANG-UNDANG HAK CIPTA

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Perkawinan Tahun 1974, melakukan perkawinan adalah untuk menjalankan kehidupannya dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan bagian hidup yang sakral, karena harus

BAB V PERSAMAAN DAN PERBEDAAN WASIAT KEPADA NON MUSLIM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF

BAB III UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA. A. Profil Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta

PENGKUALIFIKASIAN MEREK SEBAGAI BENDA UNTUK DAPAT DIJADIKAN OBJEK JAMINAN

SISTIM HUKUM INDONESIA POKOK BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-nya, baik pada manusia, hewan, maupun, tumbuh-tumbuhan. Ia adalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat agar tercipta keadilan demikian halnya di Indonesia yang menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan yang ada di negara kita menganut asas monogami. Seorang pria

TUGAS MATA KULIAH HUKUM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. (Intelectual Property Rights Law)

BAB I PENDAHULUAN. Islam ini mendapat perhatian besar karena pembagian warisan sering

BAB I PENDAHULUAN. Hukum kewarisan adalah hukum yang mengatur pembagian warisan,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan hukum hak cipta terhadap produk digital. Hak cipta terhadap

BAB 5 PENUTUP. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. manusia, yang diharapkan akan mampu menjalin sebuah ikatan lahir-batin antara

A. LATAR BELAKANG. Dari seluruh hukum yang ada dan berlaku dewasa ini di samping hukum

Psl. 119 BW jo. Psl. 124 BW

BAB I PENDAHULUAN. Hak Cipta (UUHC) memberikan perlindungan hukum yang lebih baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. Hukum acara di peradilan agama diatur oleh UU. No. 7 Tahun yang diubah oleh UU. No. 3 tahun 2006, sebagai pelaku kekuasaan

BAB I PENDAHULUAN. untuk akad nikah.nikah menurut syarak ialah akad yang membolehkan seorang

UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB I PENDAHULUAN. satu dengan yang lainnya untuk dapat hidup bersama, atau secara logis

BAB III AKIBAT HUKUM TERHADAP STATUS ANAK DAN HARTA BENDA PERKAWINAN DALAM PERKAWINAN YANG DIBATALKAN

BAB IV. ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN PERJANJIAN PRANIKAH PASCA PERKAWINAN (Studi Kasus di Desa Mojopilang Kabupaten Mojokerto)

BAB II PENGATURAN ATAS PERLINDUNGAN TERHADAP PENULIS BUKU

BAB I PENDAHULUAN. suatu dinamakan perkawinan yang diharapkan dapat berlangsung selama-lamanya,

TINJAUAN MENGENAI ASPEK HUKUM PEMBAGIAN HARTA WARISAN MENURUT KUHPERDATA (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Jepara)

Adiharsa Winahyu Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta

STATUS HUKUM ANAK HASIL PERNIKAHAN SIRRI DAN AKIBAT HUKUMNYA

BAB I PENDAHULUAN. tersebut senada dengan Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan 1.

BAB I PENDAHULUAN. Istilah Intellectual Property Rights (IPR) diartikan sebagai Hak Milik

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK MEREK SEBAGAI OBJEK HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

b. Hutang-hutang yang timbul selama perkawinan berlangsung kecuali yang merupakan harta pribadi masing-masing suami isteri; dan

BAGIAN EMPAT PENGELOLAAN HASIL PENELITIAN. Pedoman Penelitian Dana Internal UAD 32

BAB I PENDAHULUAN. adanya hukum dalam lingkup Islam yang mengatur mengenai hukuman bagi

Intellectual Property Right (IPR) Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Sumber: Ditjen HKI - Republik Indonesia. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu persoalan berada pada tangan beliau. 2. Rasulullah, penggunaan ijtihad menjadi solusi dalam rangka mencari

BAB IV ANALISA TERHADAP KASUS ANAK YANG MENGHALANGI AYAH MEMBERIKAN NAFKAH KEPADA ISTRI SIRRI

TINJAUAN HUKUM TERHADAP HAK DAN KEWAJIBAN ANAK DAN ORANG TUA DILIHAT DARI UNDANG UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DAN HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. SWT yang berkaitan dengan harta benda adalah wakaf. Wakaf telah

BAB I PENDAHULUAN. kewenangan dimaksud adalah tersebut dalam Pasal 25 ayat (3) Undang -Undang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang biak, serta melakukan aktivitas di atas tanah, sehingga setiap saat manusia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal janji adalah suatu sendi yang amat penting dalam Hukum

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan hukum Islam dalam jangka waktu setengah abad ini memang mengalami kemajuan yang pesat. Itu dikarenakan banyaknya pembaharuan dan perkembangan masalah-masalah kehidupan yang terjadi pada diri manusia. Meskipun itu adalah keniscayaan karena manusia diberi akal bertujuan untuk berfikir dan menciptakan sesuatu yang inovatif baik dalam bidang iptek maupun dalam segi pemikiran hukum keislaman. Perkembangan tersebut salah satunya adalah mengenai HaKI. Memahami berbagai refrensi yang penulis baca, HaKI adalah suatu hukum dimana dimaksudkan untuk melindungi dan menghargai hasil jerih payah seseorang dalam hal intelektual untuk tidak disalah gunakan orang lain. Baik dibajak, pencetakan dan penyalahgunaan lain, sehingga bisa bermanfaat baik bagi pencipta dan orang lain secara baik dan benar serta tidak melanggar hak sang pencipta karya. Ada berbagai macam HaKI yang ada di Indonesia, yaitu Hak Cipta, Hak Paten, Hak Merek, Hak Rahasia Dagang, Hak Design Industri, Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, Hak Varietas Tanaman Baru, dan Hak Indikasi Indikasi Georgrafis. 1 Akan tetapi, penulis hanya akan membatasi 2002, hlm. 3 1 Tomi Suryo Utomo, dkk, Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar, Bandung: Alumni,

2 pembahasan ini pada tiga pokok pembahasan, yaitu Hak Cipta, Hak Paten dan Hak Merek karena ketiga hal itulah yang paling urgen dan populer. Pada masa penjajahan belanda dulu, ada beberapa macam hak yang termasuk dalam kategori benda tak berwujud.yaitu hak pengarang, hak oktrooi dan hak cap dagang atau cap pabrik. Hak pengarang menurut pasal 1 Auteurswet adalah hak dari seorang pembuat suatu karangan tertentu perihal kesusastraan, iptek atau kesenian, untuk mengumumkan dan memperbanyak karangan itu, sedangkan orang lain tidak boleh memiliki hak itu. Sedangkan dalam UU No. 19 tahun 2002 pasal 1 (1) tentang hak cipta disebutkan bahwa hak cipta adalah hak eksklusif 2 bagi pencipta atau penerima untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaanya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasanpembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3 Adapun dalam UU No. 14 tahun 2001 pasal 1 (1) mengenai pengertian hak paten secara jelas disebutkan yaitu hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada investor atas hasil investasinya di bidang tekhnologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri investasinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya. 4 2 Menurut Ermansyah Djaja pengertian dari hak eksklusif sendiri adalah hak yang sematamata diperuntukkan bagi pemegangnya sehingga tidak ada pihak lain yang boleh memanfaatkan hak tersebut tanpa izin pemegangnya. 3 Ermansyah Djaja, Hukum Hak Kekayaan Intelektual, Jakarta: Sinar Grafika, 2009, hlm. 5 4 Ibid, hlm 98

3 Sedangkan pengertian Hak Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. 5 Dengan adanya beberapa pengertian tersebut, akan lebih jelas bagaimana akan membahas ketiga hak tersebut yang termasuk dalam kategori HaKI sebagai suatu harta benda yang tidak berwujud dan akan menjadi suatu harta bersama yang berupa hak. HaKI disebut sebagai suatu hak yang memiliki nilai-nilai moral, praktis dan ekonomis 6. Bernilai ekonomis karena si pemilik hak akan mendapatkan keuntungan berupa nilai-nilai ekonomi berupa royalti dari penggunaan hasil buah pikirnya tersebut. Itu dikarenakan adanya pengorbanan dari daya pikir seseorang manusia tadi dan adanya manfaat ekonomi yang melekat serta dapat dinikmati oleh pemilik hak tersebut. Dalam UU. No. 19 tahun 2002 pasal 3 (1), UU No. 14 tahun 2001 pasal 66 dan UU No. 15 tahun 2001 pasal 40 (1) menyebutkan bahwa hak cipta, merek dan paten bisa beralih atau dialihkan karena: 1. Pewarisan 2. Wasiat 3. Hibah 4. Perjanjian; atau 5 Ibid, hlm. 192 6 Rachmadi Usman, Hukum Hak atas Kekayaan Intelektual Perlindungan dan Dimensi Hukumnya di Indonesia, Bandung: Alumni, 2003, hlm. 2

4 5. Sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundangundangan. Di dalam Undang-undang No.1 tahun 1974 pasal 35 ayat 1 disebutkan bahwa harta benda yang diperoleh selama perkawinan menjadi harta bersama. Ketika bercerai, suami istri tersebut meninggalkan berbagai macam harta yang didapatkan dari hasil pernikahan baik itu berupa harta benda bergerak maupun tidak bergerak, benda berwujud (rumah, tanah, mobil dan lain sebagainya) maupun harta benda tidak berwujud (HaKI, surat perjanjian, saham dan lain sebagainya). Selain itu, di dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 91 disebutkan bahwa: 1. Harta bersama sebagaimana tersebut dalam pasal 85 diatas dapat berupa benda berwujud atau tidak berwujud 2. Harta bersama yang berwujud dapat meliputi benda tidak bergerak, benda bergerak dan surat-surat berharga 3. Harta bersama yang tidak berwujud dapat berupa hak maupun kewajiban 4. Harta bersama dapat dijadikan sebagai barang jaminan oleh salah satu pihak atas persetujuan pihak lainya. 7 Dalam permasalahan ini, kita tidak akan membahas lebih lanjut mengenai perbedaan kedua harta tersebut, dan kita hanya akan memfokuskan pada pembahasan bagaimana harta yang tidak berwujud hlm. 29 7 Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilasi Hukum Islam, Bandung: Nuansa Aulia, 2008,

5 berupa hak (penulis fokuskan pembahasan terhadap HaKI) berdasarkan UU. No.1 tahun 1974 dan menurut KHI pasal 91 (3). Di sinilah penulis akan mencoba menguraikan dari hasil mempelajari dan menganalisis dari berbagai sumber mengenai bagaimana hak-hak antara si suami maupun istri dalam harta yang akan dimiliki oleh masing-masing ketika keduanya tidak lagi hidup bersama dan masih menyisakan harta maupun hak yang disitu memiliki nilai ekonomis tinggi. Dalam perkembangan sejarah Islam, belum ditemukan kitab, buku maupun nukilan-nukilan yang diabadikan oleh para ulama terdahulu yang membahas mengenai harta bersama dalam sebuah perkawinan. Sistem pembagian harta tersebut adalah buah pikir para ulama fiqh Indonesia karena melihat kondisi dan kultur masyarakat yang sedemikian berbeda dengan dunia Islam masa Arabiyah. Harta bersama dalam Islam lebih identik diqiyaskan dengan Syirkah abdan mufawwadhah yang berarti perkongsian tenaga dan perkongsian tak terbatas. 8 Meskipun gono-gini tidak diatur dalam fiqh Islam secara jelas, tetapi keberadaannya, paling tidak dapat diterima oleh sebagian ulama Indonesia. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa banyak suami-isteri dalam masyarakat Indonesia yang sama-sama bekerja 8 Tihami dan Sohari Sahrani berpendapat bahwa perkongsian tak terbatas adalah perkongsian antara suami-isteri karena tidak terbatas oleh apapun, baik itu waktu dan ketentuan lain.

6 berusaha untuk mendapatkan nafkah hidup keluarga sehari-hari dan sekadar harta untuk simpanan (tabungan) untuk masa tua mereka. 9 Dari adanya peraturan peralihan di atas (UU. No. 19 tahun 2002 pasal 3 (1), UU No. 14 tahun 2001 pasal 66 dan UU No. 15 tahun 2001 pasal 40 (1)), Undang-undang No.1 tahun 1974 pasal 35 ayat 1 dan Kompilasi Hukum Islam pasal 91 (3), maka dapat diketahui bahwa HaKI tidak tertulis bisa dijadikan sebagai harta bersama. Akan tetapi ketika melihat bahwa HaKI dapat dijadikan sebagai harta waris, akan besar kemungkinan untuk menjadikan HaKI sebagai harta bersama, itu disebabkan HaKI dapat menjadi harta waris karena HaKI adalah sebagai sebuah harta benda yang tidak berwujud berupa Hak berdasarkan KHI pasal 91 ayat 3 diatas. Maka penulis bermaksud untuk menggali dan mengkaji lebih dalam sehingga akan ada jawaban pasti mengenai bisa atau tidaknya HaKI sebagai sebuah harta bersama dan sebagai harta waris. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Bagaimana peraturan perundang-undangan mengenai HaKI di Indonesia? 2. Bagaimana HaKI dikategorikan sebagai harta bersama dan harta waris? 9 Tihami, Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Lengkap, cet.2, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010, hlm. 181

7 C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui dan menganalisis mengenai peraturan perundangundangan HaKI di Indonesia. 2. Untuk mengetahui bisa atau tidaknya HaKI dijadikan sebagai harta bersama dan harta waris, dimana penulis khususkan pembahasannya dalam tiga hak yaitu Hak Cipta, Hak Paten dan Hak Merek sebagai harta bersama karena menurut penulis ketiga kategori inilah yang urgen dan mampu mewakili cabang lain dalam HaKI. D. Telaah Pustaka Dari tema yang penulis bahas, penulis menemukan beberapa karya ilmiah yang sama-sama membahas mengenai HaKI, akan tetapi hanya satu cabang HaKI. Adapun hasil-hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut: 1. Karya ilmiah berupa skripsi yang ditulis oleh Suluh Hening Ariyadi yang berjudul KEDUDUKAN HAK CIPTA DALAM HUKUM WARIS (Studi Analisis Keputusan Muktamar NU ke-28 di Pondok Pesantren Al-Munawwar Krapyak Yogyakarta pada tanggal 15-18 November 1989). Hasil penelitiannya, ia sependapat dengan apa yang ditetapkan oleh hasil muktamar tersebut bahwa hak cipta bisa dijadikan sebagai harta waris agar hak-hak tersebut tetap bisa dimanfaatkan oleh ahli waris si pencipta.

8 2. Skripsi yang ditulis oleh Fadillah Nur Aini yang berjudul STUDI ANALISIS TENTANG HARTA WAKAF BERUPA HAK CIPTA (Kajian Atas Undang-undang No. 41 Tahun 2004 Pasal 16 Ayat 3 huruf e). dari hasil penelitiannya, ia berkesimpulan bahwa hak cipta bisa dijadikan harta wakaf berdasarkan atas kemanfaatannya bagi umat karena nilai dan fungsinya sama dengan benda berwujud seperti tanah dan harta benda lain yang bisa dimanfaatkan bagi umat dan bahkan lebih bermanfaat karena menghasilkan dan lebih praktis bagi perkembangan umat. Dari beberapa hasil penelitian di atas, bisa diketahui bahwasanya apa yang penulis bahas berbeda dengan apa yang pernah dibahas oleh peneliti sebelumnya yang sama-sama membahas mengenai HaKI. Maka penulis akan coba mengkaji masalah ini dan mendapatkan jawaban yang sesuai dengan hukum Islam dan hukum positif di Indonesia. E. Metode Penelitian Setiap penulisan karya ilmiah pasti selalu menggunakan suatu metode tertentu.itu dikarenakan metode adalah suatu instrumen yang penting dalam sebuah penulisan karya ilmiah agar lebih terarah dan hasil yang baik serta maksimal. Begitupun dalam penyusunan skripsi ini, penulis juga menggunakan metode. Yaitu sebagai berikut:

9 1. Jenis penelitian Jenis penelitian ini termasuk penelitian pustaka (library research), yaitu penelitian yang menggunakan buku-buku sebagai sumber data. 2. Sumber data 1) Sumber data primer merupakan literatur yang langsung berhubungan dengan permasalahan penelitian, yaitu: UU. No. 19 tahun 2002, UU No. 14 tahun 2001 dan UU No. 15 tahun 2001, Undang-undang No.1 tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam. 2) Sumber data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh untuk memperkuat data yang diperoleh dari data primer yaitu, buku-buku yang penulis anggap sesuai dengan pembahasan skripsi ini, antara lain yaitu: Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Intelectual Property Rights) karya O.K. Saidin, terbitan PT. Raja Grafindo Persada, Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer karya Prof. Satria Effendi M. Zein terbitan Prenada Media, Hukum Hak Kekayaan Intelektual Karya Dr. Ermansyah Djaja, terbitan Sinar Grafika, Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar terbitan alumni, Fiqh Mawaris terbitan PT. RajaGrafindo Persada dan Pembaharuan Hukum Islam di Indonesia terbitan Gama Media oleh Prof. Ahmad Rofiq, MA

10 3. Metode Pengumpulan data a. Data yang dikumpulkan adalah jenis data kualitatif, karena yang menjadi objek penelitian merupakan konsepsi-konsepsi dalam pemikiran seseorang atau banyak orang. b. Melalui wawancara dengan para tokoh yang penulis anggap menguasai dan faham mengenai HaKI. 4. Analisis data Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Untuk itu, untuk menganalisis data yang telah diperoleh selama penelitian, penulis menggunakan analisis deduktif. Yaitu dengan menganalisis literaturliteratur yang bersifat umum, kemudian diolah untuk mendapatkan kesimpulan yang lebih khusus. F. Sistematika Penulisan Agar penelitian ini dapat mengarah pada suatu penelitian, maka tulisan ini penulis susun sedemikian rupa. Yaitu terdiri dari lima bab yang masing-masing memiliki karakteristik berbeda namun saling berkaitan dan saling melengkapi. Bab pertama merupakan pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, telaah pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan Bab kedua berisikan tinjauan umum mengenai konsep harta bersama dan konsep harta waris. Yaitu meliputi tinjauan umum mengenai

11 harta bersama dalam perkawinan, pengertian dan dasar hukum harta bersama, gambaran umum harta dalam perkawinan, tinjauan umum mengenai harta bersama menurut KHI dan UU No. 1 tahun 1974 dan konsep harta waris. Bab ketiga menyajikan data mengenai HaKI sebagai harta bersama, pengertian HaKI, dasar hukum HaKI, ruang lingkup HaKI, HaKI sebagai harta kekayaan berupa hak, peralihan kepemilikan HaKI dan harta bersama berupa hak kaitannya HaKI sebagai harta bersama menurut KHI. Bab keempat berisikan analisis penulis mengenai analisis perundang-undangan HaKI di Indonesia serta analisis HaKI sebagai harta bersama dan harta waris. Bab kelima merupakan akhir dari semua bab sehungga dapat ditarik kesimpulan mengenai hipotesa penulis yang berkaitan dengan HaKI sebagai harta bersama dan dalam bab ini terdiri dari kesimpulan, saran-saran dan diakhiri dengan penutup.