BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang ketentuan umum dan tata

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan suatu iuran yang dikenakan kepada wajib pajak atas penghasilan

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan perpajakan (

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, namun bagi

BAB I PENDAHULUAN. toleransi dari pihak fiskus, dikarenakan fiskus menginginkan perolehan pajak

BAB I PENDAHULUAN. sehingga terciptalah kesejahteraan nasional. Dalam melaksanakan pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Gambar 1.1 Sumber Pendapatan Negara. Berdasarkan Gambar 1.1 menujukkan bahwa di Negara Indonesia, sumber

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional demi kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran atau pungutan yang dilakukan oleh pemerintah dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dari sektor pajak. Lebih dari 70 % pengeluaran Negara dibiayai oleh pajak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era pembangunan dan pembiayaan saat ini, pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Negara yang paling

BAB I PENDAHULUAN. negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Definisi pajak menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 pasal 1 ayat 1,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penerimaan negara dalam arti penerimaan Pemerintah Pusat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan pendapatan terbesar negara yang dikelola pemerintah untuk

@UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, masyarakat sedang dihebohkan dengan adanya penerapan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional serta menjadi unsur utama untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang untuk kelangsungan negara dan kesejahtraan dari masyarakat. pendapatan negara melalui sektor penerimaan pajak.

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendapatan negara maupun pembiayaan.ibarat sebuah bahtera, berlayar hingga akhirnya mampu berlabuh. APBN menjadi motor

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapat

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 15,30%, sedangkan pertumbuhan alamiahnya rata-rata. dibandingkan dengan pertumbuhan alamiahnya. Hal ini menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan utama bagi suatu

BAB I PENDAHULUAN. Begitu juga di negara Indonesia. Pajak merupakan salah satu unsur terbesar dalam

BAB I PENDAHULUAN. Definisi pajak menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. bentuk partisipasi masyarakat dalam pembangunan tanah air dan negara. Pajak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak hingga saat ini merupakan aspek ekonomi dan aspek keuangan yang paling penting dalam dunia

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. banyak didanai dari sektor pajak. Undang-Undang perpajakan mewajibkan para

BAB I PENDAHULUAN. oleh setiap rakyat sebagai bentuk peran serta dalam pembangunan di negaranya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut membuat banyak perusahaan akhirnya memakai berbagai cara untuk

HANA MARDIAH, 2016 PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, DAN PROFITABILITAS TERHADAP AGRESIVITAS PAJAK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang terbesar, terbukti. (

BAB I PENDAHULUAN. Laba perusahaan dalam perpajakan digunakan sebagai dasar. perhitungan pajak. Dalam UU KUP No. 28 Tahun 2007, pajak merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang Republik Indonesia No 28 Tahun 2009 yaitu kontribusi wajib kepada negara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa dekade lalu, pajak hanya dianggap sebagai pelengkap

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan dari sektor pajak dapat dikatakan sebagai primadona dalam

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tercantum pada

BAB I PENDAHULUAN. besar yang digali terutama dari kemampuan sendiri. Usaha pemerintah untuk. diantaranya dari sektor pajak (Lumbantoruan, 2002).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSATAKA

BAB I PENDAHULUAN. program-program pembangunan yang dapat dinikmati rakyat. Sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh perusahaan tersebut. Karena alasan inilah setiap perusahaan selalu ingin

BAB I PENDAHULUAN. pembayaran pajak dengan cara melakukan manajemen pajak. Suandy, 2011). Tujuan manajemen pajak dapat dibagi menjadi dua, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber utama penerimaan negara. Penerimaan ini

BAB I PENDAHULUAN. dibagi akan dua yaitu fungsi budgetair yaitu pajak sebagai sumber dana bagi

BAB I PENDAHULUAN. Widyawati, 2016). Bahkan secara persentase, setidaknya pajak memenuhi kurang

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Menurut Prof. Dr.

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, perencanaan diperlukan agar laba dapat dicapai dalam perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pajak bagi pemerintah merupakan sumber pendapatan yang digunakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang Undang Ketetapan Umum dan Tata Cara Perpajakan

BAB I PENDAHULUAN. negeri tertarik untuk mendirikan perusahaan guna memanfaatkan sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN. Pajak menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 6 Tahun 1983

BAB I PENDAHULUAN UKDW. diatur dalam Undang -Undang. Pemerintah menggunakan hasil pajak yang diterima untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak memiliki peranan yang sangat penting bagi suatu negara. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. wajib pajak sangatlah diperhatikan. Pajak merupakan hal paling penting karena

BAB 1 PENDAHULUAN. APBN melalui sektor perpajakan (Candra, 2012). Pentingnya peranan pajak

BAB I PENDAHULUAN. berperan serta dalam menunjang perkembangan perusahaan-perusahaan yang ada

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan sektor pemasukan tersebesar kas negara. Penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan utama negara yang digunakan untuk. Semakin besarnya pengeluaran pemerintah untuk pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perpajakan di Indonesia yang menggunakan self assessment system,

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam negara kita. Hal ini dapat terlihat dalam. Gambar 1.1 Grafik Penerimaan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang (long term return) kepada para pemegang saham yang telah

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan internal, yaitu dari laba perusahaan saja, tidak akan cukup untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat sehingga terciptalah kesejahteraan nasional. Dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia kini cukup pesat dilihat dari segi

BAB 1 PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, sumbangan terbesar untuk pendapatan negara bersumber dari

BAB I PENDAHULUAN. (perusahaan) ke sektor publik. Pemindahan sumber daya tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2014

BAB I PENDAHULUAN. berupaya untuk meminimalkan beban pajak perusahaan. Perusahaan melakukan

Abstrak. Kata kunci: penghindaran pajak, corporate governance, koneksi politik, leverage, dan return on asset

BAB I PENDAHULUAN. sumber migas dan non migas. Pelaksanaan perpajakan diatur oleh pemerintah Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat terus menerus dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan target yang tinggi untuk penerimaan pajaknya yaitu sebesar RP

BAB 1 PENDAHULUAN. persentase terbesar dari total penerimaan negara secara keseluruhan ( Tiaras dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Negara yang digunakan untuk infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber pendapatan negara yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan Tata Cara Perpajakan pada pasal 1 ayat 1, pajak merupakan kontribusi wajib kepada

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu sektor terbesar dari penerimaan negara. Hal ini dapat dilihat

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memajukan dan menjalankan perusahaan, sehingga perusahaan. membutuhkan laporan keuangan sebagai pegangan untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis semakin kuat seiring dengan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. karena itu dalam artikel website tanggal 31 Desember

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia ini terbagi dalam beberapa bentuk negara berdasarkan perkembangan ekonominya masing-masing. Mulai dari negara maju, negara berkembang maupun negara belum berkembang. Berkembangnya suatu negara tidak hanya bersumber dari pemerintahannya saja, melainkan dari kontribusi masyarakat di dalamnya pula. Salah satu keikut sertaan masyarakat dalam memajukan negaranya adalah dengan kewajiban membayar pajak. Menurut Agoes dan Trisnawati (2013:6) pajak adalah suatu kontribusi wajib kepada negara baik itu pribadi maupun badan yang mempunyai sifat memaksa berdasarkan undang-undang, dimana imbalan dari pembayaran pajak tidak dapat dirasakan secara langsung oleh sang pembayar pajak. Pemungutan pajak secara umum berfungsi sebagai penerimaan dan pengaturan. Menurut Waluyo (2012), pajak dikatakan sebagai salah satu sumber penerimaan negara yang digunakan untuk membiayai kepentingan pemerintah baik kepentingan yang bersifat rutin maupun kepentingan pembangunan. Sementara fungsi sebagai pengaturan dimaksudkan untuk mengtur kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Tidak bisa dipungkiri bahwa pajak sebagai mesin penghasil uang terbesar di negara kita. Oleh sebab itu, sumber penerimaan negara terbesar ini harus terus ditingkatkan secara optimal supaya 1

2 laju pertumbuhan negara dan pelaksanaan pembangunan dapat berjalan dengan baik. Untuk membiayai pembangunan, dibutuhkan peran serta dari sektor pajak sebagai faktor kunci sumber pembiayaan. Semakin banyak pajak yang masuk di kas negara, maka semakin berkembang pula negara dalam hal pembangunannya. Bisa dikatakan bahwa pajak mempunyai fungsi budgeter yaitu dapat digunakan sebagai kepentingan pembiayaan-pembiayaan negara dimana dana tersebut dihimpun dari masyarakat (Harimurti, 2010). Pajak mempunyai sifat memaksa sehingga bila wajib pajak tidak memenuhi kewajiban pajaknya akan dikenakan sanksi. Apabila masyarakat rutin membayar pajaknya maka tentunya kemakmuran rakyat akan lebih baik karena dengan banyaknya pendanaan yang masuk, maka pemerintah akan dapat membangun sarana prasarana yang memadai. Oleh karena itu pemerintah mengatur dan menambah target penerimaan sektor pajak yang diatur dalam Keputusan Mentri Keuangan No.45 Tahun 2013. Dalam sistem pemungutan pajak diperlukan kesadaran daari pribadi masing-masing agar wajib pajak dapat memenuhi kewajibannya. Pajak merupakan sumber pendapatan bagi negara, namun hingga saat ini permasalahan pajak di Indonesia tidak henti-hentinya muncul. Padahal pajak merupakan suatu kewajiban masyarakat sebagai warga negara, tetapi masih banyak masyarakat yang enggan membayar pajak. Hal ini dapat menyebabkan kerugian bagi negara. Fenomena yang sering terjadi adalah bahwa pajak merupakan sumber pendapatan bagi negara, namun bagi perusahaan pajak

3 adalah beban yang mengurangi laba bersih. Perbedaan kepentingan dari fiskus yang menginginkan penerimaan pajak yang besar jelas bertolak belakang dengan kepentingan perusahaan yang menginginkan pembayaran pajak seminimal mungkin (Hardika dan Darmayasa, 2011). Bagi negara yang mengandalkan sektor pajak sebagai sumber utama pembiayaan pembangunan akan menghadapi masalah besar jika para wajib pajaknya enggan memenuhi kewajiban untuk membayar pajak. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab tidak maksimalnya penerimaan pajak. Pajak adalah iuran yang sifatnya dipaksakan, maka negara juga tidak membutuhkan kerelaan wajib pajak, sehingga yang dibutuhkan oleh negara adalah ketaatan. Lain halnya dengan sumbangan, infak maupun zakat, kesadaran dan kerelaan pembayar diperlukan dalam hal ini. Mengingat pajak adalah beban yang akan mengurangi laba bersih perusahaan maka perusahaan akan berupaya maksimal agar dapat membayar pajak sekecil mungkin dan berupaya untuk menghindari kewajiban pajaknya. Perbedaan kepentingan inilah yang akhirnya menyebabkan wajib pajak mengurangi jumlah pembayaran pajaknya. Suatu bentuk upaya untuk meminimalisasi pajak terutang yang legal disebut juga dengan istilah tax avoidance. Dalam memperoleh laba yang maksimal maka jumlah pajak yang dikeluarkan harus ditekan seminimal mungkin. Perencanaan pajak tax avoidance ini adalah salah suatu bentuk pelaksanaan efisiensi bagi perusahaan yang dilakukan secara legal karena adanya ketidak

4 sempurnaan dalam Undang-Undang Perpajakan. Diluar hal itu, perencanaan pajak yang yang melebihi ataupun melanggar hukum dan ketentuan yang berlaku disebut juga dengan istilah tax evasion. Tax avoidance ini adalah salah satu cara untuk melakukan penghindaran pajak dengan mengendalikan jumlah pajak hingga mencapai angka sekecil mungkin. Lim (2011) dalam Masri dan Martani (2012), menyatakan bahwa tax avoidance adalah sebagai penghematan pajak yang timbul dengan memanfaatkan ketentuan perpajakan yang dilakukan secara legal untuk meminimalkan kewajiban pajak. Tax avoidance sendiri secara hukum tidak melanggar peraturan perundang-undangan perpajakan. Walaupun secara ketentuan tidak ada hukum yang dilanggar, namun penghindaran pajak merupakan sesuatu yang secara praktik tidak dapat diterima. Hal ini dikarenakan penghindaran pajak secara langsung mengakibatkan berkurangnya penerimaan pajak yang dibutuhkan oleh negara. Biasanya untuk mengetahui apakah perusahaan itu berjalan dengan baik atau sebaliknya dapat dilihat melalui profitabilitasnya. Profitabilitas sendiri adalah gambaran kinerja keuangan di perusahaan dalam menghasilkan laba berdasarkan pengelolaan aktiva (Prakosa, 2014). Semakin tinggi profitabilitas perusahaan maka semakin baik pula kinerja dari perusahaan tersebut, karena profitabilitas digunakan untuk mengukur perusahaan dalam menghasilkan laba. Ukuran yang digunakan sebagai gambaran dari profabilitas pada penelitian ini yaitu Return On Asset (ROA).

5 Darmawan dan Sukartha (2014), menyebutkan di dalam penelitiannya bahwa ROA berpengaruh positif terhadap tax avoidance). Sedangkan pada penelitian lain (Maharani dan Suardana, 2014) mengatakan bahwa ROA berpengaruh negatif terhadap tax avoidance. Kondisi lain yang mempengaruhi perusahaan untuk menghindari pajak adalah leverage. Rasio leverage menunjukan penggunaan utang untuk biaya investasi, maka jika semakin tinggi jumlah pendanaan yang dipakai maka semakin besar pula biaya bunga yang timbul. Biaya bunga yang semakin tinggi akan memberikan pengaruh berkurangnya beban pajak perusahaan (Kurniasih dan Sari, 2013). Semakin tinggi perusahaan menggunakan utang sebagai pendanaan, diduga semakin tinggi juga tingkat penghindaran pajak perusahaannya. Subramanyam dan Wild (2010) meyatakan bahwa salah satu keuntungan hutang adalah sifat bunganya yang dapat mengurangi pajak. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Kurniasih dan Sari (2013) menyebutkan bahwa leverage berpengaruh terhadap tax avoidance. Hasil penelitian yang berbeda ditemukan oleh (Darmawan dan Sukartha, 2014). Penelitian ini menyebutkan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap tax avoidance. Selain itu yang tidak kalah penting dalam penghindaran pajak adalah dari segi ukuran usahanya. Hal ini bisa dilihat berdasarkan apa jenis usahanya dan seberapa besar ukuran perusahaannya. Hormati (2009) dalam Dewi dan Jati, (2014)

6 menegaskan bahwa menentukan ukuran usaha sebagai skala atau nilai berdasarkan total aset, log size, dan sebagainya. Semakin besar total asetnya maka semakin besar pula perusahaan tersebut, semakin besar perusahaan maka transaksi yang terjadi di perusahaan tersebut akan semakin lebih banyak dan kompleks. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk melakukan tindakan tax avoidance pada setiap transaksinya. Rachmitasari (2015) menjelaskan bahwa ukuran perusahaan bernilai negatif dan tidak signifikan terhadap tax avoidance. Hal ini dikarenakan perusahaan yang besar lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dan membayar kewajibannya dibanding perusahaan dengan perusahaan yang total aktivanya lebih kecil. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Darmawan dan Sukartha (2014) menegaskan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak. Berdasarkan uraian diatas, maka masih terdapat hasil yang beragam mengenai pengaruh profitabilitas, leverage, dan ukuran perusahaan terhadap penghindaran pajak (tax avoidance). Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap penghindaran pajak (tax avoidance). Dalam penelitian ini, penulis mengambil sampel penelitian perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2012-2014, karena ingin melihat dalam tiga tahun terakhir dan menganggap bahwa perusahaan manufaktur memiliki tingkat kompleksitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan jasa maupun dagang.

7 1.2 Perumusan masalah 1. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap penghindaran pajak perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia pada tahun 2012-2014? 2. Apakah leverage berpengaruh terhadap penghindaran pajak menurut perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia pada tahun 2012-2014? 3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penghindaran pajak menurut perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia pada tahun 2012-2014? 1.3 Tujuan penelitian 1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap penghindaran pajak perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia pada tahun 2012-2014. 2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh leverage terhadap penghindaran pajak menurut perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia pada tahun 2012-2014. 3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap penghindaran pajak menurut perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia pada tahun 2012-2014.

8 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini terdiri dari dua, yaitu: 1. Manfaat akademik Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah informasi bagi penelitian selanjutnya, khususnya yang berkaitan dengan topik mengenai pengaruh profitabilitas, leverage dan ukuran perusahaan terhadap praktik penghindaran pajak (Tax Avoidance). 2. Manfaat Praktik Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi wajib pajak mengenai pentingnya memenuhi kewajiban untuk membayar pajak bagi bagi negara. Bagi pemerintah dapat menambah wawasan tentang bagaimana profitabilitas, leverage dan ukuran perusahaan berpengaruh dalam praktik penghindaran pajak yang terjadi dalam suatu perusahaan. 1.5 Sistematika Skripsi Untuk memberikan gambaran tentang isi dari skripsi ini, maka disusun sistematia penulisan sebagai berikut:

9 BAB 1 BAB 2 BAB 3 BAB 4 BAB 5 : PENDAHULUAN Bab ini diuraikan mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika skripsi. : TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini berisi penelitian terdahulu beserta landasan teori, pengambilan hipotesis dan model analisis penelitian. : METODE PENELITIAN Bab ini dikemukakan desain penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional, pegukuran variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, serta teknik analisis data. : ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini berisi karakteristik objek penelitian, deskripsi data, analisis data serta pembahasan hasil penelitian. : SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN Bab ini berisi simpulan penelitian, keterbatasan penelitian dan saran-saran untuk penelitian selanjutnya.