BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan ketertiban dunia yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Poliklinik Kesehatan Desa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MATA KULIAH. Asuhan Kebidanan Komunitas WAKTU DOSEN. Pengembangan Wahana/Forum PSM, Berperan Dalam Kegiatan TOPIK

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga

Dalam Pokok bahasan ini akan diuraikan secara ringkas berbagai pendekatan dan bentuk

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing (UU No. 17/2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. dimulai sejak tahun Desa atau kelurahan siaga aktif adalah desa atau kelurahan

BAB 1 PENDAHULUAN. karena masih banyak masyarakat yang tinggal di pedesaan dan belum dapat

GLOBAL HEALTH SCIENCE ISSN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan mempunyai visi mewujudkan masyarakat mandiri untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan

BAB I PENDAHULUAN. prioritas (Nawa Cita) dimana agenda ke-5 (lima) yaitu meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. organisasi kesehatan sedunia World Health Oganization (WHO) tahun 1948 dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. 1. UU No. 9 Tahun 1990 Tentang Pokok-Pokok Kesehatan. 3. Masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan

BUKU PEDOMAN DESA SIAGA AKTIF

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal. masyarakat dan swasta (Depkes RI, 2005).

URAIAN PROGRAM PUSKESMAS

BAB I PENDAHULUAN. Sehatadalah hak azazi manusia, hal ini tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kematian ibu semasa hamil dan bersalin masih sangat tinggi. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kesejahteraan manusia. Setiap kegiatan dan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. perlu dilakukan karena kesehatan bukan tanggung jawab pemerintah saja, namun

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,

PRIMARY HEALTH CARE PELAYANAN KESEHATAN PRIMER ) AYU NAVY FRANSISKA F.L, S.ST

Pendekatan Kemasyarakatan Bidang Kesehatan di Desa

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia Indonesia yang tangguh. Pembangunan dalam sektor kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kualitas Pelayanan Kesehatan. menyediakan pengalaman jasa yang memuaskan selama periode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat (Notoatmodjo, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Partisipasi atau peran serta masyarakat mempunyai arti yang sangat luas, yang pada

2016, No Indonesia Nomor 4431); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari

BAB I PENDAHULUAN. gizi anak balitanya. Salah satu tujuan posyandu adalah memantau peningkatan status

PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN IBU, ANAK DAN KELUARGA BERENCANA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PELAKSANAAN KOORDINASI DESA SIAGA DAN PHBS

Wujud pemberdayaan masyarakat UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) Promotif, Preventif Mulai dicanangkan 1986

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu melahirkan menjadi 118 per kelahiran hidup; dan 4) Menurunnya

UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PEMBINAAN DESA SIAGA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tingginya AKI di suatu negara menunjukkan bahwa negara tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih tinggi. Hasil Survey

BAB I PENDAHULUAN. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi. masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. rawan terhadap masalah gizi. Anak balita mengalami pertumbuhan dan. perkembangan yang pesat sehingga membutuhkan suplai makanan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan. Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi 4,9 persen tahun Tidak terjadi penurunan pada prevalensi. gizi kurang, yaitu tetap 13,0 persen. 2

PEMERINTAH KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN DINAS KESEHATAN UPTD PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT CIKAMPAK JLN. Lintas Sumatera-Riau kode Pos 21465

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan. Salah satu bentuk upaya

BAB II TINJAUAN KONSEP DAN TEORI. nilai strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini. (Effendy,

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia. Sehat mencantumkan empat sasaran pembangunan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Undang-undang RI No. 53 tahun 1999.Kabupaten Rokan Hilir terletak di pesisir timur Pulau

KONSEP DASAR ASKEB KELOMPOK KHUSUS

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan anak yang berkualitas dapat dilakukan dengan. memenuhi kebutuhan anak. Kebutuhan pada anak tidak hanya meliputi

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran, tergantung pada keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam Program

PUSKESMAS 3 April 2009

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pendekatan Kebijakan di Hulu. Maria Agnes Etty Dedy Disajikan dalam Forum Nasional IV Kebijakan Kesehatan Indonesia Kupang, 4 September 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800 perempuan meninggal setiap hari akibat

BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen

BAB 1 PENDAHULUAN. umur harapan hidup (life expectancy). Pembangunan kesehatan di Indonesia sudah

BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG

Usaha-usaha Kesehatan Masyarakat. Contact: Blog: suyatno.blog.undip.ac.id Hp/Telp: /

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

RENCANA STRATEGIS CARA MENCAPAI TUJUAN/SASARAN URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM KETERANGAN. 1 Pelayanan Kesehatan 1.

BAB I PENDAHULUAN. orangan, keluarga maupun masyarakat. Pelayanan antenatal adalah pelayanan

B. TUJUAN 1. Umum Menggalang kerjasama Lintas sektor dalam rangka penyelenggaraan pembangunan di bidang kesehatan 2. Khusus a. Meningkatkan program

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

BAB 1 PENDAHULUAN. tergantung pada kemampuan dan kualitas sumber daya manusia (Dinkes Sumut,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Strategi Pembangunan Kesehatan tahun adalah meningkatkan derajat

BAB 1 PENDAHULUAN. menjamin bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal. Tujuan dari

MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK MELALUI GERAKAN POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem Kesehatan Nasional merupakan suatu tatanan yang mencerminkan

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia, demikian juga halnya dengan kesehatan gigi dan

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembukaan UUD 1945, mencantumkan tujuan nasional bangsa Indonesia yakni melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Undang-undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 menyebutkan kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan menurut World Health Organization (WHO) adalah keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial, tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat, juga dapat diukur dari produktivitas dalam arti mempunyai pekerjaan atau penghasilan secara ekonomi. Hal ini juga diatur dalam Undang- Undang RI No. 36 Tahun 2009 tentang Batasan Kesehatan dan Keadaan Sejahtera Badan, Jiwa, dan Sosial yang menyatakan bahwa setiap orang berhak hidup produktif secara sosial dan ekonomi (Notoatmodjo, 2007). Berdasarkan Sistem Kesehatan Nasional (SKN) 2012, khususnya sub-sistem pemberdayaan masyarakat, salah satu tujuan SKN adalah terwjudnya upaya pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat, dan pemberdayaan masyarakat dan upaya kesehtana pada hakekatnya merupakan fokus dari pembangunan 1

kesehatan. Prinsip pemberdayaan masyarakat berbasis masyarakat, terdapat unsur edukatif dan kemandirian, memberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan memilih pelayanan kesehatan dan prinsip kemitraan dan gotong royong. Oleh karena itu dibentuklah berbagai upaya kesehatan yang berbasis masyarakat (UKBM). Pembentukan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) bertujuan untuk membantu masyarakat dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. UKBM dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola oleh dari, untuk dan bersama masyarakat, dengan bimbingan dari petugas Puskesmas, lintas sektor dan lembaga terkait lainnya. Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 2006). Perkembangan pemberdayaan masyarakat saat ini telah banyak UKBM yang berkembang antara lain: Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pondok Bersalin Desa (Polindes), Pos Obat Desa (POD)/Warung Obat Desa (WOD), Pos Upaya kesehatan Kerja (Pos UKK), dan Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren). Untuk lebih menyempurnakan penyelenggaraan UKBM yang lebih baik, terbentuklah Poskesdes sebagai salah satu bentuk UKBM yang bersumber dari partisipasi masyarakat dan merupakan persyaratan untuk menjadi sebuah Desa Siaga. (Depkes, 2007). Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Inti dari kegiatan Desa Siaga adalah memberdayakan masyarakat agar mau dan mampu untuk hidup sehat.

UKBM adalah cara untuk membuat masyarakat mandiri sesuai dengan Visi Departemen Kesehatan yaitu Masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat. Adanya UKBM berfungsi untuk menggerakkan aspirasi masyarakat baik dari segi pemikiran, tenaga, maupun dana. Sebuah desa dikatakan menjadi desa siaga apabila desa tersebut telah memiliki sekurang-kurangnya sebuah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) (Depkes, 2007). Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 diketahui bahwa rata-rata angka kematian Ibu mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup rata-rata kematian ini jauh melonjak dibanding hasil SDKI tahun 2007 yang masih berada pada angka 228 per 100.000 kelahiran hidup. Kendati berbagai upaya dilakukan, namun disadari masih perlu dukungan penuh. Oleh karena itu pemerintah membuat suatu program pelayanan kesehatan masyarakat yang berbasis Upaya Kesehatan berbasis Masyarakat (UKBM) untuk kesehatan ibu dan anak yang disebut dengan Pos Bersalin Desa (Polindes), untuk memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal mengenai masalah kesehatan ibu dan anak. Upaya untuk lebih memantapkan penyelenggaraan berbagai UKBM yang ada di desa, perlu dikembangkan suatu bentuk UKBM yang dapat mengkoordinasikan seluruh UKBM yang ada. Fungsi koordinasi ini diperlukan agar penyelenggaraan UKBM tersebut dapat sinergis dalam upaya mewujudkan desa siaga. Perwujudan Desa Siaga ini adalah untuk mempercepat pencapaian desa sehat. UKBM yang berfungsi koordinatif di desa tersebut adalah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)sesuai

dengan Kepmenkes No.564 Th.2006 tentang pedoman Pelaksanaan Pembangunan Desa Siaga. Poskesdes dikelola oleh seorang bidan dan minimal satu orang kader. Untuk menyiapkan tenaga yang akan mengelola Poskesdes tersebut, diberikan pelatihan yang dilengkapi dengan kurikulum dan modul yang dikembangkan sesuai dengan kompetensi yang diperlukan. Poskesdes dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat atas dasar musyawarah yang bertujuan agar terwujudnya masyarakat sehat yang siaga terhadap permasalahan kesehatan di desanya. Sarana bangunan Poskesdes dapat berasal dari bangunan Polindes yang sudah ada, bangunan baru fasilitas dari pemerintah, atau dengan swadaya masyarakat atau dengan pendanaan pemetintah atau donator. Kegiatan yang dilakukan di Poskesdes meliputi promotif, preventif, dan kuratif antara lain pengamatan epiemiologis sederhana terhadap penyakit terutama penyakit menular dan berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa (KLB), status gizi, serta kesehatan ibu hamil; penanggulangan penyakit; kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan kesehatan; dan pelayanan medis dasar, sesuai dengan kompetensi. Poskesdes dibandingkan dengan UKBM lain merupakan upaya pemberdayaan masyarakat yang memiliki banyak cakupan. Pelayanan dilakukan mulai dari promotif, preventif, dan kuratif. Poskesdes yang merupakan wadah yang melingkupi UKBM lain seperti Posyandu dan Polindes bertujuan untuk menjadikan UKBM yang ada dalam sebuah desa menjadi lebih terorganisir dan berkesinabungan yang akhirnya bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat (Depkes, 2007).

Poskesdes didirikan di lokasi yang dekat dari jangkauan masyarakat pada suatu desa agar mendapatkan pelayanan yang optimal mengenai kesehatan ibu dan anak. Biaya yang dikenakan untuk pelayanan juga berdasarkan musyawarah masyarakat desa hingga dicapai kesepakatan yang tidak memberatkan masyarakat. Dua masalah sudah terselesaikan yaitu jarak dan biaya, namun ada penyebab lain yang belum terselesaikan yaitu masalah pengetahuan masyarakat mengenai Poskesdes. Banyak masyarakat yang belum paham mengenai fungsi Poskesdes, bagaimana cara mendapatkan pelayanannya dan sebagainya. Pemanfaatan Poskesdes dan Bidan Desa dalam pelayanan kesehatan di daerah terpencil masih sangat kurang. Hal ini disebabkan oleh keadaan geografis dan rendahnya kemampuan masyarakat untuk mencari pelayanan kebidanan yang professional yang memberikan kontribusi terhadap tingginya kematian ibu bersalin. Kondisi geografis wilayah kecamatan Kutalimbaru secara umum cukup menyulitkan dalam mengakses pelayanan kesehatan, karena sebanyak 9 desa dari 14 desa yang letaknya cukup jauh dari lokasi puskesmas. Desa Suka Makmur dan Desa Sei Mencirim merupakan desa yang paling jauh dari lokasi puskesmas yaitu 10 Km (Tarigan, 2005). Penelitian Tarigan (2005) menyebutkan bahwa faktor geografis (jarak tempuh dan waktu tempuh) dan faktor sosial budaya (kebiasaan) sangat mempengaruhi masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan. Terbukti dari hasil penelitian yang disebutkan bahwa jarak tempuh yang dekat dan waktu tempuh yang sedikit dari tempat pelayanan kesehatan membuat masyarakat mau memanfaatkan pelayanan

tersebut. Namun, faktor sosial budaya (kebiasaan) terkadang menyebabkan masyarakat enggan memanfaatkan pelayanan kesehatan. Misalnya kebiasaan jika ibu hamil tidak boleh keluar rumah. Tokoh masyarakat juga sangat berperan terhadap partiripasi masyarakat. Tokoh masyarakat hendaknya mengajak masyarakat untuk berkontribusi terhadap kegiatan desa dan memberikan informasi yang benar tentang kegiatan yang ada di desa. Anissatullaila (2010), di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat sangat berpengaruh terhadap pemanfaatan Poskesdes. Partisipasi masyarakat terdiri atas kontribusi pemikiran, kontribusi tenaga, dan kontribusi dana. Kontribusi pemikiran masyarakat dilakukan dengan diikutsertakannya masyarakat dalam rapat-rapat/pertemuan kegiatan-kegiatan di desa, sehingga masyarakat mengerti dan memahami kondisi yang ada di desa dan memahami tentang Poskesdes yang ada di desa mereka. Masyarakat akan lebih memahami dan berkontribusi lebih baik dari tenaga maupun dana iuran yang telah disepakati dalam rapat/pertemuan Poskesdes atau kegiatan desa lainnya. Poskesdes di Kabupaten Deli Serdang, khususnya di Kecamatan Kutalimbaru merupakan peralihan dari Polindes (Pos Bersalin Desa) yang memberikan pelayanan khusus KIA dan KB. Misalnya pelaksanaan Posyandu, imunisasi, pemeriksaan kehamilan, persalinan, pelayanan gizi bayi dan balita, dan pemasangan alat kontrasepsi. Peralihan Polindes menjadi Poskesdes untuk memudahkan masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan dasar seperti pengobatan penyakit, KIA, KB, gizi, dan imunisasi.

Poskesdes di Kecamatan Kutalimbaru memberikan pelayanan secara menyeluruh mulai dari promotif yang diberikan dengan cara mengadakan penyuluhan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat, gizi, KIA, KB, dan lain sebagainya; preventif dilakukan dengan memberikan edukasi kepada masyarakat untuk lebih tanggap dalam mencegah terjadinya duatu penyakit; dan kuratif yaitu pengobatan penyakit yang masih bisa ditangani di poskesdes dan mengadakan rujukan ke Puskesmas atau pelayanan kesehatan lain yang terdekat dengan Poskesdes tersebut. Wilayah kerja Puskesmas Kutalimbaru terdapat 8 Poskesdes yang masih aktif. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti, kondisi demografis yang jauh dari Puskesmas membuat masyarakat memanfaatkan Poskesdes. Berdasarkan data yang diperoleh dari profil kesehatan Deli Serdang tahun 2011 dan 2012, di Puskesmas Kutalimbaru cakupan kunjungan ibu hamil pada tahun 2011 sebanyak 98,56% (820 K1), terjadi peningkatan pada tahun 2012 sebanyak 98,71% (840 K1). Status gizi balita dalam kategori gizi lebih pada tahun 2011 mencapai angka 145 atau 4,80%, gizi kurang sebanyak 59 atau 1,95% dari jumlah balita yang ditimbang sebanyak 3.019 balita. Hal ini mengalami penurunan di tahun 2012 pada kategori gizi lebih sebanyak 53 (1,65%), gizi kurang sebanyak 49 (1,53%) dari jumlah balita yang ditimbang pada tahun 2012 sebanyak 3.207 balita. Di bawah ini adalah data cakupan pelayanan kesehatan dasar (kunjungan K1 dan K4, pelayanan KB, gizi, imunisasi, dan pengobatan penyakit) di kecamatan kutalimbaru tahun 2012.

Tabel 1.1. Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar di Kecamatan Kutalimbaru Tahun 2012 Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar 2012 (%) K1 98,71 K4 95,65 KB 29,25 Gizi Baik Lebih Kurang Buruk 96,41 0,96 1,53 - Imunisasi 87,06 Pengobatan Penyakit 83,06 Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab. Deli Serdang 2012 Cakupan kunjungan Poskesdes di Kecamatan Kutalimbaru terbilang tinggi. Berdasarkan laporan Puskesmas Kutalimbaru terdapat lebih dari 60% masyarakat menggunakan Poskesdes sebagai pelayanan kesehatan yang pertama. Namun, terjadi penurunan di beberapa aspek. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat data mengenai bayi berat badan lahir rendah (BBLR) pada tahun 2012 terdapat 2 kasus (0,26%), dan ini mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2011 yang tidak terjadi kasus BBLR (0%). Kasus kematian bayi dan balita yang terjadi sepanjang tahun 2012 sebanyak 1 kasus yang mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2011 yang tidak terjadi kasus kematian bayi dan balita. 1.2. Permasalahan Meningkatnya angka kejadian BBLR dan kematian pada bayi di Kecamatan Kutalimbaru menjadi permasalahan yang menarik untuk diteliti. Peningkatan ini disebabkan masih ada masyarakat yang belum memanfaatkan Poskesdes.

Berdasarkan hal tersebut maka perumusan masalah penelitian adalah apakah yang menjadi determinan pemanfatan poskesdes pada keluarga di Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang tahun 2014. 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan pemanfaatan Poskesdes pada keluarga di Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang tahun 2014. 1.4. Hipotesis Penelitian Faktor predisposisi, faktor pemungkin, dan faktor kebutuhan berhubungan secara signifikan terhadap pemanfaatan poskesdes pada keluarga di Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang tahun 2014. 1.5. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada : 1. Puskesmas, sebagai bahan pertimbangan dalam menemukan masalah berkaitan dengan rendahnya kunjungan masyarakat ke Poskesdes. 2. Masyarakat. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi media untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai Poskesdes dan pelayanan kesehatan lain yang bisa didapatkan di desa tempat mereka tinggal, sebagai pendorong untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan secara mandiri.

3. Penelitian lebih lanjut. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut berkaitan dengan faktor-faktor yang mendukung masyarakat memanfaatkan poskesdes.