UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR DI SEKOLAH DASAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan emosional peserta didik dan menerapkan fungsi penunjang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan

Peningkatan Kemampuan Berbahasa Lisan Siswa Kelas IV SD Inpres Pandanwangi Kecamatan Toili Barat Kabupaten Banggai Melalui Media Gambar Denah

I. PENDAHULUAN. emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan dalam. memelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa

I. PENDAHULUAN. penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi sehingga bahasa

BAB I PENDAHULUAN. lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas sering

BAB I PENDAHULUAN. semua bidang studi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006). Untuk berbahasa dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Permulaan Melalui Strategi Bimbingan Langsung Pada Siswa Kelas 1 SD Inpres 2 Lambunu

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia terdiri atas pembelajaran bahasa dan sastra.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yg tertulis (dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia terintegrasi dalam empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual. Karena sangat penting penggunaan dan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara dan menulis. Tek (tulisan) berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, terutama keterampilan kebahasaan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dituangkan melalui bahasa baik, lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal paling utama dalam kehidupan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. arti formal, yaitu pendidikan yang diterima oleh siswa melalui guru dan biasanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah mata

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) ruang lingkup penelitian, dan (5)

1. PENDAHULUAN. Di era globalisasi bahasa lnggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan

Didit Yulian Kasdriyanto. Staf Pengajar, Universitas Panca Marga, Probolinggo (diterima: , direvisi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di sekolah dasar bertujuan memberikan bekal

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Mire Melalui Penggunaan Media Gambar Seri

BAB I PENDAHULUAN. individu lainnya. Menurut Wibowo (Hidayatullah, 2009), bahasa adalah sistem

Penerapan Metode Bermain Peran Pada Materi Drama Anak Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 3 SDN Gio

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dengan demikian akan

BAB I PENDAHULUAN. intelektual. Oleh karena itu, bahasa mempunyai fungsi sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman, sekolah merupakan alternatif terbaik

I. PENDAHULUAN. pidato. Ketika menulis teks pidato, banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti kosa kata,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran menulis di Sekolah Dasar memiliki beberapa bagian

I. PENDAHULUAN. analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

BAB I PENDAHULUAN. membiasakan peserta didik aktif dalam kegiatan berbahasa secara lisan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desi Sukmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. di tingkat dasar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi. Ketika seseorang ingin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL. Rahmatiah SMP Negeri 33 Makassar Abstrak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iin Indriyanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Oleh karena itu, kemampuan menguasai bahasa Indonesia sangat

Keyword: Whole Language, Reading Comprehension

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INDONESIA DENGAN METODE SOSIODRAMA SISWA KELAS V DI SDN 10 TANJUNG PAOH TAHUN PELAJARAN 2010/2011

BAB I PENDAHULUAN. dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. mampu mengembangkan kemampuan dan keterampilan dasar menggunakan

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. siswa dapat mencapai perkembangan intelektual, sosial dan emosional

BAB I PENDAHULUAN. kemudian mengimplementasikan kemampuan yang dimiliki dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan menulis seseorang akan mampu mengungkapkan segala pikiran dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional mempunyai fungsi

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. memikirkan suatu masalah secara teratur, terus menerus serta berkelanjutan.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN BABADAN I NGRAMBE NGAWI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran serta dapat

I. PENDAHULUAN. Kurikulum nasional untuk mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia berorientasi

BAB I PENDAHULUAN. untuk anak berbentuk cerita, puisi, dan pantun (Depdiknas, 2006 : 16)

BAB I PENDAHULUAN. setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya keterampilan membaca sangat memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. hubungan sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Hartati (2006: 34)

PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA CERITA TERPADU MODEL CONNECTED UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Aan Kusdiana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. didik disekolah melalui proses pembelajaran. Namun, mengupayakan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan diharapkan dapat menaikkan harkat dan martabat manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, mengembangkan gagasan dan perasaan serta dapat digunakan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hal-hal berikut. Pertama, guru dapat menumbuhkan rasa memiliki, mencintai,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, meningkatkan kemampuan profesional para pendidik (guru),

BAB I PENDAHULUAN. prestasi siswa dapat dilihat dengan menggunakan tolak ukur batas kelulusan

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN. mata pelajaran wajib diajarkan. Pembelajaran Bahasa Indonesia bertujuan untuk

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang melalui proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan proses pendidikan di Indonesia didasarkan pada landasan formal berupa Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Permen Diknas No.22 Th. 2006: Standar Isi, Permen Diknas No 23 Th 2006: Standar Kompetensi Lulusan, Permen Diknas No 24 Th 2006: Pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan. Berdasarkan landasan tersebut maka pelaksanaan pengajaran didasarkan pada kurikulum yang telah ditetapkan, yakni Kurikulum 2006 atau yang lebih dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dan tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kunikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan dan silabus. Untuk meningkatkan KTSP yang baik dan benar tentu siswa harus punya dasar yang kuat berupa senang membaca. Dengan membaca siswa menambah wawasan ilmu pengetahuan dan lebih luas pergaulan yang menuju kesuksesan siswa itu sendiri. Karena pada dasarnya, pengajaran bahasa Indonesia di lembagalembaga pendidikan dilaksanakan tidak saja oleh guru-guru bahasa Indonesia tetapi juga oleh guru-guru mata pelajaran lain. Oleh karena itu, setiap guru harus memiliki penguasaan bahasa Indonesia secara baik dan benar, yang juga diperlukannya untuk menyajikan mata pelajaran yang diasuhnya. Dengan memperhatikan arah dan prioritas pendidikan nasional dinyatakan bahwa penguasaan kemampuan membaca dikenal sebagai kunci pembuka untuk memasuki dunia yang lebih luas dan penguasaan kemampuan membaca sejak dini dipandang sebagai salah satu upaya peningkatan kemampuan membaca. Melalui

2 pembelajaran membaca yang baik akan dapat memacu penguasaan kemampuan membaca dan perkembangan dimensi afektif anak dapat dioptimalkan. Kemampuan membaca merupakan salah satu standar kemampuan Bahasa dan Sastra Indonesia yang harus dicapai pada semua jenjang, termasuk di jenjang Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (MI). Melalui kemampuan membaca tersebut diharapkan siswa mampu membaca dan memahami teks bacaan dengan kecepatan yang memadai (Depdiknas, 2003: 14). Tanpa memiliki kemampuan membaca yang memadai sejak dini, anak akan mengalami kesulitan belajar di kemudian hari. Dengan terbatasnya kemampuan membaca siswa sangat mengganggu aktifitas belajar mengajar, tidak hanya pada guru sendiri melainkan juga pada siswa. Kemampuan membaca menjadi dasar utama tidak saja bagi pengajaran bahasa sendiri, tetapi juga bagi pengajaran mata pelajaran lain Berdasarkan Kurikulum Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2006: 3) bahwa, pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar bertujuan meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi secara efektif, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan membaca sebagai salah satu kemampuan berbahasa tulis yang bersifat reseptif perlu dimiliki siswa SD agar mampu berkomunikasi secara tertulis. Oleh karena itu, peranan pengajaran Bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran membaca di SD menjadi sangat penting. Ketidakmampuan membaca lancar dialami dan terjadi di kelas I SD Negeri Cibatu Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta terutama pada awal semester II. Ini tercermin dari hasil tes kemampuan membaca secara individual yang dilakukan guru. Dari 34 siswa, ada sebanyak 14 (41%) anak yang belum lancar membaca sehingga materi bacaan yang dibaca harus dieja. Materi yang seharusnya terselesaikan tidak dapat terselesaikan karena harus diulang-ulang. Hasil ini diperkuat dengan nilai rata-rata untuk pembelajaran membaca adalah 52, sedangkan nilai KKM di SD tersebut adalah 60. Selain harus mengeja kata demi kata pengucapan lafal dan intonasi kalimat belum benar. Selain itu siswa belum bisa memahami isi bacaan. Tuntutan dalam kurikulum KTSP kelas I siswa harus dapat membaca teks atau kalimat dengan lafal dan intonasi yang tepat dan dapat menceritakan isi bacaan. Standar

3 kemampuan yang tertuang dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 dalam standar isi pelajaran Bahasa Indonesia kelas I, khususnya aspek membaca disebutkan bahwa siswa mampu membaca nyaring teks (15-20 kalimat) dengan memperhatikan lafal dan intonasi yang tepat dan menyebutkan teks agak panjang (20-25 kalimat) yang dibaca dalam hati. Sebagai bagian dari standar kemampuan yang akan dicapai dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, kemampuan membaca mempunyai peranan yang sangat penting dalam peningkatan kualitas hidup seseorang. Melalui kemampuan membaca tidak hanya memungkinkan seseorang meningkatkan keterampilan kerja dan pengusaan berbagai bidang akademik, tetapi juga memungkinkan berpartisipasi dalam kehidupan sosial-budaya, politik dan memenuhi kebutuhan emosional. (Mulyono Abdurrahman, 2003: 200). Pengajaran membaca pada dasarnya memberi bekal pengetahuan kepada siswa untuk menguasai teknik-teknik membaca yang baik dan benar. Betapa besar manfaat membaca dalam rangka menambah pengetahuan siswa. Membaca juga bermanfaat untuk rekreasi atau untuk memperoleh kesenangan. Oleh karena itu guru perlu merancang pembelajaran membaca yang baik sehingga mampu menumbuhkan kebiasaan membaca sebagai sesuatu yang menyenangkan. Kebiasaan membaca dapat dibiasakan sejak anak berada pada Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah. Pembelajaran membaca pada siswa sekolah dasar dimulai dari hal yang paling dasar yaitu kelancaran membaca. Salah satu tujuan pengajaran membaca di sekolah dasar adalah agar siswa dapat menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual serta kematangan emosional dan sosial. Faktor-faktor penyebab dari permasalahan rendahnya kemampuan membaca siswa antara lain sebagai berikut: (1) Penguasaan gramatika Bahasa Indonesia yang kurang (2) Sikap siswa terhadap Bahasa Indonesia masih kurang (3) Rendahnya kemampuan kebahasaan para siswa (4) Kemandirian belajar siswa (5) Status sosial siswa (6) Ketidakmampuan guru dalam memilih dan menerapkan pendekatan yang kurang tepat (7) Penekanan bahan pengajaran yang teortis (8) Kurangnya kegiatan praktis dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa

4 (9)Sistem penilaian yang kurang tepat (10) Ketersediaan waktu yang kurang memadai dan sebagainya. Siswa berkesulitan membaca lancar harus memperoleh perhatian yang cukup dari para guru dan secepatnya harus segera ditangani. Kenyataan tersebut tidaklah mustahil apabila ada siswa yang belum dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Hal ini menunjukkan bahwa siswa belum tuntas dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Mengacu pada kenyataan di atas, maka untuk meningkatkan kemampuan membaca lancar perlu kiranya guru memberikan program pengajaran yang tepat, salah satunya yaitu dengan melakukan latihan membaca lancar dengan menggunakan media teks cerita bergambar. Berdasarkan apa yang dikemukakan di atas, dapat dikatakan bahwa pengajaran membaca lancar di kelas I sekolah dasar belum mencapai hasil yang diharapkan. Oleh karena itu, penulis akan mencoba alternatif lain untuk memecahkan masalah tersebut berupa sebuah inovasi dalam pembelajaran membaca, khususnya dalam pembelajaran membaca permulaan yakni sebuah variasi media, media cerita bergambar. Media cerita bergambar sangat cocok jika diterapkan dalam proses pembelajaran membaca permulaan di kelas 1, karena media tersebut dapat merangsang siswa dalam pembelajaran membaca khususnya membaca permulaan, media cerita bergambar tersebut diwujudkan dalam bentuk visual ke dalam bentuk dua dimensi sebagai hasil pikiran dan perasaan. Karena menurut Sadiman, dkk (2006: 11) bahwa; Media cerita bergambar merupakan rincian cerita yang dicoretkan pada kertas. Media gambar termasuk media visual yang memungkinkan terjadi komunikasi antara penerima dan pemberi pesan. Untuk memecahkan masalah pengajaran membaca, maka penulis akan mengadakan penelitian dengan judul: Upaya Meningkatkan Kualitas Kemampuan Membaca Permulaan dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Media Cerita Bergambar di Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas I SD Negeri Cibatu Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2012/2013)

5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalahnya sebagai berikut: Apakah penggunaan media cerita bergambar dapat meningkatkan kemampuan membaca lancar siswa kelas I SDN Cibatu Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta?. Adapun secara rinci rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah kemampuan membaca permulaan siswa Kelas I SDN Cibatu Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta sebelum menggunakan media cerita bergambar? 2. Bagaimanakah pelaksanaan membaca permulaan siswa kelas I SDN Cibatu Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta dengan menggunakan media cerita bergambar? 3. Bagaimanakah kemampuan membaca permulaan siswa Kelas I SDN Cibatu Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta setelah menggunakan media cerita bergambar? C. Tujuan Penelitian Secara umum, penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca lancar siswa kelas I SDN Cibatu Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta dengan menggunakan media cerita bergambar. Adapun secara khusus penelitian ini untuk mengetahui tentang: 1. Kemampuan membaca permulaan siswa Kelas I SDN Cibatu Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta sebelum menggunakan media cerita bergambar. 2. Pelaksanaan membaca permulaan siswa kelas I SDN Cibatu Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta dengan menggunakan media cerita bergambar. 3. Kemampuan membaca permulaan siswa Kelas I SDN Cibatu Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta setelah menggunakan media cerita bergambar.

6 D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dapat bermanfaat : 1. Manfaat Teoretis a. Dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada guru dalam meningkatkan kemampuan membaca lancar. b. Dapat memberikan arah para guru dalam proses pembelajaran dengan memperhatikan perbedaan siswa. c. Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran membaca lancar. 2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa Penggunaan media teks cerita dongeng dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya kemampuan membaca lancar memungkinkan siswa melakukan aktivitas pembelajaran melalui proses yang tepat dan memudahkan siswa memahami dan mengikuti pelajaran berikutnya serta dapat meningkatkan prestasi belajar Bahasa Indonesia. b. Bagi Guru Hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman langsung pada guru khususnya peneliti yang terlibat dalam memperoleh pengalaman baru untuk menerapkan media yang lebih inovasi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dan menjadi acuan dalam penerapan strategi pembelajaran Bahasa Indonesia yang tepat dan sesuai dalam mengatasi masalah pembelajaran. c. Bagi Kepala Sekolah Hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman pada guru-guru lain sehingga memperoleh pengalaman baru untuk menggunakan media teks cerita dongeng dalam pembelajaran Bahasa Indonesia serta dapat menumbuhkan pembelajaran yang aktif, efektif dan menyenangkan. Selain itu sebagai masukan bagi kepala sekolah untuk program sekolah agar dapat membimbing dan mendidik siswa yang berkesulitan belajar, disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik kesulitan belajar yang dihadapi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

7 E. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau yang sering disebut dengan classroom action research. Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti berperan sebagai guru dan meneliti sendiri praktik pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas melalui tindakan-tinadakan. Tindakan-tindakan dalam penelitian ini terdiri dari siklus yang berawal dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran. Menurut Furchan (Hatimah, dkk., 2007:81) yang dimaksud metode penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab persoalan yang dihadapi. Menurut Wardhani (2007: 13) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom Action Research, yaitu suatu Action Research yang dilakukan di kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu jenis penelitian yang dapat dilakukan oleh guru sebagai pengelola program pendidikan sebagaimana dikemukakan oleh Kasbolah (1998:13) bahwa penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh guru dalam berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, penelitian tindakan kelas dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Upaya perbaikan ini dilakukan dengan melaksanakan tindakan untuk mencari solusi atas permasalahan yang diangkat dari kegiatan tugas sehari-hari. F. Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri dari 5 bab, diawali dengan bab I pendahuluan dan diakhiri dengan bab V kesimpulan dan rekomendasi serta daftar pustaka. Bab I adalah pendahuluan yang berisi/menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian serta sistematika penulisan.

8 Bab II adalah landasan teori yang membahas tentang upaya guru dalam meningkatkan kemampuan siswa kelas I, yang berisi: 1) membaca permulaan; 2) pengertian media; dan 3) cerita bergambar Bab III adalah tahap awal dalam pelaksanaan perencanaan pembelajaran yang meliputi metode penelitian, lokasi dan subjek penelitian, tahap-tahap penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. Bab IV adalah tahap akhir dari pelaksanaan perencanaan pembelajaran yang meliputi deskripsi tentang sekolah sebagai objek penelitian yang menjelaskan tentang data fisik sekolah dan data karyawan atau tenaga pengajar, pembahasan penelitian yang mencakup tabel kemampuan menulis deskripsi, deskripsi pelaksanaan tindakan yang menjelaskan tentang perencanaan, pelaksanaan, observasi serta refleksi. Deskripsi pelaksanaan siklus yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi dari siklus I dan II. Bab V adalah simpulan dan rekomendasi dari keseluruhan perencanaan pembelajaran dalam upaya guru Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas Rendah dengan Menggunakan Media Cerita Bergambar (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas I SD Negeri Cibatu Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2012/2013)