Partisipasi Masyarakat dalam Program Bank Sampah: Model Logit

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. faktor terpenting bagi kehidupan manusia, karena memiliki tiga fungsi pokok yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. kurang tepat serta keterbatasan kapasitas dan sumber dana meningkatkan dampak

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia, karena pada

HAK MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH MELALUI PROGRAM BANK SAMPAH DI KOTA DENPASAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pekerjaan, kepemimpinan, serta cara bertindak. Menurut Koontz dan O Donnel

Abstrak. Kata Kunci: tingkat pendidikan, status pekerjaan, usia, kesejahteraan, partisipasi

BAB I PENDAHULUAN. Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP),

SKRIPSI. Oleh : NI MADE RATIABRIANI NIM : FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. tahun 2012 memiliki total jumlah penduduk sebesar jiwa (BPS, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan lingkungan merupakan persoalan yang sangat serius yang dapat

2016 ANALISIS DESKRIPTIF POTENSI EKONOMI BANK SAMPAH DI KOTA BANDUNG

Jl. A. Yani Km 36, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, 70714, Indonesia ABSTRAK ABSTRACK

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography.

BAB I PENDAHULUAN. (makhluk hidup) dan abiotik (makhluk tak hidup). Kedua komponen itu akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

DAMPAK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM BANK SAMPAH SKRIPSI

ABSTRAK. Kata Kunci : Kabupaten Tabanan, Peran serta masyarakat, pengelolaan sampah, TPS 3R

Abstrak PENDAHULUAN. Volume 5, Nomor 2, Juni 2013 Hal Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan ISSN:

DAMPAK PROGRAM BANK SAMPAH TERHADAP SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI KELURAHAN BINJAI, KECAMATAN MEDAN DENAI, KOTA MEDAN

ABSTRAK. Kata Kunci: Bank Sampah, Anorganik, Cloud, Google Maps API, Nasabah

Oleh : Made Surya Diatmika I Nyoman Suyatna Kadek Sarna Program Kekhususan Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum Universitas Udayana

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. sampah yaitu dari paradigma kumpul angkut buang menjadi pengolahan yang

Keywords: evaluation of the impact, garbage management, Sumber Rejeki Garbage Bank, Kediri

Bab I PENDAHULUAN Latar Belakang

Pengaruh Pelatihan Pengelolaan Sampah Terhadap Penurunan Volume Sampah di Lingkungan Balleanging Kabupaten Bulukumba

BAB I PENDAHULUAN. barang maka semakin besar pula volume sampah yang dihasilkan. 1. dan volumenya akan berbanding lurus dengan jumlah penduduk.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN IBU RUMAH TANGGA YANG BEKERJA PADA SEKTOR INFORMAL DI KELURAHAN DAUH PURI KAUH, DENPASAR BARAT

Keywords: waste management, Bank Sampah Malang (BSM), RW 3 Sukun Village

BAB I PENDAHULUAN. penduduk dan meningkatnya kegiatan pembangunan (Thrihadiningrum, 2010).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan mutlak. Peran penting pemerintah ada pada tiga fungsi utama, yaitu fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Kebersihan lingkungan merupakan salah satu hal yang sangat penting

ANALISIS PENDAPATAN PEDAGANG DI PASAR JIMBARAN, KELURAHAN JIMBARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomis. Masyarakat berperan serta, baik secara perseorangan

Pengelolaan Sampah Mandiri Berbasis Masyarakat. Oleh: Siti Marwati, M. Si Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY

Analisis Partisipasi Dan Dampak Corporate Social Responsibility Bank Sampah PT Tirta Investama Aqua Klaten Terhadap Kesejahteraan Masyarakat

PERAN SERTA WANITA DALAM MEMPELOPORI GAYA HIDUP BERWAWASAN LINGKUNGAN DI RW O2 KELURAHAN PASAR MINGGU JAKARTA SELATAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan pemukiman yang sehat. Terwujudnya suatu kondisi lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan

Kata kunci: pengetahuan, sikap, tindakan pengelolaan sampah rumah tangga, ibu rumah tangga

Kata kunci: Kelompok, partisipasi, pengelolaan sampah.

Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Terhadap. Program Pengolahan Sampah di Tempat Pengelolaan Sampah

KEBIJAKAN PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU UNTUK MENINGKATKAN NILAI EKONOMI BAGI MASYARAKAT DI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sampah merupakan suatu sisa-sisa benda yang tidak diinginkan setelah berakhirnya

Metode PAR Sebagai Indikator Peningkatan Peran Masyarakat Terhadap Pengelolaan Limbah Plastik Dusun Paten Tridadi Sleman Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk dan aktivititas masyarakat di daerah perkotaan makin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MODEL BANK SAMPAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DOMESTIK BERBASIS MASYARAKAT DI PERUM CISALAK KELURAHAN SUKAMANAH KECAMATAN CIPEDES KOTA TASIKMALAYA

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. manusia yang beragam jenisnya maupun proses alam yang belum memiliki nilai

STUDI KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHA DAGANG BAJU (STUDI KASUS PEDAGANG BAJU BALI MENETAP DAN SEMI MENETAP DI DAERAH KUTA)

STUDI EFEKTIFITAS BANK SAMPAH SEBAGAI SALAH SATU PENDEKATAN DALAM PENGELOLAAN SAMPAH TINGKAT SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DI BANJARMASIN.

Abstrak. Kata Kunci :Curahan Jam Kerja, Umur, Pendidikan, Pendapatan Suami, Jumlah Tanggungan.

BAB I PENDAHULUAN Permasalahan Sampah di Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

Pengaruh Variabel Sosial Demografi terhadap Keputusan Penduduk Lanjut Usia Memilih Bekerja di Kecamatan Kediri

IMPLEMENTASI PASAL 25 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH TERHADAP PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian dengan metode kuantitatif.

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tinggi mengakibatkan bertambahnya volume sampah. Selama ini sebagian besar

SURAT PERNYATAAN. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya untuk dapat dipergunakan bilamana diperlukan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN MAGELANG

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

ANALISIS PENDAPATAN ISTRI NELAYAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN KELUARGA DI DESA SERANGAN

JURNAL ILMIAH. Disusun oleh : Yolan Cahyani JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

PENERAPAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NO. 7 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN KLUNGKUNG

BAB I PENDAHULUAN. berbagai program yang relevan. Peningkatan kualitas lingkungan terdiri dari berbagai

BAB I. Pendahuluan. peningkatan sebesar jiwa. Pada tahun 2015, diperkirakan jumlah penduduk akan mencapai

BAB I PENDAHULUAN. pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis dan

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG

EVALUASI PROGRAM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT

PENGARUH VARIABEL SOSIAL DEMOGRAFI TERHADAP KEPUTUSAN PENDUDUK LANJUT USIA MEMILIH UNTUK BEKERJA DI KECAMATAN KEDIRI KABUPATEN TABANAN SKRIPSI.

PERANAN BANK SAMPAH BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA DENPASAR

PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM TERTIB ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (STUDI KASUS DUA KELURAHAN DI KOTA DENPASAR)

BAB I PENDAHULUAN. atas yang mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Timbulan Sampah di Provinsi DKI Jakarta Tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo ± 4 km. Jumlah penduduk pada tahun 2011 adalah Jiwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.2 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan oleh masyarakat. Sedangkan proses untuk mencapai tujuan itu. dinyatakan dalam berbagai strategi pembangunan.

SISTEM GEOPORTAL INFORMASI PELAYANAN KEBERSIHAN BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS KOTA MAKASSAR)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2015 STUDI TENTANG PEMBERDAYAAN PARTISIPATIF DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN EKONOMI DAN PERILAKU WARGA MASYARAKAT

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah

BAB III METODE PENELITIAN

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Sampah merupakan limbah yang dihasilkan dari adanya aktivitas manusia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Elsa Martini Jurusan PWK Universitas Esa Unggul, Jakarta Jl. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KLASTER JEJARING PENGELOLAAN SAMPAH MANDIRI DI KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan Kota

Analisis Pendapatan Keluarga Wanita Single Parent (Studi Kasus Kelurahan Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar)

BAB II TINJAUAN UMUM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT. Lingkungan hidup manusia adalah jumlah semua benda dan kondisi yang

BAB I. PENGANTAR. 1.1.Latar Belakang. Perkembangan pengelolaan sampah permukiman berbasis masyarakat di

Tabel 1.1. Sampah Dipilah. Dipilah kemudian dibuang (%)

Transkripsi:

JEKT 9 [1] : 53-58 Partisipasi Masyarakat Dalam Program Bank Sampah: Model Logit [Ni Made Ratiabriani, Ida Bagus ISSN Putu : 2301 Purbadharmaja] - 8968 Partisipasi Masyarakat dalam Program Bank Sampah: Model Logit Ni Made Ratiabriani *) Ida Bagus Putu Purbadharmaja Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana ABSTRAK Bertambahnya jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi masyarakat, dan gaya hidup masyarakat di Kota Denpasar tentunya dapat meningkatkan jumlah timbunan sampah, jenis sampah, dan keragaman karakteristik sampah lainnya. Bank sampah merupakan suatu bentuk pengelolaan sampah berbasis lingkungan yang berfungsi sebagai tempat pemilahan dan pengumpulan sampah non organik yang dapat didaur ulang atau digunakan kembali sehingga menghasilkan nilai ekonomis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana partisiapsi Denpasar dan untuk menganalisis pengaruh variabel tingkat pendidikan, pendapatan keluarga, status pekerjaan, dan jumlah di Kota Denpasar. Partisipasi masyarakat dalam program bank sampah merupakan variabel dependen yang bersifat dummy. Penelitian ini menggunakan jenis data primer, Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, kuesioner, dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model logit. Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa masyarakat yang berpartisipasi aktif dalam program bank sampah di Kota Denpasar yaitu sebesar 64,3 persen. Tingkat pendidikan, pendapatan keluarga, status pekerjaan, dan jumlah bank sampah. Public Participation in Waste Bank Program: Logit Model ABSTRACT Increase of population, changes in consumption patterns and lifestyles of people in Denpasar certainly Bank of waste is a form of waste management based environment that serves as a sorting and collection of non-organic waste that can be recycled or reused to produce economic value. The aim of this study was to garbage bank program is the dependent variable is a dummy. This study uses primary data types, data was model. Based on the analysis found that people who actively participate in the program garbage bank in PENDAHULUAN Lingkungan hidup merupakan semua benda, daya, dan kondisi yang terdapat dalam suatu tempat atau ruang dimana manusia atau makluk hidup berada dan dapat memenuhi hidupnya. Menurut Suparmoko *) E-mail: ratiabriani@yahoo.com (2002 : 211) Lingkungan hidup merupakan faktor terpenting bagi kehidupan manusia, karena memiliki tiga fungsi pokok yaitu: pertama sebagai penyedia bahan mentah (sumber daya alam), kedua sebagai sumber kesenangan yang bersifat alami, dan fungsi yang ketiga yaitu lingkungan menyediakan diri sebagai tempat untuk menampung dan 53

JURNAL EKONOMI KUANTITATIF TERAPAN Vol. 9 No. 1 FEBRUARI 2016 mengolah limbah secara alami. Perkembangan pembangunan nasional yang dilakukan selama ini, mengakibatkan ketiga fungsi tersebut tidak dapat berjalan dengan baik. Purwanti (2015) menyatakan bahwa pembangunan yang dilaksanakan secara terus-menerus tentunya dapat membawa dampak negatif maupun dampak positif bagi lingkungan. Salah satunya adalah perubahan pola konsumsi masyarakat yang pada akhirnya menimbulkan permasalahan baru diantaranya adalah timbulnya sampah. Timbunan sampah dipengaruhi oleh jumlah penduduk yang terlalu padat dan aktivitas manusia yang tidak pernah berhenti. Denpasar merupakan ibu Kota Provinsi Bali yang terkenal sebagai daerah wisatawan dan menjadi sentra penting bagi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bali. Denpasar menduduki peringkat pertama dengan jumlah penduduk terpadat di Provinsi Bali dari tahun 2010-2014. Pada tahun 2010 jumlah penduduk di Kota Denpasar sebesar 793,000 jiwa meningkat menjadi 863.600 jiwa pada tahun 2014 (BPS, 2014). Bertambahnya jumlah penduduk di Kota Denpasar tentunya berpengaruh terhadap jumlah timbunan sampah yang dihasilkan. Pada tahun 2010 jumlah volume sampah yang dihasilkan di Kota Denpasar mencapai 2.521m 3 sedangkan pada tahun 2014 mengalami peningkatan mencapai 2.743m 3. Berawal dari masalah sampah, pemerintah Kota Denpasar mengajak warga bersama-sama mendirikan bank sampah suatu bentuk pengelolaan sampah berbasis masyarakat pada tahun 2010. Bank Sampah adalah suatu tempat dimana terjadi kegiatan pelayanan terhadap penabung sampah yang dilakukan oleh teller bank sampah. Mekanisme pengelolaan sampah dalam bank sampah hampir sama dengan bank konvensional pada umumnya. Bedanya, jika masyarakat menabung uang dapatnya uang, maka melalui bank sampah masyarakat menabung sampah dapatnya uang (Suwerda, 2012). Pengelolaan sampah pada bank sampah menggunakan sistem reward, dimana memberikan penghargaan atau hadiah kepada masyarakat yang mau memilah dan menyetorkan sejumlah sampah (Novyanti, 2013). Pelaksanaan kegiatan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dan bank sampah Denpasar bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan peranserta masyarakat akan arti pentingnya kebersihan lingkungan serta membantu memberikan tambahan pendapatan bagi masyarakat. Hingga saat ini pemerintah Kota Denpasar telah memiliki 36 bank sampah, dimana Kecamatan Denpasar Selatan memiliki 10 bank sampah dengan jumlah anggota sebanyak 1.200 orang, Denpasar Timur memiliki 9 bank sampah dengan jumlah anggota sebanyak 1.774 orang, Denpasar Barat memiliki 7 bank sampah dengan jumlah anggota sebanyak 398 orang, dan Denpasar Utara memiliki 10 bank sampah dengan jumlah anggota sebanyak 1.218 orang. Keikut sertaan masyarakat dalam program pengelolaan sampah tentunya dapat mengurangi beban lingkungan dengan adanya bahaya sampah, selain itu masyarakat juga dapat memperoleh keuntungan ekonomis dari mengikuti program pengelolaan sampah dimana masyarakat bisa mengolah sampah tersebut menjadi barang yang berguna seperti membuat tas, baju, dan perlengkapan lainnya dari sampah masyarakat juga dapat membuat pupuk organik dari sampah-sampah tersebut. Partisipasi masyarakat merupakan keikut sertaan masyarakat dalam menjalankan setiap kegiatan atau program yang di tetapkan oleh pemerintah untuk memberdayakan dan membangun masyarakat sehingga masyarakat mau ikut berperan aktif dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan pemeliharaan (Septa Satri, 2014). Menurut Siagian (1985 : 2) partisipasi dapat bersifat pasif maupun aktif, partisipasi bersifat pasif berarti sikap, prilaku, dan tidakan yang dilakukan seseorang dengan tidak mengganggu kegiatan pembangunan. Sedangkan partisipasi yang bersifat aktif seperti: ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang ada. Partisipasi masyarakat tentunya dipengaruhi oleh keadaan sosial masyarakat yang bersangkutan. Menurut Zaki Oktama (2013) sosial ekonomi merupakan kedudukan sesorang dalam suatu kelompok yang ditentukan oleh pendapatan, tingkat pendidikan, usia, dan kekayaan yang dimiliki. Sedangkan menurut Conyers (1991 : 5) kata sosial ekonomi mengandung pengertian sebagai sesuatu yang bersifat non moneter yang berkaitan dengan kualitas kehidupan insani. Masyarakat di Kota Denpasar terdiri dari berbagai macam lapis sosial yang hidup dan menyebar di desa-desa atau Kecamatan yang ada. Kondisi sosial ekonomi yang paling menonjol membedakan masyarakat di Kota Denpasar meliputi tingkat pendidikan, pendapatan keluarga, status pekerjaan, dan jumlah anggota keluarga. Pendidikan adalah salah satu faktor utama yang diyakini mampu meningkatkan sumber daya manusia sehingga dapat menciptakan manusia produktif yang mampu memajukan bangsa (Langinan, 2014). Menurut Hamid (2013) tingkat pendidikan berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggi tingkat pengetahuan akan pentingnya suatu, 54

Partisipasi Masyarakat Dalam Program Bank Sampah: Model Logit [Ni Made Ratiabriani, Ida Bagus Putu Purbadharmaja] sehingga semakin tinggi pula partisipasinya. Pendapatan keluarga adalah pendapatan yang diperoleh keluarga dalam waktu satu bulan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup seluruh anggota keluarga. Selain itu pendapatan keluarga juga memiliki pengaruh terhadap partisiapsi masyarakat. Menurut Yadnya (2005) pendapatan keluarga berpengaruh positif dan nyata terhadap partisipasi masyarakat, semakin besar pendapatan yang diperoleh masyarakat maka semakin meningkat partisipasi masyarakat. Status pekerjaan adalah jenis kedudukan seseorang dalam melakukan pekerjaan di suatu unit usaha atau kegiatan (BPS, 2015). Menurut Erfinna (2013), status pekerjaan berhubungan secara signifikan dengan partisipasi masyarakat. Masyarakat yang bekerja umumnya merasakan pentingnya menjaga kesehatan individu maupun keluarga untuk tetap dapat hidup secara sehat dan dapat melaksanakan aktivitas sesuai pekerjaan yang dimilikinya. Partisipasi masyarakat juga dipengaruhi oleh jumlah anggota keluarga, dimana semakin besar jumlah anggota keluarga berarti semakin besar pula jumlah kebutuhan keluarga yang harus dipenuhi. Sebaliknya semakin sedikit jumlah anggota keluarga berarti semakin sedikit pula kebutuhan keluarga yang harus dipenuhi. Sehingga keluarga yang jumlah anggotanya banyak, akan lebih berpartisipasi untuk memenuhi banyaknya kebutuhan yang harus dipenuhi (Erwin Adiana, 2012). Luali (2006) menyatakan bahwa jumlah anggota keluarga juga berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat, semakin kecil jumlah anggota keluarga, semakin besar pengaruhnya terhadap partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana partisipasi masyarakat dalam mengikuti program bank sampah di Kota Denpasar, dan untuk menganalisis bagaimana pengaruh tingkat pendidikan, pendapatan keluarga, status pekerjaan, dan jumlah partisipasi masyarakat dalam program bank sampah di Kota Denpasar. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi ataupun pengetahuan bagi penelitian selanjutnya terutama yang berkaitan dengan pengaruh kondisi sosial ekonomi terhadap partisipasi masyarakat dalam program bank sampah. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran kepada pemerintah dalam mengambil kebijakan dan memberikan solusi kepada pemeritah terutama dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program bank sampah. DATA DAN METODOLOGI Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan paradigma asosiatif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk mencari hubungan atau pengaruh satu atau lebih variabel (Sumanto, 2014 : 119). Lokasi penelitian ini dilakukan di Kota Denpasar, karena Denpasar memiliki jumlah penduduk tertinggi dan jumlah volume sampah terbanyak di Provinsi Bali. Program bank sampah di Kota Denpasar sudah tersebar di masing-masing Kecamatan. Hal ini menarik minat peneliti untuk datang langsung ke lokasi meneliti para nasabah yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan Bank Sampah. Obyek dalam penelitian ini adalah partisipasi masyarakat dalam program bank sampah dan foktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat untuk berpartisipasi dalam program bank sampah. Partisipasi masyarakat dalam program bank sampah (Y) merupakan variabel dependen yang di ukur dengan skala dummy dimana 1 = aktif dan 0 = tidak aktif. Sedangkan variabel independent dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan (X1), pendapatan keluarga (X2), status pekerjaan (X3) yang diukur dengan variabel dummy 1 = bekerja dan 0 = tidak bekerja, dan jumlah anggota keluarga (X4). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: data kuantitatif dan kualitatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Metode pengumpulan data wawancara, kuesioner, dan observasi. Wawancara adalah suatu proses yang dilakukan seseorang melalui tanya jawab langsung antara peneliti dengan responden yang terkait untuk mendapatkan data atau informasi yang dibutuhkan. Kuisioner adalah daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya dan diberikan kepada responden terpilih untuk memperoleh data responden. Dengan hasil kuisioner diperoleh informasi yang relevan dengan tujuan survey dan dapat memperoleh informasi yang akurat. Observasi adalah teknik yang digunakan untuk melengkapi data dengan melihat dan mencermati secara langsung ke obyek yang akan diteliti. Metode analisis data menggunakan model logit yang dituliskan dalam Persamaan (1). dimana : 0 1 X 1 2 X 2 3 X 3 4 X 4 + µi... (1) adalah probabilitas masyarakat 0 1 2 3 4 adalah parameter; X1 adalah tingkat pendidikan; X2 adalah pendapatan 55

JURNAL EKONOMI KUANTITATIF TERAPAN Vol. 9 No. 1 FEBRUARI 2016 Tabel 1. Partisipasi Masyrakat Dalam Program Bank Sampah Observed Orang Percentage Correct Partisipasi Tidak Aktif 35 35,7 Aktif 63 64,3 Sumber: hasil olah data primer, 2015 keluarga; X3 adalah status pekerjaan; X4 adalah jumlah anggota keluarga. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian untuk melihat bagaimana partisipasi masyarakat dalam program bank sampah yang dilihat dari kehadiran nasabah dalam membawa sampah selama satu bulan. Kehadiran tersebut diukur dengan menggunakan variabel dummy dimana nasabah yang kehadirannya berkisar antara 2-4 kali dalam sebulan akan dikatan aktif dalam berpartisiapsi. Nasabah yang kehadirannya selama kurang dari 2 kali dalam sebulan dikatakan tidak aktif dalam berpartisipasi. Hal tersebut dilakukan untuk melihat seberapa besar nasabah tersebut berpartisipasi secara aktif dan tidak aktif yang dipaparkan pada Tabel 1. Tabel 1 menunjukan bahwa nasabah atau anggota bank sampah yang berpartisipasi secara aktif sebesar 64,3 persen, berarti nasabah yang hadir berkisar antara 2-4 kali dalam sebulan lebih banyak dari pada masyarakat yang berpartisipasi tidak aktif dengan kehadiran kurang dari 2 kali dalam satu bulan sebanyak 35,7 persen. Pengaruh variabel independen secara serempak terhadap peluang partisipasi 2 tabel = 9,49, H 0 ditolak dan H 1 diterima artinya variabel tingkat pendidikan, pendapatan keluarga, status pekerjaan, dan jumlah anggota keluarga peluang partisipasi masyarakat dalam program bank yang dilihat dari nilai diperoleh sebesar 0,552 mempunyai arti bahwa sebesar 55,2 persen partisipasi masyarakat di pengaruhi oleh tingkat pendidikan, pendapatan keluarga, status pekerjaan, dan jumlah anggota keluarga dan sisanya 44,8 persen dipengaruhi oleh variabel lain. Sedangkan pengaruh variabel independen secara parsial terhadap partisipasi masyarakat dalam program bank sampah dapat dilihat dari Tabel 2. Pengaruh tingkat pendidikan terhadap peluang partisipasi masyrakat dalam program bank sampah < 0,05 yang artinya tingkat pendidikan berpengaruh Denpasar. Hasil observasi yang dilakukan di Kota Denpasar menyatakan bahwa masyarakat di Kota Denpasar yang ikut berpartisipasi dalam program bank sampah rata-rata memiliki tingkat pendidikan yang cukup baik dengan tingkat pendidikan terakhir yang ditamatkan yaitu SLTA/sederajat sebesar 37,8 persen. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Amini dan Yuliana (2015) yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan berhubungan semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi peluang seseorang untuk berpartisipasi. Hal ini dikarenakan seseorang yang berpendidikan lebih tinggi memiliki wawasan lebih luas dan dapat memahami berbagai pelaksanaan program pemerintah. Pengaruh pendapatan keluarga terhadap peluang partisipasi masyarakat dalam program bank sampah sebesar 0,037 < 0,05 yang berarti bawah pendapatan peluang partisipasi masyarakat dalam program bank sampah di Kota Denpasar. Hasil observasi yang dilakukan di Kota Denpasar juga menunjukan bahwa masyarakat di Kota Denpasar yang banyak ikut berpartisipasi dalam program bank sampah yaitu masyarakat yang memiliki rata-rata pendapatan perbulan sekitar 2.000.000-6.400.000 sebanyak 72 keluarga atau 73.5 persen dari jumlah responden sebanyak 98 orang. sebanyak Penelitian yang dilakukan oleh Erwiantono (2006:46) mendukung pernyataan tersebut yang menyatakan bahwa tingkat pendapatan adalah faktor yang dapat mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam setiap program, dengan tingkat pendapatan yang lebih baik atau tinggi dapat mendorong seseorang berpartisipasi lebih baik atau tinggi pula. Pengaruh status pekerjaan berpengaruh terhadap peluang partisipasi masyarakat dalam program 0,048 < 0,05 berarti status pekerjaan berpengaruh Denpasar. Hasil observasi yang dilakukan di Kota Denpasar menunjukan bahwa masyarakat di Kota Denpasar yang berstatus bekerja lebih banyak yang ikut berpartisiapasi dalam program bank sampah yaitu sebanyak 77 orang atau 78,6 persen dari 98 orang responden. Hal ini didukung oleh 56

Partisipasi Masyarakat Dalam Program Bank Sampah: Model Logit [Ni Made Ratiabriani, Ida Bagus Putu Purbadharmaja] Tabel 2. Rangkuman Pengaruh Variabel independen secara parsial terhadap partisiapsi masyarakat dalam program bank sampah Regresi B Standar Eror Wald Sig Keterangan Tingkat Pendidikan (X 1 ) 0,208 0,105 3,894 0,048 Pendapatan Keluarga (X 2 ) 0,038 0.018 4,363 0,037 Status Pekerjaan (X 3 ) 1,379 0,698 3,904 0,048 Jumlah Anggota Keluarga (X 4 ) 0,733 0,344 4,550 0,033 Sumber: hasil olah data primer, 2015 penelitian Ernovianthy (2012) yang menyatakan status pekerjaan berpengaruh terhadap peran serta kelompok. Seorang yang bekerja tentu memiliki kesadaran untuk berpartisipasi sebab seseorang yang bekerja lebih banyak bersosialisasi dengan lingkungan dari pada orang yang tidak bekerja. Pengaruh jumlah anggota keluarga terhadap peluang partisipasi masyarakat dalam program bank yang berarti jumlah anggota keluarga berpengaruh Denpasar. Hasil observasi yang dilakukan di Kota Denpasar menyatakan bahwa masyarakat yang memiliki jumlah anggota keluarga 3-4 orang lebih banyak berpartisiapasi dalam program bank sampah di Kota Denpasar yaitu sebesar 71 orang atau 72,5 persen dari 98 responden. Hal ini didukung oleh penelitian Amini dan Yuliana (2015) menyatakan bahwa jumlah anggota keluarga berpengaruh banyak jumlah anggota keluarga, maka beban dan tanggung jawab dari kebutuhan keluarga yang harus dipenuhi semakin besar, maka untuk memenuhi tanggung jawab kebutuhan keluarganya masyarakat ikut berpartisipasi dalam suatu program. SIMPULAN Beberapa simpulan yang dapat dirumuskan dari pembahasan sebelumnya antara lain: (i) Masyarakat yang berpartisipasi secara aktif dalam program bank sampah di Kota Denpasar dari hasil olahan data diperoleh sebesar 64,3 persen. Angka ini mengindikasikan bahwa masyarakat sudah sadar akan dampak yang ditimbulkan dari adanya sampah bagi lingkungan dan kesehatan; (ii) variabel tingkat pendidikan, pendapatan keluarga, status pekerjaan, dan jumlah anggota keluarga berpengaruh secara Denpasar. Variabel tingkat pendidikan berpengaruh positif terhadap peluang partisipasi masyarakat dalam program bank sampah di Kota Denpasar, variabel pendaptan keluarga berpengaruh positif terhadap peluang partisipasi masyarakat dalam program bank sampah di Kota Denpasar, variabel status pekerjaan berpengaruh positif terhadap peluang partisipasi Denpasar dan variabel jumlah anggota keluarga berpengaruh positif terhadap peluang partisipasi Denpasar. SARAN Beberapa saran yang dapat disampaikan antara lain: (i) perlu upaya dari Pemerintah Kota dan pemerintah desa dalam meningkatkan partisipasi masyarakat agar masyarakat lebih aktif dalam berpartisiapsi, salah satunya dengan cara melakukan sosialisasi mengenai program bank sampah kepada masyarakat sekitar. Sosialisasi yang dimaksud antara lain, cara mengumpulkan sampah, cara memilah, dan cara menabungkan sampah ke bank sampah. Selain itu diharapkan pula kepada pemerintah untuk dapat meningkatkan keberadaan bank sampah dengan membentuk atau membuka bank sampah di setiap desa atau banjar; (ii) Pemerintah Kota diharapkan dapat mensubsidi sampah untuk mengatasi penurunan harga sampah yang terus mengalami penurun setiap harinya, dengan harga yang tinggi tentunya akan menarik perhatian masyarakat untuk berpartisiapsi terutama masyarakat yang memiliki pendapatan rendah tentu akan lebih berpartisiapsi secara aktif guna menambah pendapatan. REFERENSI Partisipasi Masyarakat Pesisir (CCDP-IFAD) Terhadap Kemiskinan Di Kabupaten Lombok Barat. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Mutiara Sumber Widya. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi. 2015. Bali Dalam Angka. Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Denpasar. 2014. Denpasar Dalam Angka. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Daerah Kota Denpasar (BPMPD). 2014. 57

JURNAL EKONOMI KUANTITATIF TERAPAN Vol. 9 No. 1 FEBRUARI 2016 Conyers, Diana. 1991. Perencanaan Sosial di Dunia Ketiga. Suatu Pengantar (terj. Susetiawan). Yogyakarta : UGM Pers Dinas Kebersihan dan Pertanaman (DKP). Kota Denapasar. Pembentukan Bank Sampah Denpasar awa lbsd, http:// dkp.denpasarkota.go.id pada 16 April 2015. Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Di Lingkungan III dan V Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Tahun 2012. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol 2. Universitas Sumatra Utara. Ernovianthy, A. A. SG Erry. 2012. Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Tertib Administrasi Kependudukan (Studi Kasus Dua Kelurahan di Kota Denpasar). Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Erwin Adiana, Pande Putu. 2012. Analisis Pengaruh Pendapatan, Jumlah Anggota Keluarga dan Pendidikan Terhadap Pola Konsumsi Rumah Tangga Miskin di Kecamatan Gianyar. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Hamid, Nur. 2013. Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Pelestarian Mangrove Di Kelurahan Wonorejo Kecamatan Rungkut Kota Surabaya.. Luali, La Ode. 2006. Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Persepsi, Sikap, dan Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah. Kasus: Kota Raha Kab. Runa Prov. Sulawesi Tenggara. Tesis, Universitas Gadjah Mada. Langinan, Susantri. 2014. Pengaruh kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Pendidikan (Suatu Studi Di Kecamatan Pulutan Kabupaten Kepulauan Talaud). Jurnal Universitas Sam Ratulangi. Mujiburrahmad. 2014. Hubungan Faktor Individu Dan Lingkungan Sosial Dengan Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (Kasus Kampung Sengked, RT 03/RW 03 Desa Babakan Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor). Jurnal Vol (15) No.1 Novyanti, Mita. 2013. Dampak Program Bnak Sampah Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan. Nuryani, A. A. N. 2012. Peranan Bank Sampah Gemah Ripah Terhadap Kesempatan Kerja dan Pendapatan Keluarga Di Kecamatan Bantul Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta. Purwanti, Wuri Sulistiyorini. 2015. Perencanaan Bank Sampah Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat Di Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang. Jurnal Universitas Brawijaya. Septa Satria, Lupy Dwi. 2014. Pemimpin Pelopor Sebagai Faktor Penggerak Partisipasi Masyarakat Dalam Program Bank Sampah di RW.14 Kelurahan Taman Sari Kecamatan Bandung Wetan Kota Bandung. Thesis Universitas Pendidikan Indonesia. Siagian. 1985. Administrasi Pembangunan. Jakarta : Gunung Agung Sumanto. 2014. Teori dan Aplikasi Metode Penelitian. CAPS Suparmoko. 2002. Pengelolaan Lingkungan Hidup Dalam Otonomi Daerah. Suwerda, Bambang. 2012.Bank Sampah (Kajian Teori dan Penerapan). Yogyakarta : Pustaka Rihana. Yadnya, I Gede Putu. 2005. Peran Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di Kota Denpasar. Tesis pada Program Pasca Sarjana Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana. Denpasar. Yuliastuti, Ida Ayu Nyoman. 2013. Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Di Kabupaten Badung. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Zaki Oktama, Reddy. 2013. Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Terhadap Tingkat Pendidikan Anak Nelayan Di Kelurahan Sugihwaras Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang Tahun 2013. 58