BAB V KESIMPULAN Karakter media sosial sebagai teknologi informasi dan perilaku masyarakat jejaring memiliki hubungan timbal balik dimana setiap masyarakat terjadi perubahan perilaku (berjejaring) maka akan diikuti oleh perubahan atau perkembangan media sosial. Tidak hanya itu, media sosial telah meresap dalam kehidupan masyarakat jejaring sehingga mempengaruhi segala aspek kehidupan masyarakat seperti sosial, ekonomi dan budaya. Dari aspek ekonomi muncul sistem ekonomi baru yang menjadikan informasi adalah segalanya, informasi diperjualbelikan dan orang-orang yang terampil menguasai teknologi informasi adalah orang yang akan menguasai pasar khususnya pasar media sosial. Anak muda masa kini tidak dapat lepas dari media sosial dalam kehidupan sehari-hari. Media baru ini telah melekat pada seluruh sendi-sendi kehidupan anak muda dari sebuah kebutuhan atau hanya sekedar gaya hidup. Dari hasil penelitian, wirausaha muda sebagai kaum digital native, seseorang yang sejak dini telah mengenal teknologi jaringan digital sehingga fasih menggunakan teknologi informasi ini mewakili kehidupan anak muda masa kini menjelaskan bahwa aspek-aspek yang menyebabkan penggunaan media sosial oleh anak muda antara lain; pengaruh teman sebaya, kemajuan dan pengetahuan teknologi informasi, lingkungan dan pergaulan serta gaya hidup dan tren. Media baru ini memiliki dampak yang cukup besar bagi kehidupan anak muda masa kini baik itu positif maupun negatif. Wirausaha muda 116
dalam hal ini sebagai pelaku di pasar media sosial mampu memanfaatkan media sosial menjadi suatu hal yang positif dan menghasilkan. Besarnya jumlah dan intensitas penggunaan media sosial oleh anak muda memiliki potensi besar untuk melancarkan aktivitas pemasaran guna mengembangkan usaha yang mereka jalankan. Para informan menggunakan media sosial sebagai sarana pemasaran karena memiliki keunggulan diantaranya jaringan tak terbatas, tren dan pasar anak muda, biaya terjangkau hingga pertukaran informasi bersifat banyak arah dan cepat. Dalam pelaksanaannya, wirausaha muda memiliki berbagai proses dan pertimbangan untuk menentukan media sosial mana yang akan dipilihnya sebagai media pemasarannya. Media sosial yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini adalah media sosial Facebook, Twitter dan Instagram sebagai media sosial yang tengah populer dalam masyarakat Indonesia. Informan memiliki pertimbangan dan proses sehingga menjatuhkan pilihan pada satu atau lebih suatu media sosial. Perbedaan pilihan tersebut mempengaruhi perbedaan strategi pemasaran oleh masingmasing wirausaha muda, mengingat karakter dan fasilitas dari setiap media sosial memiliki fungsi, keunggulan dan kelebihan masing-masing. Dalam strategi iklan, para informan memiliki strategi yang relatif sama yakni, menampilkan produk usaha dengan foto yang semenarik mungkin sehingga dapat menarik banyak pelanggan. Mereka juga memanfaatkan fitur hashtag (#) yang memungkinkan banyak orang menemukan dan terlibat dalam suatu topik yang ditandai dengan hashtag(#). Sementara dalam strategi jaringan pemasaran, para informan mampu memanfaatkan jaringan sosial yang luas pada media sosial, mereka bekerja sama dengan berbagai 117
pihak untuk memperluas jangkauan pemasarannya. Langkah-langkah yang ditempuh diantaranya adalah; membangun reseller dan dropshipper, yaitu agen penjualan; masuk ke dalam forum, komunitas atau grup baik di media online maupun offline; bekerja sama dengan selebriti instagram atau yang lebih dikenal selebgram; bekerja sama dengan event organizer suatu acara; hingga shoutout for shoutout yakni saling mempromosikan online shop antara pengusaha satu dengan pengusaha lain. Pemilihan media sosial sebagai sarana pemasaran oleh pelaku usaha pada umumnya didasari oleh bergeraknya arus pasar media sosial dalam masyarakat jejaring sehingga pelaku usaha khususnya wirausaha muda mengikuti pergerakan tersebut dengan menggunakan media sosial yang tengah populer di kalangan masyarakat sebagai sarana pemasaran usahanya. Wirausaha muda memiliki keunggulan dari pelaku usaha lainnya dikarenakan mereka sebagai anak muda pengguna media sosial sehari-hari memiliki kepekaan melihat pasar media sosial yang berpotensi untuk pemasaran usahanya. Dalam penelitian ditemukan bahwa media sosial yang sedang tren dan populer di kalangan masyarakat tidak selalu menjadi pilihan utama para wirausaha muda untuk menjadikannya sebagai sarana pemasarannya. Faktor yang menyebabkan perbedaan pilihan tersebut diantaranya, jenis usaha, pengalam pemasaran dan perilaku sebagai pengguna media sosial. Pertama, jenis usaha sangat berkaitan dengan tren pasar, setiap jenis usaha memiliki tren dan pasar masing-masing termasuk di media sosial, pelaku usaha memilih media sosial yang sesuai dengan pasar dan tren jenis usahanya; Kedua, pengalaman pemasaran, seiring banyaknya pengalaman wirausaha dalam menggunakan media 118
sosial sebagai sarana pemasaran ataupun aktivitas jual belinya, wirausaha akan semakin jeli dalam menentukan media sosial yang digunakannya sebagai sarana pemasaran; Ketiga, perilaku wirausaha muda sebagai pengguna media sosial yang berbeda-beda, perilaku sebagai pengguna media sosial turut berpengaruh dalam pemilihan media sosial yang digunakannya sebagai sarana pemasaran, para informan cenderung memilih media sosial yang digunakan dalam kehidupan sehari-harinya sebagai sarana pemasarannya karena lebih nyaman dengan media sosial tersebut serta orang-orang terdekatnya juga menggunakan media sosial tersebut. Temuan-temuan dalam hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa media sosial merupakan media baru yang tidak hanya mampu bergerak mengikuti keinginan dan kebutuhan masyarakat akan pertukaran informasi, tetapi juga mampu menggerakkan masyarakat ke dalam sebuah dunia virtual dalam hal ini adalah suatu pasar yang menjadi tempat aktivitas jual beli masyarakat. Wirausaha muda dalam hal ini masuk ke dalam sebuah sistem ekonomi baru dimana pasar dalam media sosial selalu bergerak dinamis mengikuti perkembangan jaman. Pemasaran di media sosial yang melibatkan wirausaha muda terjadi karena teknologi informasi seperti media sosial memunculkan masyarakat jejaring yang diikuti lahirnya digital native dan terbentuknya ekonomi baru yakni pasar media sosial. Wirausaha muda sebagai anggota dari digital native sekaligus pelaku pasar media sosial, fasih dan terampil menggunakan teknologi informasi ini, juga jeli melihat peluang serta melakukan pemasaran di media sosial. Dampak dari pemasaran di media sosial yang dirasakan oleh wirausaha muda cukup besar, selain jumlah 119
penjualan dan pendapatan yang meningkat, dengan media sosial usaha mereka dapat bersaing dengan perusahaan lain yang lebih besar dimana umumnya wirausaha muda memulai usaha dengan modal terbatas dan jaringan pemasaran offline yang seadanya. Dengan media sosial, usaha mereka dapat bertahan dan berkembang menjadi lebih besar di masa depan. 120