PURWARUPA PEMANTAU GAS HIDROGEN SULFIDA DALAM RUANG INDUSTRI KIMIA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN ALAT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

BAB IV PERANCANGAN ALAT. Alat Warning System Dan Monitoring Gas SO 2 merupakan detektor gas

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki luas wilayah yang sangat

PENGEMBANGAN TIMBANGAN BUAH DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16

SISTEM PEMANTAU KETINGGIAN AIR SUNGAI DENGAN TAMPILAN PADA SITUS JEJARING SOSIAL TWITTER SEBAGAI PERINGATAN DINI TERHADAP BANJIR

Perancangan Sistem Monitoring Gas Hasil Pengolahan Sampah

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM. menggunakan sensor gas MQ-2 yang ditampilkan pada LCD 16x2 diperlukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Ellyas, 2010).

RANGKAIAN OTOMATISASI RUANGAN BERBASISKAN MIKROKONTROLER ATMEGA8535

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM. kadar karbon monoksida yang di deteksi oleh sensor MQ-7 kemudian arduino

DETEKTOR LPG MENGGUNAKAN SENSOR MQ-2 BERBASIS MIKROKONTROLER ATMega 328

Sistem pendeteksi asap rokok dan pengendali kunci otomatis yang dapat diakses melalui Web Server

SISTEM INFORMASI DATA LOGGER PEMANTAUAN TINGKAT KONSENTRASI GAS AMMONIA PADA INDUSTRI KULIT

ALAT PENDETEKSI OTOMATIS KEBOCORAN GAS LPG BERBASISKAN ATMEGA 8535

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISIS. Pada bab ini dibahas mengenai pengujian alat. Pengujian dilakukan untuk

Prototipe Pengendali Kualitas (Raden Apriliansyah) 1 PROTOTIPE PENGENDALI KUALITAS UDARA INDOOR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 328P

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN

BAB III METODE PENELITIAN. suhu dalam ruang pengering nantinya mempengaruhi kelembaban pada gabah.

RANCANG BANGUN PROTOTYPE PENDETEKSI KADAR CO SEBAGAI INFORMASI KUALITAS UDARA BERBASIS MIKROKONTROLER

INKUBATOR BAYI BERBASIS MIKROKONTROLER DILENGKAPI SISTEM TELEMETRI MELALUI JARINGAN RS 485

I. PENDAHULUAN. Sistem pertanian tanaman sayuran di Indonesia masih dibudidayakan dilahan

OTOMATISASI SISTEM PEMISAHAN MINYAK DAN AIR PADA GATHERING STATION

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini teknologi sudah sangat berkembang secara pesat. Salah satu

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA DATA

KIPAS ANGIN OTOMATIS DENGAN SENSOR SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

BAB III PERANCANGAN SISTEM

SISTEM OTOMATISASI RUMAH UNTUK MENGATUR DAN MEMANTAU PERANGKAT LISTRIK DENGAN MEMANFAATKAN SENSOR ARUS

BAB 1 PENDAHULUAN. penting pada kemajuan teknologi dalam berbagai bidang. Teknologi instrumentasi

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

PURWARUPA SISTEM DETEKSI DAN PENGURANGAN KADAR CO, CO2 DAN NO2 BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB II KONSEP DASAR LEMARI PENGERING PAKAIAN

Rancang Bangun Alat Ukur Unting-unting Digital dan Waterpass Digital dengan Accelero Sensor Berbasis Mikrokontroler ATmega8

RANCANG BANGUN SISTEM PENGUKURAN POLUTAN GAS H 2 S PADA LOKASI MANIFESTASI GEOTHERMAL GEDUNG SONGO MENGGUNAKAN SENSOR TGS 2602 TUGAS AKHIR

BAB III PERANCANGAN SISTEM

METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari Instrumen dan komponen elektronika yang terdiri atas:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. terhadap alkohol yang dikonsumsinya. Apabila orang tersebut. penyakit kanker, keracunan, bahkan kematian. Selain berdampak buruk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB IV PEMBAHASAN ALAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah populasi manusia di dunia. Hal ini menyebabkan kebutuhan akan

ROBOT PENGURAI ASAP DALAM RUANGAN MENGGUNAKAN T-BOX DENGAN METODE BEHAVIOUR BASED CONTROL

Alat Pendeteksi Kebocoran Gas LPG Pada Sistem Rumah Tangga Berbasis Mikrokontroler

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

RANCANG BANGUN ALAT UJI EMISI KENDARAAN BERMOTOR DENGAN TAMPILAN LCD BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega16

PERANCANGAN ALAT PENGUKUR KONSENTRASI ASAP ROKOK PADA RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER

SISTEM BENDUNGAN OTOMATIS MENGGUNAKAN INTERFACING

BAB III PERANCANGAN ALAT

SISTEM MONITORING PENCEMARAN POLUTAN KENDARAAN VIA GADGET BERBASIS ARDUINO

BAB I PENDAHULUAN. pengendali yang dapat diandalkan semakin meningkat yang kemudian. menghasilkan perkembangan baru dalam perancangannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

BAB IV PEMBAHASAN ALAT

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi mempunyai peran penting dalam meningkatkan

TUGAS AKHIR. Alat Pendeteksi Kebocoran Gas LPG Pada Sistem Rumah Tangga Berbasis Mikrokontroler

PENDETEKSI KEBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR SUHU LM35D DAN SENSOR ASAP

BAB III PERANCANGAN. bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem. 2. Modul pemanas dan pengendali pemanas

DT-51 Application Note

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

BAB I PENDAHULUAN. polusi udara dan suhu diperlukan suatu alat yang dapat memantau tingkat

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PEMANTAU SUHU SERTA PENANGANAN DINI KANDANG AYAM BOILER BERBASIS MIKROKONTROLER

Sistem Kontrol Produk Gas Metana pada Digester Tipe Fixed Dome

COOLING PAD OTOMATIS BERBASIS ATMEGA328

PENGENDALIAN DAN PEMANTAUAN TERJARING PADA PROSES BERBASIS PLC

Alat Pengolah Kecambah Kacang Hijau Berbasis Mikrokontroler Diterapkan Pada Petani Di Desa Singosari Malang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengukuran Suhu pada Ruang Inkubasi. dengan membandingkan suhu dengan suhu ditermometer.

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di kota-kota besar dan juga daerah padat industri yang menghasilkan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rangkaian terdiri dari blok mikrokontroler, blok

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengembangan dan Evaluasi Sistem Peringatan Dini untuk Kebocoran LPG Rumah Tangga

SENSOR GAS TGS 2610 UNTUK DETEKSI KEBOCORAN GAS. Dicky Apdilah

commit to user BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN TUGAS AKHIR. Alat Pendeteksi Polusi Udara Dari Gas Karbonmonoksida (CO) pada Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51

Oleh: Dosen Pembimbingh: Gaguk Resbiantoro. Dr. Melania Suweni muntini

Perancangan Alat Pendeteksi Pencemaran Udara Pada Ruang Berbasis Mikrokontroller Atmega 8535 Dan SMS Gateway Menggunakan Sensor MQ-7

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

SISTEM PEMANTAU KEAMANAN 8 TITIK DENGAN KELUARAN TERKODE SUARA

Implementasi Motode Fuzzy Sugeno pada Pengendalian Exhoust Fan Sebagai Pembersih dan Pengatur Udara

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SIMULASI SISTEM PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS

RANCANG BANGUN SISTEM PENGAMAN KEBAKARAN OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

PERANCANGAN PENGENDALIAN KETINGGIAN CAIRAN DALAM BENTUK LEVEL SIMULATOR BERBASIS AVR 8535 YANG DIKENDALIKAN MELALUI JARINGAN TCP/IP

Sistem Pemasangan dan Pelepasan Regulator dan Dilengkapi Monitoring Kebocoran Gas LPG

RANCANG BANGUN PROTOTIPE PENGURANG BAHAYA GAS POLUTAN DALAM RUANGAN DENGAN METODE ELEKTROLISIS BERBASIS MIKROKONTROLER

Transkripsi:

PURWARUPA PEMANTAU GAS HIDROGEN SULFIDA DALAM RUANG INDUSTRI KIMIA Ziyaurrohman Alladany, Muhammad Arrofiq 1 1 Program Diploma Teknik Elektro, Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Jl. Yacaranda, Sekip Unit IV Yogyakarta, 55281, Telp 0274 561111 Email: rofiq@ugm.ac.id Abstrak Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan bagian penting dalam pelaksanaan setiap pekerjaan terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja dan lingkungan kerja. Kondisi lingkungan kerja yang mengandung bahan-bahan berbahaya bagi manusia dengan konsentrasi di atas ambang yang diperbolehkan sangat perlu untuk diketahui. Lingkungan kerja yang mengandung bahan gas beracun sebagai contoh gas hidrogen sulfida (H2S) dalam konsentrasi tertentu dapat menimbulkan iritasi mata. Pada konsentrasi yang lebih tinggi akan dapat menimbulkan gangguan pernafasan. Oleh karena itu diperlukan sebuah piranti yang dapat mengukur konsentrasi gas hidrogen sulfida dan dapat memberikan isyarat yang terkait dengan konsentrasi gas tersebut kepada para pekerja. Sistem yang dikembangkan menggunakan sensor gas hidrogen sulfida dengan seri MQ-136. Sensor tersebut merupakan salah satu jenis sensor gas hidrogen sulfida yang mampu mendeteksi gas mulai konsentrasi 10 ppm sampai dengan 200 ppm. Seluruh pirani sistem dikendalikan oleh mikrokontroler. Mikrokontroler mengolah isyarat yang dihasilkan sensor kemudian mengubah informasi tersebut menjadi informasi nilai konsentrasi gas yang dideteksi, menampilkannya dan kemudian memberikan isyarat kepada pekerja di sekitar dengan mengaktifkan lampu dan buzzer jika nilai konsentrasi gas mencapai konsentrasi yang mulai membahayakan bagi manusia. Sistem yang telah dibangun telah diuji di Balai Hiperkes. Pengujian dilakukan mulai konsentrasi gas 10 100 ppm. Pada pengujian dengan konsentrasi mulai dari 10 20 ppm selisih yang terjadi maksimal 7,3 %, sedangkan pada jangkah 30 100 ppm selisih maksimal 1,73% Kata kunci: Hidrogen sulfida; mikrokontroler Pendahuluan Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan bagian penting dalam pelaksanaan pekerjaan terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja dan lingkungan kerja. Kondisi keadaan lingkungan kerja yang mengandung bahan-bahan berbahaya bagi manusia dalam konsentrasi di atas ambang yang diperbolehkan sangat perlu untuk diketahui. Lingkungan kerja yang mengandung bahan gas beracun sebagai contoh gas hidrogen sulfida (H2S) dalam konsentrasi tertentu dapat menimbulkan iritasi mata. Contoh lingkungan kerja yang mengandung unsur gas H2S antara lain proses produksi minyak dan proses kimia. Dalam konsentrasi yang lebih tinggi akan dapat menimbulkan gangguan pernafasan. Efek fisik gas H2S terhadap pekerja tergantung dari beberapa faktor antara lain lamanya pekerja berada di lingkungan paparan gas, frekuensi pekerja terpapar, besarnya konsentrasi gas dan daya tahan pekerja terhadap paparan gas (Elnusa, 2013). Tabel 1 menunjukkan efek pada manusia terhadap paparan konsentrasi H2S. Berdasarkan keadaan tersebut, untuk lingkungan kerja yang berpotensi terhadap paparan gas H2S memerlukan sistem yang mampu mendeteksi, mengukur, memberikan informasi potensi membahayakan serta dapat menyediakan mekanisme pengeluaran gas tersebut ke luar lingkungan kerja. Keberadaan gas-gas tertentu dapat dideteksi dengan mudah menggunakan salah satu panca indera manusia, namun konsentrasi gas tersebut tidak dapat dibedakan dengan mudah. Untuk mengetahui konsentrasi gas tersedut diperlukan instrumen yang dapat mengukur, memberikan informasi konsentrasi gas yang diukur serta dapat memberikan isyarat tingkat potensi bahaya bagi manusia. Studi Pustaka Pemanfaatan komputer sebagai pengolah utama pemantauan kadar gas H2S telah berhasil dirancang dan diimplementasikan menggunakan instrumen virtual (Wenlian Li, 2008). Pengembangan selanjutnya, pemantauan dilakukan secara remote terhadap 3 gas berbahaya yaitu NH3, H2S dan CO2 berbasis mikrokontroler dan telah diimplementasikan pada industri peternakan ayam (Li-lihu, 2010). Peningkatan pemanfaatan media komunikasi antara unit sensor dengan unit pemroses utama pada remote monitoring terhadap gas-gas berbahaya telah berhasil E-19

direalisasikan melalui jaringan Industrial Ethernet (Dong Wenjie, 2011). Penelitian yang dilaksanakan memiliki tujuan untuk merealisasikan purwarupa pemantau gas H2S pada industria kimia berbasis mikrokontroler serta dapat memberikan isyarat kepada orang di sekitar akan tingkat konsentrasi H2S melalui lampu penunjuk dan buzzer serta pengaktifan exhaust fan. Tingkat H 2 S (ppm) Tabel 1. Tingkat konsentrasi H 2 S dan efeknya pada manusia Efek pada Manusia 0,13 Tercium bau kadang-kadang 4,6 Mudah terdeteksi karena bau mulai tercium 10 Mulai iritasi pada mata dan mata mulai berair 27 Bau sangat menyengat dan mengganggu 100 Batuk-batuk, iritasi mata dan indera pencium tidak berfungsi lagi 200-300 Pembengkakan mata dan rasa kering di tenggorokan 500-700 Hilang kesadaran dan mematikan dalam waktu 1 jam >700 Hilang kesadaran dengan cepat dan berlanjut kematian Sumber : http://www.bencana-kesehatan.net/ Metodologi Purwarupa yang dikembangkan memiliki susunan diagram kotak seperti ditunjukkan Gambar 1. Sistem ini memanfaatkan mikrokontroler seri ATMega16 sebagai inti pengendalian, sensor gas H2S sebagai piranti masukan, LCD, buzzer, lampu penunjuk serta exhaust fan sebagai piranti keluaran. Sistem mikrokontroler yang digunakan memiliki skema rangkaian yang ditunjukkan Gambar 2. Untuk memfaatkan mikrokontroler tersebut hanya memerlukan sedikit komponen tambahan, yaitu sistem reset, pembangkit detak luar dengan kristal dan penggerak piranti keluaran dalam hal ini memanfaatkan transistor sebagai saklar untuk mengendalikan buzzer, LED dan exhaust fan. Gambar 1. Diagram kotak sistem yang dikembangkan Gambar 2 Skema rangkaian sistem mikrokontroler E-20

Untai sensor yang digunakan memiliki skema seperti ditunjukkan Gambar 2 yang terdiri atas sebuah sensor MQ-136 dan sebuah tahanan beban 20K (R L ). Sensor yang digunakan memiliki dua bagian, yaitu pemanas (heater, H) dan elektroda sensor (terminal A dan B). Heater dipergunakan untuk mengkondisikan suhu sensor. Tegangan tahanan beban (V RL ) merupakan tegangan yang akan dibaca oleh sistem mikrokontroler yang selanjutnya akan digunakan untuk menentukan kadar konsentrasi gas yang diukur. Karakteristik sensitifitas sensor yang digunakan berdasarkan lembar data ditunjukkan Gambar 4. Sumbu horisontal pada Grafik 4 adalah konsentrasi gas (ppm) sedangkan sumbu vertikalnya adalah nilai R S /R O (Hanwei). Nilai R S adalah nilai resistansi sensor pada saat mendapatkan paparan beberapa gas berbeda-beda sedangkan nilai R O adalah nilai resistansi sensor pada saat menerima paparan H2S sebesar 10 ppm di udara bersih. Gambar 3. Skema sensor Gambar 4. Karateristik sensor Dengan menggunakan informasi tegangan beban seperti Gambar 3 besarnya resistansi sensor dapat ditentukan menggunakan persamaan (1). Nilai R O secara definitif tidak tersedia pada lembar data. Nilai resistansi tersebut harus didapatkan melalui proses pengujian. Berdasarkan Gambar 4, pada saat paparan gas H2S dengan konsentrasi 40 ppm, nilai R S /R O sebesar 1. Hal ini merupakan informasi sangat penting untuk mendapatkan nilai R O. Pada saat tersebut nilai R S sama dengan nilai R O. Dengan menggunakan nilai tegangan beban terukur (V RL ) saat sensor dikondisikan dan memasukkannya pada persamaan (1) maka nilai R O definitif dapat diperoleh. V V R. C RL S RL (1) VRL E-21

Sampai tahap ini, nilai R S dan R O telah diperoleh. Selanjutnya adalah bagaimana mentransformasikan nilai R S /R O menjadi nilai konsentrasi gas yang diukur. Secara manual dengan memanfaatkan grafik pada Gambar 4 dapat dengan mudah mendapatkan nilai konsentrasi gas yang diukur. Permasalahannya adalah bagaimana proses tersebut dapat dilakukan oleh mikrokontroler. Hal ini dapat dilakukan apabila model dari sensor melalui grafik Gambar 4 tersedia. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah model sensor. Dari grafik Gambar 4 diperlukan sejumlah pasanganpasangan data antara R S /R O dengan konsentrasi (ppm). Dengan data-data tersebut kemudian model dapat diperoleh dengan memanfaatkan perangkat lunak bantu. Model sensor yang digunakan telah diperoleh dan ditunjukkan oleh persamaan (2). Dengan menggunakan hasil pengukuran tegangan keluaran dan nilai-nilai yang telah diketahui maka konsentrasi gas yang diukur dapat diketahui dengan menggunakan persamaan (2). 39,996 3, 303 V V R C RL L ppm (2) VRL. RO Tahap selanjutnya adalah mengotomatisasikan pengukuran nilai konsentrasi gas menggunakan mikrokontroler. Tahap tersebut tidak lain adalah proses pengembangan perangkat lunak pada mikokontroler. Gambar 5 menunjukkan diagram alir perangkat lunak pengendali yang tertanam pada mikrokontroler. Gambar 5. Diagram alir perangkat lunak pada mikrokontroler E-22

Hasil Implementasi Dengan menggunakan peralatan acuan yang dimiliki oleh Balai Hiperkes sebagai pembanding, selanjutnya dilakukan pengujian terhadap sistem yang dikembangkan. Hasil pengujian untuk jangkah konsentrasi gas H2S 10 ppm sampai 100 ppm disajikan oleh Tabel 2. Selain mengukur konsentrasi gas, sistem akan memberikan isyarat berupa lampu warna penunjuk keadaan, buzzer serta pengaktifan exhaust fan. Kondisi lampu penunjuk, buzzer serta exhaust fan terkait dengan tingkat konsentrasi gas yang diukur disajikan oleh Tabel 3. Tabel 2 Perbandingan Hasil Pengukuran Hasil Ukur konsentrasi H 2 S (ppm) Perbedaan No Instrumen Sistem yang (%) Pembanding dikembangkan 1 10 9.27 7,3 2 20 19.35 3,25 3 30 29.48 1,73 4 40 39.51 1,25 5 50 49.66 0,68 6 60 59.76 0,4 7 70 69.89 0,15 8 80 79.93 0,087 9 90 90.05 0,056 10 100 101.24 1,24 Tabel 3. Kondisi lampu penunjuk, buzzer dan kipas No Konsentrasi Keadaan H 2 S (ppm) Lampu Penunjuk Buzzer Exhaust fan 1 0 5 Hijau Menyala OFF OFF 2 5 20 Kuning Menyala ON ON 3 20-100 Merah Menyala ON ON Kesimpulan Purwarupa sistem yang dikembangkan telah bekerja sesuai dengan rencana dan mampu mendeteks gas H2S dengan konsentrasi 10 sampai 100 ppm. Persentase perbedaan pada jangkah 10 ppm sampai 20 ppm masih tinggi, 7,3%, sedangkah mulai 30 sampai 100 ppm persentase perbedaannya di bawah 2 % yaitu 1,73%. Daftar Pustaka Dong Wenjie, Zhou Chunmei, Lin Jinyoung, Zhang Chunxia, Zhang Jun, (2011), Embedded Ethernet Remote Monitoring System Basedn on DSP, International Conference on Instrumentation, Measurement, Computer, Communication and Control, Beijing, pp.635-638. Elnusa, PT., (2013), Pengetahuan Umum Tentang Gas H 2 S, 2013. Gao Xiaoan, (2011), Networked Control and Monitoring System Based on Industrial Ethernet, IEEE Conference on Industrial Electronics and Applications, Beijing. Hanwei, Technical Data MQ-136 Gas Sensor, hwsensor.com Li-lihua, Gao-li ai, (2010), Remote monitoring system of henhouse harmful gases, International Conference on Computer Application and System Modeling. pp.176-178. Wenlian Li, Chuangqing Liu, Yang Li, Fang Xiao, (2008), The Design and Implementation of Monitoring System for H2S Gas Volume Fraction with Virtual Instrument, IEEE Pacific-Asia Workshop on Computational Intelligence and Industrial Application. Wuhan, pp.567,570. E-23