LANDASAN FILSAFAT. Imam Gunawan

dokumen-dokumen yang mirip
Pendidikan Karakter KARAKTER??? Ketertentuan sesuatu. Kejelasan sesuatu. Jati diri, akhlak, sifat jiwa. Who are you?

KONSEP PENDIDIKAN. Imam Gunawan

FILSAFAT PENDIDIKAN. Imam Gunawan

Bahasan Kajian Filsafat

LANDASAN SOSIAL BUDAYA PENDIDIKAN. Imam Gunawan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

MAKNA PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT DAN DASAR ILMU

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

BAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH.

1. Pancasila sbg Pandangan Hidup Bangsa

Pancasila sebagai Sistem Filsafat

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

Pancasila sebagai Sistem Filsafat

Budaya (kearifan local) Sebagai Landasan Pendidikan Indonesia Untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

PENDIDIKAN PANCASILA

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

A Leading and Outstanding University

Landasan dan Tujuan Pendidikan Pancasila

FALSAFAH PENDIDIKAN PANCASILA. Imam Gunawan

Eksistensi Pancasila dalam Konteks Modern dan Global Pasca Reformasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

2 Menetapkan : Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas P

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan metode pengajaran yang efektif dan efisien, kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kewarganegaraan (PKn) adalah program pendidikan berdasarkan nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. demokratis senantiasa memberi perhatian terhadap pendidikan melalui regulasi yang mengatur

PENGAMALAN PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI DAN REFORMASI

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

PANCASILA PENDAHULUAN. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Masyarakat berasal dari kata musyarak (arab), yang artinya bersama-sama, yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam konteks kebangsaan, pendidikan berperan untuk menyiapkan

7. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas dalam bab-bab sebelumnya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suatu masyarakat karena dapat menjadi suatu rambu-rambu dalam kehidupan serta

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak

MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang

Delapan Fungsi Keluarga dalam Membentuk Generasi Penerus Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

M. Hamid Anwar, M. Phil.

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efesien

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI INSTRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Negara Republik Indonesia sebagai negara berkembang yang terus

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Indonesia. dengan laju pembangunannya masih menghadapi masalah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang merupakan persoalan yang penting. Krisis moral ini bukan lagi

KEWA. Abstract. Kompetensi. diperguruan Berwarga Negara. fungsi pekuliahan. Disusun Oleh. Program Studi. Fakultas. Ekonomi Bisnis.

Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. secara terus-menerus. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya manusia memiliki

KODE ETIK GURU INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

PANCASILA IDEOLOGI TERBUKA

LAPORAN TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN DASAR NEGARA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembukaan UUD 1945 menyatakan dengan tegas bahwa mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

KEBIJAKAN DIREKTORAT KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA DAN TRADISI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAHAN TAYANG MODUL 5

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia,

BAB VI PENUTUP. Optimalisasi Pendidikan Holistik di Sekolah Dasar untuk Mencapai

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Undang-undang itu menjelaskan bahwa:

Pendidikan Pancasila. Berisi tentang Pancasila dan Implementasinya (Bag. 3) Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke:

2.4 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia,

FILSAFAT PENDIDIKAN. Dosen: Rukiyati, M. Hum Jurusan FSP-FIP UNY Telp

BAB I PENDAHULUAN. membangun banyak ditentukan oleh kemajuan pendidikan. secara alamiah melalui pemaknaan individu terhadap pengalaman-pengalamannya

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

ANALISIS TUJUAN MATA PELAJARAN Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam. Ranah Kompetensi K A P

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

PARADIGMA PEMBELAJARAN EKONOMI. Sosialisasi KTSP 1

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sendiri. Namun, sangat disayangkan dari produksi yang ada mayoritas disisipi

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

Transkripsi:

LANDASAN FILSAFAT Imam Gunawan

PENGERTIAN FILSAFAT Berasal dari kata (harfiah): Philos: cinta yang sangat mendalam; Shopia: kebijakan, kearifan. Filsafat secara bahasa populer: Sebagai suatu pendirian hidup; Pandangan hidup (weltanschaung; orang Jerman).

FILSAFAT Philosophy means the attemp to conceive and present inclusive and systematic view of universe and man s in it (Henderson) Reflective and critical thinking Berpikir universal, pandangan yang luas, cerdik, pandangan kontemplatif, dan mengetahui pelaksanaan pengetahuan tersebut atau pengetahuan yang disertai dengan tindakan yang baik Ilmu kebenaran, mencari kebenaran pengetahuan; pengetahuan yang merupakan induk dari semua ilmu Sistem kebenaran tentang segala sesuatu yang dipermasalahkan sebagai hasil pemikiran yang radikal, sistematis, dan universal Berfilsafat: mencari kebenaran dari kebenaran untuk kebenaran tentang segala sesuatu yang dipermasalahkan dengan berpikir secara radikal, sistematis, dan universal

Persoalan yang dibahas dalam filsafat menurut Butler (2003): Ontologis: apakah bentuk dan hakikat realitas dan selanjutnya apa yang dapat diketahui tentangnya? Epistemologi: hakikat pengetahuan, sumber pengetahuan, dan metode pengetahuan Aksiologis: etika dan estetika Metafisika: teologi, kosmologi, dan antropologi

Definisi ilmu (scince): 1. Accurate thought 2. Organizations of fact 3. Simplification by generalisation Ilmu bersifat posteriori yaitu kesimpulan ditarik setelah melakukan pengujian secara berulang.

FILSAFAT, ILMU, DAN ILMU PENDIDIKAN TUJUAN BAHAN METODE EVALUASI FILSAFAT - Apa pendidikan - Siapa pendidik - Siapa siswa SOSIAL, BUDAYA, AGAMA - Perkembangan masyarakat - Tuntutan profesi PSIKOLOGI - Karakteristik individu - Konsep belajar ILMU DAN TEKNOLOGI - Teori = konsep - model - Hardware - Software

FILSAFAT PENDIDIKAN Memahami pendidikan dalam keseluruhan, menafsirkannya dengan konsep-2 umum dan sistematis, dengan tujuan membimbing manusia dalam tujuan dan kebijakan pendidikan (Sadulloh, 2011:54). Dasar bagaimana suatu bangsa itu berpikir, berperasaan, dan berkelakuan yang menentukan bentuk sikap hidupnya (Wakhudin dan Trisnahada, 2008).

Pendidikan sendiri pada hakikatnya merupakan proses pewarisan nilai-nilai filsafat, yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupan yang lebih baik atau sempurna dari keadaan sebelumnya Pendidikan sebagai proses transformasi budaya merupakan kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang lain Pendidikan merupakan proses pemanusiaan untuk menjadikan manusia memiliki rasa kemanusiaan, menjadi manusia dewasa, dan manusia seutuhnya agar mampu menjalankan tugas pokok dan fungsi secara penuh dan mengembangkan budaya Filsafat pendidikan pada dasarnya menggunakan cara kerja filsafat dan akan menggunakan hasil-2 dari filsafat, yaitu berupa hasil pemikiran manusia tentang realitas, pengetahuan, dan nilai

Optimalisasi Proses Pendidikan Otak Spiritual SUASANA BELAJAR Spiritual keagamaan Akhlak mulia PENDIDIKAN Peserta Didik Mengembangka n Potensi Diri Otak Emosional Pengendalian diri Kepribadian PROSES PEMBELAJARAN Otak Rasional Kecerdasan Keterampilan

Tujuan Pendidikan

FILSAFAT PENDIDIKAN DI INDONESIA Pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia berakar pada pandangan hidup bangsa yakni Pancasila. Pancasila sebagai pandangan hidup menata kehidupan bangsa, termasuk pendidikan. UU Nomor 20 Tahun 2003 Bab II pasal 2 menyatakan pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Pancasila sebagai inti karakter bangsa Indonesia, mengandung lima pilar karakter, yakni: 1. Transendensi, menyadari bahwa manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Dari- Nya akan memunculkan penghambaan sematamata pada Tuhan. Kesadaran ini juga berarti memahami keberadaan diri dan alam sekitar sehingga mampu memakmurkannya; 2. Humanisasi, setiap manusia pada hakikatnya setara di hadapan Tuhan kecuali ketakwaan dan ilmu yang membedakannya. Manusia diciptakan sebagai subyek yang memiliki potensi; 3. Kebinekaan, kesadaran akan ada sekian banyak perbedaan di dunia. Akan tetapi, mampu mengambil kesamaan untuk menumbuhkan kekuatan; 4. Liberasi, pembebasan atas penindasan sesama manusia. Oleh karena itu tidak dibenarkan adanya penjajahan manusia oleh manusia; 5. Keadilan, merupakan kunci kesejahteraan. Adil tidak berarti sama, tetapi proporsional.

UPAYA MEWUJUDKAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI INDONESIA Nilai-nilai Pancasila digunakan sebagai parameter tingkah laku pemerintah, masyarakat, dan individu. Pancasila memiliki kedudukan yang jelas dan tegas. Inti sila-sila Pancasila menjadi norma dan tolak ukur bagi kegiatan kenegaraan, kemasyarakatan, dan perseorangan. Perbuatan manusia dianggap bermoral (beretika) atau mempunyai nilai etik, jika memenuhi tolak ukur Pancasila. Pembangunan karakter bangsa dengan demikian juga tidak lepas dari nilai-nilai dasar Pancasila.

Kearifan lokal didefinisikan sebagai sintesis budaya yang diciptakan oleh aktor-aktor lokal melalui proses yang berulang-ulang, melalui internalisasi, dan interpretasi ajaran agama dan budaya yang disosialisasikan dalam bentuk norma-norma dan dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari bagi masyarakat. Kearifan lokal merupakan gagasan konseptual yang hidup dalam masyarakat, tumbuh dan berkembang secara terusmenerus dalam kesadaran masyarakat dari yang sifatnya berkaitan dengan kehidupan yang sakral sampai dengan yang profan (bagian keseharian dari hidup dan bersifat biasa-biasa saja).

Karakteristik kearifan lokal ialah: (1) terbangun berdasarkan pengalaman; (2) teruji setelah digunakan selama berabad-abad; (3) dapat disesuaikan dengan budaya sekarang; (4) lazim dilakukan oleh individu dan masyarakat; (5) bersifat dinamis; dan (6) sangat terkait dengan sistem kepercayaan. Kearifan lokal berwujud tata aturan yang menyangkut: (1) hubungan sesama manusia, seperti perkawinan; (2) hubungan manusia dengan alam, sebagai upaya konservasi alam, seperti hutan milik adat; dan (3) hubungan dengan yang gaib, seperti Tuhan dan roh gaib. Kearifan lokal dapat berupa adat istiadat, institusi, kata-kata bijak, dan pepatah. Seperti dalam kebudayaan Jawa terdapat parian dan tembang.

Kearifan lokal bukan pada fokus budaya regional (kabupaten, kota, provinsi), melainkan penerapan nilai. Misalnya orang Banjar yang lama tinggal di Jawa akan terbawa budaya Jawa. Kearifan lokal dapat berubah dalam aspek nilai, seiring kedinamisan masyarakat dan keyakinan.

Guna mengembangkan karakter bangsa berdasarkan kearifan lokal, perlu melaksanakan hal-hal sebagai berikut: 1) Mengembangkan modal sosial untuk mengaktualisasikan nilai-nilai luhur budaya bangsa dalam menghadapi derasnya arus budaya global, dengan mendorong terciptanya ruang yang terbuka dan demokratis bagi pelaksanaan dialog kebudayaan; 2) Mendorong percepatan proses modernisasi yang dicirikan dengan terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia modern yang berkelanjutan dan menguatnya masyarakat sipil; 3) Menyelesaikan peraturan perundang-undangan di bidang kebudayaan dan peraturan pelaksananya; 4) Mendorong reaktualisasi nilai-nilai kearifan lokal sebagai salah satu dasar pengembangan etika pergaulan sosial untuk memperkuat identitas nasional; 5) Mengembangkan kerja sama yang sinergis antarpihak terkait dalam upaya pengelolaan kekayaan budaya; 6) Mewujudkan masyarakat Indonesia yang berkepribadian, berbudi luhur, dan mencintai kebudayaan Indonesia dan produk-produk dalam negeri.

REHAT: Neng dunyo piro suwene Njur bali neng panggonane Neng akherat yo sejatine Mung amal becik sangune Ojo ngucap bodoh yo ben Golek ilmu kudu telaten

IG