BAB I PENDAHULUAN. tangganya sendiri. Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan, pemerintah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan kecil serta mempunyai berbagai bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah sebuah negara yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan ruang adanya otonomi oleh masing-masing daerah untuk. adanya pemerintahan daerah yang menjalankan pemerintahan daerah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalan penelitian normatif empiris. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kemudian diiringi juga dengan penyediaan produk-produk inovatif serta. pertumbuhan ekonomi nasional bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Mahkamah Konstitusi yang selanjutnya disebut MK adalah lembaga tinggi negara dalam

BAB I PEDAHULUAN. Negara demokrasi adalah negara yang diselenggarakan berdasarkan

KEWENANGAN GUBERNUR DALAM URUSAN AGAMA DI DAERAH SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. konstitusional terhadap prinsip kedaulatan rakyat. Hal ini dinyatakan dalam Pasal

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tersebut dipergunakan dalam upaya memperoleh data yang benar-benar

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini yaitu penelitian yuridis empiris yaitu penelitian terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif (normative legal

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam negara hukum. Karena dalam perspektif fungsi maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

I. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

KAJIAN POLITIK HUKUM TENTANG PERUBAHAN KEWENANGAN PEMBERIAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan negara, hal ini terlihat dalam Undang-Undang Dasar 1945

BAB I PENDAHULUAN. yang berdasarkan atas hukum (Rechstaat) dalam arti negara pengurus. 1 Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. Pengawasan keuangan negara secara konstitusional dilakukan oleh suatu badan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hal yang bertentangan dalam kerangka tertentu.

III. METODE PENELITIAN. Cara penulisan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan normatif dan empiris

BAB I PENDAHULUAN. dalam konsep kesejahteraan (welfare) dalam Pembukaan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. gamelan, maka dapat membeli dengan pengrajin atau penjual. gamelan tersebut dan kedua belah pihak sepakat untuk membuat surat

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun merupakan landasan pemerintah dalam mengatur kegiatannya dan untuk

BAB I PENDAHULUAN. meliputi emas, perak, tembaga, minyak dan gas bumi, batu bara, bijih besi, dan

METODE PENELITIAN. cara melakukan penelitian hukum dengan teratur (sistematis). 39 Dengan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang penting dalam menjalankan pemerintahan daerah. Dewan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, dibidang pemerintah telah terjadi perubahan yang mendasar. Salah satu

BAB III METODE PENELITIAN. normatif empiris adalah penelitian hukum mengenai pemberlakuan ketentuan

SKRIPSI PENGAWASAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PADANG PERIODE TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan oleh lembaga legislatif.

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang merupakan peraturan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. bersifat istimewa yang diatur dengan Undang- Undang dan negara mengakui dan. menghormati ke satuan-kesatuan masyarakat hukum

Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintahan daerah Provinsi,

BAB I PENDAHULUAN. berwenang untuk membuat Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Pemerintahan berdasarkan peraturan perundang- undangan. 2. Adanya pemisahan atau pembagian kekuasaan.

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pemaparan dalam hasil penelitian dan pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 18 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 menjelaskan bahwa Negara

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan pertumbuhan dimasa yang akan datang. Dengan kata lain, keberhasilan. pegawainya masing-masing yang bekerja di dalamnya.

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang memiliki persaingan usaha yang sangat ketat

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang yang dilaksanakan secara terpadu dan terencana

BAB I PENDAHULAUN. dinyatakan dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum yuridis normatif ( normative legal reserch) yaitu

BAB I PENDAHULUAN. hukum tentang tanah diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang

BAB III METODE PENELITIAN. membandingkan dengan standar ukuran yang telah ditentukan. 1

BAB I PENDAHULUAN. yang terkait adalah pengisian jabatan kepala daerah. Dalam Pasal 18 ayat (4) UUD

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan mewujudkan kesejahteraan umum. Setiap kegiatan disamping

BAB I PENDAHULUAN. Pajak pada mulanya merupakan suatu upeti (pemberian secara cumacuma)

diperjanjikan dan adanya suatu hubungan di peratas (dienstverhoeding), yaitu

BAB I. Kebijakan otonomi daerah, telah diletakkan dasar-dasarnya sejak jauh. lamban. Setelah terjadinya reformasi yang disertai pula oleh gelombang

BAB I PENDAHULUAN. implementasi dari pasal 18 Ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Negara Indonesia adalah Negara hukum sebagaimana dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. hukum adat terdapat pada Pasal 18 B ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode pendekatan yang akan digunakan dalam penulisan hukum ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. struktur organisasi negara, termasuk bentuk-bentuk dan fungsi-fungsi lembaga

BAB I PENDAHULUAN. ataupun pekerjaan. Baik pekerjaan yang diusahakan sendiri maupun bekerja pada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. yang kedaulatannya berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI), kekuasaan yang berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa. Tanah merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat absolute dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan kepada metode,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa..., dalam rangka mencapai tujuan negara. dalam bentuk pemberian pendidikan bagi anak-anak Indonesia yang akan

SKRIPSI. Diajukan guna memenuhui salah satu syarat untuk memperoleh gelar sajarna hukum OLEH : HADRIAN HABAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan yang sebagian besar

III. METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. Selain itu, juga

BAB I PENDAHULUAN. 1945) memberikan hak kepada setiap orang untuk mendapatkan lingkungan. sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

BAB III METODE PENELITIAN. yuridis normatif yaitu dengan menelaah ketentuan-ketentuan peraturan hukum

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, tetapi mungkin pula sebaliknya. Manusia mengharapkan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam

BAB III METODE PENELITIAN. Cabang USU. Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan September 2015 sampai

BAB I PENDAHULUAN. bangsa sepanjang masa dalam mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat yang

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan negara hukum. Negara Kesatuan Republik Indonesia menganut. rendah sehingga menjadi urusan rumah tangga daerah itu. 1.

Lex et Societatis, Vol. IV/No. 8/Ags/2016

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha yang terus berkembang di segala bidang. Usaha yang

III.METODE PENELITIAN. Untuk mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin, maka peneliti perlu

BAB I PENDAHULUAN. Pengesahan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil

III. METODE PENELITIAN. metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

(Law in Books) atau hukum yang dikonsepsikan sebagai kaidah atau. terdapat dalam peraturan perundang-undangan dan putusan-putusan pengadilan

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagian sudah diterapkan dalam penyelenggaraan pemerintahan. 1

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menyelenggarakan pemerintahan, negara mempunyai kewajiban untuk

BAB III METODE PENELITIAN. menggali, mengelola dan merumuskan bahan-bahan hukum dalam menjawab

III. METODE PENELITIAN. yuridis normatif (library reseach) adalah pendekatan yang dilakukan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman, UUD 1945 telah empat kali mengalami perubahan. atau amandemen. Di dalam bidang hukum, pengembangan budaya hukum

BAB I PENDAHULUAN. harus terjadi perselisihan atau sengketa dalam proses pembagian harta warisan

Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan prasyarat penting dalam negara. demokrasi. Dalam kajian ilmu politik, sistem Pemilihan Umum diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. sekedar cita-cita hukum ketika tidak didukung oleh keuangan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. aktifitasnya yang berupa tanah. Tanah dapat berfungsi tidak saja sebagai lahan

III. METODE PENELITIAN. mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan

BAB I PENDAHULUAN. diatur dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

PELAKSANAAAN TUGAS DAN WEWENANG CAMAT DALAM MEMBINA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA DI KECAMATAN IMOGIRI BERDASARKAN PERATURAN

BAB I PENDAHULUAN. dan penyelesaian yang komprehensif. Hipotesis seperti itu secara kualitatif

BAB I PENDAHULUAN. otonom (locale rechtgemeenschappen) yang pembentukannya ditetapkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan bukan Negara Serikat maupun Negara Federal. Suatu bentuk Negara berdaulat yang diselenggarakan sebagai satu kesatuan tunggal dimana pemerintah pusat adalah yang tertinggi dan mempunyai kekuasaan yang tidak dibatasi, kekuasaan pemerintah pusat bisa menyerahkan kewenangannya kepada pemerintah daerah untuk mengurus urusan rumah tangganya sendiri. Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan, pemerintah menyelenggarakan sendiri, atau dapat melimpahkan sebagian urusan pemerintahan kepada perangkat pemerintah atau wakil pemerintah di daerah atau dapat menugaskan kepada pemerintah daerah dan/atau pemerintahan desa. 1 Banyaknya tuntutan pada masa reformasi yang menghendaki Indonesia yang lebih demokratis serta banyaknya kebutuhan daerah yang semakin kompleks maka dibentuklah Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah yang melahirkan paham desentralisasi. Desentralisasi merupakan penyerahan urusan pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom berdasarkan asas otonomi. 2 Dalam hal ini pemerintah pusat bukannya tidak memiliki kewenangan sama sekali terhadap pemerintahan daerah, akan tetapi sebagian dari kewenangan pemerintah pusat diserahkan kepada pemerintah daerah. Wewenang yang tetap dimiliki oleh pemerintah pusat adalah wewenang mengenai politik luar negeri, 1 Siswanto, Sunarrno, 2006. Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia. Sinar Grafika. Hlm.35 2 Pasal 1 ayat (8) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah. 1

pertahanan, dan kemanan, peradilan, moneter dan fiskal nasional serta agama. 3 Selain dari kewenangan tersebut dalam hal mengelola dan mengurus suatu daerah merupakan kewenangan dari pemerintah daerah untuk mengurus wilayahnya sendiri yang bertujuan untuk memberikan kesejahteraan kepada masyarakat daerah. Pemerintah daerah atau lembaga eksekutif daerah merupakan penyelenggara pemerintahan di daerah bersama DPRD serta yang memegang kewenangan administrasi pemerintahan daerah tertinggi. 4 Dalam menyelenggarakan urusan Pemerintahan pembantuan. pemerintah daerah menggunakan asas desentralisasi dan tugas Asas desentralisasi merupakan landasan dalam pelaksanaan penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah otonom. Sedangkan tugas pembantuan menurut pasal 1 ayat (11) Undang Undang nomor 23 tahun 2014 adalah penugasan dari pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat atau dari pemerintah daerah provinsi kepada daerah kabupaten/kota untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah provinsi. Pemerintah daerah terdiri dari kepala daerah dan wakil kepala daerah sebagai pemegang pemerintahan tertinggi di daerah dan sebagai bagian dari penyelenggara Negara. Pemerintah daerah diatur dalam Pasal 18 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang selanjutnya disebut UUD 1945. Akan tetapi dalam Pasal 18 ayat (4) disebutkan bahwa Gubernur, Bupati, 3 Ibid 4 Jimly Asshiddiqie, 2009. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara. Jakarta. Rajawali Pers. Hlm. 323 2

dan Walikota masing masing sebagi kepala pemerintahan daerah provinsi, kabupaten dan kota dipilih secara demokratis. UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah yang pertama kali memberikan landasan hukum bagi kekuasaan pemerintah daerah yang memberi ruang bagi kehadiran jabatan wakil kepala daerah. Dalam Undang Undang Nomor 22 Tahun 1999 dinyatakan bahwa setiap daerah dipimpin oleh seorang kepala daerah sebagai kepala eksekutif yang dibantu oleh seorang Wakil Kepala Daerah. 5 Pasal-pasal yang mengatur kedudukan dan tugas Wakil Kepala Daerah di dalam UU ini sebetulnya bukanlah kedudukan dan tugas yang khas. Substansi dari kedudukan dan tugas-tugas ini tidak berbeda jauh dengan kedudukan dan tugas Sekretaris Daerah yakni membantu dan bertanggungjawab kepada Kepala Daerah. Yang membedakan keduanya hanya terletak pada konsepsi posisional antara aspek politik dan pemerintah. Wakil Kepala Daerah menduduki jabatan/posisi politik sedangkan Sekretaris Daerah menduduki jabatan/posisi birokrasi (pemerintah). Selain tidak diaturnya kedudukan Wakil Kepala Daerah dalam konstitusi yang menjadi perdebatan adalah tugas, kewenangan dan keefektivitasan serta tanggungjawab Wakil Kepala Daerah. Seperti tugas Wakil Kepala Daerah sebagai pembantu tugas Kepala Daerah, tugas Wakil Kepala Daerah yang sudah dipikul oleh pejabat daerah lainnya seperti Sekretaris Daerah dan bahkan dalam Pasal 66 dan 67 Undang-Undang Nomor 23Tahun 2014 hanya mengatur tentang tugas dan kewajiban Wakil Wepala Daerah, tidak ada dijelaskan wewenang Wakil Kepala 5 J. Kaloh, 2009. Kepemimpinan Kepala Daerah. Jakarta. Sinar Grafika. Hlm. 35 3

Daerah. Amanah yang terkandung di dalam Undang Undang atas tugas Wakil Kepala Daerah tersebut tidak disertai dengan rincian kewenangan yang diperlukan untuk menjalankan tugas tugasnya. Ketidakjelasan wewenang Wakil Kepala Daerah ini akan berdampak kepada pelaksanaan tugas selama masa kerja. Berbagai tugas Wakil Kepala Dearah berkaitan dengan kata kerja membantu, memantau, mengoordinasikan, menindaklanjuti, melaksanakan, mengupayakan, mengevaluasi, memberikan saran memerlukan kewenangan untuk melaksanakannya. Tanpa ada batas kewenagan yang jelas antara Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah berbagai tugas tersebut akan menjadi kabur dalam implementasi dan tanggungjawabnya. Kewenangan tersebut terutama berkaitan dengan aktivitas untuk memutuskan sesuatu, apabila keputusan yang telah diambil oleh Wakil Kepala Daerah dimentahkan kembali oleh Kepala Daerah maka wibawa Wakil Kepala Daerah akan pudar. Terkait dengan jenis wewenang yang dipikul oleh Wakil Kepala Daerah sebagai orang yang membantu tugas Kepala Daerah, karena jika menurut teori, wakil adalah bawahan maka wewenang yang dimiliki wakil kepala daerah adalah mandat. Dalam jenis wewenang yang berupa mandat tidak perlu adanya ketentuan perundang-undangan yang melandasinya karena mandat merupakan sebuah hal rutin dalam hubungan intern-hirarkhi organisasi pemerintah. Selain itu tanggung jawab akibat perbuatan hukum yang dilakukan pelaksana mandat sepenuhnya berada pada pemberi mandat. Hal tersebut bertentangan dengan apa yang dituangkan oleh Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 dan PP No.6 tahun 2005, bahwa wewenang Wakil Kepala Daerah dituangkan dalam sebuah regulasi dan melekat pada jabatan. Akibatnya secara yuridis Wakil Kepala Daerah memiliki 4

wewenang atribusi terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai amanat Pasal 24 dan Pasal 26 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, meskipun dalam hal ini terbatas pada hal-hal tertentu. 6 Lemahnya keberadaan Wakil Kepala Daerah dapat juga disebabkan perbedaan basis politik diantara keduanya, dan hal itu akan berdampak semakin memperbesarkan potensi konflik antara mereka yang menyebabkan pemerintah tidak efektif. 7 B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut dapat dirumuskan indentifikasi masalah yaitu : Bagaimana kedudukan Wakil Kepala Daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah menurut Undang Undang nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk: 6 7 Artikel dari Rusdianto tentang Eksistensi Wakil Kepala Daerah dalam sistem penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Tgl akses 16 januari 2015 Suharizal, 2011, Pemilihan Kepala Daerah: Regulasi, Dinamika dan Konsep Mendatang, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta,Hal. 215 5

Untuk mengetahui tentang kedudukan Wakil Kepala Daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya, dan bagi perkembangan tentang kedudukan Wakil Kepala Daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. 2. Manfaat Praktis Diharapkan dengan adanya tulisan ini bisa menjadi referensi bagi pembaca baik itu kalangan masyarakat, mahasiswa, akademisi, maupun pemerintah sehingga dapat bermanfaat untuk perbaikan sistem hukum dan pemerintahan. E. Metode Penelitian Menurut Soerjono Soekanto, penelitian hukum merupakan satu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari sesuatu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisisnya, Disamping itu juga diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap faktor hukum tersebut untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas permasalahan yang timbul didalam gejala yang bersangkutan. 8 8 Seorjono, Seokanto, 1981. Pengantar Penelitian hukum. Jakarta. UI Press. Hlm. 83 6

Adapun metode yang digunakan adalah: 1. Pendekatan masalah dan sifat penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah normative legal research yaitu penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka seperti buku, tesis, jurnal, artikel dan lain lain. Pada penelitian hukum jenis ini, hukum dikonsepkan sebagai apa yang tertulis didalam peraturan perundang-undangan (law in book) atau hukum dikonsepkan sebagai kaidah atau norma yang merupakan patokan berperilaku manusia yang dianggap pantas. 9 Penelitian ini bersifat deskriptif analitik yang mengungkapkan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan teori-teori hukum yang menjadi objek penelitian. Demikian juga hukum dalam pelaksanaannya di dalam masyarakat yang berkenaan dengan objek penelitian. 10 2. Jenis dan sumber data a. Jenis data Dalam penulisan ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari literature-literatur dan dokumendokumen hukum yang terkait dengan kedudukan Wakil Kepala Daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. 9 10 Amiruddin, dan Zainal Asikin, 2004. Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta. PT Rajagrafindo Persada. Hlm. 118 Zainuddin Ali. 2010. Metode Penelitian Hukum. Jakarta. Sinar Grafika. Hlm.105 7

Data tersebut antara lain : 1. Bahan Hukum 1) Bahan hukum primer Bahan hukum yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap dan mengikat. Antara lain seperti Undang-Undang yang berkaitan dengan objek penelitian. Bahan hukum primer meliputi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, dan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, Dan Walikota Menjadi Undang - Undang 2) Bahan hukum sekunder Bahan hukum adalah bahan hukum yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer. Bahan hukum sekunder berupa : buku-buku karangan ahli, artikel, jurnal, skripsi, tesis, dan bahan lainnya yang terkait dengan penelitian yang akan dilakukan. 3) Bahan hukum tersier 8

Bahan hukum yang berisikan penjelasan mengenai bahan hukum penjelas dan pelengkap atas bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder., yaitu Kamus Besar Bahasa Indonesia, ensiklopedi dan beberapa artikel dari media Internet. 2. Bahan Non Hukum Berupa dokumen-dokumen lain yang terkait dengan penelitian ini namun tidak berkaitan dengan norma hukumnya. b. Sumber data Data-data dalam penulisan proposal ini bersumber dari penelitian kepustakaan. 3. Metode pengumpulan data Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumen, yaitu dengan menemukan dan mengambil data di perpustakaan yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dan sesuai dengan peraturan dan teori-teori hukum serta hal-hal yang dapat menunjang kesempurnaan skripsi ini. 4. Pengolahan dan analisis data a. Pengolahan data Setelah seluruh data yang diperlukan berhasil dikumpulkan dan disatukan kemudian akan dilakukan penyaringan dan pemisahan data, sehingga didapatkan data yang akurat. Proses pengolahan data diantaranya editing, tujuannya adalah untuk 9

membetulkan jawaban yang kurang jelas atau kelengkapan jawaban dari responden dan memeriksa apakah data tersebut sudah dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan kenyataan. b. Analisa data Analisa data sebagai proses setelah didapatkan data-data yang diperlukan, maka penulis melakukan analisis secara kualitatif yakni menghubungkan permasalahan yang dikemukakan dengan teori yang relevan sehingga diperoleh data yang tersusun secara sistematis dalam bentuk kalimat sebagai gambaran dari apa yang telah diteliti dan telah dibahas untuk mendapatkan kesimpulan. 10