BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan menyajikan laporan keuangan sebagai bentuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan laporan

BAB I PENDAHULUAN. berintegritas. Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 2,

BAB I PENDAHULUAN. Pada setiap perusahaan, laporan keuangan adalah suatu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. pihak-pihak yang berkepentingan yaitu kepada para stakeholder, laporan

BAB I PENDAHULUAN. kasus laporan keuangan yang tidak disajikan secara wajar. Salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan selama satu periode akuntansi (Kasmir, 2011). Adanya

BAB I PENDAHULUAN. tentunya terlibat dalam kasus hukum, pada kenyataannya banyak. perusahaan yang membuat laporan keuangan tanpa menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban kepada para pihak yang berkepentingan, laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. bentuk yang lebih bermanfaat bagi penerima informasi yang mencerminkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk disajikan dengan integritas yang tinggi (Jamaan, 2008:1). perusahaan menderita kerugian sebesar Rp. 63 Miliar.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Laporan keuangan merupakan laporan yang menunjukkan kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuannya, perusahaan selalu berusaha memaksimalkan laba.

DESSY APRILIA K Skripsi ini Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan hilangnya kepercayaan publik dan investor untuk berinvestasi

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance (GCG) mulai. yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) menyimpulkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Informasi keuangan memuat data-data keuangan yang tersaji secara deskripsi tentang

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan gambaran dari kondisi perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan. kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya

manajer dan pemberi pinjaman (bondholders).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Kebutuhan akan informasi bisnis yang akurat sudah menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bidang jasa. Jasa yang diberikan berupa jasa audit operasional, audit

BAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan yang merugikan pihak-pihak yang berkepentingan. Padahal laporan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keputusan ekonomi (PSAK, 2012). Informasi dalam laporan keuangan harus disajikan secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, terutama yang bersifat keuangan dan dimaksudkan untuk bermanfaat dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Teori kontrakting atau bisa disebut juga teori keagenan (agency

BAB I PANDAHULUAN. dan digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomi, maka sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. menentukan atau menilai posisi dan kegiatan keuangan dari suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah gambaran kinerja dari suatu entitas, dan disiapkan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan hal yang tidak dapat terpisahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud)

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kondisi finansial perusahaan yang dapat menggambarkan prospek

BAB I PENDAHULUAN. Besarnya fee audit yang ditetapkan oleh kantor akuntan publik merupakan. memihak, perusahaan menggunakan jasa akuntan publik.

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bersaing guna mempertahankan efisiensi dan kelangsungan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. eksternal untuk menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan harus

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan perusahaan (Yustini dan Cholis, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. informasi laporan yang andal dan dapat dipercaya sebagai dasar untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pelaporan yang dapat memberikan informasi bagi pemakainya. Laporan keuangan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh good corporate governance,

BAB I PENDAHULUAN. dari kinerja suatu perusahaan selama periode tertentu. Laporan keuangan ini

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1,

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas kerja serta mengurangi penyimpangan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang telah go public dan terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia wajib

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang sebenarnya. Oleh karena itu laporan keuangan menjadi perhatian

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, untuk penilaian (judgement) dan pengambilan keputusan oleh pemakai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah laporan keuangan. Sebuah perusahaan secara periodik

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate governance telah menjadi topik bahasan utama dalam. bisnis global seiring dengan meningkatnya kompleksitas dan tekanan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat memberikan indikasi kelangsungan usaha (going concern) perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan tersebut, pihak-pihak yang memanfaatkan laporan keuangan akan

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar bagi perusahaan-perusahaan agar dapat bersaing secara ketat dan

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Pasar modal perusahaan real estate and property di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang telah diaudit oleh KAP (Kantor Akuntan Publik) sebelum

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan hal ini sangat penting, baik bagi investor maupun bagi

BAB I PENDAHULUAN. keputusan ekonomi. SPAP seksi 341 menyatakan bahwa auditor bertanggung jawab

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. para pengambil keputusan dalam menjalankan organisasi. Informasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Publik (SPAP), SA Seksi 431 (2001: 431.1), disebutkan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. manajemen dan auditor. Terkuaknya skandal Enron Corporation dan WorldCom

BAB I PENDAHULUAN. Adanya krisis keuangan di Indonesia pada akhir tahun 2008 salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

BAB I PENDAHULUAN. 2011). Upaya manajer perusahaan untuk mempengaruhi informasi-informasi

BAB I PENDAHULUAN. dikelolanya. Berbagai cara digunakan manajemen perusahaan, tidak hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan laporan keuangan merupakan bentuk pertanggung jawaban

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien agar bisa bersaing dengan perusahaan lain di dalam negeri

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan perusahaan melalui laporan keuangan. Di Indonesia, laporan

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. laporan keuangan dimana profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peraturan Pemerintah No. 64 Tahun 1999 menyatakan bahwa untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu perusahaan memiliki kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari banyak bermunculan pesaing-pesaing baru didalam dunia usaha. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi pertanggungjawaban dalam organisasi. Tujuan laporan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan pasar modal di Indonesia pada masa

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. sektor perekonomian. Salah satu penyebab krisis adalah lemahnya implementasi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan harus menyajikan informasi yang berintegritas tinggi (PSAK no. 1,

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju membuat para pelaku ekonomi semakin mudah dalam mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan menyusun dan menerbitkan laporan keuangan untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk jangka panjang. Kondisi dan peristiwa yang dialami oleh suatu. perusahaan dapat memberikan indikasi kelangsungan usaha (going

BAB 1 PENDAHULUAN. investor maupun kreditor untuk melakukan penanaman saham. meningkatnya kebutuhan investor atas laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia semakin berkembang dalam era globalisasi dengan banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. dan hasil kinerja perusahaan pada periode tertentu. Oleh karena itu dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan (agen dan pemilik). Dalam teori keagenan (agency theory) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan, pemerintah, dan masyarakat. Sehingga laporan keuangan harus memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Menurut PSAK No. 1 (revisi 2012), laporan keuangan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. pihak eksternal (pemegang saham, investor, pemerintah, kreditur, dan lain

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan menyajikan laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (SAK, 2004). Informasi dalam laporan keuangan harus disajikan secara benar dan jujur dengan mengungkap fakta sebenarnya yang menjadi kepentingan banyak pihak. Dengan demikian, laporan keuangan dituntut untuk disajikan dengan integritas yang tinggi. Kasus manipulasi data akuntansi terjadi pada beberapa perusahaan besar di Amerika seperti Enron, Tyco, Global Crossing, dan Worldcom maupun beberapa perusahaan besar di Indonesia seperti PT. Kimia Farma dan Bank Lippo yang sebelumnya mempunya kualitas audit yang bagus ( Herawaty dan Putra, 2012). Setelah dilakukan sampel penelitian pada perusahaan Enron, ternyata kasus manipulasi data akuntansi ini melibatkan banyak pihak, dan kebanyakan adalah pihak dari dalam perusahaan itu sendiri, misalnya CEO, komisaris, komite audit, internal auditor, sampai kepada eksternal auditor. Terungkapnya kasus seperti ini akan membuat kepercayaan masyarakat akan menurun, khususnya masyarakat keuangan, 1

2 yang ditandai dengan turunnya harga saham dari perusahaan tersebut. Ini sebuah kerugian yang besar bagi perusahaan, karena masyarakat keuangan menjadi ragu untuk ikut memiliki perusahaan tersebut (Herawaty, 2007 dalam putra, 2012). Kasus manipulasi data keuangan yang banyak terjadi dapat membuktikan bahwa kurang integritasnya laporan keuangan dalam penyajian infomasi bagi pengguna laporan keuangan. Jadi, penyajian laba dalam laporan keuangan tidak menunjukkan kondisi ekonomi perusahaan yang sebenarnya (Astria, 2011). Padahal seharusnya kejujuran dan kebenaran data yang disajikan pada laporan keuangan sangat penting, karena sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan bagi pengguna laporan keuangan. Untuk mengukur integritas informasi laporan keuangan standar akuntansi menetapkan karakteristik kualitatif yang harus dimiliki informasi akuntansi agar dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Informasi akuntansi harus memiliki tiga karakteristik kualitatif informasi akuntansi yaitu relevan, objectivity, dan rability. Informasi dikatakan relevan apabila dapat mempengaruhi keputusan pengguna laporan keunagan dengan menguatkan atau mengubah penghargaan pengguna laporan keungan. Informasi dikatakan objectiv apabila informasi tersebut terbebas dari pengaruh hal lain yang dapat mempengaruhi independensi informasi. Integritas laporan keuangan dapat di capai apabila laporan keuangan mampu memberikan informasi yang memiliki

3 karakteristik- karakteristik tersebut. Ukuran integritas laporan keuangan secara intuitif diukur dengan konservatisme. Konsep pengunaan konservatisme akuntansi dalam laporan keuangan bertujuan untuk mengakui, mengukur dan melaporkan nilai aktiva dan pendapatan yang rendah, dan nilai yang tinggi untuk kewajiban dan laba (Jam an, 2008). (Putra, 2012) menyatakan secara intuitip secara prinsip konservatisme bermanfaat karena dapat digunakan untuk meprediksi kondisi mendatang yang sesuai dengan tujuan laporan keuanagan. Karakteristik informasi dalam prinsip konservatisme ini dapat menjadi salah satu faktor untuk mengurangi manipulasi laporan keuangan dan meningkatkan integritas laporan keungan. Kualitas informasi yang menjamin bahwa informasi secara wajar bebas dari kesalahan, bias, dan secara jujur menyajikan apa yang dimaksudkan untuk dinyatakan. Demikian laporan keuangan dituntut untuk di sajikan dengan integritas yang tinggi. Integritas laporan keuangan juga terkait dengan kualitas audit. Audit dilakukan untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan. laporan keuangan yang menampilkan kondisi suatu perusahaan yang sebenarnya, tanpa ada yang di tutupi atau di sembunyikan. Jadi apabila seorang auditor mangaudit laporan keungan yang tidak berintegritas ( tidak mencerminkan kondisi perusahaan yang sebenarnya) maka, peluang seorang auditor untuk dituntut akan semakin besar. Karena apabila laporan keuangan yang tidak berintegritas itu ternyata laporan

4 keuangan yang overstate akan sangat merugikan bagi pengguna laporan keunagan tersebut (Hardiningsih, 2010). Arens (2010) dalam Lina (2013) menyatakan auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dengan kriteria yang telah ditetapkan. Apabila kualitas audit dapat memenuhi kriteria yang telah ditetapkan maka integritas suatu laporan keuangan dapat tercapai. Auditing harus dilakukan oleh orang yang berkopenten dan independen. Kualitas audit bisa terwujud apabila dapat memenuhi standar audit yang berlaku umum. Standar audit sektor publik secara garis besar mengacu pada Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang berlaku di Indonesia. Standar umum kedua (SA seksi 220 dalam SPAP, 2001) menyebutkan bahwa Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independesi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. Standar ini mengharuskan auditor untuk bersikap independen karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum. Dengan demikian, auditor tidak dibenarkan untuk memihak kepada kepentingan siapapun, sebab bagaimanapun sempurnanya keahlian teknis yang dimiliki oleh auditor, ia akan kehilangan sikap tidak memihak yang justru sangat penting untuk mempertahankan kebebasan pendapatnya. De Angelo (1981) dalam Hardiningsih (2010) berargumentasi bahwa kualitas audit secara langsung berhubungan dengan ukuran dari Kantor Akuntan Publik, dengan proksi untuk ukuran perusahaan audit

5 adalah jumlah klien. Perusahaan audit yang besar adalah jumlah klien yang lebih banyak. Hasil penelitian menujukan bahwa perusahaan audit yang besar akan berusaha untuk menyajikan kualitas audit yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan audit yang kecil. Karena perusahaan audit yang besar jika tidak memberikan kualitas audit yang tinggi akan kehilangan reputasinya dan jika ini terjadi maka akan mengalami kerugian yang sangat besar. Agar integritas laporan keuangan tercapai maka perusahaan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate). corporate governance merupakan salah satu elemen kunci dalam meningkatkan efesiensi ekonomis, yang meliputi serangkaian hubungan antara manajemen perusahaan, dewan komesaris, para pemegang saham, dan stakeholders lainya yang juga memberikan suatu struktur yang memfasilitasi penentuan sasaran-sasaran dari suatu perusahaan dan sebagai sarana menentukan teknik teknologi monitoring kinerja (Hardiningsih, 2010). Corporate governance juga mesyaratkan adanya struktur perangkat untuk mencapai tujuan dan pengawasan atas kinerja. Korperat pemerintah yang baik dapat memberi rangsangan bagi dewan direksi dan manajemen untuk mencapai tujuan yang merupakan kepentingan perusahaan dan pemegang saham yang harus memfasilitasi pengawasan sehingga efektif mendorong mengunkan sumber daya yang lebih efektif.

6 Prinsip pelaksanaan corporate governance mengacu pada perlindungan untuk mengatur dan mengendalikan perusahaan menciptakan nilai tambah unuk semua stakeholder. Dengan demikian jika corporate governance tidak diterapkan dengan baik akan menjadi pemicu perusahaan atau pihak internal untuk megeluarkan informasi-informasi yang berdampak positif terhadap harga saham dan dapat mendorong perusahan untuk melakukan manipulasi akuntansi dalam menyajikan informasi sehingga banyak direktur perusahaan menyalahgunakan otoritasnya dalam kegiatan operasional perusahaan tertentu guna menghindari terpuruknya harga saham. Semakin baik penerapan corporate governance yang di lakukan perusahaan maka akan di harapkan mengurangi prilaku manajemen perusahaan yang bersifat oportunistik sehingga laporan keuangan dapat disajikan dengan integritas yang tinggi. Oleh karena itu masalah corporate governance ternyata mengakibatkan terungkapnya kenyataan bahwa corporate governance yang baik belum di terapkan. Penelitian yang dilakukan (Jam an, 2008), meneliti tentang pengaruh mekanisme corporate governance, dan kualitas kantor akuntan publik terhadap integritas informasi laporan keuangan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tahun 2003-2006 menyimpulkan bahwa variabel setruktur corporate governance memiliki pengaruh signifikan dengan arah positif terhadap integritas laporan keuangan sedangkan spesialisasi industri auditor berpengaruh signifikan namun dengan arah negatih.

7 Penelitian yang di lakukan oleh Putra (2012) meneliti tentang pengaruh independensi, mekanisme corporate governance, kualitas audit, dan manajemen laba terhadap integritas laporan keuangan pada perusahaan manufaktur pada tahun 2008-2010 menyimpulkan bahwa independensi, komite audit, manajemen laba berpengaruh signifikan terhadap integritas laporan keuangan sedangkan komisaris independen, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan istitusional menujukan tidak berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan. Penelitian yang dilakukan Astria (2011) meneliti pengaruh audit tenure, struktur corporate governance, dan ukuran KAP terhadap integritas laporan keuangan menghasilkan bahwa kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komite audit, komisaris independen dan ukuran KAP memiliki pengaruh yang signifikan terhadap integritas laporan keuangan, sedangkan audit tenure tidak berpengaruh signifikan terhadap integritas laporan keuangan. Penelitian yang dilakukan Nicolin (2013) meneliti pengaruh setruktur corporate governance, audit tenure, dan spesialisasi industri auditor terhadap integritas laporan keuangan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008-2011 menyimpulkan komisaris independen dan komite audit berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan sedangkan kepemilikan saham manejerial saham, kepemilikan saham institusional, dan spesialisasi auditor tidak berpengaruh.

8 Argianti (2009) dalam penelitiannya tentang pengaruh karakteristik perusahaan, kualitas auditor, pergantiaan auditor, dan independensi auditor terhadap integritas laporan keuangan pada perusahaan Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan BUMN pada tahun 1999-2006. Dari hasil pengujian ditarik kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan karakteristik perusahaan antara BUMN dan perusahaan mempublik terhadap integritas laporan keuangan, namun komite audit secara statistik tidak dapat mempengaruhi tingi rendah erning manajemen tetapi ada korelasi yang menujukan bahwa adanya komite audit maka tingkat integritas laporan keuangan juga tinggi, kliean auditor yang berkualitas juga mengurangi erning manajemen, pergantian auditor terdapat korelasi negatif dengan integritas laporan keuangan, independesi auditor tidak mempunyai pengaruh terhadap integritas laporan keuangan. Hardiningsih (2010) yang menguji pengaruh independensi, corporate governance, dan kualitas audit terhadap integritas laporan keuangan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2005-2008. Hasil penelitianya secara umum keseluruhan variabel tidak memiliki pengaruh terhadap integritas laporan keuangan, hanya variabel kepemilikan saham manajerial yang signifikan terhadap integritas laporan keuangan. Penelitian ini memiliki beberapa perbedaan dari penelitian yang telah dilakukan sebelunya yaitu dengan mengambil objek penelitian pada perusahaan sektor property dan real estate daftar di BEI pada periode

9 20011-2013, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Hardiningsih (2010) mengunakan objek penelitian pada perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI pada periode 2005-2008. Penelitian mengambil objek pada perusahaan property dan real estate dengan alasan property dan real estate yang memiliki prospek yang baik ke depannya dengan pertumbuhan 7,56% di tahun 2013 pada rilis PDB indonesia. Indonesia menjadi negara tujuan untuk melakukan investasi property dan real estate karena harganya masih murah dan banyak pilihan. Berdasarkan laporan property Asia, pasar sektor property dan real estate naik 12% mencapai US$ 5 miliar selama tahun 2010 dan 15% pada tahun 20011 (Alimudin, 2012 dalam Suseno, 2013). Direktur Jendral Pajak fuad rachmany mengatakan dengan pertumbuhan pasar sektor property dan real estate maka penerimaan pajak naik 32% yaitu mencapai Rp 9 triliun di tahun 2012 dan 2013 diperkirakan akan mencapai Rp 12 Triliun (http://.beritasatu.com,2013). Investasi pada sektor property dan real estate karena nilainya tidak akan pernah surut walupun terjadi inflasi dan merupakan sektor yang setrategis untuk melakukan investasi jangka panjang (Suseno, 2013). Adanya perbedaan dari hasil-hasil penelitian terdahulu membuat faktor-faktor yang mempengaruhi integritas laporan keuangan pada suatu perusahaan masih merupakan hal yang menarik untuk dikaji lebih lanjut. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji secara empiris

10 apakah corporate governance dan kualitas audit dapat dijadikan sebagai tolak ukur untuk memprediksi integritas laporan keuangan. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah Komisaris Independen, Kepemilikan Institusi, Kepemilikan Manajerial dan Kualitas Audit secara simultan berpengaruh terhadap Integritas Laporan Keuangan? 2. Apakah Komisaris Independen berpengaruh positif terhadap Integritas Laporan Keuangan? 3. Apakah kepemilikan Institusi berpengaruh positif terhadap Integritas Laporan Keuangan? 4. Apakah Kepemilikan Manajerial berpengaruh negatif terhadap Integritas Laporan Keuangan? 5. Apakah Kualitas Audit berpengaruh positif terhadap Integritas Laporan Keuangan? 1.3. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Jenis penelitian data yang digunkan adalah data sekunder laporan keuangan pada perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011-2013. 2. Penelitian ini dibatasi hanya mengenai pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajemen, Komesaris Independen dan Kualitas Audit terhadap Integritas Laporan Keuangan.

11 1.4. Tujuan Penelitian Dari perumusan tersebut, maka tujuan penelitian : 1. Menguji Corporate governance, meliputi (Komisaris Independen, Kepemilikan Institusi, Kepemilikan Manajerial) dan Kualitas Audit secara simultan terhadap Integritas Laporan Keuangan. 2. Menguji Komesaris Independen berpengaruh positif terhadap Integritas Laporan Keuangan. 3. Menguji Kepemilikan Institusi berpengaruh positif terhadap Integritas Laporan Keuangan. 4. Menguji Kepemilikan Manajerial berpengaruh negatif terhadap Integritas Laporan Keuangan. 5. Menguji Kualitas Audit berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan. 1.5. Manfaat Penelitian Manfaat yang di harapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Investor Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan bagi investor dalam memutuskan untuk melakukan investasi.

12 2. Bagi Kreditor Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan bagi kreditur dalam pengambilan keputusan pemberian pinjaman. 3. Bagi pihak Akademis Dapat memberikan informasi dan memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan terutama penelitian yang berkaitan dengan akuntansi keuangan.