Analisis Penambahan Additive Batu Gamping Terhadap Kualitas Komposisi Kimia Semen Portland

dokumen-dokumen yang mirip
Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur

Semen (Portland) padatan berbentuk bubuk, tanpa memandang proses

PENGARUH PERBEDAAN KARAKTERISTIK TYPE SEMEN ORDINARY PORTLAND CEMENT (OPC) dan PORTLAND COMPOSITE CEMENT (PCC) TERHADAP KUAT TEKAN MORTAR

Jenis pengujian atau. Spesifikasi, metode pengujian, yang diuji. sifat-sifat yang diukur

BAB II STUDI PUSTAKA

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH TERHADAP KUAT TEKAN MORTAR SEMEN TIPE PORTLAND COMPOSITE CEMENT (PCC) DENGAN PERENDAMAN DALAM LARUTAN ASAM.

Sifat Kimiawi Beton Semen Portland (PC) Air Agregat bahan tambah peristiwa kimia PC dengan air hidrasi pasta semen

PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON

BAB III DASAR TEORI Semen. Semen adalah suatu bahan pengikat yang bereaksi ketika bercampur

PRESENTASI SEMINAR SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

Pengolahan Rafinat Hasil Ekstraksi Spent Catalyst Sebagai Bahan Baku Pembuatan Semen

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lainnya baik sebagai komponen

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengganti batu bata yang tersusun dari komposisi antara pasir, semen Portland. dan air dengan perbandingan 1 semen : 7 pasir.

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan pertumbuhan dan kesejahteraan masyarakat secara tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGENALAN SEMEN SEBAGAI BAHAN PEMBENTUK BETON. Ferdinand Fassa

PENAMBAHAN CaCO 3, CaO DAN CaOH 2 PADA LUMPUR LAPINDO AGAR BERFUNGSI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

BAB III LANDASAN TEORI

PEMBUATAN REGULAR PORTLAND SEMEN DARI CAMPURAN ABU VULKANIK GUNUNG MERAPI DAN BATUAN KAPUR (DARI JUWANGI DAN GUNUNG KIDUL)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beton merupakan fungsi dari bahan penyusunnya yang terdiri dari bahan

TINJAUAN PUSTAKA. didukung oleh hasil pengujian laboratorium.

REAKTIVITAS BERBAGAI MACAM POZZOLAN DITINJAU DARI SEGI KEKUATAN MEKANIK

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN ABU JERAMI TERHADAP KUAT TEKAN BETON

Pengaruh Kehalusan Serbuk Pasir Silika Terhadap Kekuatan Tekan Mortar

Material Paving Block

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sangat dingin. Disebut demikian karena struktur partikel-partikel penyusunnya

proporsi perbandingan tertentu dengan ataupun tanpa bahan tambah yang

Semen portland pozolan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian

Masa berlaku: Alamat : Jl. Raya Indarung, Sumatera Barat Februari 2010 Telp. (0751) Faks. (0751)

BAB III LANDASAN TEORI. sekumpulan interaksi mekanis dan kimiawi dari material pembentuknya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON YANG DIPENGARUHI OLEH LINGKUNGAN ASAM SULFAT

VARIASI KOMPOSISI ADITIF BATU KAPUR DALAM PEMBUATAN SEMEN CAMPURAN (BLENDED CEMENT)

PEMANFAATAN BAHAN ADDITIVE ABU SEKAM PADI PADA CEMENT PORTLAND PT SEMEN BATURAJA (PERSERO)

II. TINJAUAN PUSTAKA. II. a. Pozolan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang sangat dingin. Disebut demikian karena struktur partikel-partikel

PENGARUH VARIASI PENAMBAHAN BOTTOM ASH DALAM PASTA SEMEN TERHADAP WAKTU PENGIKATAN AWAL DAN AKHIR

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2003/2004

PENGARUH SEMEN TERHADAP MUTU BETON

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

SNI Standar Nasional Indonesia

a. Jenis I merupakan semen portland untuk penggunaan umum yang memerlukan persyaratan persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada jenis-jenis

PENGARUH PENGGUNAAN ZEOLIT DAN SIKAMENT-520 TERHADAP KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN PORTLAND POZZOLAND CEMENT (PPC)

TINJAUAN KUAT TEKAN BATA BETON DENGAN PENAMBAHAN LIMBAH GYPSUM PT. PETROKIMIA GRESIK YANG MENGGUNAKAN AGREGAT HALUS ABU BATU.

Pengaruh Sifat Kimia Terhadap Unjuk Kerja Mortar

PENGARUH PENAMBAHAN METAKAOLIN TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MUTU TINGGI

BAB III LANDASAN TEORI. Belanda. Kata concrete dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin concretus

KARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Km 12,5 Pekanbaru, 28293, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. sejenisnya, air dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya. 2. Kegunaan dan Keuntungan Paving Block

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERBANDINGAN PEMAKAIAN AIR KAPUR DAN AIR TAWAR SERTA PENGARUH PERENDAMAN AIR GARAM DAN AIR SULFAT TERHADAP DURABILITAS HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE

BAB III LANDASAN TEORI

TEKNOLOGI BETON JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

ANALISIS KUAT TEKAN BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS GELAS SERTA ANALISIS KUAT TEKAN BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS ARANG BRIKET

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

REAKSI REDUKSI DAN OKSIDASI

Deskripsi SEMEN CEPAT GEOPOLIMER DAN METODA PEMBUATANNYA

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ketika mendengar kata keramik, umumnya orang menghubungkannya dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN SEMEN DENGAN ABU SEKAM PADI TERHADAP KEKUATAN BETON K-400

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

NASKAH SEMINAR JURUSAN TEKNIK SIPIL, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PENGARUH SULFAT TERHADAP KUAT TEKAN BETON DENGAN VARIASI BUBUK KACA SUBSTITUSI SEBAGIAN SEMEN DENGAN w/c 0,60 DAN 0,65

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Spesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS)

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. A. Karakteristik Tanah Lempung

PENGARUH SUBTITUSI ABU SERABUT KELAPA (ASK) DALAM CAMPURAN BETON. Kampus USU Medan

PENGARUH PERBANDINGAN SEMEN POZOLAN DAN SEMEN PORTLAND TERHADAP KEKEKALAN BENTUK DAN KUAT TEKAN SEMEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Penggunaan Kaca Dalam Bidang Konstruksi. yang sangat dingin. Disebut demikian karena struktur partikel-partikel

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Penggunaan Kaca Dalam Bidang Konstruksi. yang sangat dingin. Disebut demikian karena struktur partikel-partikel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR PEMANFAATAN LUMPUR BAKAR SIDOARJO UNTUK BETON RINGAN DENGAN CAMPURAN FLY ASH, FOAM, DAN SERAT KENAF

PENGGUNAAN PASIR SILIKA DAN PASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT BETON The Use of Sea and Silica Sand for Concrete Aggregate

PENGARUH KOMPOSISI ASH BATUBARA TERHADAP KUALITAS KLINKER PORTLAND CEMENT PADA PT. SEMEN TONASA UNIT III

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan beton non pasir, yaitu beton yang dibuat dari agregat kasar, semen dan

PENGARUH KADAR SILIKA PADA AGREGAT HALUS CAMPURAN BETON TERHADAP PENINGKATAN KUAT TEKAN

KARAKTERISTIK DAN PERAN TANAH TULAKAN SEBAGAI POZOLAN ALAM DALAM UPAYA MENGGANTIKAN SEMEN SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI. Yenny Nurchasanah 1

RESPON LIMBAH INDUSTRI ABU TERBANG SISA PEMBAKARAN KULIT KAYU PADA CAMPURAN BETON

BAB I I TINJAUAN PUSTAKA. direkatkan oleh bahan ikat. Beton dibentuk dari agregat campuran (halus dan

Kinerja Kuat Tekan Beton dengan Accelerator Alami Larutan Tebu 0.3% Lampiran 1 Foto Selama Penelitian

Pengaruh Penambahan Abu Terbang (Fly Ash) Terhadap Kuat Tekan Mortar Semen Tipe PCC Serta Analisis Air Laut Yang Digunakan Untuk Perendaman

BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

Analisis Penambahan Limestone Terhadap Kualitas Komposisi Kimia Semen Portland 64 Analisis Penambahan Batu Gamping Terhadap Kualitas Komposisi Kimia Semen Portland Analysis of Addition of Limestone to the Quality of Chemical Composition Cement Portland Ismail Marzuki Staf Pengajar pada Akademi Analis Kimia Yapika Makassar ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengetahui kadar senyawa-senyawa oksida, zat tak larut dan hilang pijar pada additive limestone sebagai bahan tambahan semen, serta pengaruh zat additive limestone tersebut terhadap komposisi kimia semen. Contoh additive limestone dan contoh semen telah ditambah additive limestone diambil dari pabrik semen Bosowa dan dianalisis secara manual menggunakan sejumlah pereaksi tertentu yang sesuai dan prosedur kerja analisis standar SNI tahun 2002. Hasil analisis menunjukkan bahwa kadar senyawa oksida additive limestone yang ditambahkan pada semen memenuhi standar yang diperbolehkan menurut metode ASTM. Pengaruh additive limestone terhadap komposisi kimia semen berturut-turut : Terjadi penurunan kadar SiO 2 rata-rata 0,16%, penurunan kadar Al 2 O 3 rata-rata 0,105%, penurunan kadar Fe 2 O 3 rata-rata 0,048%, penurunan kadar MgO rata-rata 0,035%, dan penurunan kadar SO 3 ratarata 0,005 % setiap penambahan additive limestone 2 %. Penambahan additive limestone terhadap kadar CaO meningkat rata-rata 0,170%, kadar zar tak larut (IR) meningkat rata-rata 0,055%, dan kadar zat hilang pijar meningkat rata-rata 0,88% setiap penambahan additive limestone 2 %. Kata kunci : additive, limestone, oksida, pengaruh, semen ABSTARC This research aimed to know the concentration of oxide compounds, in soluble and incandescence substance in iniestone as additive agent on Portland cement, and the influence of the limestone on chemical compotition of the Portland cement. The samples of line stone additive and Portland cement are taken from Bosowa cement factory and analyzed manully by using anumber certain reagent that suitable to procedure of SNI analyzes 2002. Result of analysis indicate that oxide compound rate of additive enhanced limestone at cement of fulfill enabled standard according to method of ASTM. Influence of limestone additive to chemical composition cement successively. Happened degradation of mean concentration of SiO 2 ocured 0,16%, degradation of rate of Al 2 O 3 mean 0,105%, degradation of rate of Fe 2 O 3 mean 0,048%, degradation of rate of MgO mean 0,035%, and degradation of rate of SO 3 mean 0,005 % each, every addition of limestone additive 2 %. Addition of limestone additive to rate of Cao mount mean 0,170%, rate of zar do not be dissolve ( IR) mount mean 0,055%, and rate lose incandescence mount mean 0,88% each, every addition of limestone additive 2 %. Keyword : additive, limestone, oxide, influence, cement.

Analisis Penambahan Limestone Terhadap Kualitas Komposisi Kimia Semen Portland 65 PENDAHULUAN Semen adalah bahan perekat yang berbentuk halus jika ditambahkan air akan terjadi reaksi hidrasi dan dapat mengikat bahan-bahan padat menjadi satu kesatuan massa yang kokoh. Sedangkan semen adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menggiling terak atau klinker yang mengandung senyawa kalsium silikat bersifat hidrolis, bersama dengan bahan tambahan gypsum yang berfungsi untuk mengendalikan reaksi awal. Senyawa utama yang dibutuhkan dalam pembuatan semen adalah oksida kapur (CaCO 3 ), oksida silika (SiO 2 ), oksida alumina (Al 2 O 3 ), dan oksida besi (Fe 2 O 3 ). Kandungan kombinasi dari keempat oksida ± 90 % dari berat semen yang biasanya disebut dengan oksida mayor. Disamping itu ± 10 % mengandung oksida minor yang terdiri dari oksida magnesium (MgO), oksida alkali (Na 2 O dan K 2 O), oksida titan (TiO 2 ), oksida fosfor (P 2 O 5 ), serta gypsum. Oksida mayor memberikan konstribusi terhadap proses pembentukan klinker dan sifat-sifat semen yang dihasilkan. CaO dan SiO 2 misalnya, memberikan pengaruh terhadap kekuatan tekan semen. Al 2 O 3 dan Fe 2 O 3 dapat menurunkan temperatur sintering pada proses pembentukan klinker. Sebaliknya oksida-oksida minor dibatasi sampai presentase tertentu untuk menjaga kualitas semen atau untuk menghindari masalah proses. Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan semen adalah batuan alam yang mengandung oksida-oksida kalsium, silica, dan alumina. Silica tersebut dapat dibagi menjadi tiga kelompok sesuai fungsinya yaitu : 1. Bahan baku utama adalah bahan baku yang mengandung komposisi kimia oksida-oksida kalsium, silika, dan alumina. Batuan alam yang tergolong bahan baku utama adalah calcareous dan argillaceous. Calcareous pada dasarnya adalah semua batuan alam yang mengandung senyawa CaCO 3 dan digunakan sebagai sumber oksida kalsium. 2. Bahan baku korektif adalah bahan baku yang dipakai apabila pencampuran bahan baku utama komposisi oksida-oksidanya belum memenuhi persyaratan secara kualitatif dan kuantitatif. 3. Bahan baku tambahan adalah bahan baku yang ditambahkan pada terak/klinker untuk memperbaiki sifat-sifat tertentu dari semen yang dihasilkan. Gypsum merupakan salah satu dari semen yang dihasilkan. Kualitas Semen Portland secara fisik atau kimiawi tak dapat dilihat untuk mengetahui dan memahami mutu semen Portland, oleh karena itu kita harus memahami bagaimana Semen Portland tersebut diformulasikan berdasarkan spesifikasinya. Spesifikasi ini berarti persyaratan/ keputusan tujuan yang harus dipenuhi Semen Portland jenis tertentu melalui pengujian kinerja yang mempergunakan alat pengujian khusus. Kebutuhan analisa kimia yang cepat dan akurat oleh suatu industri sangat diperlukan guna kelancaran produksi dengan mutu produk yang memuaskan. Tak heran jika peralatan yang sifatnya manual yang dipakai dalam melakukan analisa secara berkala dilakukan peningkatan kualitas dan akurasi analisa yang tinggi. Berdasar pada prinsip-prinsip analisa kimia dan tidak keluar dari prinsip dasar kimia analitik, perancangan proses analisa yang terjadi didalamnya dapat diterangkan secara umum dengan meninjau sifat-sifat kimia zat/ bahan yang akan dianalisa maupun zat/ bahan lain yang terlibat

Analisis Penambahan Limestone Terhadap Kualitas Komposisi Kimia Semen Portland 66 didalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar senyawasenyawa oksida pada additive limestone sebagai bahan tambahan pada semen dan pengaruh kadar penambahan zat additive limestone terhadap komposisi kimia semen. METODE PENELITIAN 1. Penetapan SiO 2 Penetapan kadar SiO 2 dengan rumus sebagai berikut: ( a b) % SiO 2 = x100% BobotContoh 2. Penetapan R 2 O 3 Penetapan kadar Al 2 O 3 dengan rumus sebagai berikut: ( a b) Al O = 100% % 2 3 x BobotContoh 3. Penetapan CaO Prinsip : Kalsium diendapkan dan ammonium oksalat sebagai kalsium oksalat dan dengan asam sulfat akan dilepaskan asam oksalat, kemudian ammonium oksalat dititar dengan kalium permanganate. Kadar CaO dihitung dengan rumus: % CaO = F x ml KMnO 4 4. Penetapan MgO Prinsip : Magnesium oksida diendapkan sebagai NH 4 MgPO 4 dengan (NH 4 ) 2 HPO4 dan ditimbang sebagai Mg 2 P 2 O 7. Kadar MgO dihitung dengan rumus : % MgO = w x 72.4 5. Penetapan IR (bagian tak larut) Kadar bagian tak larut dalam semen dihitung dengan rumus: BertaEndapan % IR = x100% BeratConoh 6. Penetapan SO 3 Kadar SO 3 dalam semen dihitung dengan rumus: % SO 3 = W x 34.3 7. Penetapan Fe 2 O 3 Kadar Fe 2 O 3 dihitung dengan rumus : Ex( V B) x100 % Fe2O3 = W 8. Penetapan LOI Bagian yang hilang diasumsikan untuk menunjukkan jumlah air dan CO 2 dalam semen, dihitung dengan rumus ( x y) % LOI = x100% BobotContoh HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian dan pengamatan yang dilakukan, diperoleh hasil, semakin banyak penambahan additive (limestone) yang ditambahkan pada semen Portland memberi pengaruh perubahan komposisi kimia semen Portland. 1. Pengaruh limestone terhadap kadar SiO 2 dalam semen Semakin tinggi penambahan additive (limestone) pada semen maka kadar SiO 2 yang diperoleh semakin rendah, rata-rata penurunan kadar SiO 2 dala semen Portland adalah 0,160% setiap penambahan 2% additive limestone, sebagaimana Grafik 1. SiO2 20.8 20.6 20.4 20.2 20 19.8 19.6 19.4 Pengaruh penambahan additive terhadap SiO2 20.56 20.4 20.24 20.09 additive 19.89 SiO2 Grafik 1. Pengaruh Penambahan Limestone Terhadap SiO 2 Ini disebabkan kandungan SiO 2 pada semen rendah, yaitu hanya berkisar 1 %. SiO 2 merupakan senyawa kedua

Analisis Penambahan Limestone Terhadap Kualitas Komposisi Kimia Semen Portland 67 terbesar yang ada dalam semen setelah CaO. Dalam semen, SiO 2 selalu dalam keadaan berikatan atau bersenyawa dengan oksida kalsium, baik sebagai C 3 S maupun sebagai C 2 S. 2. Pengaruh limestone terhadap kadar Al 2 O 3 dalam semen Semakin tinggi penambahan additive (limestone) pada semen maka kadar Al 2 O 3 yang diperoleh semakin rendah. Rata-rata penurunan kadar Al 2 O 3 dalam semen Portland adalah 0,105% setiap penambahan 2 % additive limestone, sebagaimana terlihat pada Grafik 2t. Hal ini disebabkan karena kandungan Al 2 O 3 juga rendah. Besarnya kadar Al 2 O 3 akan sangat mempengaruhi nilai Alumina Modulus (AM). Jika kadar Al 2 O 3 rendah maka nilai AM yang dihasilkanpun rendah begitupun sebaliknya jika kadar Al 2 O 3 tinggi maka nilai AM yang dihasilkan juga tinggi. Al2O3 5.9 5.8 5.7 5.6 5.5 5.4 5.3 5.2 5.1 Pengaruh penambahan additive terhadap Al2O3 Al2O3 Grafik 2. Pengaruh Penambahan Limestone Terhadap Al 2 O 3 3. Pengaruh limestone terhadap kadar FeO 3 dalam semen Penambahan additive (limestone) yang semakin besar pada semen kadar Fe 2 O 3 yang diperoleh semakin rendah, penurunannya rata-rata 0,048% setiap penambahan 2% additive limestone, lihat pada Grafik 3 di bawah. Hal ini disebabkan karena pada semen, kandungan Fe 2 O 3 juga rendah. Disamping itu Al 2 O 3, Fe 2 O 3 dan CaO akan membentuk senyawa kalsium alumina ferrit (C 4 AF) yang dapat mempengaruhi warna pada Semen Portland. Fe2O3 3.55 3.5 3.45 3.4 3.35 3.3 3.25 3.2 Pengaruh Penambahan Terhadap Fe2O3 Fe2O3 Grafik 3 Pengaruh Penambahan Limestone Terhadap Fe 2 O 3 Penentuan kadar Fe 2 O 3 tidak ada batasan khusus yang diberikan oleh SNI maupun ASTM, karena penentuan kadar Fe 2 O 3 dimaksudkan untuk mencapai target semen yang akan diproduksi. 4. Pengaruh limestone terhadap kadar CaO dalam semen Semakin tinggi penambahan additive (limestone) pada semen maka kadar CaO dalam semen semakin tinggi. Peningkatan kadar CaO dalam semen rata-rata 0,170% setiap penambahan 2% additive limestone, lihat Grafik 4.Ini disebabkan unsur terbanyak dari limestone adalah CaCO 3, dimana kandungan CaCO 3 didalam limestone berkisar antara 80-99%. Disamping itu juga merupakan senyawa yang bereaksi dengan senyawa silica, alumina dan besi yang akan membentuk senyawa potensial penyusun utama semen.

Analisis Penambahan Limestone Terhadap Kualitas Komposisi Kimia Semen Portland 68 CaO 66.6 66.4 66.2 66 65.8 65.6 65.4 65.2 Pengaruh Penambahan Terhadap CaO CaO Grafik 4. Pengaruh Penambahan Limestone Terhadap CaO 5. Pengaruh limestone terhadap kadar MgO dalam semen Penambahan additive limestone dalam semen Portland berpengaruh pada penurunan kadar MgO dengan rata-rata penurunan adalah 0,035% setiap penambahan 2% additive limestone. MgO terutama diperoleh dari peruraian (dekomposisi) dolomite, CaCO 3 MgCO 3 yang terdapat dalam batu kapur. Kadangkadang MgO biasa berasal dari mineralmineral tanah liat. Adapun standar SNI dan ASTM untuk kadar MgO adalah maksimum 6.0 %, lihat Grafik 5 di atas. MgO 2.3 2.25 2.2 2.15 2.1 2.05 Pengaruh Penambahan Terhadap MgO MgO Grafik 5 Pengaruh Penambahan Limestone Terhadap MgO 6. Pengaruh limestone terhadap kadar IR (bagian tak larut) dalam semen Penetapan kadar IR dimaksudkan untuk mengetahui kandungan unsurunsur yang tidak larut secara kimia. Semakin tinggi penambahan additive (limestone) pada semen maka kadar IR (bagian tak larut) yang diperoleh juga semakin tinggi, dengan peningkatan rata-rata 0,055% setiap penambahan 2% additive limestone. Peningkatan kadar IR masih dalam batas standar yang ditetapkan untuk SNI dan ASTM, lihat Grafik 6 di bawah. IR (Bagian Tak Larut) 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 1.19 1.18 1.17 1.16 1.15 1.14 1.13 1.12 1.11 1.1 Pengaruh Penambahan terhadap IR Grafik 6 Pengaruh Penambahan Limestone Terhadap IR 7. Pengaruh limestone terhadap kadar SO 3 dalam semen Gypsum ditambahkan dalam semen bertujuan untuk mengatur pengikatan semen selama proses hidrasi berlangsung (sebagai retarder). Pada hidrasi semen C 3 A segera bereaksi dengan air membentuk 3CaO. Al 2 O 3. 3 H 2 O. senyawa ini bereaksi dengan air membentuk ettringite yang akan membungkus permukaan 3CaO, lihat Grafik 7 di bawah. SO3 Pengaruh Penambahan Terhadap SO3 IR SO3 Grafik 7 Pengaruh Penambahan Limestone Terhadap SO 3

Analisis Penambahan Limestone Terhadap Kualitas Komposisi Kimia Semen Portland 69 Namun bila terlalu banyak akan menimbulkan kerugian pada sifat ekspansi, dan menurunkan kuat tekan. Selain itu, tingginya kadar SO 3 dalam semen juga dapat memungkinkan gangguan pada proses pembakaran. Penambahan additive (limestone) yang meningkat pada semen berpengaruh pada penurunan kadar SO 3 dengan penurunan rata-rata 0,005% setiap penambahan 2% additive limestone.. Batas toleransi maksimum yang ditentukan oleh SNI dan ASTM adalah maksimum 3.5 %. 8. Pengaruh limestone terhadap kadar LIO ((hilang pijar) dalam semen Penambahan additive (limestone) yang semakin besar pada semen berpengaruh pada peningkatan kadar LOI (hilang pijar) yang diperoleh dalam semen Portland. Rata-rata peningkatan kadar LOI dalam semen Portland tersebut adalah 0,88% setiap penambahan 2% additive limestone. Lihat Grafik 8. Batas toleransi maksimum yang ditentukan oleh SNI adalah maksimum 5.0 % dan ASTM adalah maksimum 3.0 %. LOI 7 6 5 4 3 2 1 0 Pengaruh Penamabahan Terhadap LOI Grafik 8 Pengaruh Penambahan Limestone Terhadap LOI LOI Dan jika dibandingkan dari hasil analisa yang diperoleh maka kadar LOI dalam Semen Portland yang memenuhi standar adalah pada penambahan additive 2 6 % sedangkan jika dilihat dari standar ASTM, maka yang memenuhi standar adalah pada penambahan additive 2 %. Kandungan LOI dalam semen Portland harus dibatasi karena dapat menimbulkan kerusakan dengan tingginya kadar LOI, dan dapat meneyebabkan kualitas semen menurun karena tingginya CO 2 dari CaCO 3 limestone. KESIMPULAN Hasil penelitian dan pengamatan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kadar komposisi kimia untuk semen adalah : kadar SiO 2 : 20.71 %; kadar Al 2 O 3 : 5.86%; kadar Fe 2 O 3 : 3.51 %; kadar CaO : 64.94 %; kadar MgO : 2.25 %; kadar IR : 0.35 %; kadar SO 3 : 1.17 %; dan kadar LOI : 1.74 % Limestone kadar komposisi kimianya adalah : kadar SiO 2 : 0.96 %; kadar Al 2 O 3 : 0.69 %; kadar Fe 2 O 3 : 0.33 %; kadar CaO : 54.45 %; kadar MgO : 0.67 %; Kadar IR : 1.78 %; kadar SO 3 : 0.15 %; dan kadar LOI : 42.69 % Campuran (Mix) Semen dan Limestone, kadar komposisi kimianya, yaitu : untuk mix Semen dan Limestone 2 %, kadar SiO 2 : 20.71 %; kadar Al 2 O 3 : 5.81%; kadar Fe 2 O 3 : 3.52 %; kadar CaO : 65.67 %; kadar MgO : 2.28 %; kadar IR : 0.40 %; kadar SO 3 : 1.18 %; kadar LOI : 2.30 %. Untuk Mix Semen dan Limestone 4 %, kadar SiO 2 : 20.40 %; kadar Al 2 O 3 : 5.75 %; kadar Fe 2 O 3 :3.48 %; kadar CaO : 65.81 %; kadar MgO :2.25 %; kadar IR : 0.41 %; kadar SO 3 : 1.14 %; kadar LOI : 3.44 %. Untuk Mix Semen dan Limestone 6 %, kadar SiO 2 : 20.24 %; kadar Al 2 O 3 : 5.61%; kadar Fe 2 O 3 : 3.42%; kadar CaO : 66.01 %;

Analisis Penambahan Limestone Terhadap Kualitas Komposisi Kimia Semen Portland 70 kadar MgO : 2.22%; kadar IR : 0.44 %; kadar SO 3 : 1.17 %; dan kadar LOI : 4.11 %. Untuk Mix Semen dan Limestone 8 %, kadar SiO 2 : 20.09 %; kadar Al 2 O 3 : 5.54%; kadar Fe 2 O 3 : 3.37%; kadar CaO : 66.11 %; kadar MgO : 2.18 %; kadar IR : 0.58 %; kadar SO 3 : 1.13 %, dan kadar LOI : 5.10 %. Untuk Mix Semen dan Limestone 10 %, kadar SiO 2 : 19.89 %; kadar Al 2 O 3 : 5.39%; kadar Fe 2 O 3 : 3.33%; kadar CaO : 66.35 %; kadar MgO : 2.14 %; kadar IR : 0.62 %; kadar SO 3 : 1.14 %; dan kadar LOI : 5.82 %. Berdasarkan data tersebut maka disimpulkan bahwa pengaruh penambahan additive limestone terhadap kualitas komposisi kimia Semen Portland, yaitu semakin banyak additive limestone yang ditambahkan pada Semen Portland maka kualitas komposisi kimia Semen Portland semakin rendah. Universitas Hasanuddin Makassar Budiman R, J,. Hadi P. 1994. Teknologi Semen PT. Semen Nusantara; Cilacap. SNI-15-2049-1994; Portland Cement. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2002. Standar Nasional Indonesia. Badan Standarisasi Nasional (SNI. 01-2323-2002). Rasyid A., Musafira; 2004; Analisa Kimia Semen; Departemen Quality Assurance PT. Semen Bosowa Maros Clesceri, Lenore S., Greenberg, dkk, 1998. Standard Methodes for the Examination of Water and Wastewater. 20 thn Edition. Day,J,R., 2000. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi VI, Erlangga Jakarta. Sujawardi K,. 2006; Pengaruh SO 3 Terhadap setting Time; Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar Octarina N,. Bayuningtyas S., 2006; Sistem Pengendalian MgO Pada Proses Pembuatan Semen Berdasarkan PDCA;