Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN: Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Menggunakan Metode Problem Solving

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI MEDAN ESTATE

BAB V PEMBAHASAN. dokumentasi. Pada uraian ini peneliti akan ungkap dan paparkan mengenai hasil. penelitian yang telah dirumuskan sebagaimana berikut:

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV SD NEGERI NO.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Departemen Pendidikan Nasional RI, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PBM PADA SISWA KELAS XI MM1 SMK TKM TEKNIK KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. mengajar yang dipergunakan oleh guru. Pengertian lain ialah sebagai teknik

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan. Kemungkinan guru dalam menyampaikan materi saat proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul. Oleh karena itu strategi ini dimulai

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. 1.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. pelaksanaan pembelajaran dapat digunakan dengan revisi kecil.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada pendidikan Formal, guru merupakan tonggak penentu dalam

BAB I. bekerjasama yang efektif. Cara berpikir seperti ini dapat dikembangkan. melalui belajar matematika karena matematika memiliki struktur dan

Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016 ISSN :

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SMP

Sosiodrama pada Pembelajaran IPS sebagai Upaya Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa

PENGEMBANGAN STRUCTURE EXERCISE METHODE (SEM) DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SAINS PADA SISWA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan dan berpusat pada siswa. Siswa antusias mengacungkan. merayakan keberhasilan mereka, bertukar informasi, dan saling

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. A. Penggunaan Metode Pembelajaran Problem Solving, motivasi belajar

BAB I PENDAHULUAN. Islam dari sumber utamanya yaitu Al-Qur an dan Hadits, melalui kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

I. PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pencapaian suatu tujuan pendidikan. Oleh sebab itu,

PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI MATEMATIKA PADA PESERTA DIDIK KELAS IX-F SMP NEGERI 1 PADEMAWU TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hayat. Setiap

II. KERANGKA TEORETIS. 1. Pembelajaran berbasis masalah (Problem- Based Learning)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) tanggung jawab, kejujuran, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

PENGGUNAAN PENDEKATAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENUMBUHKAN PEMBELAJARAN PKN YANG JOYFULL LEARNING DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 WONOAYU SIDOARJO

BAB II KAJIAN TEORITIS. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Prediction Guide. bersama adalah cooperative learning, dalam hal ini belajar bersama

BAB II KAJIAN TEORI. dan berbuat. Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang. tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya.

BAB I PENDAHULUAN. Belajar sebagai proses perubahan tingkah laku. Dengan belajar orang akan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dalam masa perkembangan, sehingga perlu

Penggunaan Model Carousel Feedback untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Peta pada Siswa Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 2 Madiun

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berikut: Terdapat Hubungan Positif dan Signifikan Kebiasaan Belajar

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa dapat

BAB II KAJIAN TEORI. teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan

II. TINJAUAN PUSTAKA. baik. Efektivitas berasal dari kata efektif. Dalam Kamus Besar Bahasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Islam adalah pembentukan pribadi muslim. Isi pribadi muslim itu adalah

BAB I PENDAHULUAN. mata pelajaran yang menakutkan dan susah untuk dipahami. Kebanyakan

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE DALAM UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATERI HIMPUNAN MATEMATIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI STATISTIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS IX-A SMP NEGERI 3 SUBANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu model

Peningkatan Kemampuan Siswa Berbicara Melalui Metode Bermain Peran Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas III SDN Lampasio

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu lembaga pendidikan dimana para siswa (peserta

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Matematika perlu. diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar IPA di MTs Negeri Jeketro,

II. KERANGKA TEORETIS. pembelajaran fisika masalah dipandang sebagai suatu kondisi yang sengaja

BAB I PENDAHULUAN. menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau sederajat. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kondisi internal, di mana kondisi internal tersebut

mungkin terjadi proses interaksi bila satu unsur yang aktif.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL NUMBER HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN JARINGAN KOMPUTER

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB V PEMBAHASAN. dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses interaksi atau hubungan timbal

BAB I PENDAHULUAN. dan berdasarkan Pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945 diarahkan untuk. nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo

Penerapan Metode Pembelajaran Tugas Kelompok Sebagai Alternatif Peningkatan Kerjasama Mahasiswa

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Strategi Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) Felder (1994: 5) menjelaskan bahwa dalam strategi TAPPS siswa mengerjakan

Belajar Tuntas. Pelaksanaan

PERSEPSI SISWA TENTANG VARIASI GAYA MENGAJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN GURU EKONOMI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA JURUSAN IPS MAN LUBUK ALUNG

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) DI KELAS IX-7 SMP NEGERI 3 BERASTAGI

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran sangat tergantung pada cara pendidik. Metode adalah cara yang digunakan

JIME Vol. 2 No. 1. April 2016 ISSN

EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 4, Nomor 1, April 2016, hlm 49-57

Pembelajaran Operasi Pecahan dengan Cuisenaire rods

dewasa ini merupakan perkembangan yang terjadi sebelumnya. yang dimiliki dan merupakan peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Profil Motivasi Belajar Siswa SMA Kelas XI pada Setiap Indikator Motivasi Belajar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi sekarang ini kemajuan IPTEK terus berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sarana yang dapat menumbuh-kembangkan potensipotensi

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SDN NO. 354 BATAHAN III MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI

BAB I PENDAHULUAN. Maju mundurnya suatu bangsa banyak tergantung oleh mutu pendidikannya,

Oleh Ngaenah Guru SD Negeri 4 Karangpaningal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan proses yang kompleks yang terjadi pada setiap orang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. proses pengembangan potensi dirinya agar dapat menghadapi perubahan yang

ABSTRAK. Oleh: Wahyuning Triyadi, Aminuddin P. Putra, Sri Amintarti

MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGEMUKAKAN PENDAPAT PADA PEMBELAJARAN PKn MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SIRENJA

NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Diajukan Oleh: Eliana Rahmawati

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Percaya diri adalah sikap yang timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan

Jeffry Gagah Satria Frigatanto

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PENUGASAN PADA SISWA KELAS X1 SMA NEGERI 1 MARE

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. cara menjelaskan dan mendefinisikan makna belajar (learning). Di antaranya

Transkripsi:

Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Menggunakan Metode Problem Solving Eka Fitri Puspa Sari Universitas PGRI Palembang Email: e_etha@rocketmail.com Abstrak Bila siswa diberi tugas rumah, hanya sebagian kecil yang mampu mengerjakan dengan benar, sebagian besar siswa menyontek tugas temannya di sekolah. Berdasarkan kenyataan tersebut penulis mencoba mencari solusi dari permasalahan rendahnya motivasi belajar siswa tersebut dengan menerapkan model pembelajaran yang akan memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengatur sendiri kelompoknya dan berbagi tugas dalam kelompok-kelompok sesuai dengan apa yang menjadi keputusan bersama kelompoknya. Model pembelajaran yang penulis maksud adalah pembelajaran Problem Solving. Kata kunci : Motivasi belajar, Metode Problem Solving 1. PENDAHULUAN Pendidikan sebagai salah satu kebutuhan yang penting dalam kehidupan manusia turut mengalami perkembangan seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Melalui pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri maupun memberdayakan potensi alam atau lingkungan untuk kepentingan hidupnya. Usaha untuk meningkatkan diri melalui pendidikan mutlak dilakukan agar dapat mengejar ketertinggalan dalam perkembangan dunia pengetahuan. Guru sebagai orang yang terlibat langsung dalam pembelajaran sesungguhnya dapat mengupayakan banyak hal untuk meningkatkan motivasi belajar, diantaranya dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat, menyenangkan, dan membangkitkan antusiasme siswa. Guru hendaknya memotivasi siswa dengan berbagai strategi dan pengetahuan, berpikir secara kritis untuk menyelesaikan setiap permasalahan, sehingga diharapkan kompetensi siswa juga akan lebih baik. Peningkatan kualitas pembelajaran ditandai dengan semakin meningkatnya hasil belajar yang dicapai siswa dalam proses pembelajaran. Tetapi kenyataan yang dialami oleh penulis adalah motivasi belajar siswa masih rendah dan sering terjadi kendala dalam menentukan keberhasilan siswa. Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa adalah rendahnya motivasi siswa dalam proses pembelajaran. Bila guru bertanya tentang materi pelajaran yang baru saja diterangkan hanya sedikit sekali siswa yang mau dan mampu menjawab dengan benar, bahkan siswa yang mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan guru juga sedikit. Jika ada siswa yang 67

menjawab pertanyaan guru dan ternyata jawaban tersebut kurang tepat maka siswa lain sering menertawakan bahkan ada yang mengeluarkan nada cemooh. Apabila siswa diminta untuk mengoreksi jawaban yang kurang tepat, jarang sekali siswa mau untuk mengoreksi jawaban tersebut. Bila siswa diberi tugas rumah, hanya sebagian kecil yang mampu mengerjakan dengan benar, sebagian besar siswa menyontek tugas temannya di sekolah. Untuk dapat menyontek tugas temannya tersebut siswa sudah berada jauh sebelum jam pelajaran dimulai, padahal tugas temannya itu belum tentu benar. Apabila kondisi seperti ini dibiarkan, akan mengakibatkan pelajaran Siswa semakin terasa sulit dan bisa menimbulkan ketakutan dikalangan siswa, apalagi bagi siswa yang mempunyai potensi akademik menengah ke bawah. Berdasarkan kenyataan tersebut penulis mencoba mencari solusi dari permasalahan rendahnya motivasi belajar siswa tersebut dengan menerapkan model pembelajaran yang akan memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengatur sendiri kelompoknya dan berbagi tugas dalam kelompok-kelompok sesuai dengan apa yang menjadi keputusan bersama kelompoknya. Dengan model pembelajaran ini diharapkan juga dapat menumbuhkan sikap saling menghargai antar sesama anggota, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, saling berinteraksi, berbagi pendapat, tanya jawab dan melakukan sesuatu bersama. Model pembelajaran yang penulis maksud adalah pembelajaran Problem Solving. 1. IDE UTAMA Menurut ilmu pendidikan belajar adalah usaha untuk mewujudkan perubahan tingkah laku. Jadi walaupun kita telah berusaha sekuat tenaga namun perubahan tingkah laku tidak terwujud maka kita tidak bisa mengklaim bahwa kita telah belajar. Menurut Syaiful Sagala (2008:40) belajar adalah mengusahakan adanya tanggapan sebanyakbanyaknya dan sejelas-jelasnya pada kesadaran individu. Tanggapan merupakan salah satu timbal balik dari apa yang telah diberikan guru dalam proses pembelajaran, dimana siswa dapat mengkomunikasikan ide-ide atau pendapat. Sesuai dengan standar proses Permen Diknas No.41 Tahun 2007 menginginkan bahwa di dalam proses pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang dapat meliputi eksplorasi, kolaborasi dan konfirmasi. Oleh karena itu di dalam proses pembelajaran siswa harus aktif. Untuk memperoleh hasil belajar tidaklah mudah, karena hasil belajar didapat melalui proses yang panjang dan menggunakan serangkaian proses penilaian untuk 68

mengukur tingkat keberhasilan. Menurut Sudjana (2005:22), hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Selanjutnya Dimyati (2006:200) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian dan/atau pengukuran hasil belajar. Untuk mengetahui hasil belajar yang diperoleh siswa setelah proses pembelajaran diperlukan suatu alat ukur. Alat ukur yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar disebut tes.dari beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui proses panjang dalam pembelajaran. Kegiatan belajar merupakan hal penting yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan. Hal ini mengandung arti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar mengajar yang dialami oleh siswa. Salah satu prinsip dalam pembelajaran adalah proses aktivitas, proses pembelajaran akan berhasil jika peserta didiknya aktif mengikuti pelajaran yang diberikan dan terlibat langsung dalam proses pembelajaran itu, keaktifan atau keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran akan memudahkan memahami apa yang di terimanya dalam bentuk perubahan tingkah laku ke arah yang diinginkan akan berjalan dengan lancar. Metode pembelajaran ProblemSolving menurut Sabri (2005:52) adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual atau secara kelompok. Agar tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Seorang guru harus mengetahui berbagai metode. Dengan memiliki pengetahuan mengenal sifat berbagai metode maka seorang guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi. Penggunaan metode mengajar sangat bergantung pada tujuan pembelajaran. Selanjutnya menurut Sabri (2005:52) syarat-syarat yang perlu diperhatikan oleh seorang guru dalam penggunaan metode pembelajaran adalah sebagai berikut: a. Metode yang dipergunakan harus mengembangkan motif, minat, atau gairah belajar siswa. b. Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut, seperti melakukan inovasi dan ekspotasi. 69

c. Metode yang digunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya. d. Metode yang digunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa. e. Metode yang digunakan harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha sendiri. f. Metode yang digunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap siswa dalam kehidupan sehari-hari. Metode Problem Solving digunakan dalam kegiatan belajar yang bersifat pemecahan masalah yang di dalamnya mengandung bagian-bagian khusus sebuah masalah. Biasanya teknik ini dilakukan dalam bentuk diskusi kelompok, kelompokkelompok ini diminta untuk melakukan diskusi dalam waktu yang singkat setiap kelompok diberi sebuah masalah dan kelompok lain diminta untuk mencari penyelesaiannya. Di dalam kelompok tidak ada yang namanya ketua, yang diperlukan adalah pelopor (juru bicara) atau orang yang ahli untuk melaporkan hasil diskusi di dalam kelompok. Metode Problem Solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam Problem Solving dapat menggunakan metode-metode lainnya dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan Sabri (2005:60). Langkah-langkah dalam metode ini adalah: a. Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan, masalah ini harus tumbuh dari siswa sesuai dengan taraf kemampuannya. b. Mencari data atau keterangan yang digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Misalnya dengan jalan membaca buku-buku, meneliti, bertanya, berdiskusi, dan lain-lain. c. Menetapkan Jadwal sementara dari masalah tersebut, dugaan jawaban ini tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh pada langkah kedua di atas. d. Menguji kebenaran jawaban sementara dari masalah tersebut. Dalam langkah ini siswa harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwa jawaban itu betul-betul cocok. Apakah sesuai dengan jawaban sementara atau sama sekali tidak sesuai. Untuk menguji kebenaran jawaban ini tentu diperlukan metode-metode lainnya seperti, demonstrasi, tugas diskusi dan lain-lain. 70

e. Menarik kesimpulan, artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan terakhir tentang jawaban tadi. Kualitas suatu pembelajaran sangat tergantung pada motivasi belajar siswa, oleh karena itu guru harus berupaya menciptakan proses pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi dan melatih siswa belajar memahami secara sendiri maupun berkelompok serta mampu menyelesaikan tugas-tugas. Salah satunya adalah dengan model pembelajaran Problem Solving yaitu strategi yang digunakan dalam diskusi dimana dalam satu kelas dibentuk kelompok-kelompok yang memungkinkan siswa-siswa tersebut untuk saling berinteraksi, berbagi pendapat, tanya jawab dan melakukan sesuatu bersama dalam menyelesaikan suatu masalah yang diberikan guru. Model pembelajaran Problem Solving bertujuan untuk memperoleh informasi, untuk memecahkan suatu masalah atau mendiskusikan suatu pokok permasalahan, dengan adanya metode ini diharapkan masing-masing siswa dapat terlibat secara aktif dalam setiap pertemuan dan pada akhirnya hasil belajar siswa juga dapat ditingkatkan. Proses belajar mengajar bertujuan untuk mencapai ketuntasan dalam belajar. Hal ini tentu didukung metode-metode yang dipakai untuk mendukung ketuntasan belajar mengajar yaitu Problem Solving (metode memecahkan masalah). 2. SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil uraian di atas, maka dapat disimpulkanbahwametode Problem Solving dapat meningkatkan motivasi belajar Siswa. Mengacu pada hasil uraian di atas, maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut: 1. Penerapan metode Problem Solving perlu lebih intensif agar dapat meningkatkan antusias dan kemandirian siswa dalam pelaksanaan diskusi, dimana terjalinnya kemampuan kerjasama siswa dengan siswa lainnya. 2. Perlu adanya upaya-upaya terhadap peningkatan kemampuan guru-guru dalam menyajikan pembelajaran secara intensif, bermakna, menantang dan menyenangkan. 4. REFERENSI Dimyati dan Mudjiono. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Sabri, Ahmad. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Quantum Teaching. Sardiman, A. (2001). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. USMPn, Uzer. Moh. (2001). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rodakarya. 71