BAB III METODE PENELITIAN. terdiri dari 4 taraf perlakuan. Faktor kedua adalah lama perendaman (L) di dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah konsentrasi PEG 6000 (Polietilena glikol) (K) yang terdiri dari 4 taraf

BAB III METODE PENELITIAN. dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi larutan PEG (Polyethylene

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian adalah penelitian eksperimen Rancanagn Acak Lengkap (RAL)

yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu terjadi karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas. (QS. Al-Baqarah : 61)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (Allium cepa L.) terhadap viabilitas benih kakao (Theobrema cacao L.) ini bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Negeri Maulana Malik Ibrahim malang. Pada bulan Desember 2011 sampai

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak Kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian uji cekaman varietas wijen (Sesasum indicum L.) terhadap cekaman

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian peningkatan viabilitas benih tembakau (Nicotiana tabacum L)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen menggunakan Rancangan Acak

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan Laboratorium Teknologi Benih dan Pemuliaan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada Desember 2016 April 2017 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pertanian Universitas Lampung dari Bulan Agustus 2011 sampai dengan Bulan

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) dengan 20 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh konsentrasi dan lama perendaman IAA (Indole Acetic

BAHAN DAN METODE. Kegiatan penelitian terdiri dari tiga percobaan. Percobaan pertama yaitu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian produksi benih dilaksanakan di Kebun Percobaan Politeknik Negeri

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di lahan di Desa Jatimulyo, Kecamatan Jati Agung,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh media tanam dan pemberian konsentrasi MOL bonggol

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Peneletian ini didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan tahap lanjutan dari penelitian yang dilakukan di lahan

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAB III METODE PENELITIAN. pengaruh konsentrasi dan lama perendaman kolkhisin terhadap tinggi tanaman,

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Bahan dan Alat Metode Pelaksanaan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboraturium Benih dan Pemuliaan Tanaman

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan 2

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman,

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dengan 2 faktor yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Benih dan Pemuliaan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE. = nilai peubah yang diamati µ = nilai rataan umum

III. BAHAN DAN METODE. dengan Januari Pengujian viabilitas dilakukan di Laboratorium Pemuliaan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitaian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Plant Physiology and Culture

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan

Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman Ekstrak Bawang Merah (Allium cepa L.) Terhadap Viabilitas Benih Kakao (Theobroma cacao L.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pemuliaan dan Teknologi Benih

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di lokasi pembibitan CV. TAIDU Kecamatan Alor

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. dengan Januari Pengujian viabilitas dilakukan di Laboratorium Pemuliaan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman dan di Green

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Botani FMIPA Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan Tanaman dan Media

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

Metode Penelitian. commit to user 100% 13,33% 50% 26,67% 30% 46,67% 25% 60,00% 15% 66,67% 10% 73,33% 4% 80,00% 2% 86,67%

BAB III METODE PENELITIAN. Faktor I adalah variasi konsentrasi kitosan yang terdiri dari 4 taraf meliputi:

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian ± 32 meter di

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu pada bulan November 2016

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan, Gedung

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh-tumbuhan. Terkait dengan tumbuh-tumbuhan sebenarnya telah

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

III. BAHAN DAN METODE. Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN. Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

BAB III BAHAN DAN METODE. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Teknologi

Penelitian ini dilaksanakan di Lahan BPTP Unit Percobaan Natar, Desa Negara

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yaitu pemberian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember Maret 2012,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Jurusan Bioloi Fakultas Sains dan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Rancangan Percobaan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada Januari April 2017 di Rumah Paranet

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai Maret 2014 di

MATERI 3. VIABILITAS, VIGOR DAN UJI TZ

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian Pengaruh Lot Benih dan Kondisi Tingkat Kadar Air Benih serta Lama Penderaan pada PCT terhadap Viabilitas

BAHAN DAN METODA. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini hlaksanakan di Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian RAL (Rancangan Acak Lengkap), dengan 7 perlakuan

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi larutan PEG 6000 (K) terdiri dari 4 taraf perlakuan. Faktor kedua adalah lama perendaman (L) di dalam larutan PEG 6000 yang terdiri dari 3 taraf perlakuan. Perlakuan dalam penelitian ini adalah hasil kombinasi antar faktor dari seluruh taraf perlakuan. Dengan demikian, dalam penelitian ini terdapat 4 x 3 kombinasi atau 12 kombinasi. perlakuan yaitu: Faktor I adalah konsentrasi polietilena glikol (PEG) terdiri dari 4 K0 = Kontrol (0 %) K1 = PEG dengan konsentrasi 2,5% K2 = PEG dengan konsentrasi 5% K3 = PEG dengan konsentrasi 7,5% Faktor II adalah lama perendaman (L) yang terdiri dari 3 perlakuan yaitu: L1 = 3 jam L2 = 6 jam L3 = 9 jam 47

48 Menurut Hanafiah (2009), penentuan banyaknya ulangan menggunakan rumus seperti berikut: (t-1) (r-1) 15 Keterangan: t = Treatment / perlakuan r = Replikasi / ulangan Berdasarkan rumus diatas, maka perlakuan dalam penelitian ini masingmasing dilakukan dalam 3 kali ulangan, sehingga secara keseluruhan menghasilkan 36 kombinasi perlakuan, yaitu 3x12 kombinasi perlakuan atau 4x3x3 unit percobaan. Tabel 3.1 Kombinasi perlakuan antara konsentrasi dan lama perendaman Lama Perendaman (L) Konsentrasi (K) K0 K1 K2 K3 L1 L1K0 L1K1 L1K2 L1K3 L2 L2K0 L2K1 L2K2 L2K3 L3 L3K0 L3K1 L3K2 L3K3 3.2 Variabel Penelitian terikat, yaitu: Variabel-variabel yang di teliti terdiri dari variabel bebas dan variabel a. Variabel bebas meliputi: konsentrasi PEG 6000 yang terdiri dari K0 = 0% (kontrol), K1 = 2,5%, K2 = 5%, dan K3 = 7,5%, dan lama perendaman terdiri dari L1 = 3 jam, L2 = 6 jam, dan L3 = 9 jam.

49 b. Variabel terikat yaitu meliputi: viabilitas benih kacang hijau (Vigna radiata var. kutilang) yang terdiri dari persentase daya berkecambah, keserempakan tumbuh, panjang kecambah, dan berat kering kecambah. 3.3 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Juni 2013 di Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. 3.4 Alat dan Bahan Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu meliputi: Bak perkecambahan, oven, pinset, gelas beaker 100 ml, pipet tetes, penggaris, pengaduk kaca, botol semprot, gunting, kertas merang, kantong plastik, karet gelang dan timbangan analitik. Sedangkan bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: benih kacang hijau (Vigna radiata var. kutilang), polietilena glikol (PEG) 6000 dan aquades. 3.5 Sampel Penelitian Penelitian ini menggunakan 1800 benih kacang hijau (Vigna radiata var. Kutilang) yang mempunyai viabilitas rendah, didapatkan dari Balai Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-umbian (BALITKABI) di panen pada tahun 2009 dan disimpan pada suhu dingin. Penentuan jumlah benih berdasarkan jumlah keseluruhan unit percobaan sebanyak 12 kombinasi dengan 3 kali ulangan dan

50 tiap ulangan terdapat 50 benih kacang hijau. Jadi secara keseluruhan dibutuhkan 1800 (12x3x50) benih kacang hijau. 3.6 Prosedur Penelitian 3.6.1 Pembuatan Larutan PEG 6000 Dalam pembuatan larutan PEG, terlebih dahulu menghitung berapa mg PEG yang dibutuhkan dalam perlakuan. Kemudian membuat larutan PEG dengan konsentrasi 0%, 2%, 4%, dan 6%. Menurut Sutopo (2004), penentuan pengenceran larutan PEG 6000 dapat dilakukan mengikuti rumus sebagai berikut: V1.M1 = V2.M2 Terlebih dahulu membuat larutan stok (larutan induk) PEG 6000, yaitu dengan membuat larutan 7,5% dibutuhkan sebanyak 7,5 mg PEG 6000 kemudian dilarutkan hingga mencapai 100 ml aquades. Larutan ini yang akan diencerkan menjadi beberapa konsentrasi sebagai berikut: Tablel 3.2 Pengenceran PEG menjadi 4 konsentrasi V2 M2 V1 M1 Penambahan air (ml) Volume (ml) (%) Volume (ml) (%) 100 0 0 8 100 100 2,5 34 8 66 100 5 66 8 34 100 7,5 100 8 0

51 3.6.2 Perendaman Benih dan Perlakuan dengan PEG 6000 Benih kacang hijau (Vigna radiata var. kutilang) yang telah dipilih sebagai bahan penelitian direndam dalam larutan PEG 6000 selama 3 jam, 6 jam dan 9 jam dengan konsentrasi PEG 0% (kontrol), 2,5%, 5%, dan 7,5%. 3.6.3 Penyiapan Media Tanam Metode yang digunakan untuk perkecambahan benih kacang hijau ini menurut Sutopo (2004) adalah dengan metode UKDdp (Uji Kertas Digulung Didirikan dalam Plastik) karena metode ini digunakan untuk menguji benih yang berukuran agak besar. Lapisan plastik tersebut berfungsi mencegah tembusnya substrat kertas oleh akar. 3.6.4 Pengujian Benih Kacang hijau Pengujian dilakukan dengan cara menanam benih diantara lembar substrat lalu digulung, yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Disiapkan substrat kertas merang berukuran 20 x 30 cm dan plastik dengan ukuran yang sama 2. Kertas merang direndam dalam air selama 1-2 menit 3. Meletakkan lembaran substrat kertas merang berukuran 20 x 30 cm (3-4 lembar) yang telah dibasahi di atas plastik dengan ukuran yang sama 4. Menanam 50 benih kacang hijau yang sudah diberi perlakuan di atas lembaran substrat kertas merang (3-4 lembar) dan menyusunnya secara teratur 5. Substrat kertas yang telah ditanami benih kacang hijau, ditutup dengan kertas merang lainnya yang telah dibasahi dengan tebal yang sama (3 4 lembar), diberi label dan tanggal tanam

52 6. Substrat kertas tersebut digulung sesuai dengan jalur penanaman dan diikat dengan karet 7. Substrat yang telah digulung tersebut kemudian diletakkan secara didirikan di dalam bak perkecambahan. 8. Cara pemeliharaan dengan cara disiram dengan aquades menggunakan alat sprayer. 3.7 Variabel Pengamatan Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi.data diperoleh pada waktu kecambah berumur 7 hari setelah tanam (HST). Setelah berumur 7 hari, kecambah dikeluarkan dari substrat, parameter yang diamati meliputi : 1. Persentase daya berkecambah (DB) Persentase daya kecambah menunjukkan jumlah kecambah normal yang dapat dihasilkan oleh benih pada kondisi lingkungan tertentu dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. Cara menghitung persentase daya berkecambah menurut Sutopo (2004) dapat menggunakan rumus sebagai berikut: % DB = KN BT x 100% Keterangan = % DB = Persentase daya kecambah KN = Jumlah kecambah normal BT = Jumlah total benih yang dikecambahkan

53 Kriteria kecambah menurut Hartati (1993) dibedakan seperti berikut : a. Kecambah normal kuat 1. Akar : Akar primer tumbuh panjang dan akar sekunder 2. Hipokotil : panjangnya minimum empat kali panjang kotiledon dan tumbuh baik tanpa ada kerusakan 3. Kotiledon : Ada dua buah dan tidak ada kerusakan b. Kecambah normal lemah 1. Akar : Akar primer tumbuh panjang dan ada atau tidak ada akar sekunder. Tidak ada akar primer tetapi ada akar sekunder dan tumbuh kuat 2. Hipokotil : panjangnya minimum empat kali panjang kotiledon dan tumbuh baik, ada kerusakan tetapi tidak sampai ke jaringan pengangkut 3. Kotiledon : Adda dua buah atau hanya ada satu dan tidak boleh ada kerusakan melebihi 50% c. Kecambah abnormal 1. Akar : Tidak ada akar primer, atau akar primer pendek tanpa ada akar sekunder 2. Hipokotil : (a) Hipokotil membengkak dan pendek, (b) Hipokotil caca, pendek atau membengkak, (c) Hipokotil bercelah dalam atau luka-luka kecil 3. Kotiledon : keduanya busuk, rusak, atau tidak ada 2. Keserempakan Tumbuh Pengamatan keserempakan tumbuh dilakukan satu kali pada hari ketujuh setelah tanam. Perhitungan keserempakan tumbuh ini berdasarkan pada kecambah

54 normal kuat, Menurut Sadjad (1993), cara menghitung persentase keserempakan tumbuh digunakan rumus sebagai berikut: % KT = KN BT x 100% Keteranagan : % KT = Keserempakan tumbuh KN = Jumlah kecambah normal kuat yang dihasilkan BT = Jumlah benih yang di tanam 3. Panjang Kecambah Pengukuran panjang kecambah dimulai dari pangkal leher akar sampai pangkal kotiledon dengan menggunakan penggaris, pengukuran ini dilakukan setelah kecambah berumur 7 hari setelah tanam (HST). 4. Berat Kering Kecambah Pengukuran berat kering kecambah dilakukan dengan cara kecambah dimasukkan ke dalam amplop yang telah diberi label perlakuan, kemudian dimasukkan ke dalam oven. Menurut Salisbury (1992), untuk mengetahui berat kering tanaman maka tanaman di oven selama 2X24 jam dengan temperatur 80 C, setelah itu menimbang berat kering kecambah tersebut menggunakan timbangan analitik.

55 3.8 Analisis Data Untuk mengetahui pengaruh perlakuan dilakukan analisis variansi (ANAVA) ganda.apabila perlakuan berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) dengan taraf 5%. 3.9 Desain Penelitian Benih kacang hijau Memberi perlakuan invigorasi dengan merendam dalam larutan PEG 6000 Konsentrasi 0% selama 3, 6, dan 9 jam Konsentrasi 2,5% selama 3, 6, dan 9 jam Konsentrasi 5% selama 3, 6, dan 9 jam Konsentrasi 7,5% selama 3, 6, dan 9 jam Diuji dengan metode Pengamatan : persentase daya kecambah, keserempakan tumbuh, panjang kecambah dan berat kering kecambah Analisis data