BAB I. Indonesia Ada 14 industri yang diidentifikasi sebagai industri kreatif yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II PENGATURAN ATAS PERLINDUNGAN TERHADAP PENULIS BUKU

: /2 /0 04

BAB II. A. Sejarah Perkembangan Pengaturan Hukum Hak Cipta. di abad pertengahan. Di Eropa, kebutuhan di bidang hak cipta ini timbul karena

BAB I PENGANTAR. Perlindungan terhadap Hak Cipta di Indonesia diatur dengan Undang-Undang No.19

3/21/2012 copyright 3

Hak Cipta. Pengertian Hak Cipta hak ekslusif untuk 1. mengumumkan, 2. memperbanyak, 3. memberi izin

Lex Privatum, Vol. III/No. 3/Jul-Sep/2015

BAB I PENDAHULUAN. semakin besar apresiasi masyarakat Indonesia dalam hal musik. Maka

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan inovasi-inovasi serta kreasi-kreasi yang baru dan dapat berguna bagi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan "hak untuk menyalin suatu ciptaan". Hak cipta dapat juga memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring masuknya era globalisasi, pertumbuhan media massa dewasa. ini semakin pesat sebagai sarana informasi kepada masyarakat.

PENDAHULUAN. lagi sekedar sarana hiburan yang hanya habis setelah dinikmati tanpa memberikan

BAB I PENDAHULUAN. bidang industri, ilmu pengetahuan, kesusasteraan atau seni. 1 Hak atas kekayaan

Ketentuan dan Praktik Royalti dalam Hak Kekayaan Intelektual DWI ANITA DARUHERDANI, SH., LL.M. SEKRETARIS JENDERAL ASOSIASI KONSULTAN HKI INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Pengantar Hak Kekayaan Intelektual (HKI)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Tinjauan Umum Undang-Undang Hak Cipta Republik Indonesia Undang-Undang Hak Cipta atas Kekayaan Intelektual (termasuk program-program komputer) UU No.

PERLINDUNGAN HAK EKONOMI PARA PEMUSIK DALAM PEMBERIAN HAK CIPTA MELALUI LEMBAGA MANAJEMEN KOLEKTIF. Muthia Septarina*

BAB I PENDAHULUAN. menentukan strategi pemberdayaan ekonomi di negaranya masing-masing.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Munculnya Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau Intellectual Property

Rony Arifiandy, S.Si. HaKI-5. Hak Cipta (Copyright)

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai suku tersebar di seluruh daerah. Keberadaan suku-suku tersebut

INTISARI HAK CIPTA. UU No 28 Tahun 2014

I. PENDAHULUAN. dijelmakan dalam suatu bentuk ciptaan atau penemuan. 1 HKI merupakan suatu

I. PENDAHULUAN. Pepatah mengatakan buku adalah jendela dunia. Buku adalah media yang sangat

Hak Atas Kekayaan Intelektual. Business Law Universitas Pembangunan Jaya Semester Gasal 2014

BAB I PENDAHULUAN. Bagaimana tidak setiap usaha baik dalam skala kecil, menengah, meupun

BAB I PENDAHULUAN. khas dari daerah tersebut. Pada ruang lingkup nasional lagu-lagu yang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

HAK CIPTA SOFTWARE. Pengertian Hak Cipta

TUGAS MATA KULIAH HUKUM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. (Intelectual Property Rights Law)

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian Hak Cipta menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Etika dan Ketentuan dalam Teknologi Informasi &Komunikasi

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UU No. 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta. M6. Peraturan & Regulasi 2

BAB I PENDAHULUAN. penyebaran informasi secara cepat dan akurat. Berkat perkembangan teknologi komunikasi

N. Tri Suswanto Saptadi. Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Atma Jaya Makassar. 3/23/2014 nts/epk/ti-uajm 2

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu jenis hak atas kekayaan intelektual adalah karya cipta. Dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Munculnya Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau Intellectual Property

PERLINDUNGAN HAK CIPTA TERHADAP FILM BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2014

SOFYAN ARIEF SH MKn

SISTIM HUKUM INDONESIA POKOK BAHASAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEGALITAS COLLECTING SOCIETY DI DALAM PEMUNGUTAN ROYALTI DI INDONESIA. A s h i b l y. Abstract

Chapter 5. ETHICAL AND SOCIAL ISSUES IN IT Design. Information Technology for Design

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan bisnis di era globalisasi ini mendorong banyak individu

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan mencakup berbagai macam jenis dan cara. Pembajakan sudah. dianggap menjadi hal yang biasa bagi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. erat hubungannya. Seiring dengan berkembangnya teknologi para

Dr. Tb. Maulana Kusuma Web: Gunadarma University

BAB III PENUTUP. MP3 dapat diartikan dalam dua hal, yakni sebagai program komputer

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2008, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu membentuk Undang-Undang tentang Porno

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berpenduduk terbanyak didunia. Dan juga

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Intellectual Property Rights (IPR) telah menjadi materi perhatian yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. mengenai pengunduhan MP3 secara ilegal yang dilakukan oleh. mahasiswa, perumusan masalah, manfaat dari penelitian, batasan dan

BAB I PENDAHULUAN. (Trade Related Aspect on Intellectual Property Rights) adalah keharusan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Hak Cipta (UUHC) memberikan perlindungan hukum yang lebih baik bagi

UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA [LN 2002/85, TLN 4229]

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. tersebut pada saat ini dikatakan sebagai era ekonomi kreatif yang

BAB I PENDAHULUAN. membayar royalti dalam jumlah tertentu dan untuk jangka waktu tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. saat itu adalah Auterswet 1912 (Stb No. 600). Auterswet 1912 ini

PENYELESAIAN SENGKETA HAK CIPTA MENURUT UNDANG-UNDANG NO.19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA. Oleh : Jatmiko Winarno, SH, MH

NI MATUZAHROH, S.PSI, M.SI BAHAN DISKUSI WORKSHOP SENTRA HKI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK SENTRA HKI-UMM

SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP HAK KARYA CIPTA LAGU BERDASARKAN UU NO. 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA (STUDI KASUS DI LOKANANTA SURAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dalam rangka mencapai kemajuan kesejahteraan yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM PENANGGULANGAN VCD (VIDEO COMPACT DISK) ILEGAL ABSTRAKSI

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENCIPTA LAGU YANG KARYANYA DIMANFAATKAN OLEH PELAKU USAHA KARAOKE

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembangunan sumber daya manusia Indonesia yang saat ini

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Hak Cipta sebagai satu bagian dalam bidang Hak atas Kekayaan

BAB II BENTUK-BENTUK PELANGGARAN HAK CIPTA DAN KETENTUAN SANKSI PIDANANYA

BAB 8 PERLINDUNGAN HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DALAM BIDANG TI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Pengaturan Hak Kekayaan Intelektual (selanjutnya disebut HKI) bukanlah hal

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan teknologi yang semakin pesat di era globalisasi akan

BAB III UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA. A. Profil Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta

L E M B A R A N - N E G A R A R E P U B L I K I N D O N E S I A. Presiden Republik Indonesia,

PANDUAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HaKI) DAN PATEN AKADEMI KEBIDANAN BAKTI UTAMA PATI TAHUN 2015

Disusun Oleh : Marisa Dwi Ariesta NIM : E BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

PERLINDUNGAN TERHADAP HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

PERLINDUNGAN KARYA SENI FOTOGRAFI BERDASARKAN UNDANG- UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA. Nurul Liza Anjani, 1 Etty Susilowati 2 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. melekat secara abadi pada diri penciptanya. menjadi alat untuk pelanggaran hukum di bidang hak cipta.

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Musik adalah suatu bentuk ungkapan seni yang berhubungan dengan

Hak Cipta Program Komputer

dengan penjelasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF DAERAH PROVINSI RIAU

LEGAL ASPEK PRODUK TIK IMAM AHMAD TRINUGROHO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia akan menghadapi era perdagangan bebas yang

Abstract. serta hak terkait dengan pelaku (performer), misalnya seorang penyanyi atau penari di atas

HASIL WAWANCARA DENGAN DITJEN HKI. (Dengan Bapak Agung Damarsasongko) : Berapa lama jangka waktu perlindungan Hak Cipta?

BAB I PENDAHULUAN. timbul sebagai hasil kerja kreativitas daya fikir manusia yang. dipublikasikan kepada masyarakat umum baik dalam bidang ilmu

PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I A.Latar Belakang Penelitian Pemerintah telah membuat draft "Menuju Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025. Ada 14 industri yang diidentifikasi sebagai industri kreatif yang meliputi: jasa periklanan, arsitektur, seni rupa, kerajinan, disain, mode, film, musik, seni pertunjukan, penerbitan, riset dan pengembangan, piranti lunak, televisi dan radio, mainan, video game. 1 Definisi industri kreatif adalah proses peningkatan nilai tambah sebagai hasil dari eksploitasi kekayaan intelektual berupa kreatifitas, keahlian dan bakat individu menjadi suatu produk yang dapat dijual sehingga meningkatkan kesejahteraan bagi pelaksana dan orang-orang yang terlibat. 2 Studi Industri Kreatif Indonesia 2007 yang dilakukan oleh Departemen Perdagangan menyebutkan ke-14 industri kreatif Indonesia menyumbang rata-rata Rp 104,638 triliun pada 2002-2006 untuk produk domestik bruto (PDB). 3 Lebih besar daripada kontribusi sektor pengangkutan dan komunikasi, bangunan, serta listrik, gas, dan air bersih. 4 Perkembangan hak cipta berjalan seirama dengan perkembangan masyarakat, baik tingkat perkembangan sosialnya maupun tingkat perkembangan 1 http://mybusinessblogging.com/entrepreneur/2008/06/16/cetak-biru-industri-kreatifildiakses tanggal 26 juni 2008 2 http://www.dgip.gaidiebscript/publicportal.cgi?.ucid=376&ctid=25&id=18828ttype-/diakses tanggal 11 September 2008 3 TDB adalah nilai semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara pada periode tertentu,http:ilid.wildpeclia.org/wiki/pdb/diakses tanggal 11 September 2008 4 Ibid 1

tekonologinya. 5 Demikan pula dengan perkembangan dunia musik Indonesia, yang pada mulanya hanya mengenal teknologi piringan hitam, kaset, beralih menjadi teknologi CD, DVD, hingga format MPEG-1 Audio Layer 3 atau lebih dikenal sebagai MP3 6 dan MPEG-i Audio Layer 4 atau lebih dikenal sebagai MP 4 7 serta teknologi layanan nada sambung pribadi (NSP). Undang Undang Hak Cipta No 19 Tahun 2002 ini menimbulkan permalsahan yang bersinggungan dengan kemajuan teknologi layanan nada sambung pribadi (NSP). Nada sambung pribadi (NSP) adalah layanan yang memungkinkan pelanggan mengganti nada sambung biasa pada telepon selularnya dengan berbagai nada musik (pop, dangdut, tradisional, religi, jazz dan rock), sehingga siapapun yang menelepon akan bisa mendengarkan lagu-lagu menarik saat menunggu telepon diangkat. 8 Bisnis ini bahkan dianggap lebih menguntungkan bila dibandingkan dengan produksi musik lewat cara yang konvensional. Menurut data secara nasional rata-rata transaksi NSP yang terjadi sebanyak empat juta upload dengan harga berkisar Rp5.000 Rp9.000 per lagu untuk penggunaan satu bulan. Jadi, potensi pendapatan yang berasal dari bisnis tersebut bisa mencapai Rp36 miliar 5 Muhammad Djumhana. dan R.Djubaedillah, HAK M1LIK INTELEKTUAL Sejarah Teori dan Prakteknya di Indonesia,cet ke 3,PT Citra Aditya Bakti,Bandung,2003,hal 51 6 MPEG-1 Audio Layer 3 atau lebih dikenal sebagai MP3 adalah salah sate format berkas pengodean sums yang memiliki kompresi yang baik (meskipun bersifat lossy) sehingga ukuran berkas bisa memungkinkan menjadi lebih kecil, http://id.wikipedia.org/wiki/mp3/diakses tanggal 11 September 2008 7 pengembangan dari MPEG-I untuk mendukung objek suara/gambar televisi tiga dimensi (3D), http://id.wikipedia.org/wikiimpeg MP3 /diakses tanggal 11 September 2008 8 http://news-less.blogspot.com/2008/05/nsp-hit-telkomsel.htmudialcses tang gal 25 juli 2008 2

per bulan. 9 Layanan teknologi nada sambung pribadi ini lahir berdasarkan kesepakatan antara perusahaan rekaman dan operator telepon seluler. Pihak operator akan memanfaatkan master rekaman yang dimiliki oleh industri rekaman dan diputar melalui mesin nada sambung pribadi yang akan aktif bila nomor telepon seluler pengguna layanan ini dihubungi oleh pihak lain. Secara garis besar lagu yang digunakan dalam teknologi NSP dapat dibagi menjadi dua. Pertama, lagu yang diekspresikan oleh penciptanya sendiri seperti yang sering dilakukan oleh band Dewa, Padi, Melly Goeslaw, Nidji, Cangcuters, dll. Kedua adalah musik yang bukan diekspresikan oleh penciptanya, NSP jenis ini menimbulkan masalah karena pencipta yang lagunya digunakan sebagai NSP tidak mendapatkan royalti, hal tersebut bertentangan dengan prinsip HKI mengingat sang pencipta yang telah mengeluarkan seluruh kreatifitasnya dan mengorbankan waktunya untuk menciptakan satu buah lagu, sehingga berhak mandapatkan kompensasi berupa royalti. Pada jenis lagu yang diciptakan sekaligus diekspresikan oleh penciptanya, teknologi NSP tidak menyebabkan dampak kerugian berarti terhadap pencipta karena mendapatkan imbalan sebagai pelaku atau artis yang diatur dalam Undang Undang Hak Cipta No 19 Tahun 2002 berupa hak terkait. Operator telepon seluler Telkomsel misalnya sejak tahun 2004 sampai dengan saat ini belum melaksanakan kewajibannya berupa pelunasan royalti terhadap para pencipta lagu yang ciptaannya disuarakan lewat teknologi NSP 9 http://infokito.nethoyalti-share-ring-back-tone/dialcses pada tanggal 24 Juni 2008 3

sehingga para pencipta lagu diduga mengalami kerugian kurang lebih sejumlah Rp. 200.000.000.000,- (dua ratus milyar rupiah), yang semestinya dapat membantu para pencipta untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik dan yang paling penting adalah menghargai karya para pencipta sehingga daya kreasi seni anak negeri tidak menjadi terhambat karenanya. 10 Hukum positif hak cipta yaitu UU No 19 Tahun 2002 mengatur hak pencipta atau pemegang hak cipta atas ciptaannya berupa hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundangundangan yang berlaku 11. Yayasan Karya Cipta Indonesia (YKCI), selama ini bertindak mewakili pencipta lagu untuk memungut royalti atas hak mengumumkan dari pengguna. YKCI mengajukan keberatan terhadap mekanisme perjanjian NSP antara industri rekaman musik dengan operator telepon seluler. Pihak YKCI berpendapat bahwa pelaksanaan atas hak ekonomi pencipta, termasuk NSP berada di tangan YKCI dengan pendapat dasar bahwa teknologi NSP adalah turunan dari hak mengumumkan dimana pencipta lagu masih memiliki hak eksklusif terutama hak ekonomi sedangkan pendapat industri rekaman musik dan dikuatkan dengan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan berpendapat bahwa pencipta lagu tidak berhak memungut royalti atas lagu ciptaannya yang diputar melalui teknologi NSP karena teknologi ini adalah bentuk hak cipta yang tersendiri dan tidak memiliki hubungan dengan pencipta. Pemegang Hak Cipta adalah Pencipta sebagai Pemilik Hak Cipta, atau 10 http://www.kci.or.id/news_littni/dialcses tanggal 15 Juli 2008 11 Undang Undang No 19 Tahun 2002 pasal 1 ayat (1) 4

pihak yang menerima hak tersebut dari Pencipta, atau pihak lain yang menerima lebih lanjut hak dari pihak yan g menerima hak tersebut. 12 Pengumuman adalah pembacaan, penyiaran, pameran, penjualan, pengedaran, atau penyebaran suatu ciptaan dengan menggunakan alat apa pun, termasuk media internet, atau melakukan dengan cara apa pun sehingga suatu ciptaan dapat dibaca, didengar, atau dilihat orang lain. 13 Sedangkan pengertian perbanyakan adalah penambahan jumlah sesuatu ciptaan, baik secara keseluruhan maupun bagian yang sangat substansial dengan menggunakan bahan-bahan yang sama atau pun tidak sama, termasuk mengalih wujudkan secara permanen atau temporer. 14 Hak Terkait adalah hak yang berkaitan dengan Hak Cipta, yaitu hak eksklusif bagi Pelaku untuk memperbanyak atau menyiarkan pertunjukannya; bagi Produser Rekaman Suara untuk memperbanyak atau menyewakan karya rekaman suara atau rekaman bunyinya; dan bagi Lembaga Penyiaran untuk membuat, memperbanyak, atau menyiarkan karya siarannya. 15 Ketidaksamaan dan ketidakjelasan presepsi tentang pengertian pengumuman dan perbanyakan hak cipta merupakan akar dari permasalahan yang terjadi pada mekanisme NSP. Dari fenomena tersebut maka penulis merasa perlu untuk mengkajinya dalam tugas akhir dengan judul : "KEWENANGAN YKCI MEMUNGUT ROYALTI DARI LAYANAN NADA SAMBUNG PRIBADI (NSP) KEPADA OPERATOR TELEPON SELULER DIHUBUNGKAN DENGAN HAK EKSKLUSIF PENCIPTA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG HAK CIPTA NO 19 TAHUN 2002." 12 Undang Undang No 19 Tahun 2002 pasal 1 ayat (5) 13 Undang Undang No 19 Tahun 2002 pasal 1 ayat (5) 14 uundang Undang No 19 Tahun 2002 pasal 1 ayat (6) 15 Undang Undang No 19 Tahun 2002 pasal 1 ayat (9) 5

B. Identifikasi Masa1ah: 1. Apakah tindakan operator menyuarakan Nada Sambung Pribadi (NSP) pada setiap panggilan telepon seluler pengguna merupakan perbuatan pengumuman atau perbanyakan? 2. Apakah kewenangan YKCI sebagai pemegang kuasa pencipta untuk memungut royalti pengumuman dapat diterapkan pada mekanisme NSP? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui teknologi Nada Sambung Pribadi (NSP) merupakan perbuatan perbanyakan atau perbuatan pengumuman suatu ciptaan ditinjau dari Undang-Undang Hak Cipta No 19 Tahun 2002. 2. Untuk mendapat gambaran dan kepastian hukum kewenangan YKCI sebagai pemegang kuasa pencipta lagu untuk memungut royalti pengumuman biasa dapat berlaku pada mekanisme nada Nada Sambung Pribadi (NSP). D. Kegunaan Penelitian Dengan melakukan penelitian ini penulis mengharapkan dapat memperoleh kegunaan teoritis dan praktis sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoritis. 6

Merupakan salah satu upaya memperkaya wacana ilmiah di dalam bidang hukum kekayaan intelektual khususnya hak cipta dan di dalam dunia hukum pada umumnya. 2. Kegunaan Praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan menghasilkan masukan atau menjadi bahan pertimbangan bagi para penegak hukum b. Dapat menjadi masukan bagi para pihak yang berkepentingan dalam hak memungut royalti lagu baik itu Yayasan Karya Cipta Indonesia (YKCI), Asosiasi Indusrti Rekaman Indonesia (ASIRI), dan para pelaku seni. E. Kerangka Pemikiran Ciptaan adalah hasil setiap karya pencipta yang menunjukannya keasliannya dalam lapangan ilmu pengetahuan, seni dan sastra 16. Sehingga yang dilindungi oleh undang-undang hak cipta adalah hasil karya dari ide yang belum pernah ada sebelumnya, bukan ide itu sendiri. Dalam melindungi hak cipta setidaknya rezim HAKI mengacu pada beberapa prinsip sebagai berikut: Pertama, prinsip keadilan,pencipta sebuah karya atau orang lain yang berkerja membuahkan hasi dari kemampuan intelektualnya, wajar memperoleh imbalan, baik itu berupa materil ataupun non materil seperti adanya rasa aman karena dilindungi dan diakui atas hasil karyanya. Kedua, prinsip ekonomi, hak atas kekayaan intelektual adalah merupakan 16 Undang Undang No 19 Tahun 2002 pasal 1 ayat (4) 7

hak yang berasal dari hasil kegiatan kreatif yang diekspresikan kepada khalayak umum dalam berbagai bentuknya yang memiliki manfaat dalam menunjang kehidupan manusia, jadi kepemilikan adalah wajar karena sifat ekonomis manusia yang menjadikan hal itu satu keharusan untuk menunjang kehidupannya dalam masyarakat, dengan demikian, hak atas kekayaan intelektual merupakan suatu bentuk kekayaan bagi pemiliknya. Dan kepemilikannya, seseorang akan mendapatkan keuntungan, misalnya dalam bentuk pembayaran royalti atau technical fee. Ketiga, prinsip kebudayaan kita mengkonsepsikan bahwa karya manusia itu pada hakikatnya bertujuan untuk memungkinkannya hidup. Selanjutnya dari karya itu pula akan timbul pada suatu gerak hidup yang harus menghasilkan lebih banyak karya lagi. Maka dengan konsepsi demikian pertumbuhan, perkembangan, ilmu pengetahuan, seni dan sastra sangat besar artinya bagi peningkatan taraf kehidupan, peradaban, dan martabat manusia. Keempat, prinsip sosial hukum tidak mengatur kepentingan manusia sebagai perseorangan yang berdiri sendiri, terlepas dari manusia yang lain. Tetapi hukum mengatur kepentingan manusia sebagai warga masyarakat. Jadi manusia dalam hubungannya dengan manusia lain yang sama-sama terikat dalam satu ikatan kemasyarakatan dengan demikian hak apa pun yang diakui oleh hukum dan diberikan kepada perseorangan atau suatu persekutuan atau kesatuan lain, tidak boleh diberikan semata-mata untuk memenuhi kepentingan perseorang atau persekutuan atau kesatuan itu raja. Tetapi pemberian hak kepada perseorang atau persekutuan atau kesatuan itu diberikan, dan diakui oleh hukum karena dengan 8

diberikannya hak kepada perseorang atau persekutuan atau kesatuan akan memberikan kepentingan kepada masyarakat. 17 Bagi setiap ciptaan yang sudah memenuhi syarat undang-undang maka ciptaan ini dilindungi dengan hak eksklusif yaitu hak yang semata-mata diperuntukan bagi pemegangnya sehingga tidak ada pihak lain yang boleh memanfaatkan hak tersebut tanpa izin dari pemegannya 18. Maka hak eksklusif adalah esensi dan kepemilikan hak cipta. 19 Hak eksklusif ini terdiri dari hak moral dan hak ekonomi, dalam hak moral pencipta memiliki hak yang rnelekat pada diri pencipta atau pelaku rekaman, dan hak siaran yang tidak dapat dihilangkan dengan alasan apa pun, walaupun hak cipta atau hak terkait telah dialihkan. Sedangkan dalam hak ekonomi pencipta mempunyai hak untuk mendapatkan keuntungan dari hasil eksploitasi ciptaannya yang terdiri atas: 20 1. Performing Right (Hak mengumumkan) 2. Broadcasting Right (Hak penyiaran) 3. Reproduction Right (Hak memproduksi / Hak memperbanyak) Terdiri dari : a) Mechnical right (Hak penggandaan/hak memperbanyak) b) Printing right (Hak mencetak lagu untuk buku, majalah dan sejenisnya) c) Syncrinization right (Hak menggunakan lagu untuk video,film dan 17 Muhammad Djumhana. dan R.Djubaedillah,Halt Milik Intelektual.Sejarah Teori dan Prakteknya di Indonesia,cet ke 3,PT Citra Aditya Bakti,Bandung,2003,hal 26 18 Penjelasan pasal 2 ayat (1) Udang-Undang Hak Cipta No 19 Tahun 2002, tentang Hak Cipta 19 Hendra Tanu Atmadja, Hak Cipta Musik Atau Lagu, Fakultas Hukum Universitas Indonesia Jakarta 2003, 293 20 Hendra Tanu Atmadja, opcit, hal 298 9

sejenisnya) d) Adverstising (Hak memproduksi lagu untuk kepentingan iklan baik untuk radio maupun televisi komersial) e) Distribution Right (Hak penyebaran/hak distribusi) Pengumuman adalah pembacaan, penyiaran, pameran, penjualan, pengedaran, atau penyebaran suatu ciptaan dengan menggunakan alat apa pun, termasuk media internet, atau melakukan dengan cara apa pun sehingga suatu ciptaan dapat dibaca, didengar, atau dilihat orang lain. 21 Perbanyakan adalah penambahan jumlah sesuatu ciptaan, baik secara keseluruhan maupun bagian yang sangat substansial dengan menggunakan bahan-bahan yang sama ataupun tidak sama, termasuk mengalihwujudkan secara permanen atau temporer. 22 Hak terkait adalah hak yang berkaitan dengan hak cipta, yaitu hak eksklusif bagi Pelaku untuk memperbanyak atau menyiarkan pertunjukarmya; bagi Produser Rekaman Suara untuk memperbanyak atau menyewakan karya rekaman suara atau rekaman bunyinya dan bagi lembaga penyiaran untuk membuat, memperbanyak, atau menyiarkan karya siarannya. 23 Ada dua cara pengalihan hak ekonomi yang dikenal dalam peraktek. Yang pertama adalah pengalihan hak eksploitasi/hak ekonomi dari pencipta kepada pemegang hak cipta dengan memberikan izin atau lisensi berdasakan suatu perjanjian yang mencantumkan hak-hak pemegang hak cipta dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan perbuatan-perbuatan tertentu dalam kerangka 21 Undang-undang No 19 Tahun 2002 pasal 1 ayat (5) 22 Undang-undang No 19 Tahun 2002 pasal 1 ayat (6) 23 Undang-undang No 19 Tahun 2002 pasal 1 ayat (9) 10

eksploitasi ciptaan ini pencipta memperoleh suatu jumlah uang tertentu sebagai imbalannya. Cara kedua pengalihan hak ekonomi (assignment) yang dapat di Indonesiakan dengan istilah penyerahan. 24 Pelanggaran adalah pengambilan bagian yang paling substansial dan khas yang menjadi ciri dari ciptaan. 25 F. Metode Penelitian. Mengingat tujuan skripsi ini adalah untuk mengetahui tindakan penyuaraan lagu pada nada sambung pribadi (NSP) merupakan perbuatan pengumuman atau perbuatan perbanyakan di tinjau dari Undang-Undang No 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta, serta untuk mendapatkan gambaran dan kepastian hukum kewenangan YKCI sebagai pemegang kuasa pencipta lagu untuk memungut royalti pengumuman pada umumnya dapat berlaku dalam nada sambung pribadi maka penulis menggunakan metode pnelitian sebagai berikut : 1. Spesifikasi Penelitian Spesifikasi penelitian yaitu deskriptif analitis yang akan menggambarkan peraturan-peraturan yang berlaku dengan teori-teori hukum yang ada dan realisasi dan pelaksanaan peraturan-peraturan terutama Undang-Undang Hak Cipta No 19 Tahun 2002 dihubungkan pada putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No. No:300/Pdt.G/2007/Pnjkt. tentang sengketa kewenangan memungut royalti pada nada sambung pribadi yang melibatkan ASIRI sebagai penggugat, YKCI sebagai tergugat, serta Telkomsel sebagai turut tergugat. 24 Eddy Damim, HUKUM HAK CIPTA, Cetakan ke- 3, PT ALUMNI, Bandung, 2005, hal 113 25 Penjelasan pasal 15 huruf a Undang Undang No 19 Tahun 2002 11

12 2. Metode Pendekatan Metode pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis normatif karena menggunakan pendekatan dengan menggunakan data sekunder berupa data-data pustaka yang terdiri dan bahan hukum primer, bahan hukum sekunder berupa buku-buku yang berkaitan dengan kasus yang diteliti oleh penulis dan bahan hukum tersier seperti kamus hukum atau ensiklopedi dan website yang memberikan keterangan pada sumber hukum primer dan sekunder yang penulis pakai untuk penelitian ini. 3. Tahapan Penelitian Dalam upaya memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini maka tahapan penelitian yang dilakukan menggunakan satu tahap penelitian yaitu penelitian data sekunder/ data pustaka. Penelitian data sekunder dilakukan dengan melakukan penelitian kepustakaan dengan cara membaca dan mempelajari bahan-bahan pustaka yang bertujuan untuk mengumpulkan data atau informasi dari bahan hukum primer seperti seperti Undang-Undang Hak Cipta No 19 Tahun 2002 dan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No:300/Pdt.G/2007/Pn.Jkt.Se1 dan bahan hukum sekunder seperti buku-buku, artikel baik yang ada di media cetak dan intemet serta bahan hukum tresier, berupa keterangan dari kamus atau ensklopedi yang berkaitan dengan hak pemungutan royalti yang dilakukan oleh YKCI. 4. Teknik Pengumpulan data a. Studi Kepustakaan Yaitu mencari dan mengumpulan data baik dari peraturan perundang

undangan, buku-buku, website, diktat, catatan kuliah yang berhubungan dengan masalah ini b. Metode analisis Data Data yang terkumpul akan dianalisis menggunakan metode yuridis normatif kualitatif, yaitu penulis menjelaskan secara deskriptif bahan hukum primer,sekunder dan juga tresier tanpa menggunakan data statistik. G. Sistimatika Penulisan Sistimatika penulisan skripsi yang penulis maksudkan adalah pembagian dari bab per bab dan sub per sub dari keseluruhan skripsi. Untuk lebih memudahkan dalam memahami skiripsi ini maka penulis membaginya ke dalam 5 (lima) bab, yaitu sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan, dalam bab ini menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, identifikasi masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran,metodologi penelitian dan sistematika penelitian. BAB II : Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang berkaitan dengan hak cipta dan dikaitkan dengan Undang Undang Hak Cipta No 19 Tahun 2002, sehingga harapannya dapat membedakan secara akurat antara perbanyakan dan pengumuman. BAB III : Bab ini menjelaskan data lapangan berupa satu kasus yang diajukan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. BAB IV : Bab ini menganalisis identifikasi masalah dengan menggunakan teori-teori yang ada di Bab II dan data lapangan yang terdapat di 13

dalam Bab III. BAB V : Dalam bab ini,berisi simpulan dan saran-saran berdasarkan analisa yang di dapat dalam bab IV. 14

15