ANALISIS USAHA TAMBAK POLIKULTUR KEPITING IKAN NILA DI DESA PALUH MANAN KECAMATAN HAMPARAN PERAK KABUPATEN DELI SERDANG

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. perikanan. Usaha di bidang pertanian Indonesia bervariasi dalam corak dan. serta ada yang berskala kecil(said dan lutan, 2001).

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI KEPITING (Scilla serrata) ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Polikultur atau campuran jenis adalah suatu cara pembesaran ikan yang

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. 4,29 juta ha hutan mangrove. Luas perairan dan hutan mangrove dan ditambah dengan

I. PENDAHULUAN. Kepiting bakau (Scylla serrata) dapat dijumpai hampir di seluruh perairan pantai. Kepiting

ANALISIS USAHATANI SAYURAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya hutan bakau yang membentang luas di

PENDAHULUAN. kadang-kadang tidak mencukupi (Ekstensia, 2003). Peran sektor pertanian di Indonesia terlebih di Sumatera Utara

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK UDANG

ANALISIS KELAYAKAN USAHA GULA AREN STUDI KASUS: DESA MANCANG, KEC. SELESAI, KAB. LANGKAT ABSTRAK

ANALISIS USAHATANI TERPADU TANAMAN PADI

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 2 September 2012 ABSTRAK

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN USAHATANI POLA DIVERSIFIKASI DENGAN MONOKULTUR PADA LAHAN SEMPIT

ANALISIS PERBANDINGAN KELAYAKAN USAHATANI CABAI MERAH

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

I. PENDAHULUAN. diakibatkan oleh berbagai macam faktor, salah satunya adalah munculnya penyakit yang

ANALISIS USAHATANI UBI KAYU (Manihot esculenta) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah laut Indonesia mempunyai lebih dari pulau dan dikelilingi garis

Nelfita Rizka*), Salmiah**), Aspan Sofian**)

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI KELAPA DALAM DI KECAMATAN TUNGKAL ILIR KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT JURNAL FEBRIANTIKA FITRI

Intisari. Kajian Analisis Usaha Ternak Kambing di Desa Lubangsampang Kec. Butuh Kabupaten Purworejo. Zulfanita

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

METODE PENELITIAN. Komparatif Usaha Tambak Udang Pada Musim Hujan Dan Kemarau Di Desa

III. METODE PENELITIAN. banyak membahas mengenai biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses

ANALISIS KOMPARASI USAHATANI UDANG WINDU ORGANIK DAN NONORGANIK (STUDI KASUS: BATANG KILAT KOTA MEDAN PROPINSI SUMATERA UTARA)

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI SAWI

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Mula-mula

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

RINGKASAN. Suaka Margasatwa Karang Gading dan Langkat Timur Laut merupakan satusatunya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terbesar di dunia,

KARYA ILMIAH BISNIS DAN BUDIDAYA KEPITING SOKA. Di susun oleh : NAMA :FANNY PRASTIKA A. NIM : KELAS : S1-SI-09

ANALISIS NILAI TAMBAH USAHA PENGOLAHAN GULA AREN DI DESA SUKA MAJU KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG

METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK ITIK (Studi Kasus Desa Percut, Kec. Percut Sei Tuan, Kab. Deli Serdang)

III. METODE PENELITIAN. metode survey. Metode survey digunakan untuk memperoleh fakta-fakta dari

BAB I PENDAHULUAN. berkelanjutan (sustainabel development) merupakan alternatif pembangunan yang

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis)

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki pulau dengan garis pantai sepanjang ± km dan luas

DAMPAK PENGGUNAAN PUPUK KOMPOS TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG

22 Siti Masithoh et al Pemanfaatan lahan pekarangan

ANALISIS PERBANDINAN USAHA TANI TAMBAK UDANG DI DESA PALUH MANAN DAN DESA LAMA KECAMATAN HAMPARAN PERAK KABUPATEN DELI SERDANG PROVINSI SUMATERA UTARA

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, sumber daya alam hayati yang didominasi oleh pepohonan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah laut Indonesia dikelilingi garis pantai sepanjang km yang

ANALISIS USAHA TERNAK ITIK PETELUR Studi Kasus Kec. Bandar Khalifah Kab. Serdang Bedagai

III. METODE PENELITIAN. penerimaan yang diperoleh petani kedelai, pendapatan dan keuntungan yang

ANALISIS USAHATANI PISANG AYAM DI DESA AWE GEUTAH PAYA KECAMATAN PEUSANGAN SIBLAH KRUENG KABUPATEN BIREUEN

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hutan mangrove yang terluas di dunia. Hutan

Gambar 4. Aktivitas nelayan dan berbagai produk perikanan yang dihasilkan dari perairan ekosistem mangrove (Foto oleh Onrizal)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Welly Yulianti, 2015

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS FINANSIAL PERKEBUNAN GAMBIR RAKYAT DI KABUPATEN PAKPAK BHARAT. Vera Anastasia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

ANALISIS OPTIMASI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI UBI KAYU

III KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. (Bahari Indonesia: Udang [29 maret 2011Potensi]

Analisis Pendapatan Peternak Kambing di Kota Malang. (Income Analyzing Of Goat Farmer at Malang)

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)

KAJIAN USAHATANI TANAMAN TOMAT TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI,

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

Agrica (Jurnal Agribisnis Sumatera Utara) Vol.4 No.1/April 2011 Available online

III. METODE PENELITIAN. memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian,

I. PENDAHULUAN. Kepiting bakau (Scylla serrata) merupakan salah satu komoditas perikanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

ANALISIS USAHATANI RUMPUT LAUT DI KECAMATAN NAGAWUTUNG KABUPATEN LEMBATA

DAMPAK TEKNOLOGI MULSA PLASTIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI TOMAT

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2009, hlm 1 14 ISSN

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS USAHATANI KOPI DI DESA PIRIAN TAPIKO KECAMATAN TUTAR KAB.POLEWALI MANDAR. Rahmaniah HM.,SP, M.Si

EFISIENSI USAHATANI PADI BERAS HITAM DI KABUPATEN KARANGANYAR

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode deskriptif.

Gambar 4 Peta lokasi penelitian (Sumber: Hasil olahan 2012)

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI UDANG WINDU DAN UDANG VANNAMEI SECARA INTENSIVE DI DESA BEURAWANG KECAMATAN JEUMPA KABUPATEN BIREUEN

PENENTUAN HARGA POKOK DAN SKALA MINIMUM PRODUKSI COMRING HASIL OLAHAN SINGKONG

METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian

ANALISIS USAHATANI PEPAYA DI KABUPATEN MUARO JAMBI. Refa ul Khairiyakh. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI

IV. METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA DALAM PEMBIBITAN MANGROVE

ANALISIS USAHA TANI BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN MENGGUNAKAN REVENUE COST RATIO (R/C RATIO) Untari 1) ABSTRACT PENDAHULUAN

METODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dimanfaatkan untuk menuju Indonesia yang maju dan makmur. Wilayah

BAB I PENDAHULUAN. mangrove di Indonesia mencapai 75% dari total mangrove di Asia Tenggara, seperti

ANALISIS USAHATANI KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) VARIETAS PARADE (Studi Kasus di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar)

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem pesisir tersebut dapat berupa ekosistem alami seperti hutan mangrove,

Transkripsi:

ANALISIS USAHA TAMBAK POLIKULTUR KEPITING IKAN NILA DI DESA PALUH MANAN KECAMATAN HAMPARAN PERAK KABUPATEN DELI SERDANG THE ANALYSIS OF MUD CRAB AND NILA FISH POLYCULTURE IN PALUH MANAN REGION OF HAMPARAN PERAK DELISERDANG REGENCY Hariry Fitra Humamy Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Jl. Prof. A. Sofyan No. 3 Medan Hp: 081534310050 e-mail: Humamy_rea@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sistem budidaya usaha tambak polikultur kepiting-ikan nila, menganalisis tingkat pendapatan dan kelayakan usaha di Desa Paluh Manan Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang. Metode penentuan daerah penelitian di tentukan secara purposive (sengaja). Metode penetuan dan penarikan sampel yang digunakan adalah Metode Sensus, dimana total populasi 21 petambak dan seluruhnya dijadikan sampel dalam penelitian ini. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Metode analisis data digunakan yaitu analisis pendapatan dan analisis Return Cost Ratio (R/C ratio). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sistem pengelolaan usaha tambak polikultur kepiting-ikan nila ini dilakukan dengan menggunakan sistem semi intensif dengan metode campur jenis yang menggunakan kolam tambak sebagai wadah budidaya. dimana, pendapatan usaha tambak polikultur adalah menguntungkan dengan tingkat pendapatan sebesar Rp.24.868.118 per periode dengan R/C rata-rata sebesar 1,8. Kata Kunci : Polikultur Kepiting-Ikan Nila, Pendapatan Bersih, Kelayakan (R/C) Abstract The purpose of this research is to analyze the income level and the properness of mud crab and nila fishes pond in Paluh Manan Region of Hamparan Perak Deli Serdang Regency. The research area decided to study was purposively. The sampling method used was sensus wich is 21 samples and the datas used were primary and secondary data. The analyzed method used is income and R/C ratio analysis. The result shows that the managing of the system is not so intensive with using various species of fish and crab cultured in one pond. The income are Rp 24.868.118,- and the value of R/C is 1,8. Keyword: Mud Crab and Nila s polyculture, Net Income, Properness Analysis (R/C)

PENDAHULUAN Potensi sumberdaya perikanan laut indonesia, baik penangkapan (capture) maupun budi daya (culture) sangat besar. Potensi perikanan budidaya sangat prospektif untuk di kembangkan. Budi daya perairan atau akuakultur (aquaculture) menjadi tulang punggung produksi perikanan nasional di masa depan, baik untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negri maupun untuk eskpor. Jumlah penduduk Indonesia yang besar merupakan potensi pasar bagi produksi budi daya perairan. Di samping itu, biota biota akuatik yang dibudidayakan merupakan komoditas yang bernilai jual tinggi di pasar internasional, sehingga tidak sulit menembus pasar ekspor (Kordi, 2011). Menurut Rusmiyati (2011), di Indonesia, sepanjang pantainya yang potesial sebagai lahan tambak adalah sekitar 1,2 juta Ha. Yang digunakan sebagai tambak udang baru 300.000 Ha. Sisanya masih tidur, artinya peluang membangunkan potensi tambak tidur tersebut untuk budidaya kepiting masih terbuka lebar. Kepiting dapat ditemukan disepanjang pantai di Indonesia. Ketersediaan berbagai jenis biota laut seperti kepiting, ikan, udang, kerang dan berbagai jenis lainnya terdapat pada ekosistem hutan tropik yang khas, tumbuh di sepanjang pantai atau muara serta di pengaruhi oleh pasang surut dengan variasi lingkungan yang besar dari hutan mangrove. Kawasan hutan mangrove ekosistem yang sangat produktif dan berpotensi tinggi untuk di manfaatkan. Kawasan hutan mangrove bukan sekedar penghasil sumberdaya hutan, tetapi juga sangat berperan dalam menunjang sumberdaya perikanan (Kordi, 2011). Indonesia sebagai salah satu negara yang kaya dengan keragaman hayati sudah saatnya mengembangkan potensi tersebut. Pertanian monokultur yang secara sistematis telah menghancurkan kekayaan alam Indonesia, perlu dihempang perjalanannya. Kekayaan alam Indonesia perlu tetap di pertahankan, dengan mengembangkan pola tani yang sesuai dengan kondisi lokal setiap daerah (Sabirin, dkk, 2010). Gustiano (2010) menyatakan bahwa ikan nila merupakan salah satu ikan ekonomis penting di dunia karena cara budidayanya yang mudah, rasanya yang digemari dan memiliki toleransi yang tinggi terhadap lingkungan. Dewasa ini, ikan nila dipelihara secara komersial di berbagai belahan dunia, baik di kolam

atau katung jaring apung (KJA) di air payau maupun air tawar serta perairan pantai. Cara pembesaran ikan nila juga dapat dilakukan dengan teknik tunggal kelamin, campur kelamin, tunggal jenis, campur jenis (polikultur) dan terpadu. Polikultur adalah sebuah cara budidaya yang biasa dipakai untuk membawa kesejahteraan (jika dilakukan dengan benar) ataupun membawa kehancuran (jika dipakai dengan salah). Terwujudnya konsep pertanian polikultur sebagai usaha manusia melakukan pemadatan areal tanah dengan maksud memperbaiki ekologi lingkungan alam, dan secara simultan meningkatkan produktifitas lahan yang dapat diukur dari pendapatan ekonomi ini pada akhirnya akan menghadirkan petani yang mandiri (Soekirman, dkk, 2007). Kabupaten Deli Serdang secara geografis merupakan bagian dari wilayah pada posisi silang di kawasan Palung Pasifik Barat yang termasuk dalam wilayah pengembangan Pantai Timur Sumatera Utara. Dari sebagian besar garis pesisir pantai Sumatera merupakan hutan mangrove. Kecamatan Hamparan Perak memiliki sejumlah lahan pesisir yang potensial dijadikan lahan tambak namun belum termanfaatkan secara optimal, dimana berdasarkan data statistik BPS (2009) Kecamatan Hamparan Perak merupakan daerah dengan luas tambak terbesar pada Kabupaten Deli Serdang dan berdasarkan data Penyuluh Perikanan Lapangan Dinas Perikanan dan Kelautan kabupaten Deli serdang (2010) terdapat 45 ha lahan tambak produktif dan lebih dari 150 ha lahan tambak saat ini masih terbengkalai. Selain itu mengacu pada data Ditjen Perikanan selama periode 2010-2011 dalam Kompas (2011), tingginya permintaan dan peningkatan angka permintaan ekspor kepiting setiap tahunnya sebesar 10-20%, maka dari itu peneliti merasa perlu diadakan penelitian tentang analisis usaha mengenai tambak kepiting pada daerah Hamparan Perak khususnya pada sistem polikultur kepiting-ikan nila untuk melihat prospek cerah dari usaha tersebut sehingga dapat menjadi bahan informasi baik bagi petani tambak, instansi terkait maupun lembaga yang mendukung usaha ekonomi kerakyatan sehingga usaha ekonomi ini berkembang lebih pesat lagi. Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dirumuskan permasalahan utama dalam bentuk pertanyaan penelitian (research question) sebagai berikut:

- Bagaimana sistem pengelolaan usaha tambak pola polikultur kepiting-ikan nila di daerah penelitian? - Bagaimana tingkat pendapatan usaha tambak pola polikultur kepiting-ikan nila di daerah penelitian? - Bagaimana kelayakan usaha tambak pola polikultur kepiting-ikan nila di daerah penelitian? METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian Penentuan daerah dilakukan secara purposive (sengaja), yaitu di Desa Paluh Manan Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang. Daerah ini dipilih karena Kecamatan Hamparan Perak merupakan salah satu daerah pengembangan pantai timur dengan luas lahan terbesar yaitu 502 Ha dan Desa Paluh manan merupakan sentra produksi kepiting bakau di Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli serdang yaitu sebesar 382 Ha. Metode Penentuan Sampel Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah metode sensus, yaitu seluruh populasi yang berjumlah 21 orang dijadikan sampel dalam penelitian ini. Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yang berupa identitas petani sampel, system budidaya tambak polikultur kepiting-ikan nila, luas lahan tambak, komponen biaya dan total biaya yang di keluarkan oleh petambak serta penerimaan petambak. Metode Analisis Data Untuk identifikasi masalah yang pertama (1) dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif, yaitu untuk mengetahui sistem pengelolaan usaha tambak kepiting di daerah penelitian. Untuk identifikasi masalah kedua (2) dianalisis dengan menggunakan metode tabulasi sederhana, yaitu menggunakan rumus analisis pendapatan berdasarkan Mosher (1987), yaitu: n n n Σ Pd = Σ TR Σ TC i = I i = I i = I

Keterangan: i = komoditi ( jenis komoditi budidaya) n = jumlah komoditi Untuk identifikasi masalah ketiga (3) dapat dianalisis dengan menggunakan metode analisis Return Cost Ratio (Rasio R/C) atau yang dikenal dengan perbandingan (nisbah) antara penerimaan dengan biaya, yaitu untuk menganalisis kelayakan usaha tambak polikultur kepiting-ikan nia di daerah penelitian, secara matematis dapat dituliskan : a = R/C R = Py.Y C = FC + VC a = (Py.Y)/(FC + VC) Keterangan : R = Penerimaan (Rp) C = Biaya (Rp) Py = Harga Output (Rp) Y = Output (Kg) FC = Biaya Tetap (Rp) VC = Biaya Variabel (Rp) Jika R/C > 1 maka usaha tambak layak diusahakan Jika R/C = 1 maka usaha tambak berada di titik impas Jika R/C < 1 maka usaha tambak tidak layak diusahakan Dari sisi produktifitas tenaga kerja, kelayakan usaha tambak polikultur kepitingikan nila dapat dianalisis menggunakan analisis Produktivitas tenaga kerja yaitu, perbandingan antara penerimaan dengan total tenaga kerja yang dicurahkan per usaha tani dengan satuan Rp/HKO. Penerimaan Produktivitas tenaga kerja = Total tenaga kerja yang dicurahkan - Jika produktivitas tenaga kerja > tingkat upah yang berlaku, maka usaha tani layak.

- Jika produktivitas tenaga kerja < tingkat upah yang berlaku, maka usaha tani tidak layak. HASIL DAN PEMBAHASAN Biaya Produksi Usaha Tambak Polikultur Kepiting Ikan Nila Biaya produksi, baik biaya tetap maupun biaya variabel adalah biaya yang di keluarkan selama proses produksi berlangsung. Berikut ini di perlihatkan rata-rata biaya produksi usaha tambak polikultur kepiting-ikan nila pada luas kolam tambak 3 rante dan 6 rante di daerah penelitian: Tabel 1. Rata-rata Biaya Tetap Usaha Tambak Polikultur Per Tahun (10 Periode) No Uraian Biaya Tetap Per Petani (Rp) 1 Sewa lahan 21.349.917 2 Biaya PBB 180.952 3 Biaya Listrik - 4 Penyusutan Peralatan 3.144.111 Total Biaya Tetap 24.674.980 Sumber: Lampiran 9a Sedangkan untuk biaya variable dapat dilihat pada table berikut ini: Tabel 2. Rata-rata Biaya Variabel Usaha Tambak Polikultur Per Tahun (10 Periode) No Uraian Per Petani Biaya Variabel (Rp) 1 - Bibit Kepiting/Kg 185.857.143 - Bibit Ikan nila/kg 742.857 2 Pakan 40.023.810 3 Pupuk dan Obat-obatan 8.213.095 4 Alat-alat 7.158.333 5 Tenaga kerja 41.899.524 Total Biaya Variabel 283.894.762 Sumber: Lampiran 9a Dari Tabel 1 dan 2, terlihat bahwa rata-rata biaya tetap yaitu Rp 24.674.980 sedangkan biaya variable adalah Rp 283.894.762 per tahun perpetani dengan luas kolam tambak 3 rante (1200 m 2 ) dan 6 rante ( 2400 m 2 ). Pada biaya tetap rata-rata biaya paling banyak di keluarkan petambak adalah biaya sewa lahan tambak

dimana pembayaran sewa lahan di lakukan dengan system bagi hasil, yaitu keuntungan usaha tambak di bagi dua dengan pemilik. Sedangkan pada biaya variable rata-rata yang di terbesar yaitu pada biaya bibit kepiting, hal ini di karenakan bibit kepiting sangat terbatas dan merupakan bibit yang berkualitas baik dan selektif. Selain itu penggunaan bibt pada kolam tambak masing-masing 3 rante rata-rata adalah sebesar 500 kg (5000 ekor) per 100 keramba. Sedangkan untuk bibt ikan nila yaitu rata-rata 0,5 kg. Rata-rata bobot kepiting yang digunakan sebagai bibit yaitu 1 ons/ekor sedangkan untuk bibit ikan nila yaitu 0,5 g/ekor. Kualitas standart bisa dijadikan bibit kepiting berharga Rp 26.000 28.000/kg dan yang memiliki kualitas sangat baik harganya berkisar antara Rp 30.000 35.000,-/kg sedangkan untuk ikan nila harga per kg bibitnya dijual seharga Rp 500.000 Rp 600.000/Kg. Produksi dan Penerimaan Usaha Polikultur Tambak Kepiting Ikan Nila Produksi tambak polikultur kepiting-ikan nila yaitu ikan nila yaitu ikan yang telah layak konsumsi dan kepiting cangkang lunak atau kepiting yang sedang mengalami ganti kulit (moulting) dan kepiting yang telah memenuhi standar penjualan. Umumnya seluruh produksi yang memenuhi standard dan kualitas yang baik akan di jual pada KIM (Kawasan Industri Medan) untuk kemudian di eksport dan di salurkan kembali ke rumah makan atau restoran-restoran yang ada pada Negara-negara tujuan ekspor. Standar penjualan ikan nila yaitu ikan yang telah berumur 3-4 bulan pembesaran dan memiliki berat badan 3 ons/ekor. Sedangkan untuk kepiting ukuran standart yaitu kepiting dengan berat minimal 2 ons, tidak mengalami cacat fisik Berikut ini diperlihatkan rata-rata penerimaan yang diperoleh petambak dari usaha tambak polikultur kepiting-ikan nila selama 1 tahun (10 periode) di daerah penelitian. Tabel 3. Rata-rata Penerimaan Usaha Tambak Polikultur Kepiting Ikan Nila Per Petani dan Per Ha per Tahun(10 Periode) di Daerah Penelitian No Penerimaan Kepiting Ikan Nila Total (Rp) (Rp) (Rp) 1 Per Petani 539.431.548 10.158.847 549.590.395 2 Per Ha 3.512.023.810 65.987.048 3.578.010.857

Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 8a dan 8b Dari Tabel 3, dapat dilihat bahwa rata-rata penerimaan usaha tambak polikultur kepiting-nila di daerah penelitian selama 1 musim tahun adalah sebesar Rp 549.590.395/petani dan Rp 3.578.010.857/ha. Tinggi rendahnya penerimaan dipengaruhi oleh kualitas, harga jual dan jumlah produksi. Semakin mahal harga jual produksi tambak polikultur kepiting-nila dan semakin banyak jumlah produksi dan semakin baik kualitasnya maka semakin besar pula penerimaan usaha yang diperoleh petambak, begitu juga sebaliknya. Pendapatan dan Kelayakan Usaha Polikultur Tambak Kepiting Ikan Nila Pendapatan usaha tambak merupakan total penerimaan usaha tambak polikultur kepiting-nila dikurangi dengan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan selama proses produksi berlangsung. Berikut ini diperlihatkan rata-rata pendapatan usaha yang diperoleh dari usaha tambak polikultur kepiting-nila selama 1 tahun. Tabel 4. Rata-rata Pendapatan Usaha tambak polikultur kepiting-nila Per Petani Selama 1 Tahun(10 periode) di Daerah Penelitian No Biaya Produksi Penerimaan Usaha Polikultur (Rp) Total Pendapatan (Rp) Perbandingan Penerimaan dengan Biaya 1 300.909.219 549.590.395 248.681.176 1,8 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 10a dan 10b Pendapatan bersih di peroleh dari hasil pengurangan total penerimaan usaha tambak polikultur dikurangi dengan total biaya yang dikeluarkan petani. Dari Tabel 4, dapat dilihat bahwa total pendapatan usaha tambak kepiting-ikan nila di daerah penelitian 1 tahun adalah Rp 248.681.177/petani. Menurut soekartawi (2002) Pendapatan bersih petambak dapat dikatakan menguntungkan apabila perbandingan hasil penerimaan dengan biaya total adalah > 1, pada daerah penelitian perbandingan hasil penerimaan total petani dengan biaya total yang di keluarkan adala 1,8 sehingga usaha ini adalah menguntungklan dengan tingkat pendapatan sebesar Rp 248.861.176/tahun atau Rp 24.886.118/periode maka hipotesis yang menyatakan bahwa pendapatan di daerah penelitian adalah menguntungkan dapat di terima. Untuk melihat kelayakan dari usaha polikultur tambak kepiting-ikan nila di daerah

penelitian dapat dianalisis dengan metode analisis R/C sesuai dengan pernyataan Soekartawi (1995) yang menyatakan bahwa, usaha dapat dikatakan layak, apabila memiliki R/C > 1. Berikut ini tabel Nilai Rata-rata R/C di daerah penelitian: Tabel 5. Nilai Rata-rata R/C ratio Usaha Tambak Polikultur Kepiting Ikan Nila Per Petani dan Per Ha Selama 1 tahun(10 periode) di Daerah Penelitian No Uraian Per Petani (Rp) 1 Total Penerimaan 549.590.395 2 Total Biaya Produksi 308.569.742 3 R/C ratio 1,8 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 11a dan 11b Dari Tabel 5, dapat diketahui bahwa rata-rata R/C ratio per petani dan per ha per tahun adalah sebesar 1,8 yaitu > 1, yang artinya setiap penggunaan biaya yang dikeluarkan usahatani sebesar Rp 1,00 maka usaha tambak polikultur kepiting-nila akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 1,8,- sebagai hasil kegiatan usahatani ini, maka usaha polikultur tambak kepiting-ikan nila di daerah penelitian layak untuk diusahakan. Selain itu menurut Butar-butar (2010), kelayakan suatu usaha dapat dilihat dari sisi produktivitas tenaga kerja. Berikut ini tabel Rata-rata produktivitas tenaga kerja pertahun didaerah penelitian: Tabel 6. Nilai Rata-rata produktivitas Tenaga Kerja Usaha Tambak Polikultur Kepiting Ikan Nila Per Petani Selama 1 tahun(10 periode) di Daerah Penelitian No Uraian Penerimaan (Rp) Curahan Tenaga Kerja(Rp) Produktivitas Tenaga Kerja (HKO) 1 Per Petani 549.590.395 837.99 663,664 50.000 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 12a Tingkat Upah berlaku (Rp) Dari Tabel 6, dapat dilihat bahwa rata-rata penerimaan usaha tambak polikultur kepiting-ikan nila yaitu sebesar Rp. 549.590.395/petani dan rata-rata curahan Tenaga kerja usaha tambak polikultur kepiting-ikan nila yaitu sebesar 837,99/petani maka, produktivitas tenaga kerja usaha tambak polikultur kepitingnila di daerah penelitian adalah sebesar Rp 663.664/HKO per petani, maka produktivitas tenaga kerja usaha tambak polikultur kepiting-nila dapat dikatakan layak karena lebih besar dari tingkat upah yang berlaku yaitu sebesar Rp.

50.000/HKO. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang menyatakan bahwa usaha tambak polikultur kepiting ikan nila adalah layak untuk di usahakan pada daerah penelitian adalah dapat di terima. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan - Sistem pengelolaan usaha polikultur tambak kepiting-ikan nila didaerah penelitian yaitu menggunakan sistem semi intensif dengan metode campur jenis yang menggunakan kolam tambak sebagai wadah budidaya, dimana meliputi beberapa kegiatan diantaranya: Persiapan Tambak, Penebaran Bibit, Teknik Produksi Kepiting soka (kepiting cangkang lunak), Pemberian Pakan, Pemeliharaan air, dan Pengendalian Hama dan Penyakit - Pendapatan usaha polikultur tambak kepiting-ikan nila di daerah penelitian adalah menguntungkan. Hal ini dapat dilihat dari besar nya pendapatan berdasarkan hasil perbandingan antara penerimaan dengan total biaya yaitu 1,8 atau > 1, dengan tingkat pendapatan sebesar Rp 248.681.177/petani per tahun (10 Periode) atau sebesar Rp. 24.868.118/petani (kolam 3 rante) per periode (1 bulan). - Usaha tambak polikultur kepiting-ikan nila selama 1 tahun adalah layak untuk dijalankan dan dikembangkan. Hal ini dapat dilihat dari: - Nilai rata-rata R/C seluruh sampel sebesar 1,8, yaitu lebih besar dari 1. - Berdasarkan analisis produktivitas tenaga kerja bahwa nilai rata-rata produktivitas tenaga kerja per petani adalah Rp 663.664/HKO yaitu lebih besar dari rata-rata upah berlaku yaitu Rp. 50.000/HKO. Saran - Diharapkan kepada petambak agar lebih jeli dalam pemilihan bibit untuk dapat mengurangi tingkat kegagalan molting sehingga dapat meningkatkan produksi kepiting soka mengingat harga bibit kepiting yang sangat mahal. - Diharapkan kepada petambak untuk lebih memperhatikan kualitas air dan pakan yang digunakan agar dapat mengurangi tingkat kematian kepiting dan ikan nila. - Diharapkan kepada petani untuk lebih aktif dalam wadah organisasi yang telah ada sehingga dapat menambah pengalaman dan pengetahuan yang

bermanfaat dalam mengembangkan usaha polikultur tambak kepiting-ikan nila ini. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. 2010. Deli Serdang Dalam Angka. Jakarta. Butar Butar, H. 2010. Analisis Usahatani Padi Sawah Dalam Penangkaran Benih. Medan. Dahuri, R. 2004. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu: Cetakan Ketiga. Jakarta. Penerbit Pradaya Pramita. Direktorat Jenderal Perikanan. 2000. Statistik Perikanan. Departemen Pertanian Republik Indonesia. Fhadoli, H. 1991. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta. Gunarto. 2004. Konservasi Mangrove Sebagai Pendukung Sumber Hayati Perikanan Pantai, jurnal Litbang Pertanian, Volume 23, No.1. Kordi, G.H. 2011. Budidaya 22 Komoditas Laut untuk Konsumsi lokal dan Ekspor. Andi.Jakarta. Macnae, W. 1968. A. General Accound of The Fauna and Flora of Mangrove Swamp and Forest in the Indo West Pacific Region in Marine Biology. Volume 6. Eds SFS. Russel. SM. London and New York. Yonge Academic Press. Mosher, A.T. 1981. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. Yasaguna. Jakarta.. 1987. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. Yasaguna. Jakarta. Mulya, M.B. 2000. Keanekaragaman dan Distribusi Kepiting Bakau (scylla spp) Dan Keterkaitannya dengan Karakteristik Hutan Mangrove di Suaka Margasatwa Karang Gading. Jurnal Penelitian Pertanian. Sumatera Utara. Nontji, A. 2005. Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta. Nuraini, I. 2001. Pengantar Ekonomi Mikro. Universitas Muhamadiyah Malang. Malang. Rukmana, Rahmat. 1997. Ikan Nila, Budi Daya dan Aspek Agribisnis. Kanisius. Yogyakarta.

Rusmiyati, Sri. 2011. Sukses Budidaya Kepiting Soka dan Kepiting Telur. Pustaka Baru Press. Yogyakarta. Sabirin, Dkk. 2010. Modul Sekolah Dan Analisis Serta Strategi Program SmallEstate Model Polikultur. yayasan bina keterampilan pedesaan. Said, G, E dan Lutan, A., 2001. Manajemen Agribisnis. Jakarta: penebar swadaya Soekartawi. 1989. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. Teori dan Aplikasi. Rajawali Press. Jakarta.. 1995. Analisis Usahatani. UI Press. Jakarta.. 2002. Analisis Usahatani. UI Press. Jakarta. Soim, A. 1999. Pembesaran Kepiting. Jakarta. Swadane. Sulaiman, Tjoronge, M dan Hanafi, A. 1993. Pembesaran Kepiting Bakau Scylla serrata, dengan Konstruksi Tambak Berbeda. Journal Penelitian Budidaya Pantai. Vol.9 No.1. Hlm. 12. Sunaryo, T. 2001. Ekonomi Manajerial. Aplikasi Teori Ekonomi Mikro. Erlangga. Jakarta.