BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap negara pada prinsipnya mempunyai kedaulatan penuh atas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Praperadilan merupakan lembaga baru dalam dunia peradilan di

BAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah hukum. Di Indonesia, salah satu masalah hukum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia sebagai Negara Kepulauan yang memiliki struktur

BAB I PENDAHULUAN. kekerasan. Tindak kekerasan merupakan suatu tindakan kejahatan yang. yang berlaku terutama norma hukum pidana.

BAB I PENDAHULUAN. pengadilan yang dilakukan oleh aparat penegak hukum. pemeriksaan di sidang pengadilan ada pada hakim. Kewenangan-kewenangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemenuhan akan sarana transportasi saat ini merupakan kebutuhan pokok

BAB I PENDAHULUAN. Setelah Proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Negara Indonesia. Undang Dasar 1945 yaitu untuk memajukan kesejahteraan umum.

BAB 1 PENDAHULUAN. kewenangan dalam rangka menetapkan ketentuan yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maraknya tindak pidana yang terjadi di Indonesia tentu

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA DI BIDANG PERIKANAN

BAB I PENDAHULUAN. wilayahnya dan berbatasan langsung dengan beberapa negara lain. Sudah

Kata Kunci : Yurisdiksi Indonesia, Penenggelaman Kapal Asing, UNCLOS

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan tanpa kecuali. Hukum merupakan kaidah yang berupa perintah

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945, telah ditegaskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. warga negaranya atau orang yang berada dalam wilayahnya. Pelanggaran atas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan yang erat sekali dengan agama/kerohanian sehingga

BAB I. Dalam kehidupan bernegara yang semakin komplek baik mengenai. masalah ekonomi, budaya, politik, keamanan dan terlebih lagi masalah

BAB I PENDAHULUAN. tidak boleh menyimpang dari konfigurasi umum kepulauan. 1 Pengecualian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan yang sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses peradilan yang sesuai dengan prosedur menjadi penentu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hukum berkembang mengikuti perubahan zaman dan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dari segi kualitas dan kuantitas. Kualitas kejahatan pada

BAB III. PENUTUP. internasional dan merupakan pelanggaran terhadap resolusi-resolusi terkait

2008, No hukum dan kejelasan kepada warga negara mengenai wilayah negara; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,

BAB I PENDAHULUAN. Tercatat 673 kasus terjadi, naik dari tahun 2011, yakni 480 kasus. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1996 TENTANG PERAIRAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. enforcement system (sistem penegakan langsung) dan indirect enforcement

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan Negara Kesatuan yang berbentuk Republik. sesuai yang diamanatkan pada Pasal 1 ayat (1) UUD RI 1945.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Agar hukum dapat berjalan dengan baik pelaksanaan hukum

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan mengatur tata tertib dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan tersebut tidak bertentangan dengan hukum internasional 4. Kedaulatan

BAB I PENDAHULUAN. Pidana (KUHAP) adalah seorang yang karena perbuatannya atau keadaannya,

BAB I PENDAHULUAN. kelompok masyarakat, baik di kota maupun di desa, baik yang masih primitif

BAB I PENDAHULUAN. bangsa ke arah yang lebih baik yaitu arah yang menunjukkan kemakmuran

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalan penelitian normatif empiris. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Ketentuan Pasal 184 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

BAB I PENDAHULUAN. (rechtsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtsstaat). Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa, sehingga setiap anak berhak atas kelangsungan. memajukan kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. hidup, tumbuh dan berkembang, berpartisipasi serta berhak atas perlindungan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan

BAB I PENDAHULUHAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) adalah melindungi

BAB I PENDAHULUAN. paling dominan adalah semakin terpuruknya nilai-nilai perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap Negara dapat dipastikan harus selalu ada kekuatan militer untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 amandemen ke-iii. Dalam Negara

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini diuraikan dalam Penjelasan Umum Undang-undang Nomor 5 Tahun

yang tersendiri yang terpisah dari Peradilan umum. 1

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang semakin meningkat mengandung resiko pencemaran dan. yang menjadi pendukung kehidupan manusia telah rusak.

BAB I PENDAHAULUAN. Negara Indonesia merupakan negara hukum (rechtsstaat) yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, sehingga harus diberantas 1. hidup masyarakat Indonesia sejak dulu hingga saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. negara yang membawa akibat-akibat hukum yang sangat kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perdagangan orang merupakan bentuk modern dari perbudakan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permasalahan mengenai penggunaan Narkotika semakin hari

Pembagian Kewenangan Dalam Penegakan Hukum Terhadap Pelanggaran Peraturan Perundang-Undangan Di Perairan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mengikat maka Komisi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini rasanya cukup relevan untuk membicarakan masalah polisi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN NASIONAL TERKAIT DENGAN PENETAPAN INDONESIA SEBAGAI NEGARA KEPULAUAN. Oleh : Ida Kurnia*

BAB I PENDAHULUAN. konsumen di Indonesia. Menurut pasal 1 ayat (2) Undang-Undang No 8 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Hal ini dapat dibuktikan dalam Pasal

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan atas kekuasaan belaka, maka segala kekuasaan negara harus

BAB I PENDAHULUAN. sebagai extraordinary crime atau kejahatan luar biasa. penerapannya dilakukan secara kumulatif.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak bukanlah untuk dihukum tetapi harus diberikan bimbingan dan

BAB I PENDAHULUAN. sudah dinyatakan punah pada tahun 1996 dalam rapat Convention on

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan ini adalah penelitian hukum normatif empiris.penelitian hukum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Potensi ruang angkasa untuk kehidupan manusia mulai dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan bahwa Negara Indonesia adalah Negara hukum, dimana salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,

PUSANEV_BPHN. Prof. Dr. Suhaidi,SH,MH

BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku tindak pidana tersebut,yang memperoleh pidana penjara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Agar hukum dapat berjalan dengan baik, maka berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. dulu. Namun hingga sekarang masalah illegal fishing masih belum dapat

TANGGUNG JAWAB HUKUM PT ASURANSI JASA INDONESIA DALAM MENYELESAIKAN KLAIM ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG DI LAUT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pekerja dalam dunia kerja tidak dibedakan baik laki-laki maupun

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia perjudian masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan dari hukum acara pidana adalah untuk mencari dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional negara Indonesia dilaksanakan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Warisan kebudayaan Indonesia yang bermacam macam ini disebabkan

dikualifikasikan sebagai tindak pidana formil.

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia berdasarkan hukum (Rechstaat), tidak berdasarkan atas

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan modus-modus kejahatan.

BAB I PENDAHULUAN. tinggi tingkat budaya dan semakin modern suatu bangsa, maka semakin

BAB I PENDAHULUAN. pada tahap interogasi / penyidikan sering terjadi tindakan sewenang-wenang

PENULISAN HUKUM / SKRIPSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal dan menurut tata cara yang diatur dalam undang-undang untuk

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. melindungi individu terhadap pemerintah yang sewenang-wenang dan

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. 19 Jenis penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah tangga merupakan unit yang terkecil dari susunan kelompok

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam pergaulan di tengah kehidupan masyarakat dan demi kepentingan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. negara dimana wilayah daratnya berbatasan dengan laut. menimbulkan kerenggangan hubungan dan apabila berlarut-larut akan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara pada prinsipnya mempunyai kedaulatan penuh atas wilayahnya baik darat, air, maupun udara, dimana hukum yang berlaku adalah hukum nasional negara masing-masing. Batas-batas wilayah suatu negara telah diatur berdasarkan atas suatu perjanjian yang dilakukan oleh 2 atau lebih negara yang wilayahnya berdekatan. Negara dibagi atas beberapa macam negara sesuai dengan letak geografis serta besar kecilnya suatu negara, seperti negara mini atau sering disebut dengan negara liliput, negara pantai, negara kepulauan dan sebagainya. 1 Negara mempunyai yurisdiksi, hak atau wewenang untuk menetapkan hukum dalam wilayah kedaulatannya. Masalah yurisdiksi Negara timbul karena dalam masyarakat internasional masing-masing negara merupakan anggota yang berdaulat, disamping itu hubungan-hubungan kehidupan yang berlaku dalam kehidupan masyarakat internasional terjadi melampaui batas-batas suatu negara. 2 Asas teritorial merupakan salah satu asas yang digunakan untuk melandasi yurisdiksi negara atas orang, perbuatan dan benda. Asas teritorial menetapkan 1 F. Sugeng Istanto, Hukum Internasional (Univesitas Atma Jaya Yogyakarta,1998), hlm. 26-28 2 Ibid.,hlm. 47 1

2 bahwa yurisdiksi negara berlaku bagi orang, perbuatan dan benda yang ada di wilayahnya. 3 Kondisi tersebut secara tidak langsung menyebabkan semua benda yang ada dalam wilayah suatu negara tunduk pada kekuasaan dan hukum negara yang bersangkutan. Sesuai dengan macam-macam negara yang ada, Indonesia merupakan suatu negara kepulauan, karena terdiri dari sekelompok pulau yang merupakan satu kesatuan termasuk perairan yang berada di dalamnya yang merupakan satu kesatuan geografi, ekonomi, historis dan politik yang intrinsik. Wilayah laut negara kepulauan ialah wilayah laut yang terletak didalam garis pangkal yang mengelilingi negara kepulauan. 4 Wilayah laut itu masuk ke dalam wilayah laut negara kepulauan tanpa memperhitungkan kedalaman wilayah itu ataupun jaraknya dari pantai. Di wilayah laut ini negara kepulauan berdaulat, namun kedaulatannya itu dibatasi oleh hukum internasional. Setiap individu memiliki nasionalitas yang sering merupakan satu satunya penghubung antara satu individu dan satu negara. Nasionalitas seseorang merupakan suatu keadaan yang terus menerus dan bukan merupakan suatu fakta fisik yang terjadi pada suatu peristiwa tertentu saja. Nasionalitas yang dimiliki oleh setiap individu juga diakui dalam hukum internasional. 3 Ibid., hlm. 47-48 4 Ibid., hlm. 40

3 Nasionalitas seseorang adalah suatu hubungan yang terus-menerus antara negara yang berdaulat di satu pihak dan warga negara di pihak lain. Landasan pokok nasionalitas seseorang adalah keanggotaannya pada suatu masyarakat politik yang independen. Hukum ini meliputi hak hak dan kewajiban kewajiban yang terkait dengan kedua belah pihak dimana pihak warga negara juga tidak kurang daripada pihak negara itu. 5 Setiap warga negara mempunyai hak dan kedudukan yang sama dimata hukum yang diakibatkan oleh adanya hubungan nasionalitas tersebut. Perlindungan merupakan suatu hak yang harus diterima oleh warga negara, negara yang bersangkutan. Kondisi di atas jelas memberikan gambaran bahwa sebagai negara yang berdaulat, negara Indonesia pada dasarnya harus dapat memberikan perlindungan kepada seluruh Warga Negara Indonesia. Perlindungan tersebut pada prinsipnya meliputi seluruh warga negara baik yang berada di dalam maupun di luar wilayah kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kondisi ini pada dasarnya juga sesuai dengan Pasal 28D ayat 1 BAB X tentang Warga Negara dan Penduduk Undang-Undang Dasar 1945 dan Pasal 28I ayat 4 BAB X tentang Warga Negara dan Penduduk Undang-Undang Dasar 1945. Pemberian perlindungan kepada seluruh warga negara pada prinsipnya merupakan suatu kewajiban yang dimiliki oleh negara Republik Indonesia. 5 J.G. Starke, terjemahan Bambang Iriana Djajaatmadja, Pengantar Hukum Internasional, edisi kesepuluh 2, (Jakarta, Sinar Grafika, 2010), hlm. 458.

4 Adanya kewajiban tersebut jelas bahwa negara Republik Indonesia harus selalu dapat memberikan rasa aman kepada seluruh warga negaranya terutama yang berada dalam wilayah kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kewajiban yang ada pada negara Indonesia dalam memberikan perlindungan terhadap warga negara Indonesia dinilai masih kurang. Hal ini tercermin dalam peristiwa penangkapan tiga aparat Pengawas Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Tanjung Balai Karimun, Provinsi Riau di perairan Tanjung Berakit, Pulau Bintan, oleh Malaysia Police Marine 6. Ketiga orang Pengawas Sumber Daya Kelautan dan Perikanan itu ditangkap secara paksa pada saat menggiring beberapa kapal Malaysia yang melakukan illegal fishing di perairan Indonesia. 7 Negara mempunyai tanggung jawab penuh dalam hal pembebasan ketiga Pegawai Negeri Sipil Dinas Kelautan dan Perikanan tersebut. Insiden ini diakibatkan karena tidak adanya kejelasan antara kedua belah pihak negara atas batas wilayah perairan yang berdekatan tersebut. Dalam hal jika ada dua negara yang saling berdekatan dan sama-sama mengklaim dua belas mil laut untuk laut wilayah teritorial dan overlap, maka perlu diadakannya perundingan dalam penentuan batas perairan bagi kedua negara tersebut. 8 6 http://gagasdianhukum.wordpress.com/2010/08/26/malaysia-di-balik-insiden-perairanbintan/ 7 ibid 8 http://gamapermana80.blogspot.com/2010/04/perjanjian-di-perbatasan-indonesia-dan.html

5 Terhadap ketiga aparat Dinas Kelautan dan Perikanan yang ditahan oleh Malaysia Police Marine, pemerintah melakukan pembebasan dengan upaya diplomasi yang dianggap merugikan pihak Indonesia. 9 Pembebasan ketiga aparat Dinas Kelautan dan Perikanan tersebut ditukar dengan pembebasan tujuh orang nelayan Malaysia yang melakukan illegal fishing dalam wilayah perairan Indonesia. Jalur diplomasi memang telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam salah satu upaya pembebasan ketiga aparat Dinas Kelautan dan Perikanan yang ditahan oleh Malaysia, hal ini menggambarkan lemahnya kedaulatan negara dalam wilayah kedaulatannya sendiri. 10 Dalam hukum internasional yurisdiksi suatu negara diakui sebagai salah satu hak dan kewajiban negara atas wilayahnya masing-masing. Akan tetapi dalam insiden ini tergambar jelas adanya pelanggaran kedaulatan yang dilakukan oleh pihak Malaysia, dengan cara memasuki serta melakukan penangkapan terhadap ketiga aparat Dinas Kelautan dan Perikanan dalam wilayah teritorial Indonesia. Pada saat penahanan ketiga aparat Dinas Kelautan dan Perikanan tersebut juga menyatakan telah menerima beberapa tindak kekerasan. 11 Hukum internasional juga telah mengatur bahwa tahanan harus diperlakukan secara 9 http://www.jpnn.com/index.php?mib=berita.detail&id=70228 10 Ibid. 11 http://www.jpnn.com/read/2010/08/25/70904/menlu:-tiga-pelanggaran-dilakukan- Malaysia-

6 manusiawi dan dijamin keselamatannya. Indonesia harus dapat mengambil satu sikap tegas, dimana perlindungan terhadap warga negara harus dapat diimplementasikan sesuai dengan peraturan yang ada. Selain dengan menggunakan Hukum Nasional yang ada, kita juga dapat menggunakan Hukum Internasional, dimana setiap orang, benda, perbuatan yang masuk dalam suatu wilayah territorial negara lain, maka harus tunduk terhadap hukum di wilayah tersebut. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka akan dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah perlindungan negara Indonesia terhadap Warga Negara Indonesia yang berada dalam wilayah kedaulatan negara Indonesia yang ditangkap oleh pihak Malaysia telah diimplementasikan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia? C. Tujuan Penelitian 1. Secara objektif Tujuan yang di dapat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah perlindungan negara Indonesia terhadap Warga Negara Indonesia yang berada dalam wilayah kedaulatan negara Indonesia yang ditangkap oleh pihak

7 Malaysia telah diimplementasikan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. 2. Secara formal Penelitian dan penulisan hukum ini dilakukan untuk memperoleh data yang kemudian diolah dalam rangka penulisan hukum sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana untuk program studi ilmu hukum strata satu (S1). D. Manfaat Penelitian 1. Secara akademis-teoritis Karya ilmiah yang berupa penelitian dan penulisan hukum ini didedikasikan untuk perkembangan ilmu pengetahuan hukum, khususnya hukum internasional tentang perlindungan negara terhadap warga negaranya yang berada dalam wilayah kedaulatan negara tersebut dari ancaman negara lain. 2. Secara Subyektif, antara lain: a. Memberi kejelasan bahwa negara Indonesia mempunyai kewajiban untuk melindungi seluruh warga negaranya dalam lingkup hukum internasional.

8 b. Memberi kejelasan bahwa setiap Warga Negara Indonesia yang ditangkap dalam wilayah kedaulatan Indonesia, maka pemerintah mempunyai kewajiban dalam memberikan perlindungan hukum. c. Setiap Warga Negara Indonesia baik di dalam maupun di luar wilayah kedaulatan negara Indonesia, mendapat perlindungan hukum dari pemerintah negara Indonesia. d. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan supaya penelitian ini dapat menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dalam kegiatan penelitian dan permasalahan pokok yang diteliti. e. Dengan segala kerendahan hati, penelitian ini bermanfaat bagi penulis untuk menyelesaikan Penulisan Hukum/ Skripsi. f. Dengan adanya penelitian ini, maka hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan referensi atau pustaka bagi penelitian yang berkaitan dengan topik yang ada. E. Keaslian Penelitian Penulisan hukum/ skripsi ini merupakan karya asli penulis, bukan merupakan duplikasi ataupun plagiasi dari hasil karya penulis lain. Apabila ada peneliti lain yang sudah pernah mengkaji dan meneliti diluar sepengetahuan penulis, maka penelitian ini dapat dipergunakan sebagai pelengkap penelitian sebelumnya.

9 F. Batasan Konsep 1. Perlindungan adalah suatu hal atau perbuatan menjaga atau melindungi sebagai suatu kewajiban atas hak yang ada. 12 2. Negara adalah organisasi kekuasaan yang berdaulat, menguasai wilayah tertentu dan penduduk tertentu, dan yang kehidupannya didasarkan pada sistem hukum tertentu. 13 3. Warga Negara Indonesia adalah orang-orang bangsa Indonesia yang sah dan orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. 14 4. Wilayah adalah sebuah daerah yang dikuasai atau menjadi teritorial dari sebuah kedaulatan. 15 5. Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi yang dimiliki oleh suatu negara yang bersifat absolut dan ekslusif. 16 6. Ditangkap adalah suatu proses atau cara seseorang atau sekelompok orang memaksa seseorang atau sekelompok orang yang lain turut serta bersamanya. 17 12 http://kamusbahasaindonesia.org/perlindungan 13 http://istilahhukum.uajy.ac.id/?keyword=negara&hal_top=1 14 http://istilahhukum.uajy.ac.id/?keyword=warga+negara+indonesia&hal_top=1 15 http://id.wikipedia.org/wiki/wilayah 16 http://kamusbahasaindonesia.org/kedaulatan

10 Adapun kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis dari batasan konsep yang ada di atas bahwa Perlindungan Negara Indonesia terhadap Warga Negara Indonesia yang berada di dalam wilayah kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditangkap oleh pihak Malaysia adalah suatu perbuatan menjaga atau melidungi sebagai suatu kewajiban atas hak yang ada oleh suatu organisasi kekuasaan yang berdaulat, menguasai wilayah dan penduduk Indonesia, dan yang kehidupannya didasarkan pada sistem hukum Indonesia terhadap orang-orang bangsa Indonesia yang sah yang berada di dalam suatu daerah yang dikuasai atau menjadi territorial Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditangkap oleh pihak Malaysia. G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis Penelitian Hukum Normatif yang merupakan penelitian yang berfokus pada norma Hukum Positif yang didasarkan pada pencarian data dari kepustakaan yang berkaitan dengan Perlindungan Negara Indonesia Terhadap Warga Negara Indonesia yang Berada di dalam Wilayah Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang Ditangkap oleh Pihak Malaysia dan penelitian ini memerlukan data sekunder sebagai data utama. 17 http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=istimewa%3apencarian&redirs=0&search=tangkap&fullte xt=search&ns0=1

11 2. Sumber Data Dalam penelitian ini digunakan penelitian hukum normatif, oleh karena itu pengumpulan data yang dilakukan berdasarkan pada data sekunder yang meliputi: a. Bahan hukum primer Bahan hukum primer yang digunakan sebagai acuan oleh penulis adalah, sebagai berikut: 1) UN Charter, article 33 2) Undang Undang Nomor 2 tahun 1971 tentang Penetapan Garis Batas Laut Wilayah Kedua Negara Di Selat Malaka. 3) Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea keempat 4) Undang Undang Dasar 1945 Pasal 28D ayat 1 BAB X tentang Warga Negara dan Penduduk, dan Pasal 28I ayat 4 BAB X tentang Warga Negara dan Penduduk. b. Bahan hukum sekunder Bahan hukum sekunder meliputi pendapat hukum yang didapat dari buku, makalah, surat kabar, majalah, jurnal, artikel internet yang berhubungan dengan peristiwa penangkapan tiga aparat Dinas Kelautan dan Perikanan Indonesia oleh Malaysia Police Marine.

12 4. Metode pengumpulan data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam usulan penelitian hukum ini adalah: 1) Metode studi kepustakaan dengan mempelajari peraturan dan norma Hukum Internasional, buku-buku, makalah, surat kabar, majalah, jurnal, artikel internet yang berhubungan dengan peristiwa penangkapan tiga aparat Dinas Kelautan dan Perikanan Indonesia yang ditangkap oleh Malaysia Police Marine. 2) Metode Penelitian Lapangan dengan melakukan wawancara dengan nara sumber yang berkaitan dengan permasalahan hukum yang dikaji seperti narasumber Ibu Gitasari R.Widowati dengan jabatan sebagai Kasie Perdata I Perlindungan Warga Negara Indonesia di Kementrian Luar Negeri Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bapak Alex Tobing, SH, M.Hum sebagai kasie kerjasamagakum di Kementrian Kelautan Negara Kesatuan Republik Indonesia 5. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Jakarta, hal ini disebabkan karena Jakarta merupakan pusat ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia dan sekaligus sebagai pusat pemerintahan dimana terdapat Kantor Kementrian Luar Negeri Negara Kesatuan Republik Indonesia, Kementrian Kelautan Negara Kesatuan Indonesia, dan Perpustakaan Fakultas Hukum Atma Jaya Yogyakarta.

13 6. Metode Analisis Metode analisis yang digunakan untuk penelitian hukum normatif ini adalah dengan menggunakan metode analisis kualitatif yang artinya data yang diperoleh dideskripsikan dengan norma hukum secara sistematis yang kemudian dianalisis dengan pemikiran logis sehingga memproleh gambaran secara jelas mengenai masalah hukum yang dikaji. Proses penalaran yang digunakan dalam penarikan kesimpulan adalah dengan menggunakan metode berpikir deduktif yaitu berawal dari hal-hal umum yang kebenarannya telah diyakini serta bersifat khusus. H. Sistematika Penulisan Penelitian Hukum yang berjudul Perlindungan Negara Indonesia terhadap Warga Negara Indonesia yang Berada di dalam Wilayah Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditangkap oleh Pihak Malaysia menggunakan sistematika sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan Bab I ini menguraikan tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Keaslian Penelitian, Batasan Konsep, Metode yang digunakan dalam penulisan hukum ini dan juga sistematika penulisan hukum ini.

14 BAB II : PEMBAHASAN Bab II ini menguraikan tentang berbagai tinjauan pustaka yang berkaitan dengan judul penulis dan menguraikan tentang hasil dari penelitian penulis tentang Perlindungan Negara Indonesia terhadap Warga Negara Indonesia yang Berada di Dalam Wilayah Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang Ditangkap oleh Pihak Malaysia. BAB III : PENUTUP Bab III ini menguraikan kesimpulan yang ditarik oleh penulis berdasarkan pada hasil penelitian yang penulis lakukan dan berisi saran dari penulis yang bertujuan untuk memberikan solusi bagi pemecahan dan penyelesaian masalah yang muncul.