GURU PROFESIONAL, DAN GET CONNECTED [1] Oleh: Prof. Dr. H. Duski Samad, M.Ag. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Imam Bonjol. A. Pendahuluan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai tanggung jawab besar dalam menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan.

ANALISIS PENGARUH BEBAN KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA GURU SMP NEGERI SRAGEN (Studi Kasus di SMP Negeri 5 Sragen)

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi professional para guru dan pengelola sekolah. pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. diperbincangkan, baik dari kalangan praktisi pendidikan, politisi, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa Indonesia kini sedang dihadapkan pada persoalan-persoalan kebangsaan

social change, turbulence, complexity, dan chaos, seperti pasar bebas (free trade),

ANALISIS PENGARUH BEBAN KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA GURU SMP NEGERI (Studi Kasus di SMP Negeri 5 Sragen)

UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen adalah pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan,

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan matematika merupakan suatu kemampuan dasar yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sertifikasi guru merupakan salah satu terobosan dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wahana yang sangat strategis dalam

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

I. PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan merupakan faktor penunjang utama dalam maju atau

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut membahas mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Profesi Guru telah hadir cukup lama di negara Indonesia ini, meskipun

BAB I PENDAHULUAN. Education For All Global Monitoring Report tahun 2011 menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

STUDI TENTANG PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA NEGERI 11 MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

BAB I PENDAHULUAN. Negara, belum dicapai oleh bangsa Indonesia. Faktanya, Human Development indeks (HDI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi canggih yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari demi

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan

BAB I PENDAHULUAN. Diantara elemen tersebut adalah instruktur atau pendidik, materi ajar, metode, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas. Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menjamin kelangsungan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seluruh aspek kehidupan, termasuk dalam dunia kerja. Di masa pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi Bangsa Indonesia adalah

PENDIDIKAN, GURU, DAN PAYUNG HUKUMNYA

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Pendidikan merupakan unsur yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Hakikat

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dan bangsa Indonesia sedang memasuki abad ke-21, era

BAB I PENDAHULUAN. konsep kependidikan yang berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan yang dilakukan pemerintah saat ini sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. Fuja Siti Fujiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan diri, pendidikan merupakan upaya meningkatkan derajat. kompetensi dengan tujuan agar pesertanya adaptable

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan profesional secara maksimal. Hal ini disebabkan karena guru

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kerangka berpikir. Tatakerja pendekatan sistem menelaah masalah

BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Kinerja Guru Pendidikan Kewarganegaraan SMPN Kota Yogyakarta Pasca Sertifikasi Periode Tahun

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, peningkatan mutu, serta relevansi dan efisiensi untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING DI ERA DISRUPSI: PELUANG DAN TANTANGAN

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dan hasil pendidikan yang berkualitas. Itulah sebabnya seorang guru

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan di Indonesia yang tercantum dalam UU Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 yaitu

2015 KOMPETENSI PED AGOGIK D AN KUALITAS MENGAJAR GURU SEKOLAH D ASAR D ITINJAU D ARI LATAR BELAKANG PEND ID IKAN GURU LULUSAN PGSD D AN NON-PGSD

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan bahkan menjadi terbelakang. Dengan demikian pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sudarwan Danim dan Yunan Danim, Administrasi Sekolah dan Manajemen Kelas, (Bandung : Pustaka Setia, 2010), hlm. 6.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. generasi yang mampu bersaing di era globalisasi. Negara dengan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan hal penting dalam komunikasi sosial. Manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia dan watak bangsa (Nation Character Building). Harkat dan

I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan bangsa, pendidikan merupakan salah satu aspek penting

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu guru harus mempunyai kompetensi di dalam mengajar. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. pemangku kepentingan (stakeholders), baik dari pihak pemerintah maupun

SEMINAR INTERNASIONAL Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 3.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Itulah sebabnya manusia dijuluki sebagai animal educandum dan

2016 PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP PROFESIONALISME GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE-KECAMATAN PURWADADI KABUPATEN SUBANG

REFLEKSI DAN RESOLUSI KELUARGA LAYAR SENTUH. Oleh: Duski Samad. Ketua Majelis Ulama Indonesia Kota Padang

kompetensi yang berhubungan dengan tingkah laku seorang guru. Kompetensi Sosial adalah kompetensi yang berhubungan dengan pemahaman peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. acuan dari kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu perlu ditingkatkan, di

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi. sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Keberhasilan suatu organisasi sangat tergantung pada kinerja Sumber

BAB I PENDAHULUAN. Dala m Undang-Undang Guru dan Dosen Pasal 1 ayat 1 dinyatakan

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu pengalaman belajar yang terprogram dalam

PERSEPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FISE UNY TERHADAP PROFESIONALITAS GURU BERDASARKAN UNDANG- UNDANG GURU DAN DOSEN NO 14 TAHUN

I. PENDAHULUAN. ekonomi di negara ini belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Salah satu

JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VI. No. 2 Tahun 2008 Hal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mia Rosalina, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang mampu melahirkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Karena

PENGELOLAAN KKG DI GUGUS SULTAN AGUNG DABIN 6 KARANGRAYUNG

BAB I PENDAHULUAN. formal atau nonformal. Kedua pendidikan ini jika ditempuh dan dilaksanakan

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. oleh banyak kalangan. Hal ini bisa dilihat dari beberapa indikator. Pertama,

BAB I PENDAHULUAN. Sudarwan Danim, Pengembangan Profesi Guru,Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2012, hlm. 2.

PENGEMBANGAN PROFESI. WOWO SUNARYO KUSWANA

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Era globalisasi yang ditandai dengan persaingan kualitas atau mutu,

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas pendidikan. Pendidikan merupakan usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam komunitas sosial untuk mengimbangi laju perkembangan ilmu. bersamaan terhadap perkembangan dan sistem pendidikan bagi

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

Transkripsi:

GURU PROFESIONAL, DAN GET CONNECTED [1] Oleh: Prof. Dr. H. Duski Samad, M.Ag Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Imam Bonjol A. Pendahuluan. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen merupakan sebuah perjuangan sekaligus komitmen untuk meningkatkan kualitas guru yaitu kualifikasi akademik dan kompetensi profesi pendidik sebagai agen pembelajaran. Kualifikasi akademik diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana (S1) atau D4. Sedangkan kompetensi profesi pendidik meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dengan sertifikat profesi, maka seorang guru berhak mendapat tunjangan profesi sebesar 1 (satu) bulan gaji pokok. Intinya, Undang-Undang Guru dan Dosen adalah upaya meningkatkan kualitas kompetensi guru seiring dengan peningkatan kesejahteraan mereka. Suasana kebatinan hadirnya sertifikasi guru adalah untuk percepatan kualitas pendidikan melalui guru professional. Guru profesional adalah mereka yang diharapkan dapat menjadi guru unggul. Guru profesional adalah mereka yang mampu membuat muridnya senang ketika diajar, mampu menerima pelajaran dengan baik, dan mencapai tujuan pembelajaran. Sebaliknya, jika mengajar tidak dengan sepenuh hati, maka pelajarannya itu tidak dapat diterima dengan baik oleh murid-muridnya. Seorang guru seperti itu sungguh sangat disayangkan. Guru professional juga harus membuat perencanaan pengajaran yang menarik dan disukai murid. Tidak hanya itu, guru juga harus punya sifat humanis serta perkataan dan perbuatannya selaras. Seorang guru jika memberi pelajaran menginginkan sang murid bisa memahami pelajarannya, serta merasa sangat bahagia jika pelajaran itu bermanfaat untuk muridnya. 1 / 7

B. Guru Profesional. Esensi tentang profesionalisme guru kini menjadi sesuatu yang mengemuka ke ruang publik seiring dengan tuntutan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Oleh banyak kalangan mutu pendidikan Indonesia dianggap masih rendah karena beberapa indikator antara lain: Pertama, lulusan dari sekolah dan perguruan tinggi yang belum siap memasuki dunia kerja karena minimnya kompetensi yang dimiliki. Bekal kecakapan yang diperoleh di lembaga pendidikan belum memadai untuk digunakan secara mandiri, karena yang terjadi di lembaga pendidikan hanya transfer of knowledge semata yang mengakibatkan anak didik tidak inovatif, kreatif bahkan tidak pandai dalam menyiasati persoalan-persoalan di seputar lingkungannya. Kedua, Peringkat indeks pengembangan manusia ( Human Development Index ) masih sangat rendah. Menurut data tahun 2004, dari 117 negara yang disurvei, Indonesia berada pada peringkat 111 dan pada tahun 2005 peringkat 110 dibawah Vietnam yang berada di peringkat 108. Ketiga, Mutu akademik di bidang IPA, Matematika dan Kemampuan Membaca sesuai hasil penelitian Programme for International Student Assesment (PISA) tahun 2003 menunjukan bahwa dari 41 negara yang disurvei untuk bidang IPA Indonesia berada pada peringkat 38, untuk Matematika dan kemampuan membaca menempati peringkat 39. Keempat, sebagai konsekuensi logis dari indikator-indikator diatas adalah penguasaan terhadap IPTEK dimana kita masih tertinggal dari negara-negara seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand. Salah satu upaya yang sudah dijalani untuk meningkatkan kualitas pendidikan, mengejar ketertinggalan dari negara lain adalah melakukan peningkatan profesionalisasi guru, atau meningkatkan secara terus menerus keprofesionalan guru. realitas menunjukkan guru profesional, akhirnya menjadi salah satu faktor menentukan dalam konteks meningkatkan mutu pendidikan dan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas karena guru adalah garda terdepan yang berhadapan langsung dan berinteraksi dengan siswa dalam proses belajar mengajar. Mutu pendidikan yang baik dapat dicapai dengan guru yang profesional dengan segala kompetensi yang dimiliki. Guru adalah orang yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar tanpa guru sebagai pengajar maka proses belajar mengajar tidak akan terlaksana. Oleh karena itu Guru 2 / 7

harus mampu mempengaruhi siswanya, berpandangan luas dan memiliki berbagai kriteria sebagai seorang guru yang professional. Komitmen guru adalah suatu keterikatan diri terhadap tugas dan kewajiban sebagai guru yang dapat melahirkan tanggung jawab dan sikap reponsif dan inovatif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Nilai komitmen terhadap tugas atau pekerjaan dalam hal ini adalah nilai-nilai kerja. Maka tidaklah mengherankan, guru yang guru profesional nampak lebih giat dan semangat untuk melaksanakan pekerjaannya. Guru yang efektif adalah yang dapat menunaikan tugas dan fungsinya secara profesional. Untuk dapat melaksanakan tugas secara profesional diperlukan berbagai persyaratan seperti 4 kompetensi, kematangan pribadi, sikap penuh dedikasi, serta harus mempunyai komitmen yang tinggi. Dengan tingkat komitmen yang tinggi dari guru diharapkan pendidikan akan lebih siap dan mampu untuk menghadapi segala macam tantangan dan hambatan. Sikap mental yang paling esensi dari seorang guru professional adalah komitmen dirinya pada tugas pendidik. Komitmen sebagai pendidik professional dapat menjadi modal bernilai tinggi untuk pencapaian makna keprofesionalan guru. Park menjelaskan, komitmen guru merupakan kekuatan batin yang datang dari dalam hati seorang guru dan kekuatan dari luar itu sendiri tentang tugasnya yang dapat memberi pengaruh besar terhadap sikap guru berupa tanggung jawab dan responsive (inavotif) terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Komitmen lebih luas dari kepedulian, sebab dalam pengertian komitmen tercakup arti usaha dan dorongan serta waktu yang cukup banyak. [2] Mulyasa berpendapat bahwa komitmen secara mandiri perlu dibangun pada setiap individu warga sekolah termasuk guru, terutama untuk menghilangkan setting pemikiran dan budaya kekakuan birokrasi, seperti harus menunggu petunjuk atasan dengan mengubahnya menjadi pemikiran yang kreatif d an inovatif. [3] C. GET CONNECTED. Perangkat yang harus segera disiapkan oleh guru professional adalah perubahan pola pikir (ma indset ) dan pola budaya ( cultureset ) dari guru 3 / 7

manual dan amatir menjadi guru menguasai haigh technologi dan professional. Satu di antara fungsi pokok dari teknologi canggih yang harus direbut seorang guru adalah menjadi perangkat teknologi untuk membuat dunia menjadi satu, antar individu dan komunitas menyatu. Guru connected adalah guru yang siap bergabung jadi warga dunia. Guru professional adalah manusia yang hidup di zaman ini untuk menyiapkan manusia masa depan. Penanda paling nyata dari manusia jaman sekarang adalah mereka yang selalu tersambung satu dengan yang lain. Connected adalah orang yang hidup dalam satu dunia yang saling tersambung. Tersambung dalam berbagai sisi kehidupan. Mereka yang connected adalah orang yang hidup dalam satu dunia yang mengenal batas lagi, mereka menjadi warga dunia tanpa dibatasi tempat dan wilayah. Ketersambungan antar individu dan komunitas di era abad digital ini luar biasa dahsyatnya. Generasi layar sentuh yang direpresentasikan oleh smartphone di tangan mereka telah membuat dunia menjadi seolah tak batas lagi. Antar individu sudah larut dalam satu komunitas global yang dapat saja berinteraksi meskipun secara fisik mereka tidak pernah bertemu. Laporan International Technologi Union (ITU) menyebutkan tahun 1990 perangkat teknologi computer personal computer (PC) dan jaringan internet membuat manusia di dunia connected sejumlah 50 juta orang. Dua puluh empat tahun setelah itu, tahun 2014, separoh penduduk dunia, 3 milyar, sudah saling tersambung lewat jaringan internet, PC, Smartphone dan perangkat teknologi canggih lainnya. Guru sebagai tenaga pendidik professional dipastikan tidak dapat menunaikan tugas dengan baik, tanpa mampu menkoneksikan diri dengan lingkungan anak didik dan masyarakat dunia. Guru wajib menjadi manusia zaman sekarang, manusia yang hidup dalam satu dunia untuk semua. Bayangkan bagaimana perasaan dan sikap hati seorang guru, jika murid dengan waktu yang singkat dapat memperoleh informasi dari sumber conneted masyarakat global. Guru professional yang kini hidup di zaman layar sentuh tidak boleh menjadi gagap technologi, khususnya untuk menjadi terkoneksi dengan sumber-sumber informasi pembelajaran masa kini. Tidak mungkin lagi mengingkari siapapun yang menjadi pengubah harus mau dan mampu berubah lebih dahulu. Aneh, lucu dan menyedihkan jika guru professional tidak menjadi terpanggil untuk menjadi get connected, menjadi orang yang nyambung dan tersambung. 4 / 7

D. Penutup. Guru professional pada hakikatnya adalah mereka yang sudah mengabdikan hidupnya untuk kebaikan manusia universal melalui jalur pendidikan. Pencapaian kinerja keprofesionalan guru dapat diukur melalui komitmen, dan ikhitiar dirinya untuk menjadi guru yang kompeten. Kesungguhan guru untuk membangun human relation adalah wujudnya proses belajar sepanjang hayat, long life education. Guru professional juga mereka mampu menginspirasi dirinya dan anak didik menjadi orang-orang terus menerus menginternalisasikan nilai BATIC. BATIC adalah singkatan dari Be Breve (berani melakukan gagasan baik), Action oriented (berorentasi melakukan, bukan sekadar wacana), Totality (bekerja sepenuhnya), Integrity (jujur dan bertanggung jawab), Commited to Ecxllecent (Komitmen untuk berkeunggulan). Selamat menjadi lebih berarti. Ingat, hidup sekali, berarti, lalu mati. Matilah dalam pengabdian yang menyediakan pin ke sorga, menjadi guru professional. Amin. Ds.27122014. 5 / 7

[1] Amanat ketua LPTK/Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Imam Bonjol Padang ada Pengukuhan Guru Profesional PLPG 2014 di Propinsi Sumatera Barat dan Bengkulu, 26-31 Desember 2014.. [2] Sahertian, Profil Pendidik Profesional, (Yogyakarta : Andi Offset, 1994) hal. 44. 6 / 7

[3] Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, ( Bandung : PT.Remaja Rosdakarya,2003) hal. 151. 7 / 7