BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. standar kompetensi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta nilai-nilai sehingga sehingga mampu

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peserta didik yang berkualitas, baik dilihat dari prestasi bidang

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pendidikan. Hal ini sesuai dengan UU No. 19 Tahun 2005 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dinyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. ataupun tidaknya suatu pendidikan pada bangsa tersebut. Oleh karena itu, saat ini

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 sebagai berikut. Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana dia hidup.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan tidak lepas dari kegiatan belajar dan mengajar (KBM). Salah satunya pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. guru yang melaksanakan kegiatan pendidikan untuk orang-orang muda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional bertujuan: Untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULAN. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 (2006, h. 1) tentang standar isi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu tolak ukur bagi kehidupan suatu bangsa. Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pilar utama dalam pembentukan mental/karakter seorang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan dan keterampilan, serta manusia manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini dijelaskan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) memasukkan keterampilan-keterampilan berpikir yang harus dikuasai

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang telah maju. Pendidikan mepunyai peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan harus mengantisipasi tuntutan hidup untuk beradaptasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia yang sangat luas mengakibatkan adanya perbedaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh orang dewasa (pendidik) kepada orang yang belum dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. baik agar dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Tantangan utama bangsa Indonesia dewasa ini dan di masa depan adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRY

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan, setiap siswa difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Sekolah adalah lembaga yang memberikan pengajaran kepada peserta didiknya. Lembaga pendidikan ini memberikan pengajaran secara formal. Berbeda halnya dengan keluarga dan masyarakat yang memberikan pendidikan secara informal. Sekolah Dasar (selanjutnya disebut SD) yang didirikan sebagai lembaga pendidikan merupakan sekolah yang membentuk kecakapan dasar baik secara kognitif, afektif maupun psikomotorik. Di SD inilah peserta didik memperlengkapi diri secara keilmuan maupun kepribadian memasuki perjalanan kehidupan mereka. SD baik Negri maupun Swasta tersebar diseluruh Indonesia sampai kepelosok daerah sebab pendidikan bukan lagi meningkatkan status dalam masyarakat tetapi sudah menjadi kebutuhan seluruh masyarakat di Indonesia. Belajar merupakan perubahan prilaku sebagai akibat dari pengalaman. Belajar bermula dari proses tidak tahu menjadi tahu dan tidak bisa menjadi bisa. Belajar merupakan aktivitas manusia yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, bahkan sejak mereka lahir sampai akhir hayat. Hal tersebut menjadi ungkapan bahwa manusia tidak dapat lepas dari proses belajar itu sendiri sampai kapanpun dan dimanapun manusia itu berada dan belajar juga menjadi kebutuhan yang terus meningkat sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan Ilmu Pengetahuan.Pengetian belajar yang selanjutnya menurut Slameto (2003: 2). Belajar adalah suatu proses usaha yang dikalukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB.Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi dan Ekonomi. IPS merupakan mata pelajaran yang mengintegrasikan materi materi terpilih dari ilmu ilmu sosial dan humaniora untuk kepentingan pengajaran anak 1

2 didik. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab serta warga dunia yang cinta damai. Tujuan pendidikan nasional secara umum adalah membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat jasmani dan rohani berilmu, cakap, kreatif serta mandiri sesuai dengan potensi yang ada pada dirinya serta menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab. Pendidikan adalah kegiatan membimbing anak manusia menuju pada kedewasaan dan mandiri. Dari uraian tersebut menunjukkan bahwa dalam proses pengembangan bakat dan potensi agar lebih cepat terarah maka perlu bimbingan yang profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluai peserta didik pada pendidikan anak usia dini,pendidikan dasar, dan menengah pada pendidikan formal. Selama ini proses pembelajaran IPS kebanyakan masih menggunakan paradigma yang lama dimana guru memberikan pengetahuan kepada siswa yang pasif. Guru mengajar dengan metode konvensional yaitu metode ceramah dan mengharapkan siswa duduk, diam, dengar, catat dan hafal sehingga Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) menjadi monoton dan kurang menarik perhatian siswa. Kondisi seperti itu tidak akan meningkatkan kemampuan belajar siswa dalam memahami mata pelajaran IPS. Siswa tidak akan bisa belajar dari pengalamannya sendiri. Belajar merupakan proses perolehan kemampuan yang berasal dari pengalaman. Dari uraian tersebut menunjukkan bahwa dalam proses belajar hendaknya guru adalah sebagai fasilitator yang membimbing dan mengarahkan siswa dalam belajar supaya menemukan pengalamannya sendiri. Pengalaman itulah yang dijadikan sebagai sumber belajar siswa. Guru bukanlah satu-satunya sumber utama dan serba tahu,sedangkan siswa hanya menerima apa yang diberikan oleh guru. Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial masih merupakan mata pelajaran yang tidak terlalu disukai dan dianggap tidak penting bagi peserta didik. Hal ini diperkuat fakta bahwa hasil belajar peserta didik pada mata pelajran IPS kebanyakan hanya rata-rata saja, dan hanya sedikit peserta didik yang mampu

3 memperoleh nilai yang melampaui KKM. Tujuan pembelajaran IPS yang termuat dalam Standart Isi yang ditetapkan oleh pemerintah adalah agar siswa memiliki kemampuan mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan (Permendiknas No. 22, 2006). Agar proses pembelajaran semakin menarik perlu pemilihan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik dalam proses pembelajaran dan dapat membantu peserta didik untuk lebih mudah dalam memahami konsep yang sulit pada saat proses pembelajaran. Banyak sekali metode - metode pembelajaran yang inovatif dalam pendidikan. Diantaranya adalah pembelajaran kooperatif. Metode pembelajaran kooperatif tipe make a match artinya metode pembelajaran mencari pasangan. Setiap siswa mendapat sebuah kartu (bisa soal bisa jawaban), lalu secepatnya mencari pasangan yang sesuai dengan kartu yang ia pegang. Suasana pembelajaran dalam metode pembelajaran make a match akan riuh, tetapi sangat asik dan menyenangkan. Sehingga pembelajaran akan mudah dipahami serta membuat hubungan sosial siswa berkembang. Metode pembelajaran kooperatif merupakan metode pembelajaran yang membantu siswa mempelajarai isi akademik dan hubungan sosial. Ciri khusus pembelajaran kooperatif mencakup lima unsur yang harus diterapkan yaitu;saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota dan evaluasi proses kelompok. Apabila komunikasi antara guru dengan siswa tidak seimbang atau guru hanya berceramah saja maka yang ada siswa akan merasa bosan dan jenuh atau bahkan berbicara sendiri. Berdasarkan pengamatan peneliti selama proses pembelajaran pada mata pelajaran IPS saat observasi atau pra penelitian hampir 65 % peserta didik berbicara dengan teman sebangkunya dan pembicaraan mereka bukan membahas tentang pelajaran yang sedang diikuti, dan partisipasi peserta didik untuk mengikuti pembelajaran masih kurang, hal ini terlihat pada saat peserta didik diminta maju untuk mengerjakan tugas yang diberikan masih

4 kesulitan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan tersebut. Pekerjaan rumah yang diberikan pun selalu tidak dikerjakan. Selain itu faktor dari keluarga pun juga mempengaruhi. Orang tua yang cenderung tidak memperhatikan perkembangan belajar anak juga ikut mempengaruhi.tugas yang diberikan tidak diselesaikan dengan dengan baik sehingga hasil yang diperoleh pun tidak memenuhi standart ketuntasan. Kenyataan ini dapat di lihat di SD Negeri Karanganyar 03 Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan dengan KKM mata pelajaran IPS 60 sebanyak 15 peserta didik atau 66% yang baru memenuhi KKM sedangkan 8 peserta didik atau 33% yang belum mencapai standar pada KKM yang telah ditentukan dari jumlah keseluruhan 23 peserta didik kelas IV di SD Negeri Karanganyar 03. Berdasarkan pengamatan peneliti pada saat observasi yang telah dilakukan di SD Negeri Karanganyar 03, dari data yang diperoleh maka perlu pemilihan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik dalam proses pembelajaran dan dapat membantu peserta didik untuk lebih mudah dalam memahami konsep yang sulit pada saat proses pembelajaran. Memperhatikan permasalahan pada latar belakang, sudah selayaknya dalam pengajaran IPS di SD Negeri Karanganyar 03 dilakukan suatu inovasi. Inovasi tersebut adalah melalui pembelajaran kooperatif tipe Make A Match agar motivasi dan hasil belajar siswa dapat meningkat. Dengan make a match maka kekompakan siswa akan meningkat dan siswa akan memahami dirinya bahwa manusia itu merupakan makhluk sosial. Sehingga membuat kerjasama antar kelompok meningkat dan menjadikan stimulus yang baik untuk kekompakan. Melalui metode make a match akan terjadi asosiasi asosiasi antara pertanyaan pertanyaan sebagai stimulus dan jawaban jawaban sebagai respon dan juga terjalin interaksi dan kerja sama antar siswa. Motivasi merupakan salah satu determinan penting dalam belajar (Martinis Yamin, 2004: 80). Motivasi berhubungan dengan arah perilaku, kekuatan respon (yakni usaha) setelah siswa memilih mengikuti tindakan tertentu, ketahanan perilaku (berapa lama) seseorang terus menerus berprilaku menurut cara tertentu. Motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan

5 belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Rendahnya motivasi belajar dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS merupakan salah satu faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Faktor internal ini dipengaruhi oleh faktor eksternal, dimana guru kurang dapat memotivasi siswa untuk menumbuhkan motivasi belajar pada mata pelajaran IPS. Hal ini terbukti dari nilai siswa pada mata pelajaran IPS belum dapat memenuhi KKM yang telah di tentukan oleh SD N Karanganyar 03. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di SD harus memperhatikan kebutuhan anak yang berusia antara 6 sampai 12 tahun.anak dalam kelompok usia7-11 tahun berada dalam perkembangan kemampuan intelektual atau kognitifnya pada tingkat kongkrit operasional. Maka dalam pembelajaran IPS harus bergerak dari yang kongkrit ke yang abstrak dengan pendekatan spiral yaitu memulai dari yang mudah kepada 3 yang sukar,dari yang sempit menjadi lebih luas,dari yang dekat ke yang jauh,dan seterusnya. Metode pembelajaran kooperatif bukanlah hal yang sama sekali baru bagi guru. Metode pembelajaran kooperatif merupakan suatu metode pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan rendah) dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender. Metode pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan guru ini merupakan upaya guru untuk menarik perhatian sehingga pada akhirnya dapat menciptakan keaktifan dan motivasi siswa dalam diskusi. Hal ini sejalan dengan pendapat Hamalik (1994:116), Motivasi yang kuat erat hubungannya dengan peningkatan keaktifan siswa yang dapat

6 dilakukan dengan strategi pembelajaran tertentu, dan motivasi belajar dapat ditujukan ke arah kegiatan-kegiatan kreatif. Apabila motivasi yang dimiliki oleh siswa diberi berbagai tantangan, akan tumbuh kegiatan kreatif. Selanjutnya, penerapan metode make a match dapat membangkitkan keingintahuan dan kerja sama di antara siswa serta mampu menciptakan kondisi yang menyenangkan. Hal ini sesuai dengan tuntutan dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) bahwa pelaksanaan proses pembelajaran mengikuti standar kompetensi, yaitu: berpusat pada siswa, mengembangkan keingintahunan dan imajinasi, memiliki semangat mandiri, bekerja sama, dan kompetensi menciptakan kondisi yang menyenangkan, mengembangkan beragam kemampuan dan pengalaman belajar; karakteristik mata pelajaran. Melalui pembelajaran kooperatif dengan metode make-a match diharapkan dapat meningkatkan Motivasi dan hasil belajar mata pelajaran IPS. Serta semangat kebersamaan dan saling membantu dalam menguasai materi pembelajaran IPS. Sehingga siswa dapat meningkatkan pemahaman yang optimal terhadap mata pelajaran IPS. 1.2 Identifikasi Masalah Dari latar belakang di atas, identifikasi masalahnya yaitu bahwa di SD Negeri Karanganyar 03 pada kenyataannya pembelajaran IPS sangat membosankan bagi sebagian besar siswa yang tidak suka menghafal khususnya kelas IV karena yang dipelajarai dalam mata pelajaran IPS adalah sesuatu yang sudah lama (sejarah) dan permasalahan yang selalu berkembang (permasalahan sosial). 65% siswa tidak mendengarkan penjelasan dari guru saat diterangkan dan asik ngobrol dengan teman sebangkunya dan di saat guru menunjuk salah satu siswa maju ke depan kelas mengerjakan tugas yang di berikan, siswa tidak dapat mengerjakannya. Hal ini menyulitkan bagi guru untuk melakukan penilaian pada tiap-tiap mata pelajaran. Guru masih menggunakan metode konvensional atau ceramah,sehingga siswa tidak aktif dalam pembelajaran, cenderung pasif hanya mendengarkan penjelasan dari guru, dampaknya hasil belajar yang diperoleh kurang optimalsehingga pembelajaran IPS di SD N Karanganyar 03 masih rendah

7 belum mencapai KKM yang di harapkan. Jadi strategi dalam pembelajaran perlu di terapkan salah satunya menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe make a match (mencari pasangan) untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar mata pelajaran IPS. 1.3 Rumusan Masalah Dari identifikasi masalah diatas penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut: Apakah model pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada mata pelajaran IPS siswa kelas IV SDN Karanganyar 03 semester II Tahun Pelajaran 2011/2012? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan pada rumusan masalah diatas, tujuan dalam penulisan ini adalah untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada mata pelajaran IPS model kooperatif tipe make a match siswa kelas IV di SD Negeri Karanganyar 03 Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012. 1.5 Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat atau kegunaan dalam pendidikan baik secara langsung maupun tidak. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.5.1 Manfaat Teoritis Dari segi teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi dunia pendidikan dalam memperkaya hasil penelitian yang telah ada dan dapat memberikan gambaran mengenai penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe make a match pada mata pelajaran IPS.

8 1.5.2 Manfaat Praktis a. Bagi peserta didik: 1. dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran IPS 2. dapat memotivasi peserta didik belajar lebih giat khususnya dalam pembelajaran IPS 3. dengan diterapkannya pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. b. Bagi Guru: 1. memberikan masukan kepada guru dalam menentukan strategi belajar yang tepat, yang bisa menjadi alternatif lain dalam mata pelajaran IPS 2. sebagai bahan masukan dan pertimbangan untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui penggunaan dan pemilihan pendekatan/ model pembelajaran untuk digunakan pada saat proses belajar mengajar. c. Bagi Sekolah: 1. sebagai masukan dalam rangka mewujudkan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) yang bermuara pada peningkataan mutu hasil pembelajaran 2. meningkatkan proses pembelajaran yang berdampak pada peningkatan mutu pendidikan di kelas IV SD N Karanganyar 03.