BAB II PIRANTI INPUT DAN OUTPUT. Kebakaran adalah suatu fenomena yang terjadi ketika suatu bahan

dokumen-dokumen yang mirip
SMOKE DETECTOR. a. Open Loop (Loop Terbuka)

Gambar 2. Diagram Blok Sistem Kontrol Tertutup Ada banyak proses yang harus dilakukan untuk menghasilkan suatu produk sesuai standar, sehingga

IDENTIFIKASI DAN PERBAIKAN KERUSAKAN TERHADAP SISTEM DETEKSI KEBAKARAN DI GEDUNG 65 INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

ESSER PENJELASAN TEHNIS TEHNOLOGY FIRE ALARM SYSTEM PERIODE MARET 2013 BANDARA JUANDA SURABAYA. Fire Alarm System

Ionisasi Dan Photoelektrik Smoke Detector

BAB IV INSTALASI SISTEM DETEKSI KEBAKARAN

PEMBELAJARAN VIII PEMADAMAN KEBAKARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. perawatan kesehatan, termasuk bagian dari bangunan gedung tersebut.

PERENCANAAN SISTEM ALARM KEBAKARAN

128 Universitas Indonesia

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERANCANGAN SISTEM PEMADAM TERINTEGRASI DAN ANALISA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LISTRIK PADA ELECTRICITY BUILDING PLANT DAN SERVER ROOM (PT

BAB I PENDAHULUAN. monoksida, atau produk dan efek lainnya (Badan Standar Nasional, 2000).

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG PT. X JAKARTA

DAFTAR ISI. SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR...i. SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR...ii. ABSTRAK...iii. PRAKATA...iv. DAFTAR ISI...

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PENGELOLAAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN. (Kepala keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit)

BAB VIII PENUTUP. bahan bakar berasal dari gas berupa: LPG. generator, boiler dan peralatan masak di dapur.

MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN KEBAKARAN PADA KAPAL PENUMPANG MELALUI UPAYA PERANCANGAN DETEKTOR

BAB I PENDAHULUAN. campuran beberapa gas yang dilepaskan ke atmospir yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kaca merupakan salah satu produk industri kimia yang banyak digunakan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

MITIGASI DAMPAK KEBAKARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai hasil dari penelitian yang telah dilakukan,

Sinar x memiliki daya tembus dan biasa digunakan dalam dunia kedokteran. Untuk mendeteksi penyakit yang ada dalam tubuh.

KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA

PERANCANGAN SISTEM DETEKTOR, ALARM DAN SISTEM SPRINKLER PADA GEDUNG PLAZA DAN GEDUNG DIREKTORAT PPNS-ITS ADHITYA CHANDRA SETYAWAN ( )

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

ALAT UKUR RADIASI. Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Jl. MH Thamrin, No. 55, Jakarta Telepon : (021)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umumnya, hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur. Sedangkan secara

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Branch Exchange) dengan Hunting System.

ini merupakan nilai asli yang didapat oleh mikrokontroler tanpa perkalian

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga DAFTAR ISI

AAS ( Atomic Absorption Spektrophotometry) Gambar 1. Alat AAS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

SISTEM DETEKSI DAN PEMADAMAN KEBAKARAN

K3 KEBAKARAN. Pelatihan AK3 Umum


PEMERIKSAAN KONDISI DETEKTOR KEBAKARAN IRM UNTUK MENGETAHUI PENYEBAB TIMBULNYA ALARM PALSU

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tujuan dari perancangan Pusat Gerontologi di Jawa Barat merupakan

STANDARD OPERATING PROCHEDURE (SOP) KEDARURATAN DI TEKNIK KELAUTAN ITB

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran.

PROSEDUR PERLENGKAPAN PEMADAM KEBAKARAN. A. Perlengkapan Pemadam Kebakaran 1. Sifat api Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api.

PUSAT DATA (DATA CENTER) standar ini bertujuan untuk mengatur penyelenggaraan pusat data (data center) di Kementerian.

FIRE ALARM SYSTEM GEDUNG TERMINAL BANDARA. Elektronika Bandara Kualanamu International Airport

Buku Petunjuk Nokia Bluetooth Headset BH-700

KONDISI GEDUNG WET PAINT PRODUCTION

BAB III PERANCANGAN ALAT

PENCEGAHAN KEBAKARAN

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply,

BAB IV METODE PENGUJIAN CIGARETTE SMOKE FILTER

ANALISIS UMUR LAMPU PIJAR TERHADAP PENGARUH POSISI PEMASANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Buku Petunjuk Nokia Bluetooth Headset BH-800. Edisi 1

TEORI ATOM. Awal Perkembangan Teori Atom

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.1. argon. oksigen. nitrogen. hidrogen

LOGO RANCANG BANGUN ALAT PENDETEKSI DAN PENANGGULANGAN KEBOCORAN GAS LPG BERBASIS SENSOR TGS2610

KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( ) R I N I T H E R E S I A ( )

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus

BAB I PENDAHULUAN. Spektrum elektromagnetik yang mampu dideteksi oleh mata manusia

Perancangan Sensor Kebakaran (Asap) Menggunakan Serat Optik Plastik

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA NOMOR TENTANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA

BAB III PROSES PEMBAKARAN

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

BAB 13 SISTEM KELISTRIKAN TAMBAHAN (ASESORIS)

PENGELOLAAN PERALATAN KESELAMATAN UMUM DAN KEDARURATAN NUKLIR IRM PERIODE TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

1. Gejala Listrik Statis

SIMBOL DAN STRUKTUR DIODA

6massa udara yg terdapat pd seluas 1 cm 2 : 1,02 kg6. Massa total atmosfer : 1,02 kg x ( luas permukaan bumi) : kg

Lampiran 1 Hasil Penilaian

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN

Tata Cara Perancangan Pencahayaan Darurat, Tanda arah dan Sistem Peringatan Bahaya pada Bangunan Gedung.

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College

SOAL DAN KUNCI JAWABAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

BAB III PELAKSANAAN MAGANG

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB I PENDAHULUAN. 16 lokasi rawan bencana yang tersebar di 4 kecamatan (BPBD, 2013).

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

BAB III PERANCANGAN DAN SISTEM

MAKALAH BENGKEL ELEKTRONIKA PENDETEKSI KEBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR SUHU LM355. Oeh:

Materi. Pengenalan elektronika Dasar. Pertemuan ke II. By: Khairil Anwar, ST.,M.Kom. Create: Khairil Anwar, ST., M.Kom

PENGELOLAAN PERALATAN KESELAMATAN UMUM DAN KEDARURATAN NUKLIR DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL( IEBE)

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

Alarm Anti Maling Menggunakan Sensor LDR

SENSOR GAS TGS 2610 UNTUK DETEKSI KEBOCORAN GAS. Dicky Apdilah

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk dapat menyelesaikan permasalahan pencemaran udara yang terjadi.

BAB V KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR

Seputar ATMOSFER Asal katanya dari atmos dan shaira (bahasa Yunani), yang artinya atmos : uap, shaira : bulatan. Jadi, atmosfer adalah lapisan gas

Transkripsi:

BAB II PIRANTI INPUT DAN OUTPUT 2. 1. Pendahuluan Kebakaran adalah suatu fenomena yang terjadi ketika suatu bahan mencapai temperatur kritis dan bereaksi secara kimia dengan oksigen, sehingga dapat menghasilkan panas, nyala api, asap, karbon monoksida, atau produk dan efek lainnya, yang akan dideteksi oleh pendeteksi sebagai input (masukan). Pendeteksi kebakaran adalah perangkat yang dirancang untuk mendeteksi adanya kebakaran dan mengawali suatu tindakan. Sedangkan output (keluaran) adalah notification appliances yang berupa sinyal audible dan visible. 2. 2. Piranti Input Terdapat beberapa jenis dari pendeteksi kebakaran, tergantung dari apa yang akan dideteksinya sebagai kebakaran. Tetapi yang paling sering digunakan adalah pendeteksi panas dan pendeteksi asap. 2. 2. 1. Pendeteksi Panas ( Heat Detector ) Pendeteksi panas (Gambar 2.1) merupakan jenis pendeteksi kebakaran otomatis yang paling tua. Prinsip dasarnya, jika temperatur di sekitar pendeteksi naik lebih tinggi diatas nilai ambang batas yang telah ditetapkan, maka kemudian akan memicu alarm. Pendeteksi panas sangat baik diletakkan pada ruangan ketel uap (boiler room), ruangan generator, garasi, dapur, dan daerah-daerah berdebu. Pendeteksi panas harus ditempatkan seperti diuraikan pada NFPA 72 Bab 5 dan Annex A.5.

Gambar 2.1 Pendeteksi Panas Pendeteksi panas dapat lebih jauh diuraikan menjadi dua kiasifikasi besar, yaitu Fixed Heat Detectors dan Rate-of-Rise Heat Detectors. 2. 2. 1. 1. Pendeteksi Panas Temperatur Tetap ( Fixed Heat Detectors ) Pendeteksi ini akan bereaksi ketika elemen kerjanya menjadi panas mencapai satu nilai temperatur yang ditentukan. Metode pendeteksian (Gambar 2.2) didasarkan pada gaya renggang suatu spiral dan kontak metal yang disangga oleh suatu campuran logam. Ketika temperatur menjangkau titik lebur campuran logam, maka campuran logam tersebut akan meleleh. Kemudian spiral akan menekan kontak metal dan menyebabkan rangkaian tertutup. Gambar 2.2 Metode Pendeteksian Fix Heat Detector

Piranti ini bukanlah jenis yang dapat digunakan kembali, dan ketika diaktifasi, maka harus diganti. Pendeteksi ini harus dipasang dalam lingkungan dimana temperatur secara tiba-tiba naik adalah normal, seperti pada dapur dan ruangan ketel uap. 2. 2. 1. 2. Pendeteksi Kelambatan Panas ( Rate-of-Rise Heat Detectors ) Pendeteksi kelambatan panas (biasa disebut R-O-R) bereaksi terhadap kenaikan temperatur disekitar pendeteksi secara mendadak dari kondisi batas temperatur normal (sekitar 9 derajat dalam 60 detik). Prinsipnya (Gambar 2.3) ketika temperatur naik, tekanan udara di dalam ruangan juga bertambah. Jika tekanan udara di dalam ruangan bertambah lebih cepat dibanding kecepatannya keluar melalui lubang yang dikalibrasi, diafragma tertekan, dan kontak elektrik terhubung membuat rangkaian tertutup. Gambar 2.3 Prinsip Pendeteksi R-O-R Pendeteksi ini ditempatkan pada lingkungan yang stabil. Pendeteksi ini juga harus dipasang dimana pendeteksi asap menjadi tidak sesuai tetapi kenaikan

temperatur secara tiba-tiba juga tidak diinginkan, seperti pada garasi, tempat parkir, daerah berdebu, dan lain sebagainya. Piranti pendeteksi ini dapat digunakan kembali jika kondisi normal kembali. 2. 2. 2. Pendeteksi Asap ( Smoke Detector ) Asap adalah keseluruhan partikel yang melayang-layang baik kelihatan maupun tidak kelihatan hasil dari suatu pembakaran. Dikarenakan asap bersifat naik ke atas, umumnya pendeteksi asap (Gambar 2.4) dipasang di langit-langit, atau di dinding dekat langit- langit. Untuk mempertinggi tingkat kemungkinan membangunkan penghuni yang sedang tidur, biasanya pendeteksi asap dipasang di dekat karnar tidur. Idealnya di ruang terbuka, atau paling baik di dalam kamar tidur itu sendiri. Gambar 2.4 Pendeteksi Asap Pendeteksi asap secara umum jauh lebih cepat mendeteksi kebakaran dari pada pendeteksi panas. Adalah lebih baik memasang pendeteksi asap kecuali terdapat kemungkinan kesalahan apa saja atau alarm yang tidak dinginkan. Tidak disarankan, sebagai contoh, untuk memasang pendeteksi asap pada dapur dimana orang memasak, memanggang, membakar yang dapat memicu alarm yang tidak diinginkan.

Umumnya pendeteksi asap bekerja menggunakan prinsip Optical Detection atau Ionization. Tetapi dapat juga digunakan secara bersamaan untuk mempertinggi sensitifitasnya sebagai pendeteksi asap. Pendeteksi ini dapat beroperasi sendiri, dihubungkan satu sama lainnya untuk membuat pendeteksipendeteksi di satu area menyalakan alarm jika salah satu pendeteksi terpicu, atau diintegrasikan ke Sistem Alarm Kebakaran atau sistem pengamanan. Kematian dari kebanyakan orang disebabkan oleh gumpalan padat asap tebal dimana biasanya menjadi masalah yang lebih besar dari pada terbakar. Untuk alasan ini pendeteksi asap foto-elektrik biasa digunakan pada jalan keluar seperti koridor dan tangga. Dan pendeteksi asap ionisasi biasa digunakan dalam ruangan kantor dan tempat-tempat umum lainnya. Pendeteksi asap harus ditempatkan seperti diuraikan pada NFPA 72 Bab 5 dan Annex A.5. 2. 2. 2. 1. Jenis Pendeteksi Optik ( Optical Smoke Detectors ) Pendeteksi jenis ini bekerja berdasarkan dua prinsip. Prinsip pembuyaran dan pemantulan cahaya. Pendeteksi jenis ini sensitif terhadap asap dengan partikel besar dan tidak sensitif terhadap asap dengan partikel kecil. Gambar 2.5 Prinsip Pembuyaran Cahaya

Prinsip pembuyaran (Gambar 2.5) menggunakan sumber cahaya langsung dari sumber ke penerimanya. Ketika asap melintasi di depan sumber cahaya, sejumlah cahaya dibuyarkan yang menyebabkan sedikit cahaya terdeteksi oleh penerima cahaya. Penurunan jumlah cahaya ini memicu alarm. Sedangkan prinsip pemantulan cahaya menggunakan LED dan sebuah fotodioda atau sensor fotoelektrik lainnya terletak di sebelah pembatas sebagai pendeteksi cahaya. Jika tidak ada asap, cahaya melewati secara garis lurus di depan pendeteksi. Ketika asap memasuki ruang deteksi, sejumlah cahaya dipantulkan oleh partikel asap ke foto dioda. Penambahan cahaya yang masuk ke fotodioda memicu alarm. Gambar 2.6 memperlihatkan prinsip kerja pemantulan cahaya dari pendeteksi optik. Gambar 2.6 Prinsip Pemantulan Cahaya 2. 2. 2. 2. Jenis lonisasi ( Ionization Smoke Detectors ) Pendeteksi jenis ini lebih murah dibandingkan dengan pendeteksi jenis optik, tetapi terkadang pendeteksi ini ditolak karena alasan lingkungan. Pendeteksi ini menggunakan ruang ionisasi dan sumber radiasi ionisasi untuk mendeteksi asap. Di dalam pendeteksi ionisasi ini terdapat sejumlah kecil (sekitar 1/5000 gram) zat radioaktif americium-241. Unsur dari radioaktif ini merupakan sumber

partikel alpha yang baik. Ruang ionisasi terdiri dari dua lempengan logam yang terpisah sekitar satu sentimeter. Sumber tegangan arus searah diberikan ke lempengan yang membuat lempengan bermuatan. Prinsip ruang ionisasi diilustrasikan pada Gambar 2.7. Gambar 2.7 Prinsip Ruang Ionisasi Partikel alpha yang dihasilkan oleh americium mengionisasi atom oksigen dan nitrogen dari udara yang terdapat di dalam ruang ionisasi. Ketika elektron terlepas dari sebuah atom, maka akan menghasilkan sebuah elektron bebas (bermuatan negatif) dan sebuah atom yang kehilangan satu elektron (bermuatan positif). Elektron negatif ditarik oleh lempengan yang bertegangan positif, dan atom positif ditarik oleh lempengan yang bertegangan negatif (persis seperti magnet) dan menghasilkan sejumlah kecil arus listrik akibat pergerakan elektron dari atom ini melalui lempengan-lempengan bertegangan tadi. Ketika asap memasuki ruangan ionisasi, asap mengganggu aliran arus dimana partikel asap menyatu terhadap ion dan menetralkannya, sehingga terjadi penurunan jumlah arus yang mengalir di antara lempengan dan mengaktifkan alarm. Pendeteksi jenis ini sangat sensitif terhadap asap dengan partikel kecil yang diproduksi oleh kebanyakan nyala api. Tetapi menjadi tidak sensitif terhadap asap dengan partikel besar, seperti asap yang dihasilkan dari pembakaran plastik.

2. 2. 3. Titik Panggil Manual ( Manual Call Points ) Manusia dapat lebih cepat mendeteksi kebakaran dibandingkan pendeteksi kebakaran otomatis, oleh karena itu Titik Panggil Manual adalah komponen sistem pendeteksian kebakaran yang penting pada bangunan. Titik panggil manual (Manual Call Point), juga disebut Fire Alarm Pull Station merupakan sebuah piranti perlindungan kebakaran, biasanya dipasang di dinding, ketika diaktifasi, akan memicu alarm pada sistem alarm kebakaran. Pada pengoperasiannya yang mudah, pengguna dapat mengaktifkannya dengan menurunkan tuasnya, yang membuat rangkaian tertutup dan mengunci tuas pada posisi aktif. (a) (b) (c) Gambar 2.8 Bentuk Titik Panggil Manual Kebanyakan titik panggil manual (Manual Call Point) merupakan aksi tunggal dan hanya membutuhkan pengguna untuk menurunkan tuasnya atau memecahkan kaca breakglass (Gambar 2.8 (c)).. Titik panggil manual yang lain merupakan aksi ganda, seperti mengharuskan pengguna untuk melakukan tugas kedua sebelum menurunkan tuas. Misalnya memecahkan kaca dan menurunkan tuas (Gambar 2.8 (a)), atau mendorong panel kemudian menurunkannya (Gambar 2.8 (b)) Me-set ulang suatu titik panggil manual setelah dioperasikan secara normal dapat menggunakan kunci untuk membuka kotaknya yang umumnya

disimpan oleh pemilik bangunan atau seseorang yang bertanggung jawab. Kunci ini biasanya merupakan kunci hex atau kunci tradisional lainnya. Membuka kotak biasanya membuat tuas kembali ke posisi semula dan membuat alarm dapat di-set ulang dari panel kontrol setelah kotak ditutup kembali. Titik panggil manual harus ditempatkan pada semua rute jalan keluar pada tiap lantai bangunan. Titik panggil manual harus ditempatkan seperti diuraikan pada NFPA 72 Bab 5. Untuk menyediakan akses yang mudah, umumnya titik panggil manual harus diletakkan pada ketinggian antara 1.2 meter sampai 1.6 meter dari permukaan lantai, dan harus bisa diidentifikasi dan kelihatan dengan jelas. Jarak terjauh seseorang harus berjalan untuk mengaktifkan suatu titik panggil manual adalah 45 meter (Gambar 2.9) Gambar 2.9 Peletakan Titik Panggil Manual 2. 3. Piranti Output Piranti output (keluaran) juga disebut notification appliances (Gambar 2.10) merupakan suatu piranti yang digunakan untuk memberikan peringatan kepada orang-orang akan pentingnya melakukan tindakan sehubungan dengan aktifnya alarm kebakaran. Piranti-piranti keluaran ini memberikan informasi kepada pengguna, personil pemadam kebakaran, dan penghuni bangunan. Sinyal

dari piranti ini merupakan sinyal pendengaran (audible) atau sinyal penglihatan (visible). Piranti keluaran dari sistem alarm kebakaran umumnya merupakan suatu bel elektronik, klakson, lonceng, terompet, pengeras suara (loudspeaker), lampu (strobe light), atau piranti lainnya yang memberikan peringatan kepada orangorang di dalam bangunan jika terdapat kemungkinan kebakaran atau keadaan lainnya yang membutuhkan pengungsian darurat. (a) (b) (c) (d) (e) Gambar 2.8 Notification Appliances : Klakson (a), Bel Elektronik (b), Speaker dengan Strobe Light (c), Strobe Light (d), Lonceng (e). Fungsi utama dari notification appliances ini adalah untuk memberitahukan orang-orang bahwa mereka dalam keadaan beresiko atau berbahaya.