PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintaha

NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

2015, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan Peraturan Menteri tentang Tata Car

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Ketenagaker

PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Repub

NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN PEKERJA RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.10/MEN/V/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING

2015, No Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 161, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5183); 4. Peraturan Pemerintah Nomor

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER. 17/MEN/VII/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER. 17/MEN/VII/2007

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1951 tentang Berlakunya Undang-Undang Pengawasan Perburuhan Tahun 1948 Nomor 23 dari Repub

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG

PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA WAJIB LAPOR KETENAGAKERJAAN DI PERUSAHAAN DALAM JARINGAN

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

PERATURAN MENTERI NO. 17 TH 2007 PERATURAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. Kewenangan. Izin. Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

2015, No Usaha Tertentu dan/atau di Daerah-Daerah Tertentu; c. bahwa sehubungan dengan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan hur

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 27 TAHUN 2009 T E N T A N G PENYELENGGARAAN PERIZINAN BURSA KERJA LUAR NEGERI DI KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL,

KETUA DEWAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM/BINTAN/KARIMUN

2017, No Tahun 2015 Nomor 237, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5747); 3. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2015 tentang Kemen

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak As

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.15/MEN/XI/2011 TENTANG JARINGAN INFORMASI PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN

2017, No Republik Indonesia Nomor 5492); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 107 Tahun 2015 tentang Izin Usaha Industri (Lembaran Negara Republik In

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG

2 Bidang Industri dalam rangka Pelayanan Terpadu Satu Pintu kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahu

2016, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2003 tentang Pengesahan ILO Convention Nomor 81 Concerning Labour Inspection in Industry and Commerce

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

-2-3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Repu

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No terakhir dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 84/M-DAG/PER/12/2012 dan mengatur kembali ketentuan Angka Pengenal Importir; d. b

2016, No Usaha Perdagangan dan Tanda Daftar Perusahaan secara Simultan bagi Perusahaan Perdagangan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun

2018, No Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1951 tentang Pernyataan Berlakunya Undang-Undang Pengawasan Perburuhan Tahun 1948 Nomor 23 dari Republik

2017, No Cara Pemblokiran dan Pembukaan Pemblokiran Akses Sistem Administrasi Badan Hukum Perseroan Terbatas; Mengingat : 1. Undang-Undang Nom

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 26/Permentan/HK.140/4/2015 TENTANG

2 bidang pertanian secara transparan, terukur, perlu menetapkan syarat, tata cara, dan standar operasional prosedur dalam pemberian rekomendasi teknis

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

2011, No Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republi

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

2018, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

2016, No Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lemb

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2018 TENTANG PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No penyelesaian sengketa di luar pengadilan, perlu mengatur mengenai mekanisme pemblokiran dan pembukaan pemblokiran akses sistem admini

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 8 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 10 TAHUN 2009

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : P.14/Menlhk-II/2015 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPMEN NO. 228 TH 2003

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM,

: PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : Tahun 2016 TANGGAL : 2016 SOP BIDANG NAKERTRANS

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 45/M-DAG/PER/9/2009 TENTANG ANGKA PENGENAL IMPORTIR (API)

REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (Lembaran

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 242, Tam

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERDAGANGAN. Angka Pengenal Importir.

Ketentuan Pasal 1 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

2016, No dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Yayasan Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan (Lembaran Ne

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 ten

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.02/MEN/III/2008 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembar

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5491); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang K

- 2 - Koordinasi Penanaman Modal Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Permohonan Pemberian Fasilitas Pengurangan Pajak Penghasilan Badan;

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING

3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER. 02 / MEN /III / 2008 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING

- 2 - Koordinasi Penanaman Modal Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Permohonan Pemberian Fasilitas Pengurangan Pajak Penghasilan Badan;

2015, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lemba

2 3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik I

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Operator Radio. Sertifikasi. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal tentang Perubahan atas Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 7 Tah

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

1 P a g e. Disusun oleh: Deddy Arief Setiawan ABSTRAK

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

M MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR IZIN USAHA JASA PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA DI DALAM NEGERI DALAM PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DI BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 huruf b Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 25 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Bidang Ketenagakerjaan di Badan Koordinasi Penanaman Modal, perlu menetapkan Peraturan Menteri tentang Standar Operasional Prosedur Izin Usaha Jasa Penempatan Tenaga Kerja Indonesia di Dalam Negeri Dalam Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Badan Koordinasi Penanaman Modal; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4279); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 5. Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2014 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 93); 1

6. Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 221); 7. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Tahun 2014-2019; 8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 07/MEN/IV/2008 tentang Penempatan Tenaga Kerja; 9. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 25 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Bidang Ketenagakerjaan di Badan Koordinasi Penanaman Modal (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1934); 10. Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 57 Tahun 2009 tentang Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia; MEMUTUSKAN: Menetapkan : STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR IZIN USAHA JASA PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA DI DALAM NEGERI DALAM PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DI BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Pelayanan Terpadu Satu Pintu, yang selanjutnya disingkat PTSP adalah pelayanan secara terintegrasi dalam satu kesatuan proses dimulai dari tahap permohonan sampai dengan tahap penyelesaian produk pelayanan melalui satu pintu. 2. Penempatan Tenaga Kerja adalah proses pelayan kepada pencari kerja untuk memeroleh pekerjaan dan pemberi kerja dalam pengisian lowongan kerja sesuai dengan bakat, minat, kemampuan. 3. Izin Usaha Jasa Penempatan Tenaga Kerja Indonesia di Dalam Negeri yang selanjutnya disebut izin usaha jasa penempatan tenaga kerja adalah izin usaha yang diberikan pada badan hukum yang telah memperoleh izin tertulis dari Menteri untuk menyelenggarakan pelayanan penempatan tenaga kerja. 4. Lembaga Penempatan Tenaga Kerja Swasta yang selanjutnya disingkat LPTKS adalah lembaga swasta berbadan hukum yang telah memperoleh izin usaha jasa penempatan tenaga kerja dari Menteri untuk menyelenggarakan pelayanan penempatan tenaga kerja. 5. Kementerian adalah kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan. 6. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan di bidang ketenagakerjaan. 2

Pasal 2 Peraturan Menteri ini bertujuan sebagai pedoman bagi petugas dalam memberikan pelayanan penerbitan izin usaha jasa penempatan tenaga kerja dalam PTSP di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) serta pemangku kepentingan dalam mengetahui alur proses penerbitan izin usaha jasa penempatan tenaga kerja. Pasal 3 Ruang lingkup Peraturan Menteri ini meliputi: a. penerbitan izin usaha jasa penempatan tenaga kerja baru; b. Penerbitan izin usaha jasa penempatan tenaga kerja perpanjangan; dan c. Penerbitan izin usaha jasa penempatan tenaga kerja, dengan persyaratan kepemilikan modal asing sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 4 Izin usaha jasa penempatan tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 diterbitkan oleh Kepala BKPM untuk atas nama Menteri. Pasal 5 Tata cara penerbitan izin usaha jasa penempatan tenaga kerja sebagaimana tercantum dalam Lampiran I, bagan alur proses dan flowchart sebagaimana tercantum dalam Lampiran II, dan bentuk dan format izin usaha jasa penempatan tenaga kerja sebagaimana tercantum dalam Lampiran III Peraturan Menteri ini. Pasal 6 Penerbitan izin usaha jasa penempatan tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Pasal 7 (1) Penerbitan izin usaha jasa penempatan tenaga kerja dilaksanakan secara manual atau melalui online system. (2) Online system sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melalui situs alamat http://www.lptks.net dan dilakukan secara bertahap. 3

Pasal 8 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 26 Januari 2015 MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. M. HANIF DHAKIRI Diundangkan di Jakarta pada tanggal 26 Januari 2015 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd. YASONNA H. LAOLY BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR 121 4

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR OPERSIONAL PROSEDUR IZIN USAHA JASA PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA DI DALAM NEGERI DALAM PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DI BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat 2 yang sudah diamandemen dengan pasal 28 D ayat 2 menyatakan setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapatkan imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja. Dalam Pasal 4 huruf b Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menyatakan pemerataan kesempatan kerja harus diupayakan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai satu kesatuan pasar kerja dengan memberikan kesempatan yang sama untuk memperoleh pekerjaan bagi seluruh Tenaga Kerja Indonesia sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya. Demikian pula pemerataan penempatan tenaga kerja perlu diupayakan agar dapat mengisi kebutuhan di seluruh sektor dan daerah. Penempatan tenaga kerja merupakan proses pelayanan kepada pencari kerja untuk memperoleh pekerjaan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan dan kepada pemberi kerja dalam pengisian lowongan kerja sesuai dengan syarat jabatan yang di butuhkan. Dalam rangka memberikan pelayanan yang cepat, mudah, murah, transparan, pasti dan terjangkau serta untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat dalam proses Izin usaha jasa penempatan tenaga kerja indonesia di dalam negeri yang di dalamnya terdapat kepemilikan modal asing. Untuk melaksanakan amanat dari Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2014 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal Asing, Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 25 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Bidang Ketenagakerjaan di Badan Koordinasi Penanaman Modal, perlu diatur Standar Opersional Prosedur Izin Usaha Jasa Penempatan Tenaga Kerja Indonesia di Dalam Negeri Dalam Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Badan Koordinasi Penanaman Modal. 1

B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud SOP disusun agar pelayanan dalam proses penerbitan izin usaha jasa penempatan tenaga kerja berjalan efektif dan efisien sesuai dengan peraturan perundang-undangan memenuhi kebutuhan pencari kerja dan pemberi kerja. 2. Tujuan SOP disusun adalah untuk digunakan sebagai pedoman bagi pejabat penerbitan dan petugas operasional dalam memberikan pelayanan serta pemangku kepentingan dalam mengetahui alur proses pelayanan penempatan tenaga kerja di dalam negeri. BAB II PENERBITAN IZIN USAHA JASA PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA DI DALAM NEGERI BARU 1. Persyaratan Dalam SOP ini yang dimaksud LPTKS adalah LPTKS dengan penyertaan modal asing yang akan menyelenggarakan pelayanan penempatan tenaga kerja di dalam negeri harus memiliki izin usaha jasa penempatan tenaga kerja yang diterbitkan oleh Kepala BKPM untuk atas nama Menteri. Untuk mengajukan permohonan izin usaha jasa penempatan tenaga kerja, diperlukan persyaratan sebagai berikut: a. Copy akte pendirian dan/atau akte perubahan badan hukum yang telah mendapat pengesahan dari instansi yang berwenang; b. Copy surat keterangan domisili perusahaan; c. Copy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); d. Copy bukti wajib lapor ketenagakerjaan sesuai Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1981 yang masih berlaku; e. Copy anggaran dasar yang memuat kegitan di bidang jasa penempatan tenaga kerja; f. copy bukti kepemilikan sarana dan prasarana kantor serta peralatan kantor, atau bukti surat perjanjian sewa kantor/kerjasama dalam waktu 5 (lima) tahun; g. Bagan struktur organisasi dan personil; h. Rencana kerja lembaga penempatan tenaga kerja minimal 1 (satu) tahun; i. Pas foto pimpinan perusahaan berwarna ukuran 4x6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar; j. Bukti surat pemberitahuan rencana pendirian LPTKS dari instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan kabupaten/kota sesuai dengan domisili perusahaan. 2. Pelaksanaan Verifikasi Verifikasi terdiri dari verifikasi dokumen, pemaparan/ekspose dan verifikasi lapangan: a. Verifikasi dokumen: 1) Dokumen persyaratan yang telah lengkap akan diberikan tanda terima. 2) Dokumen persyaratan yang belum lengkap akan dikembalikan untuk dilengkapi. 3) Jangka waktu verifikasi dokumen 1 (satu) hari kerja setelah dokumen dinyatakan lengkap oleh petugas PTSP. 2

b. Pemaparan/Ekspose 1) Pemaparan/ekspose dilakukan dalam waktu 1 (satu) hari kerja setelah dokumen dinyatakan lengkap. 2) Pemaparan/ekspose dilakukan oleh pimpinan perusahaan/ setingkat direktur kepada Tim yang terdiri dari unsur BKPM dan Kementerian atas profil usaha dan rencana kerja sekurangkurangnya 1 (satu) tahun kedepan. 3) Tim sebagaimana dimaksud pada angka 2 sekurang-kurangnya terdiri dari unsur yang menangani penempatan tenaga kerja dalam negeri dan pengawasan ketenagakerjaan. c. Verifikasi Lapangan: 1) Verifikasi lapangan dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak dilakukan pemaparan/ekspose; 2) Verifikasi lapangan dilakukan oleh tim yang terdiri dari unsur BKPM dan Kementerian untuk mengetahui keabsahan dokumen, hasil dan kesesuaian dengan kondisi riil di lapangan; 3) Tim dari Kementerian sebagaimana dimaksud pada angka 2 sekurang-kurangnya terdiri dari unsur yang menangani penempatan tenaga kerja dalam negeri dan pengawasan ketenagakerjaan. d. Hasil verifikasi dokumen, pemaparan/ekspose, dan verifikasi lapangan dilaporkan kepada Kepala BKPM untuk atas nama Menteri 1 (satu) hari kerja. 3. Penerbitan Izin a. Dalam hal hasil verifikasi dokumen, pemaparan/ekspose, dan verifikasi lapangan sesuai dengan dokumen yang dipersyaratkan maka Kepala BKPM untuk atas nama Menteri menerbitkan izin usaha jasa penempatan tenaga kerja. b. Dalam hal hasil verifikasi dokumen, pemaparan/ekspose, dan verifikasi lapangan tidak sesuai dengan dokumen yang dipersyaratkan maka Kepala BKPM untuk atas nama Menteri menolak izin usaha jasa penempatan tenaga kerja. c. Kepala BKPM untuk atas nama Menteri menerbitkan izin usaha jasa penempatan tenaga kerja dalam jangka waktu 1 (satu) hari kerja terhitung sejak diterimanya laporan verifikasi dokumen, pemaparan/ekspose, dan verifikasi lapangan; d. Izin usaha jasa penempatan tenaga kerja ditembuskan kepada Menteri u.p Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja, Kepala Dinas Provinsi dan Kepala Dinas Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan; e. Pemohon atau pihak yang diberi tugas oleh perusahaan, mengambil izin usaha jasa penempatan tenaga kerja yang telah ditandatangani oleh Kepala BKPM untuk atas nama Menteri Ketenagakerjaan di counter PTSP; f. Petugas memberikan bukti tanda terima penyerahan izin usaha jasa penempatan tenaga kerja kepada pemohon atau pihak yang diberi tugas oleh perusahaan. g. Izin usaha jasa penempatan tenaga kerja diberikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun. 3

BAB III PENERBITAN PERPANJANGAN IZIN USAHA JASA PENEMPATAN TENAGA KERJA Permohonan perpanjangan izin usaha jasa penempatan tenaga kerja diajukan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum izin berakhir dengan mekanisme sebagai berikut: 1. Pengambilan formulir perpanjangan izin usaha jasa penempatan tenaga kerja. Formulir perpanjangan dapat diperoleh pada counter PTSP. 2. Pengisian dan pengembalian formulir perpanjangan izin usaha jasa penempatan tenaga kerja. Pengisian dan pengembalian formulir perpanjangan kepada petugas PTSP dengan melampirkan dokumen persyaratan sebagai berikut: a. asli surat izin usaha jasa penempatan tenaga kerja yang masih berlaku; b. bukti penyampaian laporan kepada Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja atau kepala instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan provinsi atau kepala instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan kabupaten/kota dalam bentuk rekapitulasi penempatan; c. copy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); d. rencana penempatan tenaga kerja yang akan datang sekurangkurangnya 1 (satu) tahun; e. copy bukti kepemilikan sarana dan prasarana kantor serta peralatan kantor, atau bukti surat perjanjian sewa kantor/kerjasama dalam waktu 5 (lima) tahun; f. pas foto penanggung jawab berwarna dengan ukuran 4 x 6 sebanyak 3 (tiga) lembar. 3. Pelaksanaan verifikasi perpanjangan izin usaha terdiri dari verifikasi dokumen dan verifikasi lapangan: 1) Verifikasi dokumen: a. Dokumen persyaratan yang telah lengkap akan diberikan tanda terima; b. Dokumen persyaratan yang belum lengkap akan dikembalikan untuk dilengkapi; c. Jangka waktu verifikasi dokumen 1 (satu) hari kerja setelah dokumen dinyatakan lengkap oleh petugas PTSP. 2) Verifikasi Lapangan: a. Verifikasi lapangan dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak dilakukan pemaparan/ekspose; b. Verifikasi lapangan dilakukan oleh tim yang terdiri dari unsur BKPM dan Kementerian untuk mengetahui keabsahan dokumen, hasil dan kesesuaian dengan kondisi riil di lapangan; c. Tim dari Kementerian sebagaimana dimaksud pada angka 2 sekurang-kurangnya terdiri dari unsur yang menangani penempatan tenaga kerja dalam negeri dan pengawasan ketenagakerjaan. 4. Penerbitan Izin usaha perpanjangan a. Dalam hal hasil verifikasi dokumen dan verifikasi lapangan sesuai dengan dokumen yang dipersyaratkan maka Kepala BKPM untuk atas 4

nama Menteri menerbitkan izin usaha jasa penempatan tenaga kerja perpanjangan. b. Dalam hal hasil verifikasi dokumen dan verifikasi lapangan tidak sesuai dengan dokumen yang dipersyaratkan maka Kepala BKPM untuk atas nama Menteri menolak perpanjangan izin usaha jasa penempatan tenaga kerja. c. Kepala BKPM untuk atas nama Menteri menerbitkan atau menolak izin usaha jasa penempatan tenaga kerja dalam jangka waktu 1 (satu) hari kerja terhitung sejak diterimanya laporan verifikasi dokumen, dan verifikasi lapangan; d. Izin usaha jasa penempatan tenaga kerja perpanjangan ditembuskan kepada Menteri u.p Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja, Kepala Dinas Provinsi dan Dinas Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan; e. Pemohon atau pihak yang diberi tugas oleh perusahaan, mengambil izin usaha jasa penempatan tenaga kerja perpanjangan yang telah ditandatangani oleh Kepala BKPM untuk atas nama Menteri di counter PTSP; f. Petugas memberikan bukti tanda terima penyerahan izin usaha jasa penempatan tenaga kerja perpanjangan kepada pemohon atau pihak yang diberi tugas oleh perusahaan. g. Perpanjangan izin usaha tidak dapat diterbitkan apabila permohonan yang diajukan melampaui batas waktu yang telah ditetapkan. h. Dalam hal LPTKS tidak memperpanjang izin usaha jasa penempatan tenaga kerja, yang bersangkutan wajib mengembalikan izin usaha jasa penempatan tenaga kerja tersebut kepada Kepala BKPM untuk atas nama Menteri. BAB III PENERBITAN IZIN USAHA JASA PENEMPATAN TENAGA KERJA PERUBAHAN Dalam hal terjadi perubahan nama perusahaan, alamat, dan direksi atau komisaris, usaha jasa penempatan tenaga kerja harus menyampaikan perubahan izin usaha jasa penempatan tenaga kerja kepada Kepala BKPM untuk atas nama Menteri dengan mekanisme sebagai berikut: 1. Pengambilan formulir perubahan izin usaha jasa penempatan tenaga kerja dapat diperoleh pada counter PTSP. 2. Pengisian dan pengembalian formulir perubahan Pengisian dan pengembalian formulir perubahan kepada petugas PTSP dengan melampirkan dokumen persyaratan sebagai berikut: a. surat permohonan perubahan dari pimpinan perusahaan; b. copy izin usaha jasa penempatan tenaga kerja yang masih berlaku; c. copy pengesahan perubahan akta notaris dari instansi yang berwenang; d. copy KTP pimpinan perusahaan yang baru bagi usaha jasa penempatan tenaga kerja yang melakukan perubahan penanggujawab; e. copy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); f. alamat lengkap dan nomor telepon/fax baru bagi LPTKS yang melakukan perubahan alamat; g. pas foto penanggung jawab berwarna dengan ukuran 4 x 6 sebanyak 3 (tiga) lembar. 3. Pada saat menyerahkan dokumen sebagaimana dimaksud pada angka 2 LPTKS wajib menunjukkan dokumen aslinya. 5

4. Pelaksanaan verifikasi izin usaha jasa penempatan tenaga kerja perubahan terdiri dari verifikasi dokumen dan verifikasi lapangan: 1) Verifikasi dokumen: a. Dokumen persyaratan yang telah lengkap akan diberikan tanda terima; b. Dokumen persyaratan yang belum lengkap akan dikembalikan untuk dilengkapi; c. Jangka waktu verifikasi dokumen 1 (satu) hari kerja setelah dokumen dinyatakan lengkap oleh petugas PTSP. 2) Verifikasi lapangan: a. Verifikasi lapangan dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak dilakukan verifikasi dokumen; b. Verifikasi lapangan dilakukan oleh tim yang terdiri dari unsur BKPM dan Kementerian untuk mengetahui keabsahan dokumen, hasil dan kesesuaian dengan kondisi riil di lapangan; c. Tim dari Kementerian sebagaimana dimaksud pada angka 2 sekurang-kurangnya terdiri dari unsur yang menangani penempatan tenaga kerja dalam negeri dan pengawasan ketenagakerjaan. 5. Penerbitan Izin usaha perubahan a. Dalam hal hasil verifikasi dokumen dan verifikasi lapangan sesuai dengan dokumen yang dipersyaratkan maka Kepala BKPM untuk atas nama Menteri menerbitkan izin usaha jasa penempatan tenaga kerja perubahan. b. Dalam hal hasil verifikasi dokumen dan verifikasi lapangan tidak sesuai dengan dokumen yang dipersyaratkan maka Kepala BKPM untuk atas nama Menteri menolak perubahan izin usaha jasa penempatan tenaga kerja. c. Kepala BKPM untuk atas nama Menteri menerbitkan atau menolak izin usaha jasa penempatan tenaga kerja dalam jangka waktu 1 (satu) hari kerja terhitung sejak diterimanya laporan verifikasi dokumen, dan verifikasi lapangan; d. Izin usaha jasa penempatan tenaga kerja perubahan ditembuskan kepada Menteri u.p Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja, Kepala Dinas Provinsi dan Kepala Dinas Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan; e. Pemohon atau pihak yang diberi tugas oleh perusahaan, mengambil izin usaha jasa penempatan tenaga kerja perubahan yang telah ditandatangani oleh Kepala BKPM untuk atas nama Menteri di counter PTSP; f. Petugas memberikan bukti tanda terima penyerahan izin usaha jasa penempatan tenaga kerja perubahan kepada pemohon atau pihak yang diberi tugas oleh perusahaan. 6

BAB IV PENUTUP Demikian SOP ini disusun sebagai acuan bagi pejabat penerbitan dan petugas operasional dalam memberikan pelayanan serta pemangku kepentingan dalam mengetahui alur proses pelayanan izin usaha jasa penempatan tenaga kerja secara efektif dan efisien sesuai dengan peraturan perundang-undangan serta bagi pemangku kepentingan untuk mengetahui alur proses penerbitan izin usaha jasa penempatan tenaga kerja baru, perpanjangan dan perubahan. MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. M. HANIF DHAKIRI 7

LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR OPERSIONAL PROSEDUR IZIN USAHA JASA PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA DI DALAM NEGERI DALAM PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DI BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL a. Bagan Alur Perizinan Baru BAGAN ALUR PROSES DAN FLOWCHART No Kegiatan 1. Mengajukan permohonan baru izin usaha jasa penempatan tenaga kerja secara manual atau online di http://www.lptks.net Pemohon Pelaksana Petugas PTSP Tim Verifikasi Kepala BKPM 2. Verifikasi kelengkapan dokumen secara manual atau online Tidak Lengkap 3. Pemaparan atau ekspos dokumen pemohon 4. Verifikasi lapangan 5. Dilaporkan kepada kepala BKPM Tidak Tidak Lengkap Lengkap 6. Penerbitan izin usaha jasa penempatan tenaga kerja 7. Diserahkan kepada pemohon 8

b. Bagan Alur Perizinan Perpanjangan No Kegiatan 1. Mengajukan permohonan perpanjangan izin usaha jasa penempatan tenaga kerja secara manual atau online di http://www.lptks.net Pemohon Pelaksana Petugas PTSP Tim Verifikasi Kepala BKPM 2. Verifikasi kelengkapan dokumen secara manual atau online Tidak Lengkap 4. Verifikasi lapangan Tidak 5. Dilaporkan kepada kepala BKPM Lengkap 6. Penerbitan izin usaha jasa penempatan tenaga kerja 7. Diserahkan kepada pemohon 9

c. Bagan Alur Perizinan Perubahan No Kegiatan 1. Mengajukan permohonan perubahan izin usaha jasa penempatan tenaga kerja secara manual atau online di http://www.lptks.net Pemohon Pelaksana Petugas PTSP Tim Verifikasi Kepala BKPM 2. Verifikasi kelengkapan dokumen secara manual atau online Tidak Lengkap 4. Verifikasi lapangan Tidak 5. Dilaporkan kepada kepala BKPM Lengkap 6. Penerbitan izin usaha jasa penempatan tenaga kerja 7. Diserahkan kepada pemohon MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. M. HANIF DHAKIRI 10

LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR OPERSIONAL PROSEDUR IZIN USAHA JASA PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA DI DALAM NEGERI DALAM PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DI BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL BENTUK DAN FORMAT IZIN USAHA JASA PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA DI DALAM NEGERI KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R. I DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA Jl. Jederal Gatot Subroto Kav. 51 Blok. A Lantai. 4 Telp/Fax. 021-5250390 Jakarta Selatan 12950 Izin Usaha Jasa Penempatan Tenaga Kerja Indonesia di Dalam Negeri Nomor : DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA Memperhatikan : Permohonan Izin Usaha Jasa Penempatan Tenaga Kerja Indonesia di Dalam Negeri Nomor :... tanggal... dan surat pemberitahuan rencana pendirian Usaha Jasa Penempatan Tenaga Kerja Indonesia di Dalam Negeri dari Kepala Dinas Tenaga Kerja Pemerintah Kab/Kota... Nomor :... tanggal... Menimbang : a. bahwa permohonan Izin Usaha Jasa Penempatan Tenaga Kerja Indonesia di Dalam Negeri atas nama PT.... telah memenuhi syarat; b. bahwa untuk itu perlu diterbitkan Izin Usaha Jasa Penempatan Tenaga Kerja Indonesia di Dalam Negeri; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Kewenangan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; 3. Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 2002 tentang Pengesahan ILO Convention Nomor 88 Concerning The Organization of The Employment Service (Konvensi ILO Nomor 88 mengenai Lembaga Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja); 4. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor KEP.230/MEN/2003 tentang Golongan dan Jabatan Tertentu yang Dapat Dipungut Biaya Penempatan Tenaga Kerja; 5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.07/MEN/IV/2008 tentang Penempatan Tenaga Kerja. Menetapkan : MEMUTUSKAN: PERTAMA : Memberikan Izin Usaha Jasa Penempatan Tenaga Kerja Indonesia di Dalam Negeri kepada : Nama Perusahaan : PT... Direktur :... Alamat Kantor :... KEDUA : Izin Usaha Jasa Penempatan Tenaga Kerja Indonesia di Dalam Negeri ini untuk melaksanakan kegiatan penempatan tenaga kerja... KETIGA : Izin Usaha Jasa Penempatan Tenaga Kerja Indonesia di Dalam Negeri ini berlaku 5 (lima) tahun terhitung mulai tanggal ditetapkan sampai dengan tanggal... dan dapat diperpanjang setelah dilakukan evaluasi kinerja, sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Foto 4x6 Ditetapkan di Jakarta pada tanggal Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja NIP.... MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. M. HANIF DHAKIRI 11