Semen portland pozolan

dokumen-dokumen yang mirip
Semen portland komposit

Semen portland komposit

SNI Standar Nasional Indonesia. Semen portland putih

LAMPIRAN A POLA RETAK BENDA UJI BALOK

Semen portland campur

SNI Standar Nasional Indonesia. Semen masonry. Badan Standardisasi Nasional ICS

SKEMA SERTIFIKASI SEMEN PORTLAND SNI

KUAT TEKAN BETON DAN WAKTU IKAT SEMEN PORTLAND POZZOLAN

Jenis pengujian atau. Spesifikasi, metode pengujian, yang diuji. sifat-sifat yang diukur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur

Pupuk dolomit SNI

BAB III LANDASAN TEORI

SKEMA SERTIFIKASI SEMEN

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH TERHADAP KUAT TEKAN MORTAR SEMEN TIPE PORTLAND COMPOSITE CEMENT (PCC) DENGAN PERENDAMAN DALAM LARUTAN ASAM.

Metode pengambilan contoh dan pengujian abu terbang atau pozolan alam sebagai mineral pencampur dalam beton semen portland

Spesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS)

SKEMA SERTIFIKASI SEMEN PORTLAND PUTIH SNI

Cara uji berat isi beton ringan struktural

Semen (Portland) padatan berbentuk bubuk, tanpa memandang proses

Spesifikasi abu terbang dan pozolan lainnya untuk digunakan dengan kapur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Masa berlaku: Alamat : Jl. Raya Indarung, Sumatera Barat Februari 2010 Telp. (0751) Faks. (0751)

proporsi perbandingan tertentu dengan ataupun tanpa bahan tambah yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. sejenisnya, air dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya. 2. Kegunaan dan Keuntungan Paving Block

Sifat Kimiawi Beton Semen Portland (PC) Air Agregat bahan tambah peristiwa kimia PC dengan air hidrasi pasta semen

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

Spesifikasi bahan tambahan pembentuk gelembung udara untuk beton. Badan Standardisasi Nasional. Revisi SNI

SNI 0103:2008. Standar Nasional Indonesia. Kertas tisu toilet. Badan Standardisasi Nasional ICS

TINJAUAN PUSTAKA. didukung oleh hasil pengujian laboratorium.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. dibuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis sejenisnya,

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lainnya baik sebagai komponen

SNI 0123:2008. Standar Nasional Indonesia. Karton dupleks. Badan Standardisasi Nasional ICS

Pupuk amonium sulfat

SNI Standar Nasional Indonesia. Saus cabe

TEKNOLOGI BETON JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

PENGENALAN SEMEN SEBAGAI BAHAN PEMBENTUK BETON. Ferdinand Fassa

SNI SNI Standar Nasional Indonesia

Pembuatan dan Pengujian Kualitas Semen Portland

Pupuk SP-36 SNI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

Ikan segar - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengganti batu bata yang tersusun dari komposisi antara pasir, semen Portland. dan air dengan perbandingan 1 semen : 7 pasir.

Pupuk kalium sulfat SNI

Analisis kadar abu contoh batubara

II. TINJAUAN PUSTAKA. tambahan yang membentuk massa padat. Beton Normal adalah beton yang

Pupuk kalium klorida

METODE PENGUJIAN UNTUK MENENTUKAN SUHU BETON SEGAR SEMEN PORTLAND BAB I DESKRIPSI

Pupuk amonium klorida

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur

PEMANFAATAN ABU KULIT KERANG (ANADARA GRANDIS) UNTUK PEMBUATAN EKOSEMEN

SIH Standar Industri Hijau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan pertumbuhan dan kesejahteraan masyarakat secara tidak

BAB III LANDASAN TEORI. Beton merupakan bahan dari campuran antara Portland cement, agregat. Secara proporsi komposisi unsur pembentuk beton adalah:

BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

Semen portland SNI Ruang lingkup

Pengaruh Semen OPC dan PCC Terhadap Kuat Tekan dan Kuat Lentur Pada Beton Mutu Tinggi Faktor Air Semen 0,36 Dan 0,39

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

REAKTIVITAS BERBAGAI MACAM POZZOLAN DITINJAU DARI SEGI KEKUATAN MEKANIK

Pengemasan sidat atau belut hidup melalui sarana angkutan udara

SNI Standar Nasional Indonesia. Saus tomat ICS Badan Standardisasi Nasional

Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan

Metode uji penentuan campuran semen pada aspal emulsi (ASTM D , IDT)

BAB I I TINJAUAN PUSTAKA. direkatkan oleh bahan ikat. Beton dibentuk dari agregat campuran (halus dan

Baja profil siku sama kaki proses canai panas (Bj P Siku sama kaki)

KUAT TEKAN BETON DAN WAKTU IKAT SEMEN PORTLAND KOMPOSIT (PCC)

PENGARUH PERBEDAAN KARAKTERISTIK TYPE SEMEN ORDINARY PORTLAND CEMENT (OPC) dan PORTLAND COMPOSITE CEMENT (PCC) TERHADAP KUAT TEKAN MORTAR

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. penambal, adukan encer (grout) dan lain sebagainya. 1. Jenis I, yaitu semen portland untuk penggunaan umum yang tidak

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X KUAT TEKAN BETON DENGAN FLY ASH EX. PLTU SIJANTANG SAWAHLUNTO

SNI Standar Nasional Indonesia. Baja tulangan beton. Badan Standardisasi Nasional

SNI Standar Nasional Indonesia

BAB III LANDASAN TEORI

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

Tata cara pengambilan contoh uji beton segar

BAB III LANDASAN TEORI. Beton ringan adalah beton yang memiliki berat jenis (density) lebih ringan

PENGARUH PENGGUNAAN ZEOLIT DAN SIKAMENT-520 TERHADAP KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN PORTLAND POZZOLAND CEMENT (PPC)

Uji mutu fisik dan fisiologis benih sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen)

PENAMBAHAN CaCO 3, CaO DAN CaOH 2 PADA LUMPUR LAPINDO AGAR BERFUNGSI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

Cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton

PENGARUH VARIASI PENAMBAHAN BOTTOM ASH DALAM PASTA SEMEN TERHADAP WAKTU PENGIKATAN AWAL DAN AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Air mineral SNI 3553:2015

PENGARUH PERBANDINGAN SEMEN POZOLAN DAN SEMEN PORTLAND TERHADAP KEKEKALAN BENTUK DAN KUAT TEKAN SEMEN

a. Jenis I merupakan semen portland untuk penggunaan umum yang memerlukan persyaratan persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada jenis-jenis

BAB III LANDASAN TEORI. adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang lain, agregat

Kertas, karton dan pulp Cara uji kadar abu pada 525 o C

SNI Standar Nasional Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengemasan kepiting hidup melalui sarana angkutan udara

Air demineral SNI 6241:2015

Bambu lamina penggunaan umum

PERBANDINGAN KINERJA BETON YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND POZZOLAN DENGAN YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND TIPE I

Cara uji sifat kekekalan agregat dengan cara perendaman menggunakan larutan natrium sulfat atau magnesium sulfat

PENGARUH SEMEN TERHADAP MUTU BETON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia Semen portland pozolan ICS 91.100.10 Badan Standardisasi Nasional

Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Jenis dan penggunaan... 1 5 Syarat mutu... 2 6 Cara pengambilan contoh... 3 7 Cara uji... 3 8 Syarat lulus uji... 3 9 Pengemasan... 4 10 Syarat penandaan... 4 11 Penyimpanan dan transportasi... 4 Bibliografi... 5 i

Prakata Standar Nasional Indonesia (SNI) Semen portland pozolan ini merupakan revisi SNI 1503021999. Standar ini direvisi karena ada beberapa perubahan dari standar yang diacu, hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan pemakaian oleh konsumen dan menetapkan standar yang sesuai bagi produsen. Standar ini mengacu pada ASTM terbaru, yaitu ASTM C 59503, Standard specification for blended hydraulic cement, dan standar semen lainnya. Standar Semen portland pozolan disusun dan dirumuskan oleh Panitia Teknis 33 S, Kimia Anorganik. Standar ini merupakan hasil konsensus yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 8 Desember 2003 yang dihadiri oleh wakilwakil dari pihak pihak produsen, konsumen, asosiasi, lembaga pengujian dan instansi pemerintah. ii

Semen portland pozolan 1 Ruang lingkup Standar ini meliputi ruang lingkup, acuan normatif, istilah dan definisi, jenis dan penggunaan, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat lulus uji, pengemasan, syarat penandaan, penyimpanan dan transportasi dari semen portland pozolan. 2 Acuan normatif SNI 152049 2004, Semen portland. 3 Istilah dan definisi 3.1 semen portland pozolan suatu semen hidrolis yang terdiri dari campuran yang homogen antara semen portland dengan pozolan halus, yang di produksi dengan menggiling klinker semen portland dan pozolan bersamasama, atau mencampur secara merata bubuk semen portland dengan bubuk pozolan, atau gabungan antara menggiling dan mencampur, dimana kadar pozolan 6 % sampai dengan 40 % massa semen portland pozolan 3.2 pozolan bahan yang mengandung silika atau senyawanya dan alumina, yang tidak mempunyai sifat mengikat seperti semen, akan tetapi dalam bentuknya yang halus dan dengan adanya air, senyawa tersebut akan bereaksi secara kimia dengan kalsium hidroksida pada suhu kamar membentuk senyawa yang mempunyai sifat seperti semen 4 Jenis dan penggunaan 4.1 Jenis IPU yaitu semen portland pozolan yang dapat dipergunakan untuk semua tujuan pembuatan adukan beton. 4.2 Jenis IPK yaitu semen portland pozolan yang dapat dipergunakan untuk semua tujuan pembuatan adukan beton, semen untuk tahan sulfat sedang dan panas hidrasi sedang. 4.3 Jenis PU yaitu semen portland pozolan yang dapat dipergunakan untuk pembuatan beton dimana tidak disyaratkan kekuatan awal yang tinggi. 4.4 Jenis PK yaitu semen porland pozolan yang dapat dipergunakan untuk pembuatan beton dimana tidak disyaratkan kekuatan awal yang tinggi, serta untuk tahan sulfat sedang dan panas hidrasi rendah. 1 dari 5

5 Syarat mutu 5.1 Persyaratan kimia dan fisika semen portland pozolan jenis IPU dan IPK harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: Tabel 1 Syarat kimia (jenis IPU dan IPK) Persyaratan No Jenis uji Satuan IP U IP K 1 MgO % maks. 6,00 maks. 6,00 2 SO 3 % maks. 4,00 maks. 4,00 3. Hilang pijar % maks. 5,00 maks. 5,00 Tabel 2 Syarat fisika (jenis IPU dan IPK) Persyaratan No Jenis uji Satuan IPU IPK 1 Kehalusan dengan alat blaine m 2 /kg min 280 min 280 2. Waktu pengikatan dengan jarum vicat pengikatan awal pengikatan akhir 3. Kekekalan dengan autoclave pemuaian penyusutan 4. Kuat tekan umur 3 hari umur 7 hari umur 28 hari 5. Panas hidrasi umur 7 hari umur 28 hari menit jam % % kal/g kal/g 6. Kandungan udara dari mortar %. volume min. 45 maks. 7 maks. 0,80 maks. 0,20 min. 125 min. 200 min. 250 min 45 maks. 7 maks. 0,80 maks. 0,20 min. 110 min. 165 min. 205 maks. 70 maks. 80 maks. 12 maks. 12 5.2 Syarat kimia dan fisika semen portland pozolan jenis PU dan PK harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: Tabel 3 Syarat kimia (jenis PU dan PK) Persyaratan Jenis uji Satuan No P U P K 1 MgO % maks. 6,00 maks. 6,00 2 SO 3 % maks. 4,00 maks. 4,00 3. Hilang pijar % maks. 5,00 maks. 5,00 2 dari 5

No Jenis uji Tabel 4 Syarat fisika (jenis PU dan PK) Persyaratan Satuan PU PK 1 Kehalusan dengan alat blaine m 2 /kg min 280 min 280 2. Waktu pengikatan dengan jarum vicat pengikatan awal pengikatan akhir 3. Kekekalan dengan autoclave pemuaian penyusutan 4. Kuat tekan umur 3 hari umur 7 hari umur 28 hari 5. Panas hidrasi umur 7 hari umur 28 hari menit jam % % min. 45 maks. 7 maks. 0,80 maks. 0,20 min. 115 min. 215 min 45 maks. 7 maks. 0,80 maks. 0,20 min. 90 min. 175 kal/g maks. 60 kal/g maks. 70 6. Kandungan udara dari mortar %. volume maks. 12 maks. 22 6 Cara pengambilan contoh Cara pengambilan contoh semen portland pozolan sesuai dengan SNI 1520492004, Semen portland. 7 Cara uji 7.1 Persiapan contoh uji Contoh uji disiapkan sesuai dengan SNI 152049 2004, Semen portland. 7.2 Uji kimia 7.2.1 Pengujian magnesium oksida, sulfur trioksida dan hilang pijar sesuai SNI 152049 2004, Semen portland. 7.3 Uji fisika 7.3.1 Pengujian kehalusan dengan alat blaine atau turbidimeter, pengikatan dengan jarum vicat, kekekalan bentuk dengan autoclave, kuat tekan, panas hidrasi dan kandungan udara mortar sesuai SNI 1520492004, Semen portland. 8 Syarat lulus uji Semen portland pozolan dinyatakan tidak lulus uji apabila: a) Semen gagal memenuhi salah satu syarat mutu seperti yang dicantumkan pada butir 5. b) Semen gagal memenuhi salah satu syarat mutu seperti yang dicantumkan pada butir 5 setelah dilakukan uji ulang. 3 dari 5

c) Kekurangan berat lebih dari 2% dari berat yang dicantumkan, baik dalam setiap kemasan maupun berat ratarata dari setiap kemasan maupun berat ratarata dari setiap pengiriman yang diwakili oleh penimbangan 50 kemasan yang diambil secara acak. CATATAN Uji ulang dapat dilakukan pada sisa semen didalam penyimpanan pada silo yang akan dikirim selama periode lebih dari 6 bulan. 9 Pengemasan Semen portland pozolan dapat diperdagangkan dalam bentuk curah maupun kemasan. Apabila tidak ada ketentuan lain, semen dikemas dalam kantong dengan berat netto 40 kg untuk setiap kantong. Untuk semen curah, kontainer atau wadah harus kedap air yang dibuat sedemikian rupa sehingga bagian dalam mudah diperiksa. Kontainer atau wadah harus dilengkapi dengan alat penyalur untuk mengeluarkan semen. 10 Syarat penandaan Pada kemasan sekurangkurangnya dicantumkan nama: a) Tulisan Semen portland pozolan. b) Kode dan jenis. c) Merk/tanda dagang. d) Nama perusahaan. e) Berat netto. Untuk semen portland pozolan curah, penandaan dicantumkan pada dokumen pengiriman. 11 Penyimpanan dan transportasi a) Semen ketika disimpan maupun ditransportasikan harus dijaga sedemikian rupa sehingga mudah untuk dilakukan inspeksi dan identifikasi. b) Semen curah disimpan dalam bangunan/penyimpanan yang kedap terhadap cuaca sehingga akan melindungi semen dari kelembaban dan menghindari terjadinya penggumpalan semen pada saat penyimpanan dan transportasi. c) Penyimpanan maupun transportasi semen dalam kantong dilakukan sedemikian rupa sehingga terhindar dari pengaruh cuaca. 4 dari 5

Bibliografi ASTM C 59503, Standard specification for blended hydraulic cement. 5 dari 5