KEBUDAYAAN: PELURUSAN ATAS PEMAKNAAN Oleh Sumaryadi Staf Pengajar pada FBS UNY

dokumen-dokumen yang mirip
Apresiasi Budaya. Apresiasi : -Penghargaan dan pemahaman atas suatu hasil seni atau budaya -Apreciate is to judge the value of; to feel

MANUSIA DAN BUDAYA. A. MANUSIA 1. Pengertian Manusia. Ringkasan Tugas Ilmu Budaya Dasar:

KEBUDAYAAN & MASYARAKAT

KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT Y E S I M A R I N C E, S. I P

GEOGRAFI BUDAYA Materi : 7


- alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama) - organisasi kekuatan (politik)

BAB IV SISTEM SOSIAL 4.1 Pengantar 4.2 Sistem Sosial

Keterkaitan antara Kebudayaan Material dan Non Material. dengan Struktur Sosial

Pertemuan6 Peradaban; Wujud kebudayaan danunsur-unsur kebudayaan MATA KULIAH ANTROPOLOGI BUDAYA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MEDAN AREA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. a. Kebudayaan sebagai proses pembangunan

Antropologi Psikologi

SOSIOLOGI PERTANIAN ( )

I. PENDAHULUAN. Manusia mengalami perubahan tingkat-tingkat hidup (the life cycle), yaitu masa

BAB I PENDAHULUAN. Desa Setrojenar terletak di Kecamatan Buluspesantren, desa tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani. Kebutuhan mencakup

TUJUAN PERKULIAHAN Mahasis Ma wa hasis mema wa ham mema i ham man ma usia sebaga n i usia sebaga makhluk ma buda ya buda

Ig. Dodiet Aditya Setyawan, SKM, MPH.

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN

KEBUDAYAAN DALAM ILMU ANTROPOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Arti budaya

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

TINJAUAN PUSTAKA. manusia senantiasa mengalami suatu perubahan-perubahan pada kehidupan. tak terbatas (Muhammad Basrowi dan Soenyono, 2004: 193).

01Ilmu. Komunikasi Antar Budaya. Pengantar Komunikasi Antar Budaya. Mira Oktaviana Whisnu Wardhani, M.Si. Komunikasi. Modul ke: Fakultas

PERTEMUAN MINGGU KE 5

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta buddhayah yang merupakan

BAB II DESKRIPSI TEORETIS DAN FOKUS PENELITIAN

KEBUDAYAAN. 1. Pengertian

KONSEP-KONSEP POKOK DALAM ANTROPOLIGI: KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1. PERMASALAHAN Latar Belakang Permasalahan

PEMBELAJARAN SASTRA YANG KONTEKSTUAL DENGAN MENGADOPSI CERITA RAKYAT AIR TERJUN SEDUDO DI KABUPATEN NGANJUK

Perubahan Sosial Mutia Rahmi Pratiwi Pengantar Sosiologi UDINUS Semarang

Human Relations. Kebudayaan dan Human Relations. Amin Shabana. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Hubungan Masyarakat

Menurut E. B. Tylor, budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat

BAB I PENDAHULUAN. (1994:10) Sastra juga sebagai pengungkapan baku dari apa yang telah disaksikan

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, dan dari kebiasaan itu yang nantinya akan menjadi kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL TRANSFORMASI MEDIA CERITA RAKYAT INDONESIA SEBAGAI PENGENALAN WARISAN BUDAYA NUSANTARA

KEBUDAYAAN. Oleh : Firdaus

MODUL PERKULIAHAN Kapita Selekta Ilmu Sosial Masyarakat & Budaya

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

PENGERTIAN DASAR SEJARAH KEBUDAYAAN

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

a. Hakekat peradaban manusia Koentjaraningrat berpendapat bahwa kata peradaban diistilahkan dengan civilization, yang biasanya dipakai untuk menyebut

Budaya. Oleh: Holy Greata. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

MASYARAKAT DAN KESADARAN BUDAYA. Oleh: Resti Nur Laila, Atika Widayanti, Krissanto Kurniawan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial, dan karya sastra memiliki kaitan yang sangat erat. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Moses, 2014 Keraton Ismahayana Landak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Anton M. Moeliono dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Analisis adalah 1.

I. PENDAHULUAN. Secara umum, kebudayaan memiliki tiga wujud, yakni kebudayaan secara ideal

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang

PERTEMUAN KE 6 POKOK BAHASAN

KEBUDAYAAN. Pengantar Antropologi. Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si

BAB II KAJIAN TEORI. Kebudayaan berasal dari kata sansekerta budhayah, yaitu bentuk jamak

Budaya Budaya = pikiran; akal budi (KBBI, 2002:169) Berasal dari kata Buddayah(Sansekerta), yang merupakan bentuk jamak dari kata Buddhi, artinya budi

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Kenyataan ini tidak dapat dipungkiri, bahwa sastra merupakan cerminan. nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat tertentu.

BAB II MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tumpuan serta puncak keagungan bangsa adalah berupa

UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN MENJELANG LEBARAN, MBOK JAH, DAN DRS CITRAKSI DAN DRS CITRAKSA

BAB 1 PENDAHULUAN. khasanah pengetahuan suatu masyarakat atau suku bangsa. Kehidupan

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum Nasional merupakan pengembangan dari Kurikulum 2013 yang

KEBUDAYAAN. Sosped Fapet UHN

BAB II KAJIAN TEORITIK. menyangkut segala sesuatu yang baik atau buruk sebagai abstraksi,

BAB I PENDAHULUAN. batas formal namun semua itu tidak begitu subtansial. Mitos tidak jauh dengan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai fakta sosial, manusia sebagai makhluk kultural (Ratna, 2005:14). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Suryohadiprojo (1982: ), rakyat Jepang pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

MATAKULIAH BERKEHIDUPAN BERMASYARAKAT (MBB)

Inisiasi 3 INDIVIDU DAN MASYARAKAT: KEDUDUKAN DAN PERAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI DAN SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. dari kata majemuk bahasa Inggris folklore, yang terdiri atas kata folk dan lore.

BUDAYA KERJA UNTUK KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

BAB I PENDAHULUAN. manusia serta segala masalah kehidupan tidak dapat dipisah-pisah untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan zaman juga telah membawa perubahan pada

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. pemikiran si peneliti karena menentukan penetapan variabel. Berdasarkan Kamus Besar

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

Bab 1. Pendahuluan. Candrasengkala sebagai..., Meirissa Ramadhani, FIB UI, Universitas Indonesia

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

BAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

individu masyarakat kebudayaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. antara keadaan sistem tertentu dalam jangka waktu berlainan.

BAB I PENDAHULUAN. diabdikan untuk keperluan masyarakat secara luas. 2 Wujud dari budaya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan bentuk karya seni kreatif yang menggunakan objek manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kecakapan Antar Personal. Mia Fitriawati, S. Kom, M.Kom

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

kebudayaan Cina Peranakan bagi peneliti maupun pemba BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

KEBUDAYAAN: PELURUSAN ATAS PEMAKNAAN Oleh Sumaryadi Staf Pengajar pada FBS UNY Pendahuluan Kebudayaan berkembang sejalan dengan perjalanan kehidupan manusia itu sendiri. Manusia merupakan satu-satunya makhluk di atas bumi ini yang mengembangkan kebudayaan, yang memberikan makna kepada kehidupannya, yang memanusiakan diri dalam hidupnya (Ditjendikti Depdikbud, 1983/1984). Permasalahan dalam kehidupan manusia muncul bersamaan dengan keberadaan manusia itu sendiri. Sikap manusia dalam menghadapi permasalahan yang muncul dalam perikehidupannya, dilihat dari perkembangan kebudayaan manusia, dapat dibedakan atas tiga tahap, yakni tahap mistis, tahap ontologis, dan tahap fungsional (Peursen, 1976). Secara singkat ketiga tahap di atas dapat dikemukakan sebagai berikut. Pertama, tahap mistis ditandai oleh adanya sikap manusia yang masih merasakan bahwa dirinya terkepung oleh kekuatan-kekuatan gaib di sekitarnya. Kedua, tahap ontologis ditandai oleh adanya sikap manusia yang tidak lagi merasakan dirinya terkepung oleh kekuatan-kekuatan gaib di sekitarnya, sudah bersikap mengambil jarak dari objek di sekitarnya, bahkan mulai melakukan telaah-telaah terhadap objek tersebut. Ketiga, tahap fungsional ditandai oleh adanya sikap manusia yang bukan saja merasa telah terbebas dari kungkungan kekuatan gaib di sekitarnya, sudah pula mempunyai pengetahuan atas telaah-telaah yang dilakukannya terhadap objek-objek di sekitar kehidupannya, namun lebih jauh lagi, mereka memfungsionalkan pengetahuan tersebut untuk kepentingan dirinya. Dari pengantar di atas secara sekilas sudah dapat dirasakan bahwa sosok yang bernama kebudayaan mempunyai ruang lingkup seluas dan sedalam itu. Anehnya, sampai dewasa ini, masih banyak saudara-saudara kita yang memberikan arti terlampau sempit kalau tidak boleh dikatakan keliru -- terhadap istilah kebudayaan. Kebudayaan diberi pengertian sama dengan kesenian. Ketika

mereka mengucapkan kata seni secara otomatis selalu diikuti dengan kata budaya di belakangnya, jadilah seni budaya. Demikian pula, ketika mereka mendengar sebutan budayawan, maka yang muncul dalam benak mereka adalah sosok seniman. Pemahaman yang kurang pas seperti tersebut di atas tampaknya perlu segera diluruskan agar fenomena itu tidak berlarut-larut dan beranak-pinak. Dari kenyataan itu pula, muncul pemikiran akan pentingnya kegiatan apresiasi budaya melalui jalur apa pun agar budaya atau kebudayaan dapat diletakkan pada posisinya secara proporsional. Apresiasi Budaya Apresiasi budaya teramat diperlukan, baik melalui jalur formal yakni melalui bangku pendidikan (formal) untuk pelajar/mahasiswa, maupun melalui jalur nonformal yakni melalui berbagai media massa untuk masyarakat luas pada umumnya. Dengan apresiasi budaya, orang akan tahu banyak dan paham akan a- b-c-nya budaya. Apresiasi kebudayaan adalah penghargaan dan pemahaman atas budaya (Natawidjaja, 1980), kegiatan menggauli (kebudayan) dengan sungguhsungguh hingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik (terhadap kebudayaan) (Effendi, 1974), pendek kata, penghargaan (terhadap kebudayaan) yang didasarkan pada pemahaman (Sudjiman, 1984). Kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu (Koentjaraningrat, 1984), merupakan semua penemuan dan ciptaan manusia, baik material maupun nonmaterial, yang ditemukan, diciptakan, diperkembangkan, dan diwariskan dalam kehidupan bersama (Polak, 1982). Demikian pula, Taylor (Soekanto, 1982) mengatakan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat, dan kemampuan yang lain, serta kebiasaan yang dimiliki oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Koentjaraningrat (1983) membagi kebudayaan atas 7 unsur: (1) bahasa, (2) sistem pengetahuan, (3) organisasi sosial, (4) sistem peralatan hidup dan

teknologi, (5) sistem mata pencaharian hidup, (6) sistem religi, dan (7) kesenian. Kesemua unsur kebudayaan tersebut mewujud ke dalam bentuk sistem budaya/ adat-istiadat (kompleks budaya, tema budaya, gagasan), sistem sosial (aktivitas sosial, kompleks sosial, pola sosial, tindakan), dan unsur-unsur kebudayaan fisik (benda kebudayaan). Dari pembagian di atas diketahui dengan pasti bahwa sesungguhnya seni atau kesenian adalah (: hanyalah) 1 unsur saja dari kebudayaan di samping 6 unsur kebudayaan yang lain. Sehingga, penyinoniman kebudayaan dengan kesenian sesungguhnya kurang pas. Demikian pula, predikat budayawan tentunya juga tidak hanya dikenakan kepada pakar/ahli/empu/orang-orang yang konsen pada seni dan kesenian saja, melainkan juga pada keenam unsur kebudayaan yang lain tersebut. Wujud Kebudayaan Di dalam hidupnya manusia mempunyai kebutuhan yang cukup banyak. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan itu manusia melakukan berbagai tindakan. Sifat hubungan antara manusia dan dunia bermacam-macam, demikian pula dalam menghadapi tantangan yang sama pun reaksi mereka berbeda-beda. Karena itulah, masyarakat dan kebudayaan tidak dapat dipisah-pisahkan satu dengan yang lain. Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Kebudayaan tidak akan ada jika tidak ada masyarakat sebagai wadah dan pendukungnya (Sumaryadi, 1997). Kebudayaan yang dikembangkan manusia tidak statis. Perkembangan kebudayaan dapat terjadi karena pengaruh dari dalam dan pengaruh dari luar. Pengaruh dari dalam berupa berbagai kekuatan dari dalam masyarakat yang timbul karena adanya pergantian generasi atau hasil upaya dalam menanggapi perkembangan zaman yang menimbulkan pergeseran nilai maupun sistem sosial. Pengaruh dari luar berwujud kontak-kontak antarkebudayaan, disusul dengan pertukaran kebudayaan, ataupun adopsi unsur-unsur kebudayaan asing melalui difusi. Wujud budaya sesungguhnya meliputi 3 macam, yaitu: (1) ideas (ide/gagasan) yang menghasilkan sistem budaya/adat-istiadat, (2) activities

(tindakan) yang menghasilkan sistem sosial, dan (3) artifact (artefak) yang menghasilkan kebudayaan fisik. Ketiga wujud tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. Pertama, ide/gagasan/nilai/norma/peraturan merupakan sesuatu yang bersifat abstrak, kerangka pemikiran dalam otak, kerangka perilaku yang ideal, berupa tatanan/peraturan/norma ideal. Termasuk dalam wujud pertama ini, misalnya: cita-cita, visi dan misi, norma/aturan-aturan, dan seterusnya. Kedua, tindakan/aktivitas merupakan sesuatu yang konkret, tindakan berpola manusia dalam masyarakat, perilaku manusia dalam hidup bersosialisasi dan berkomunikasi, perilaku manusia dalam bergaul dengan sesamanya, perilaku manusia sehari-hari menurut pola-pola tertentu berdasarkan adat tata kelakuan. Termasuk dalam wujud kedua ini, misalnya: proses belajar-mengajar, proses administrasi, proses kreatif, proses produksi, dan seterusnya. Ketiga, artefak/kebudayaan fisik merupakan sesuatu yang konkret, benda-benda hasil karya manusia, baik yang besar-besar maupun yang kecil-kecil. Termasuk dalam wujud ketiga ini, misalnya: gedung, ruang, buku, komputer, candi, dan seterusnya. Penutup Seni atau kesenian merupakan salah satu unsur dari tujuh unsur kebudayaan yang ada. Untuk itu, pemberian makna kebudayaan hanya sebagai kesenian adalah kurang pas karena bisa berakibat tereliminasinya keenam unsur kebudayaan yang lain. Demikian pula, penyebutan atau predikat budayawan yang hanya diperuntukkan seniman/pakar seni/pengamat seni/kritikus seni/dan seterusnya adalah kurang pas, mengingat di samping seni dan kesenian masih ada enam unsur kebudayaan yang lain. Pada hakekatnya kebudayaan adalah keseluruhan dari gagasan atau pikiran, karya, dan hasil karya manusia. Oleh karena itu, wujud kebudayaan dapat dibedakan atas: a) wujud kebudayaan sebagai kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma, peraturan, dan seterusnya, b) wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat, dan c) wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

Hubungan antara wujud budaya yang satu dan yang lain saling berkaitan, tidak berdiri sendiri-sendiri, saling mengisi. Dalam pengertian, kebudayaan ideal memberikan bentuk dan mengarahkannya, kebudayaan aktivitas melaksanakan upayanya, dan kebudayaan fisik (artefak) memberikan perwujudan nyata atas usahanya. Daftar Pustaka Ditjendikti Depdikbud. 1983/1984. Filsafat Ilmu (Materi Dasar Pendidikan Program Akta Mengajar V). Effendi, S. 1974. Bimbingan Apresiasi Puisi. Ende-Flores: Nusa Indah. Koentjaraningrat. 1983. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru. --------------------. 1984. Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia. Natawidjaja, P. Suparman. 1980. Apresiasi Sastra & Budaya. Jakarta: PT Intermasa. Peursen, C.A. Van. 1976. Strategi Kebudayaan (Terj. Dick Hartoko). Jakarta: BPK Gunung Mulia & Kanisius. Polak, JBAF Maijor. 1982. Sosiologi: Suatu Buku Pengantar Ringkas. Jakarta: PT Ichtiar Baru-van Hoeve. Sudjiman, Panuti (Ed.). 1984. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Gramedia. Sumaryadi. 1997. Ilmu dan Kebudayaan: Tinjauan Dimensi Kontributif dalam Diksi Majalah Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Seni. Yogyakarta: FPBS IKIP Yogyakarta.