BAB I PENDAHULUAN. musim penghujan. Hal ini dapat ditunjukan dari segi omzet yang masih tumbuh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. karena konsumen terdiri dari beberapa segmen, gaya hidup dan kepribadian yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. menentu, yang tidak hanya menyediakan peluang tetapi juga tantangan. Begitu

BAB 1 PENDAHULUAN. pemulihan ekonomi Indonesia. Seiring dengan perkembangan bisnis toko ritel,

BAB I PENDAHULUAN. nasional, mengakibatkan suatu perusahaan yang ingin berkembang atau paling tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kualitas pelayanan (service quality) dipandang sebagai salah satu alat

BAB I PENDAHULUAN. di butuhkan oleh perusahaan perusahaan sekarang seperti perusahan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas (globalisasi), setiap perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. dari perusahaan. Hal ini disebabkan karena kualitas jasa dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usaha atau bisnis ritel di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan di rumah makan

BAB I PENDAHULUAN. Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN. berpusat pada produk, namun berkembang kepada penciptaan nilai bagi

BAB I PENDAHULUAN. Banyak bisnis yang dapat ditekuni oleh para pengusaha di kota

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mereka konsumsi dapat diterima atau dinikmatinya dengan pelayanan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keunggulan atau keistimewaan suatu produk atau layanan secara menyeluruh

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, trend gaya hidup berolahraga sedang marak di kalangan

yang akan datang (Anderson et al.,1994). Menurut Hoffman dan Bateson (1997) kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas layanan dari suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. produk atau harapan-harapannya. Kotler (1997: 36). Meningkatnya derajat

BAB 1 PENDAHULUAN. Suatu hal yang banyak menarik perhatian manusia dewasa ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada dekade terakhir, kualitas jasa semakin mendapatkan banyak

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya,

BAB 1 PENDAHULUAN. kepuasan kepada pelanggan secara maksimal, karena pada dasarnya tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. minat pelanggan terhadap produk (barang) yang ditawarkan. Sesuai. Sehingga makin luas sektor bisnis yang berusaha untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. bersangkutan. Untuk itu, kegiatan bisnis tersebut harus dapat memberikan kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan peningkatan yang signifikan pada periode pasca krisis moneter

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan barang berteknologi. Konsumen cenderung menggunakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. laba, untuk itu seorang manajer harus dapat menentukan suatu kebijaksanaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap perusahaan baik publik maupun swasta sudah tentu akan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ketat dan kompetitif dari dunia usaha.. Konsekuensi dari hal. kebutuhan pokok maupun untuk kegiatan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kotller (2003;20)

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT PADA KANTOR KELURAHAN DESA DEMA AN KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. dihindari dalam industri. Hal ini ditandai dengan perubahan perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memiliki pelanggan yang loyal adalah tujuan akhir dari semua bisnis

BAB I. Pendahuluan. Asia, khususnya di antara negara berkembang. Kondisi perekonomian Indonesia

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui. Kotler, 2000) dalam bukunya (Tjiptono, 2007:2)

BAB I PENDAHULUAN. pada sarana angkutan antar wilayah, kini tuntutan tersebut telah lebih berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Ditengah perkembangan dunia industri yang sangat pesat, maka persaingan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA PENGARUH KUALITAS JASA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA LEMBAGA PENDIDIKAN ALFABANK DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jaman, persaingan dalam dunia usaha saat ini

BAB I PENDAHULUAN. yang ditawarkan. Merek harus mampu memenuhi atau bahkan harus melebihi

BAB I PENDAHULUAN. Besarnya peluang bisnis ritel di Indonesia telah memacu perusahaan ritel

BAB I PENDAHULUAN. selling, (Anderassen et al, 1997) dengan tujuan membangun citra yang kuat

BAB 2 LANDASAN TEORI

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG MENGUNJUNGI SOLO GRAND MALL SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. strategis. Sebagai pembentuk sumber daya manusia yang berkualitas, lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, perkembangan bisnis sekolah berbasis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Bisinis otomotif merupakan salah satu dari sekian banyak bisnis

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Bertambahnya jumlah mahasiswa disertai dengan bertambahnya

BAB I PENDAHULUAN. mengharamkan bunga bank yang didalamnya terdapat unsur unsur riba kantor di tahun 2012 menjadi di tahun 2014.

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen dalam. merasakan kepuasan terhadap kualitas yang ditawarkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit dengan harapan sebelum pasien

BAB I PENDAHULUAN. memilih barang atau jasa yang sesuai dengan keinginan mereka. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Artinya keberhasilan sebuah bisnis kuliner dalam. tepat serta hubungan baik yang dijalani dengan konsumen.

MAKALAH MANAJEMEN KUALITAS DALAM PERUSAHAAN JASA. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Mutu Dosen Pengampu: Drs. Ketut Sudharma, M.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Dalam prakteknya rumah sakit digunakan sebagai tempat untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu bersaing dan harus memperhatikan kepuasaan konsumen. Masalah

I. PENDAHULUAN. Situasi perekonomian dewasa ini berkembang dengan cepat dan pesat, terlebih

BAB I PENDAHULUAN. atau jasa yang sebenarnya. Suatu perusahaan dapat mengambil langkah-langkah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan barang dagangan (merchandising), penetapan harga, pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran saat ini menjadi sangat penting bagi usaha perhotelan, karena

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dalam keberhasilan usaha. Kualitas layanan merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pelayanan bahkan dapat mencapai target omset yang terus meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. menawarkan berbagai macam pelayanan dan fasilitas lengkap dengan. Konsumen tidak menginginkan produk atau jasa, yang tidak memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini sektor jasa mulai memegang peranan vital dalam. perekonomian dunia. Menurut Carlzon dalam Brown (1991) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan dan telah dimanfaatkan oleh para investor dari dalam negeri maupun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimensi dan indikatornya dapat berbeda diantara orang-orang yang terlibat

BAB I PENDAHULUAN. cara pandang masyarakat tentang bisnis ritel (eceran).

BAB I PENDAHULUAN. Kota Medan merupakan salah satu kota besar di Indonesia.Terdapat

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan oleh para pelaku bisnis adalah bisnis di bidang kuliner.

BAB I PENDAHULUAN. Kotler (2002) Kualitas pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. paling luas dibandingkan dengan jenis usaha lainnya. Selain memiliki keanekaragaman

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Sektor jasa dewasa ini telah mengalami peningkatan yang cukup pesat. Dinamika

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia hiburan pada kehidupan sekarang sudah semakin maju, maka

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Persaingan terjadi karena kualitas dan harga produk dari tiap-tiap. target dan tujuan usaha yang telah direncanakannya.

BAB II LANDASAN TEORI. tempat, organisasi dan gagasan (Kotler, 2001:347). Dari definisi diatas. 1. Intangibility (tidak dapat dilihat, dirasakan).

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Semakin banyaknya produk yang sejenis dipasarkan akan

BAB I PENDAHULUAN. dan industry telah banyak,mengalami kemajuan. Hal ini dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini orientasi pemasaran untuk setiap bidang usaha mulai terlihat

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, baik itu berupa kebutuhan material maupun non- material. Dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Usaha retail di Indonesia belakangan ini mengalami peningkatan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis telah semakin ketat. Setiap perusahaan saling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini perhatian terhadap loyalitas klien/klien semakin besar.

Transkripsi:

Triliun Rupiah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada saat ini bisnis ritel telah berkembang dengan pesat seperti jamur di musim penghujan. Hal ini dapat ditunjukan dari segi omzet yang masih tumbuh secara nyata yakni dari sekitar Rp 42 triliun pada tahun 2005, meningkat menjadi sekitar Rp 58 triliun pada tahun 2007 dan tahun 2008 sudah mencapai sekitar Rp 67 triliun. Peningkatan omzet belakangan ini, terutama didorong semakin maraknya pembukaan outlet gerai baru hypermarket dan minimarket. Misalnya, peritel asing hypermarket, Carrefour dalam waktu singkat telah berhasil mengepung potensi pasar ritel di Jakarta dan kota-kota besar lainnya termasuk di kota Malang, dengan kepemilikan gerai hingga akhir tahun 2008 sebanyak 70 unit. Grafik 4. 1 Grafik 1.1 Perkembangan Bisnis Ritel di Indonesia Perkembangan Bisnis Ritel di Indonesia 2005 2007 2008 100 50 0 58 67 42 6/27/1905 6/28/1905 6/29/1905 6/30/1905 2005 2007 2008 Tahun Sumber : http://indocashregister.com/2009/03/17/peta-persaingan-bisnis-ritelmodern-di-indonesia-2009-mesin-kasir/ 1

2 Tentunya hal tersebut diatas didukung dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang sekaligus merupakan tantangan yang harus dihadapi bagi perusahaan, baik perusahaan yang sudah berkembang ataupun perusahaan yang sedang berkembang. Hal itu tentunya menyebabkan persaingan yang semakin serius diantara industri-industri yang ada termasuk perusahaan ritel itu sendiri. Untuk mengatasi hal tersebut perusahaan hendaknya memiliki keunggulan kompetitif (competitif advantage) dibanding dengan perusahaan lainnya. Banyak cara untuk membedakan dan mempunyai keunggulan perusahaan dengan perusahaan lain, salah satunya dengan pelayanan yang diberikan karyawan kepada konsumen. Dewasa ini pengetahuan pelanggan meningkat sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada di masyarakat. Dengan begitu pemikiran konsumen cenderung modern dan kesadaran akan pentingnya kualitas pelayanan jasa juga semakin meningkat. Dimana hal tersebut diatas oleh konsumen dijadikan patokan loyalitas seorang pelanggan, sehingga ketika kualitas tidak sesuai dengan harapan konsumen maka tidak segan-segan konsumen akan beralih ke produk atau jasa yang lain. Pada persaingan usaha yang sangat bersaing seperti saat ini, salah satu cara untuk mendapatkan konsumen yang loyal adalah dengan memuaskan kebutuhan konsumen secara konsisten dari waktu ke waktu. Banyak strategi yang bisa digunakan perusahaan untuk memuaskan kebutuhan konsumen. Perusahaan yang telah mampu memuaskan konsumen dan memiliki konsumen yang setia cenderung mampu bertahan dalam perubahan kondisi ekonomi (Ferrinadewi,

3 2005: 3). Kotler dan Armstrong (1999: 28) berpendapat bahwa Kepuasan konsumen adalah kondisi dimana harapan konsumen mampu dipenuhi oleh produk. Konsumen memberikan respon tertentu sebagai hasil evaluasinya terhadap kesenjangan antara harapannya dengan kinerja produk yang telah ditawarkan perusahaan (Tse & Wilton 2000: 43). Halstead, Hartman & Schmidt (1994: 48) menyatakan bahwa kepuasan konsumen merupakan respon afektif yang sifatnya transaction-specific dan dihasilkan dari perbandingan yang dialakukan konsumen antara kinerja produk dengan beberapa standar pembelian. Konsumen yang senang dan puas cenderung akan berperilaku positif. Mereka akan membeli kembali. Kepuasan merupakan fungsi dari kesan kinerja dan harapan. Jika kinerja dan harapan berada pada level yang sama, konsumen akan merasa puas. Jika kinerja melebihi harapan, maka konsumen akan merasa sangat puas atau senang. Tetapi bila kinerja tidak sesuai dengan harapan, maka konsumen akan merasa kecewa. Pada dasarnya kepuasan tidak akan pernah berhenti pada satu titik. Ia bergerak dinamis mengikuti tingkat kualitas produk/jasa dan layanannya dengan harapan-harapan yang berkembang di benak konsumen (Paliati, 2004: 2). Pengertian dari kualitas sendiri sebenarnya bersifat umum. Sebagian besar masyarakat telah mengerti tentang kualitas, maka kualitas tersebut harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi konsumen (Kotler 1996: 24). Hal ini berarti kualitas jasa tidak berasal dari sudut pandang penyedia jasa atau produk, tetapi sebaliknya kualitas jasa atau produk berasal dari persepsi konsumen.

4 Pada prinsipnya, definisi kualitas jasa berfokus pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan, serta ketepatan penyampaian untuk mengimbangi harapan pelanggan. Harapan pelanggan bisa berupa tiga macam tipe (Paliati, 2004:24), yaitu: Will expectian, Shoul expectation, Ideal expectation. Sedangkan lima dimensi karakteristik yang biasa digunakan oleh para pelanggan dalam mengevaluasi kualitas pelayanan adalah (Rambat, 2006:181) : bukti fisik (tangibles), kemampuan (reliability), kesigapan (responsiveness), jaminan karyawan tentang pengetahuan produk (assurance), dan perhatian (emphaty). Selain itu, Wardoyo dalam bukunya (2003: 156) menyebutkan kualitas pelayanan jasa dalam Islam juga diurai dalam : benar (shidiq), jujur (amanah), penyampaian tepat (tabligh), dan cerdik (fathanah). Namun pada dasarnya kelima dimensi kualitas pelayanan jasa dalam buku milik Rambat (2006: 81) terdapat beberapa item yang serupa dengan dimensi kualitas pelayanan jasa menurut buku Wardoyo (2003: 156). Oleh karena itu dalam penelitian ini diambil dua dimensi karakteristik pelayanan jasa berupa bukti langsung (tangibles) dan empati (empathy) yang melengkapi dimensi karakteristik pelayanan jasa islami. Sedangkan item kemampuan (reliability), kesigapan (responsiveness) dan jaminan karyawan tentang pengetahuan produk (assurance) telah terwakili oleh dimensi karakteristik pelayanan jasa Islami. Dimensi kualitas pelayanan jasa dapat menciptakan pelanggan loyal bila dilakukan secara maksimal. Karena loyalitas tebentuk salah satunya berasal dari pelayanan yang memuaskan. Loyalitas sendiri menurut Tjiptono (2000:110)

5 memiliki arti komitmen palanggan terhadap toko, merk ataupun pemasok yang didasarkan atas sikap positif yang tercermin dalam bentuk pembelian berulang secara konsisten. Persepsi konsumen muncul biasanya karena adanya pengenalan atas obyek yang jelas, gerakan dan juga aroma (Setiadi 2003: 15). Persepsi seorang konsumen dalam suatu obyek bersifat relatif, yang biasanya muncul atas apa yang pernah dirasakan konsumen atas obyek yang telah dievaluasi. Seperti halnya dengan BC Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang (Bussiness Centre) Universitas Islam Negeri Malang, yang merupakan salah satu unit usaha milik kampus Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang yang bergerak di bidang retaill yang menawarkan berbagai produk seperti perlengkapan sehari-hari, alat tulis, buku, sembako, dan lain-lainnya. Namun berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti secara sederhana dan wawancara dengan 8 konsumen BC Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 7 dari 8 konsumen tersebut masih mngeluh tentang kualitas pelayanan jasa BC Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang yang diberikan selama ini, sebab terdapat beberapa pelayanan yang tidak sesuai dengan harapan dan keinginan konsumen. Hal tersebut terbukti dengan adanya kritikan dari konsumen umum atau dari mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang sendiri pada BC Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang (Bussiness Centre) mengenai pelayanan seperti: kelengkapan dan keragaman, keamanan

6 (satpam), sikap simpatik dan keramahan dari para pramuniaga, harga yang terlalu tinggi dari pasaran dan juga tata letak (layout) yang kurang sesuai dan tidak menarik. Dari berbagai hal tersebut dapat menunjukkan bahwasannya kualitas pelayanan BC Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang perlu ditingkatkan dan dibenahi kembali, agar dapat bersaing dengan toko-toko ritel di kota Malang lainnya. Adapun pertimbangan peneliti mengambil obyek penelitian di BC Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang ini dikira perlu adanya informasi yang cukup obyektif tentang apa dan bagaimana kualitas pelayanan jasa, baik itu pelayanan jasa secara konvensional maupun kualitas pelayanan jasa perspektif Islam dan hubungannya dengan loyalitas untuk membeli produkproduk yang ditawarkan oleh BC Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang (Business Centre) ini. Jadi bagi pihak BC Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang ketika ingin membentuk loyalitas konsumen atas produk maupun pelayanan yang ditawarkan maka harus terus meningkatkan kualitas pelayanan dari bisnis ritel ini. Tidak hanya sekedar berpatokan dengan teori-teori konvensional, tetapi sebagai unit bisnis Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang juga diharapkan dapat mengadopsi teori kualitas pelayanan jasa yang sesuai dengan ajaran Islam. Jadi diharapkan hasil penelitian ini nantinya dijadikan referensi untuk kedepannya membangun BC Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang menjadi yang lebih baik.

7 Dari permasalahan tersebut diatas, maka penulis berminat melakukan penelitian yang berhubungan dengan kualitas pelayanan jasa dari segi konvensional dan Syariah terhadap loyalitas konsumen dengan judul PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN DI BC (BUSINESS CENTRE) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu: 1) Apakah ada pengaruh secara simultan antara variabel kualitas pelayanan jasa terhadap loyalitas konsumen di BC Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang? 2) Apakah ada pengaruh secara parsial antara variabel kualitas pelayanan jasa terhadap loyalitas konsumen di BC Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang? 3) Dari beberapa dimensi kualitas pelayanan jasa, manakah yang paling berpengaruh terhadap loyalitas konsumen di BC Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

8 1) Untuk mengetahui pengaruh secara simultan antara variabel kualitas pelayanan jasa terhadap loyalitas konsumen di BC Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. 2) Untuk mengetahui pengaruh secara parsial antara variabel kualitas pelayanan jasa terhadap loyalitas konsumen di BC Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. 3) Untuk mengetahui dari beberapa dimensi kualitas pelayanan jasa variabel mana yang paling berpengaruh terhadap loyalitas konsumen di BC Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1) Bagi Penulis Untuk meningkatkan pemahaman penulis tentang seberapa besar pengaruhnya kualitas pelayanan jasa terhadap loyalitas konsumen di BC Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. 2) Bagi pihak BC Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Untuk memberikan informasi kepada manajer pemasaran sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam upaya untuk meningkatkan pelayanan jasa karyawannya agar terciptanya loyalitas konsumen.

9 3) Bagi Pihak Lain. a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan teori, terutama yang berkaitan dengan kualitas pelayanan jasa, loyalitas dan komitmen konsumen. b. Sebagai bahan rujukan (tambahan referensi) dalam bidang manajemen terutama konsentrasi pemasaran. 1.5. Batasan Penelitian Dari kelima dimensi kualitas pelayanan jasa konvensional berupa bukti langsung (tangible), perhatian (empathy), jaminan (assurance), kemampuan atau keandalan (reliability) dan kesigapan (responsiveness) hanya diambil dua dari lima dimensi kualitas pelayanan jasa konvensional. Hal ini dilakukan untuk menghindari overlap item. Kedua dimensi kualitas pelayanan jasa tersebut berupa bukti langsung (tangible) dan perhatian (empathy) yang melengkapi dari dimensi kualitas pelayanan jasa islami berupa benar (shidiq), jujur dan dapat dipercaya (amanah), penyampaian secara tepat (tabligh), cerdik dan bijaksana (fathanah) menurut Wardoyo (2003: 156).