BAB 5 HASIL PENELITIAN. Empat puluh pasien karsinoma mammae stadium III B yang memenuhi kriteria

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan Randomized control

Ethical Clearance 64

SURAT PERNYATAAN PENELITI UTAMA. : Pengaruh Pemberian Susu Mengandung EPA pada Jumlah. Sertifikat Ethical Clearance No 150/EC/FK/RSDK/2011

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Tiga puluh dua pasien di ruang ICU dengan ventilator mekanik yang telah

BAB V HASIL PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan sebanyak 30 perempuan penderita

BAB V HASIL PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada 12 ekor kelinci jantan jenis New Zealand

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di klinik RSUD Gunung Jati Cirebon, dengan populasi

BAB 4 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental dengan rancangan pre and post

BAB V HASIL PENELITIAN. ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana) terhadap jumlah sel NK dan kadar

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di klinik alergi Bagian / SMF THT-KL RS Dr. Kariadi

BAB V HASIL. Penelitian dilakukan pada 12 ekor kelinci jantan New Zealand, secara

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL. Penelitian dilakukan pada 12 ekor kelinci jantan New Zealand, secara

BAB V HASIL. Penelitian dilakukan pada 12 ekor kelinci jantan New Zealand, secara

BAB 5 HASIL PENELITIAN. induksi selama 9 bulan didapatkan 18 ekor mencit berhasil tumbuh tumor pada

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di klinik dan bangsal THT-KL dan laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. clearance disetujui sampai jumlah subjek penelitian terpenuhi. Populasi target penelitian ini adalah pasien kanker paru.

BAB V HASIL PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu

BAB 5 HASIL DAN BAHASAN. adenotonsilitis kronik dengan disfungsi tuba datang ke klinik dan bangsal THT

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan sampel 24 ekor mencit jantan strain Swiss, setelah

BAB IV METODE PELAKSANAAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengembangan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian mencakup bidang Fisiologi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (pretest) sebelum diberikan intervensi dan evaluasi (postest) yang. memungkinkan menilai perubahan yang terjadi.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik Mata dan CDC RSUP dr. one group pretest and posttest design.

BAB V HASIL PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada 24 ekor mencit betina strain C3H berusia 8

BAB V HASIL PENELITIAN. Universitas Diponegoro / RSUP Dr. Kariadi Semarang dan RSUD Kota

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Obstetri dan Ginekologi dan Patologi

BAB V HASIL PENELITIAN. Karekteristik sampel penelitian dipaparkan dalam Tabel 5.1 diskripsi

PENGARUH PEMBERIAN EICOSAPENTAENOIC ACID

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Pada periode penelitian dijumpai 41 orang penderita stroke iskemik akut

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMAN 1 Kasihan memiliki jumlah siswa yang cukup banyak sehingga

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Kesehatan Mata

BAB IV METODE PENELITIAN. Tempat : Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang keilmuan penelitian ini adalah ilmu anestesiologi dan terapi intensif.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang fisiologi.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Fisiologi, khususnya Fisiologi

BAB IV METODE PENELITIAN. dan Medikolegal serta bidang Mikrobiologi Kedokteran. 4.3 Jenis dan Rancangan Penelitian. Semarang dan sekitarnya.

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. suplementasi vitamin C terhadap jumlah fibroblas dan kolagen padat disekitar

BAB III METODE PENELITIAN. Patologi Klinik dan Ilmu Penyakit Dalam. disetujuinya proposal sampai April 2016.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu kesehatan kulit dan kelamin.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi, Ilmu Farmakologi. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu quasi-experimental design dengan rancangan two-group pre test-post

BAB IV METODE PENELITIAN. dilaksanakan di Stadion Diponegoro, Semarang. pre-test and post-test control group design.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Semarang. Pengambilan data dilakukan pada bulan Oktober Desember 2015

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pemberian OAT fase awal di BP4 (Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru)

LAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar Pakan Br2 Gambar Obat Streptozotosin. Gambar Kandang Tikus. dan Nikotinamid

BAB V HASIL PENELITIAN. Penelitian yang telah dilaksanakan di SMP N 11 Denpasar, selama enam

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang fisiologi. Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terminal yang menjalani hemodialisa rutin di unit hemodialisa RS

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Histologi, Patologi

BAB III METODE PENELITIAN. Kedokteran Universitas Diponegoro Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Kariadi

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODA PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Syaraf. RSUP Dr. Kariadi Semarang pada periode Desember 2006 Juli 2007

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Dalam sub bagian Infeksi Tropis. Bagian /SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang mulai 1

III. METODOLOGI PENELITIAN. one group design. Desain ini melibatkan satu kelompok dengan

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experiment menggunakan pendekatan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Gambar / foto sel mitosis pada jaringan karsinoma epidermoid (anak panah merah. Kelompok kontrol Kelompok P1

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di instalasi rekam medik RSUP dr. Kariadi Semarang,

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENULISAN. Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin dan Ilmu Kesehatan Masyarakat

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang keilmuan mikrobiologi, imunologi, farmakologi, dan pengobatan tradisional.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL. menghasilkan ekstrak kering sebanyak 45,60 gram (21,92%). Streptozotocin dua ekor tikus diambil lagi secara acak untuk diperiksa gula

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup disiplin Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut, dan Ilmu

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Gigi dan Mulut dan Ilmu Penyakit Dalam.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN. Kariadi Semarang pada periode Maret Juni neutrofil limfosit (NLR) darah tepi sebagai indikator outcome stroke iskemik

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf dan Ilmu Penyakit

Transkripsi:

BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Karakteristik Pasien Empat puluh pasien karsinoma mammae stadium III B yang memenuhi kriteria inklusi dalam penelitian, selanjutnya dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kontrol dan perlakuan berdasarkan randomisasi. Masing-masing kelompok berjumlah 20 pasien. Kelompok perlakuan mendapatkan EPA oral selain terapi kemoterapi, sedangkan kelompok kontrol hanya mendapat kemoterapi saja. Pemeriksaan jumlah limfosit dalam darah perifer dilakukan sebelum kedua kelompok mendapatkan kemoterapi dan perlakuan. Kriteria inklusi dalam studi ini meliputi hasil pemeriksaan patologi anatomi yang menunjukkan sebagai karsinoma ductal invasif, menggunakan regimen CAF siklus pertama, karnofsky paru-paru, alergi terhadap EPA, terlambat dalam mengikuti jadwal kemoterapi lebih dari 7 hari, dan berusia di atas 70 tahun dieksklusi dari studi ini. Penelitian ini melibatkan pasien wanita dengan rerata usia 45,95 ± 5,03 tahun sedangkan kelompok perlakuan (EPA) 46,0 ± 5,56 tahun. Uji normalitas menunjukkan kelompok kontrol memiliki sebaran normal (p=0,765) namun untuk kelompok perlakuan adalah abnormal (p=0,35). Uji Mann Whitney menunjukkan keduanya tidak memiliki perbedaan bermakna (p>0,05) dengan nilai p =0,583. Kedua kelompok mendapat kemoterapi sesuai jadwal dan protokol di bagian bedah Onkologi RSUP dr Kariadi Semarang dengan regimen CAF (Cyclofosfamide, Adriamicyn 49

(Doxorubicyn), 5-Fluorouracil). Pada kelompok kedua selain mendapat kemoterapi CAF juga mendapat tambahan EPA oral 1,1gr tiga kali sehari selama 20 hari. Pada hari ke 21, kedua kelompok diambil darah vena untuk diperiksa jumlah limfosit. Jumlah limfosit pada kelompok kontrol pada pre kemoterapi didapatkan jumlah rata-rata (mean) 40,03 ± 42,37 sedangkan pada post kemoterapi didapatkan jumlah rata-rata (mean) 30,48 ± 12,41. Pada kelompok perlakuan /EPA jumlah limfosit pada pre kemoterapi didapatkan jumlah rata-rata (mean) 30,16 ± 23,97 sedangkan pada post kemoterapi didapatkan jumlah rata-rata (mean) 61,27 ± 11,90. Tabel 2. Nilai rerata jumlah limfosit kelompok kontrol dan perlakuan Kelompok Limfosit pre kemoterapi Limfosit post kemoterapi Kontrol 40,03 ± 42,37 30,48 ± 12,41 Perlakuan 30,16 ± 23,97 61,27 ± 11,90 EPA 5.2. Uji normalitas jumlah limfosit dalam darah perifer Jumlah limfosit diukur sebelum dan setelah 20 hari dari perlakuan. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran datanya normal atau tidak. Pada penelitian ini dipilih uji Saphiro-Wilk dengan pertimbangan jumlah sampel adalah 40 pasien (< 50 pasien) Hasil uji normalitas data jumlah limfosit dalam darah perifer dengan uji Saphiro- Wilk menunjukkan distribusi datanya tidak normal, pada kelompok limfosit pre kemoterapi 50

kelompok kontrol dan perlakuan serta kelompok limfosit post kemoterapi kelompok kontrol, seperti terlihat pada tabel 3. Tabel 3. Hasil uji normalitas jumlah limfosit Kelompok Nilai p Limfosit pre kemoterapi Kontrol 0,000 Perlakuan 0,000 Limfosit post kemoterapi Kontrol 0,000 Perlakuan 0.435 *Shapiro-Wilk Data yang ada dilakukan tranformasi dengan log10 namun tidak kami dapatkan sebaran data yang normal. 5.3. Analisis deskriptif Analisis deskriptif dalam penelitian ini akan disajikan dalam bentuk median (minimum maximum) mengingat sebaran data semua kelompok yang abnormal. Disajikan pula rangkuman data dalam bentuk grafik box-plot. 51

Gambar 6. Grafik box-plot jumlah limfosit pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan 5.4. Hasil uji beda jumlah limfosit antara kelompok kontrol dan perlakuan Uji beda dilakukan pada jumlah limfosit pre dan post perlakuan serta selisih jumlah limfosit antara kelompok kontrol dan perlakuan. Jumlah limfosit pre dan jumlah limfosit post tersebut digunakan uji Wilcoxon mengingat sebaran kelompok perlakuan yang abnormal (p>0,05).. Berdasarkan hasil tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa didapatkan perbedaan tidak bermakna (p=0,765) pada jumlah limfosit kelompok pre kemoterapi dan jumlah limfosit kelompok post kemoterapi pada kelompok kontrol. Sedangkan jumlah limfosit kelompok pre kemoterapi dan jumlah limfosit kelompok post kemoterapi pada kelompok perlakuan (EPA) menunjukan perbedaan yang berbeda bermakna secara statistik (p=0,000) seperti disajikan dalam tabel 4. 52

Tabel 4. Hasil uji beda jumlah limfosit antara kelompok kontrol dan perlakuan Kelompok Limfosit pre kemoterapi Limfosit post kemoterapi Nilai Rerata ± SB; Median (Min - Max) Rerata ± SB; Median (Min - Max) P Kontrol 40,03 ±42,37; 26,75 (6,90-30,49 ± 12,41; 29,15 (14,6 0,765 204,0) 75,7) EPA 30,16 ± 23,97; 17,45 (10,5-87,2) 61,27 ± 11,91; 63,95 (39,0-82,0) 0,000 * Uji Wilcoxon 5.5 Hasil uji beda jumlah limfosit sebelum dan sesudah kemoterapi Analisis data dilanjutkan dengan melakukan uji beda secara terpisah antara kelompok kontrol dan perlakuan antara sebelum dan sesudah kemoterapi. Analisis uji beda dilakukan dengan Wilcoxon mengingat sebaran data yang abnormal pada kedua kelompok. Hasil uji beda ini menunjukan pada kelompok kontrol didapatkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara rerata pre perlakuan dan post kemoterapi (0,765). Sementara itu dari hasil uji rerata pada kelompok perlakuan didapatkan rerata yang meningkat dari 30,16 menjadi 61,27 dengan nilai p=0,00 sehingga didapatkan peningkatan yang bermakna pada kelompok perlakuan. Selisih jumlah limfosit pada kedua kelompok dilakukan uji Mann Whitney. Analisis antara limfosit sebelum dan setelah perlakuan terdapat peningkatan yang bermakna. Tabel 5. Selisih jumlah limfosit kelompok kontrol dan perlakuan kelompok kontrol p Selisih pre dan post kemoterapi * Mann Whitney -27,45 13,55 0,001 53