PERANCANGAN GROUNDING UNTUK LABORATORIUM TEKNIK TEGANGAN TINGGI DI TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
Analisa Tahanan Pembumian Peralatan Gedung Laboratorium Teknik Universitas Borneo Tarakan Yang Menggunakan Elektrode Pasak Tunggal Panjang 2 Meter

Analisa Perbandingan Konfigurasi Vertikal Dengan Bujur Sangkar Elektroda Pentanahan Menggunakan Matlab

ANALISA PERBANDINGAN TAHANAN PEMBUMIAN PERALATAN ELEKTRODA PASAK PADA GEDUNG LABORATORIUM TEKNIK UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

Sistem pembumian plat Tahanan tubuh manusia Arus melalui tubuh manusia Arus fibrasi

ANALISIS PENAMBAHAN LARUTAN BENTONIT DAN GARAM UNTUK MEMPERBAIKI TAHANAN PENTANAHAN ELEKTRODA PLAT BAJA DAN BATANG

EVALUASI DAN PERENCANAAN GROUNDING UNTUK PENANGKAL PETIR GEDUNG SIKLOTRON

EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 1 Januari 2015; 23 28

Pemanfaatan Bentonite sebagai Media Pembumian Elektroda Batang

ANALISA PENGARUH JARAK DAN KEDALAMAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN DENGAN 2 ELEKTRODA BATANG

PERUBAHAN KONFIGURASI ELEKTRODE PENTANAHAN BATANG TUNGGAL UNTUK MEREDUKSI TAHANAN PENTANAHAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

STUDI PENGARUH JENIS TANAH DAN KEDALAMAN PEMBUMIAN DRIVEN ROD TERHADAP RESISTANSI JENIS TANAH

Jenis-Jenis Elektroda Pentanahan. Oleh Maryono

Penentuan Kedalaman Elektroda pada Tanah Pasir dan Kerikil Kering Untuk Memperoleh Nilai Tahanan Pentanahan yang Baik

Kata kunci : gardu beton; grid; pentanahan; rod

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) SISTEM GROUNDING LABORATORIUM TEGANGAN TINGGI TEKNIK ELEKTRO IST AKPRIND YOGYAKARTA

Perencanaan Sistem Pentanahan Tenaga Listrik Terintegrasi Pada Bangunan

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V9.i1 ( )

PENGARUH KADAR AIR DAN KEDALAMAN ELEKTRODA BATANG TUNGGAL TERHADAP TAHANAN PEMBUMIAN PADA TANAH LIAT

Evaluasi dan Perancangan Sistem Proteksi Petir Internal dan Eksternal Divisi Fabrikasi Baja pada Perusahaan Manufaktur

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V9.i2 ( )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PASIR - GARAM, AIR KENCING SAPI, BATU KAPUR HALUS DAN KOTORAN AYAM TERNAK TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN PADA SAAT KONDISI TANAH BASAH

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH JENIS TANAH TERHADAP BESARNYA NILAI TAHANAN PENTANAHAN

Departemen Teknik Elektro Universitas Indonesia

JOBSHEET PRAKTIKUM 6 WORKHSOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

PERHITUNGAN TAHANAN PENTANAHAN GARDU 2 DI POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA LAPORAN AKHIR

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS SISTEM PENTANAHAN MENGGUNAKAN TEMBAGA DIBANDING DENGAN MENGGUNAKAN PIPA GALVANIS (LEDENG)

SIMULASI PENGARUH KEDALAMAN PENANAMAN DAN JARAK ELEKTRODA TAMBAHAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN. Mohamad Mukhsim, Fachrudin, Zeni Muzakki Fuad

IMPLEMENTASI SISTEM PENTANAHAN GRID PADA TOWER TRANSMISI 150 KV (APLIKASI PADA TOWER SUTT 150 KV TOWER 33)

Satellite SISTEM PENTANAHAN MARYONO, MT

Studi Pengaruh Jenis Tanah dan Kedalaman Pembumian Driven Rod terhadap Resistansi Jenis Tanah

ANALISA PENTANAHAN PERALATAN PADA TRANSFORMATOR DAYA 10 MVA DI GARDU INDUK TALANG RATU PT. PLN (PERSERO) PALEMBANG

Analisis Pengaruh Temperatur dan Kadar Garam Terhadap Hambatan Jenis Tanah

PENENTUAN RESISTIVITY TANAH DI DALAM MENETAPKAN AREA PEMASANGAN GROUNDING GARDU DISTRIBUSI

Nilai Riil dan Imajiner Impedansi Pentanahan dengan Modifikasi Batang Elektroda Diinjeksi Arus Berfrekuensi 50 Hz-2 MHz

Analisis Perbandingan Nilai Tahanan Pembumian Pada Tanah Basah, Tanah Berpasir dan Tanah Ladang

KONDUKTOR ALUMUNIUM PADA SISTEM GROUNDING. Galuh Renggani Wilis Dosen Prodi Teknik Mesin Universitas Pancasakti Tegal

ANALISA SISTEM PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG BERTINGKAT DI APARTEMEN THE PAKUBUWONO VIEW, KEBAYORAN LAMA, JAKARTA

STUDI PEMANFAATAN ARANG TEMPURUNG KELAPA UNTUK PERBAIKAN RESISTANSI PEMBUMIAN JENIS ELEKTRODA BATANG. Publikasi Jurnal Skripsi

Studi Penempatan Titik Pentanahan Kawat Tanah pada Penyulang Serangan


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGAMBILAN DATA

STUDI PENEMPATAN TITIK PENTANAHAN KAWAT TANAH PADA PENYULANG SERANGAN

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang dengan pesat dan besar. Apabila terjadi kesalahan di sistem tenaga

Kata Kunci Pentanahan, Gardu Induk, Arus Gangguan Ketanah, Tegangan Sentuh, Tegangan Langkah, Tahanan Pengetanahan. I. PENDAHULUAN

BAB II PEMBUMIAN PERALATAN LISTRIK DENGAN ELEKTRODA BATANG. Tindakan-tindakan pengamanan perlu dilakukan pada instalasi rumah tangga

EVALUASI KEAMANAN PADA SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK 150 KV NGAWI

Analisis Perbandingan Shielding Gardu Induk Menggunakan Model Electrogeometric

PERBANDINGAN NILAI TAHANAN PENTANAHAN PADA AREA REKLAMASI PANTAI (CITRALAND)

SISTEM PROTEKSI PETIR PADA INSTALASI JARINGAN TELEPON DAN PABX. Lela Nurpulaela ABSTRAK

BAB III METODE PENGUKURAN PENTANAHAN Blok Diagram Perancangan Pengukuran Pentanahan. Dibuat Berpetak

ANALISA PENTANAHAN PADA BTS BSC BANJARSARI Resna Yunaningrat Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Siliwangi Tasikmalaya

COMPARATIVE ANALYSIS OF GROUNDING RESISTANCE VALUE IN SOIL AND SEPTICTANK. Abdul Syakur, Juningtyastuti, Arif Dermawan *)

Simulasi Peredaman Gangguan Sag Pada Tegangan Masukan Power Supply Di Personal Computer

BAB II DASAR TEORI. adanya pengukuran, maka dapat diketahui seberapa besar nilai tahanan pembumian di

PENGGUNAAN KONDUKTOR TEMBAGA DAN ALUMINIUM UNTUK SISTEM PENTANAHAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

EFEKTIFITAS SISTEM PENTANAHAN PADA TRAFO DISTRIBUSI DI AREA PUSRI IV PT. PUPUK SRIWIJAYA

PETUNJUK PRAKTIS PERANCANGAN PENTANAHAN SISTEM TENAGA LISTRIK

STUDI PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) TALANG JIMAR PT.PERTAMINA EP PRABUMULIH FIELD LAPORAN AKHIR

EVALUASI SISTEM PENTANAHAN TRANSFORMATOR DAYA 60 MVA PLTGU INDRALAYA

3. Perhitungan tahanan pembumian satu elektroda batang. Untuk menghitung besarnya tahanan pembumian dengan memakai rumus :

RANCANGAN TRANSFORMATOR 625 VA TERISOLASI PADA TEGANGAN TINGGI 300 KV UNTUK CATU DAYA FILAMEN SUMBER ELEKTRON MBE LATEKS

IMPLEMENTASI SISTEM PENTANAHAN GRID PADA TOWER TRANSMISI 150 KV

PERBAIKAN SISTEM PENTANAHAN PADA GEDUNG LISTRIK POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA

GROUNDING SYSTEM HASBULLAH, MT. Electrical engineering Dept. Oktober 2008

RANCANG BANGUN ALAT UKUR TAHANAN TANAH (EARTH METER) DIGITAL

BAB 10 SISTEM PENTANAHAN JARINGAN DISTRIBUSI

BAB II PENANGKAL PETIR DAN ARUS PETIR. dan dari awan ke awan yang berbeda muatannya. Petir biasanya menyambar objek yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Proses terjadinya petir

BAB IV EVALUASI. 4.1 Umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Presented by dhani prastowo PRESENTASI FIELD PROJECT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem pentanahan merupakan sistem pengamanan terhadap perangkatperangkat

ANALISIS PERANCANGAN SISTEM PROTEKSI BANGUNAN THE BELLAGIO RESIDENCE TERHADAP SAMBARAN PETIR

ANALISIS SISTEM PROTEKSI PETIR EKSTERNAL DI OFFTAKE WARU, PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) TBK SBU WIL II JABATI

Vol.13 No.2. Agustus 2012 Jurnal Momentum ISSN : X

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA PENGARUH KEDALAMAN ELEKTRODA PENTANAHAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN

BAB III METODE PROSES PEMBUATAN

Evaluasi Tahanan Pentanahan Kawat Netral Pada Jaringan Tegangan Menengah Daerah Perbukitan dan Pantai di Area Pelayanan Jaringan Semarang

by: Moh. Samsul Hadi

PERENCANAAN SISTEM PENGETANAHAN PERALATAN UNTUK UNIT PEMBANGKIT BARU DI PT. INDONESIA POWER GRATI JURNAL

PERBANDINGAN WATAK PERLINDUNGAN ARESTER ZnO DAN SiC PADA PERALATAN LISTRIK MENURUT LOKASI PENEMPATANNYA

MODUL III PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN

BAB I PENDAHULUAN. gardu induk maka tenaga listrik tidak dapat disalurkan. Sehingga pembangunan

Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengamankan manusia dan peralatan siatem tenaga listrik. Sistem pentanahan

STUDI PERENCANAAN SISTEM PERLINDUNGAN PETIR EKSTERNAL DI GARDU INDUK 150 KV NEW-TUREN

TUGAS XIII LISTRIK DAN MAGNET

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

NASKAH PUBLIKASI EVALUASI KEAMANAN PADA SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK 150 KV JAJAR. Diajukan oleh: HANGGA KARUNA D JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

RANCANG BANGUN SISTEM GROUNDING UNTUK PENGEMBANGAN LABORATORIUM FISIKA UNNES SEMARANG

Transkripsi:

Perancangan Grounding untuk Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi Di Teknik Elektro (Wahyudi Budi P dkk) PERANCANGAN GROUNDING UNTUK LABORATORIUM TEKNIK TEGANGAN TINGGI DI TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA Wahyudi Budi Pramono 1, Suyamto 2, Dimas Satriyo Prabowo 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia 1,3) Jalan Kaliurang Km. 14,5 Sleman, Yogyakarta 55501 BATAN Yogyakarta 2) Jalan Babarsari Sleman Yogyakarta E-mail : wahyudi_budi_p@uii.ac.id ABSTRACT Grounding is used as a protection equipment so as to prevent damage and protection for laboratory users. In designing the grounding must consider the economic aspect and simplicity. Viewed from the side economics and simplicity grounding rods forms that will be used in the design of grounding are multiple ground rods. Because the design is simple but can be obtained low resistance values. This grounding design used two wells which have different parameters, and the resulting R1 = 0.892 Ohm and R2 = 1.5414 Ohm. Because the first well has a smaller resistance value, it will be more effective and efficient when the final draft of grounding used two wells which have the same parameters as the first well, which then shunt connected that the smaller the resistance value amounting to 0.446 Ohm. In the design of the two wells used eight rod electrodes with a diameter of 16 mm and a length of each rod 1 meter. The resulting resistance value is very good to use as the installation of grounding in High Voltage Engineering Laboratory. To obtain a low resistance value is influenced by many factors, such as soil resistivity, a long electrode, the electrode fingers and multiplication factor. Keywords : Grounding, Multiple Ground Rods, Resistance. 1. PENDAHULUAN Grounding system adalah sistem pentanahan yang berfungsi untuk meniadakan beda potensial antara jumlah elektron yang berada dalam suatu arus listrik, sehingga jika ada kebocoran tegangan atau arus akan langsung dibuang ke bumi. 1.1. Fungsi Grounding Untuk keselamatan, grounding berfungsi sebagai penghantar arus listrik langsung ke bumi atau tanah saat terjadi kebocoran isolasi atau percikan api pada konsleting. Sehingga dapat melindungi manusia dari electrical shock / sengatan listrik bila terjadi gangguan. Dalam instalasi penangkal petir, sistem grounding berfungsi sebagai penghantar arus listrik yang besar langsung ke bumi. Meski sifatnya sama, namun pemasangan kabel grounding untuk instalasi rumah dan grounding untuk penangkal petir pemasangannya harus terpisah. Sebagai proteksi peralatan elektronik atau instrumentasi sehingga dapat mencegah kerusakan akibat adanya bocor tegangan. Untuk menjaga keselamatan personil dan peralatan-peralatan listrik yang berada di dalam dan sekitar peralatan sumber tegangan tinggi. Keamanan peralatan tegangan tinggi dan penggunanya menjadi pertimbangan yang utama di dalam Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi. Dalam Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi sangat diperlukan adanya grounding system yang memiliki nilai tahanan serendah mungkin sesuai dengan ketentuan (Suyamto,2015). Grounding sendiri memiliki banyak fungsi antara lain adalah sebagai perlindungan bagi manusia dari sengatan listrik karena dapat 1

Teknoin Vol. 22 No. 2 Juni 2016 : 01-08 mengalirkan arus gangguan langsung ke bumi atau tanah. Selain itu juga sebagai proteksi untuk peralatan elektronik sehingga dapat mencegah terjadinya kerusakan. Untuk mendapatkan kelayakan grounding yang sesuai dengan fungsinya, harus didapatkan nilai tahanan pentanah yang serendah mungkin (wahyono,2012). Nilai tahanan pentanah yang serendah mungkin dapat diperoleh melalui desain yang baik dan tepat. Perancangan grounding, selain aspek teknis juga harus memperhatikan aspek ekonomi dan kemudahannya. Perancangan grounding yang baik adalah grounding system yang sederhana namun dapat diperoleh nilai tahanan pentanah yang rendah, terlebih biaya yang harus dikeluarkan rendah. Pengukuran tahanan jenis tanah dilakukan mulai tahap perancangan, sebelum pemasangan dan setelah pemasangan. Bahkan untuk keperluan perawatan pengukuran tahanan jenis tanah harus sering dilakukan dengan memperhatikan kondisi musimnya. Hasil pengukuran tahanan jenis tanah ini akan menggambarkan kualitas tahanan grounding - nya, semakin besar nilai tahanan jenis tanah menunjukan bahwa kualitas tanah semakin buruk serta nilai besar kecilnya resistansi bergantung pada nilai tahanan jenis tanah (Novianti,2009). Selain tahanan jenis tanah, kedalaman penanaman batang elektroda pentanahan juga akan berpengaruh terhadap tahanan pentanahannya. Kedalaman optimal perlu dicari agar nilai resistansi jenis tanah dan tahanan pentanahannya dapat diperoleh serendah mungkin (Zulfikar,2012). Penelitian ini akan merancang grounding system untuk Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi dengan mempertimbangkan kondisi terburuk dari tahanan jenis tanah dan tinjauan aspek ekonominya. Perencanaan grounding yang akan dibuat ini akan memperhatikan 5 jenis parameter. Parameter tersebut adalah tahanan jenis tanah, panjang batang elektroda, jari - jari batang elektroda, jumlah batang elektroda, dan faktor perkalian untuk multiple rods yang dapat mempengaruhi nilai tahanannya. 1.2. Syarat Instalasi Grounding yang Efektif Tahanan pentanah harus memenuhi syarat yang diinginkan untuk suatu keperluan pemakaian. yang ditanam harus dari bahan konduktor yang baik, tahan korosi dan cukup kuat. harus mempunyai kontak yang baik dengan tanah di sekelilingnya. Tahanan pengetanahan harus baik untuk berbagai musim dalam setahun. Biaya pemasangan serendah mungkin. 1.3. Perhitungan Tahanan Pentanah Batang 1.3.1. Multiple Ground Rods Pentanahan multiple rods menggunakan beberapa elektroda batang yang ditanam secara tegak lurus vertikal ke dalam tanah dengan satu tahanan jenis. Penanamannya dapat membentuk satu garis lurus, segitiga, empat persegi panjang, atau lingkaran dengan jarak antara batang - batang elektroda adalah sama atau simetris. Besar tahanan pentanahnya dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (1) (Suyamto,2015) : (1) Dengan : R = Tahanan Pentanahan. = Tahanan Jenis. n = Jumlah Batang. L = Panjang Batang. F = Faktor Perkaliam Untuk Pentanahan Multiple Rods 2

Perancangan Grounding untuk Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi Di Teknik Elektro (Wahyudi Budi P dkk) Faktor perkaliam untuk pentanahan multiple rods menurut IEEE Std 142-2007, IEEE Recommended Practice For Grounding Of Industrial and Commercial Power Systems ditunjukan pada tabel 1. Tabel.1 Faktor Perkalian untuk Pentanahan Multiple Rods Jumlah Batang F 2 1,16 3 1,29 4 1,36 8 1,68 12 1,80 16 1,92 20 2,00 24 2,16 2. METODE PENELITIAN 2.1. Metode Perancangan Metode perancangan yang dilakukan meliputi seluruh proses perancangan grounding untuk Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi di Teknik Elektro Universitas Islam Indonesia ini. Berikut alur penelitian yang dilakukan seperti pada gambar 1. Diagram Alir (flow chart) Penelitian. Gambar.1 Diagram Alir (flow chart) Penelitian. 2.2. Perancangan Grounding Tahap ini bertujuan untuk mendapatkan desain yang tepat sehingga dapat dihasilkan nilai tahanan pentanah yang rendah. Rancangan desain grounding ini terdiri dari dua buah sumur berdiameter masing-masing 1 meter dengan kedalaman mencapai air tanah. Pada sumur pertama akan ditanamkan 8 buah batang elektroda dengan panjang masing-masing 1 meter yang berdiameter 16 mm. Setiap batang elektroda diikat menggunakan baut suri dan disambung dengan kawat BC yang terbuat dari lilitan tembaga ukuran 50 mm. Masing-masing batang elektroda yang sudah disambungkan dengan kawat BC dihubungkan menjadi satu yang kemudian ditarik kawat BC ke atas permukaan tanah. Kemudian dilakukan modifikasi tanah dengan ditimbun tanah liat dan diberi air agar diperoleh nilai tahanan yang kecil. Karena tahanan jenis dari tanah sangat berpengaruh terhadap nilai tahanan tanahnya. 3

Teknoin Vol. 22 No. 2 Juni 2016 : 01-08 Sedangkan sumur kedua memiliki spesifikasi yang sama dengan sumur kedua, tetapi jumlah dan panjang elektrodanya yang berbeda, yaitu 4 buah elektroda dengan panjang masing - masing 2 m. 2.2.1. Perancangan Sumur Pertama Dengan 8 Buah Batang 2.3. Perhitungan Nilai Resistansi Berdasarkan rancangan grounding, maka secara sistematis dapat dihitung dengan persamaan (1) berapa besar nilai tahanan pentanah yang akan dihasilkan. 2.3.1. Parameter sumur pertama Pada sumur pertama diketahui data sebagai berikut : a. Tahanan Jenis = 43.80 Ohm meter. b. Panjang Batang = 1 meter. c. Jari - jari Batang = 0.8 cm. d. Jumlah Batang = 8 batang. e. Faktor Perkalian = 1,68. 2.3.2. Parameter Sumur Kedua Pada sumur kedua diketahui data sebagai berikut : Gambar.2 Rancangan Sumur Pertama. 2.2.2. Perancangan Sumur Kedua Dengan 4 Buah Batang Gambar.3 Rancangan Sumur Kedua. a. Tahanan Jenis = 43.80 Ohm meter. b. Panjang Batang = 2 meter. c. Jari - jari Batang = 0.8 cm. d. Jumlah Batang = 4 batang. e. Faktor Perkalian = 1,36. Material yang digunakan dalam sumur pertama dan sumur kedua sama persis, hanya jumlah dan panjang rod yang berbeda. 2.4. Perhitungan Resistansi Dengan Perubahan Beberapa Paremeter Pada tahap ini akan dihitung nilai tahanan pentanah dengan melakukan perubahan pada beberapa parameter. Parameter yang akan dilakukan perubahan untuk perbandingan perhitungan antara lain adalah tahanan jenis tanah atau dengan mengambil tanah liat dan tanah rawa dengan range 30-100 Ohm meter, yang kedua adalah panjang batang elektroda (L), kemudian jari - jari dari batang elektroda itu sendiri (a), jumlah batang elektroda yang akan ditanam ke dalam tanah (n), dan faktor perkalian (F) untuk pentanahan multiple rods nilainya 4

Perancangan Grounding untuk Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi Di Teknik Elektro (Wahyudi Budi P dkk) akan mengikuti dari jumlah batang elektroda yang akan digunakan. 2.5. Mengelompokan Data - Data Hasil Perhitungan Beberapa Parameter Pada tahap ini akan dibuat tabel yang digunakan untuk memudahkan dalam mengelompokan hasil dari perhitungan dengan merubah beberapa parameter. Selain itu juga digunakan untuk memudahkan dalam menganalisa data yang dihasilkan. Sehingga dapat dilihat perubahan yang terjadi pada nilai tahanan pentanah akibat dari mengubah nilai parameter-parameter yang dilakukan tersebut. Nilai dari hasil perhitungan tersebut akan dikelompokan berdasarkan parameter yang telah diubah dalam perhitungan persamaan (1). 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Perhitungan Dengan Beberapa Parameter Data - data hasil perhitungan yang telah dihitung dikelompokkan berdasarkan parameter - parameter yang telah diubah untuk memudahkan dalam menganalisanya. Parameter tersebut adalah tahanan jenis tanah, panjang batang elektroda, jari-jari batang elektroda, dan jumlah batang elektroda yang akan diikuti perubahan dari nilai faktor perkalian (F). Dengan nilai - nilai parameter yang tetap atau tidak diubah adalah nilai dari perhitungan rancangan grounding pada sumur pertama sebagai acuan untuk membandingkan. Karena pada sumur pertama dengan persamaan (1), memiliki nilai tahanan pentanah sebesar 0,892 Ohm meter yang lebih kecil dibandingkan nilai tahanan pentanah pada sumur kedua sebesar 1,542 Ohm meter. Nilai tahanan pentanah dari sumur pertama dan sumur kedua dihitung berdasarkan kondisi kandungan air yang paling minimal, yaitu 10 % dan menggunakan tahanan jenis tanah liat. Sehingga akan diperoleh data - data sebagai berikut : 3.2. Mengubah Beberapa Nilai Dari Parameter Tahanan Jenis Parameter pertama yang diubah adalah nilai tahanan jenis tanahnya dengan memperhatikan kadar air yang terkandung didalam tanah. Tahanan jenis tanah yang diambil adalah tanah liat dan tanah rawa dengan range tahanan jenis tanahnya seperti pada tabel 1. Hasil perhitungannya adalah sebagai berikut : NO Tabel.1 Hasil Perhitungan Tahanan Dengan Merubah Tahanan Jenis Kadar Air (%) Tahanan Jenis (Ohm meter) Tahanan (Ohm) 1 10 34,18 0,69656 2 20 22,12 0,45079 3 30 18,35 0,37396 4 40 15,53 0,31649 5 50 14,47 0,29489 6 60 14,19 0,28918 7 70 13,27 0,27043 8 80 12,83 0,26147 Berdasarkan tabel 1 diatas, dapat dilihat bahwa adanya perbedaan hasil nilai tahanan pentanah yang dihasilkan dari proses perhitungan. Semakin banyak kadar air maka tahanan jenis tanahnya semakin kecil dan tahanan pentanahnya juga akan semakin kecil. Dapat dilihat pada gambar 4, hubungan antara tahanan tanah dan kadar air, penambahan kadar air yang sangat berpengaruh terhadap nilai tahanan tanahnya adalah sebesar 20%. Kenaikan kadar air tanah diatas 20% pengaruhnya sedikit terhadap nilai tahanan tanahnya (Suyamto,2015). Pada perancangan ini akan dilakukan modifikasi tanah dengan menggunakan tanah liat dan diberi kadar air agar diperoleh nilai tahanan pentanah yang semakin kecil. 5

Teknoin Vol. 22 No. 2 Juni 2016 : 01-08 3.4. Mengubah Beberapa Nilai Dari Parameter Jari - Jari Parameter ketiga yang diubah adalah nilai dari jari - jari batang elektrodanya. Jari - jari batang elektroda yang berbeda - beda maka akan berpengaruh terhadap besar dari nilai tahanan tanahnya. Hasil perhitungannya adalah sebagai berikut : Gambar.4 Hubungan Antara Tahanan Dengan Kadar Air Dalam. 3.3. Mengubah Beberapa Nilai Dari Parameter Panjang Parameter kedua yang diubah adalah nilai dari panjang batang elektrodanya. Panjang batang elektroda dapat dipotong sesuai dengan yang diinginkan. Hasil perhitungannya adalah sebagai berikut : NO Tabel.2 Hasil Perhitungan Tahanan Dengan Merubah Panjang Panjang (m) Tahanan (Ohm) 1. 1 0,8926 2. 2 0,9539 3. 4 0,7307 Berdasarkan tabel 2 diatas, dapat dilihat bahwa adanya perbedaan hasil nilai tahanan pentanah yang dihasilkan dari proses perhitungan. Semakin panjang batang elektroda yang ditanam maka tahanan pentanahnya akan semakin kecil walaupun perubahannya tidak terlalu besar atau signifikan (Suyamto, 2012). Dapat disimpulkan bahwa panjang batang elektroda berpengaruh terhadap besar dari nilai tahanan pentanah walaupun tidak terlalu besar pengaruhnya. Tabel.3 Hasil Perhitungan Tahanan Dengan Merubah Jari - Jari Jari-jari Tahanan Batang NO (Ohm) (cm) 1 0,5 1,5810 2 0,8 0,8926 Berdasarkan tabel 3 diatas, dapat dilihat bahwa semakin besar jari-jari batang elektroda yang digunakan maka tahanan pentanahnya akan semakin kecil. Begitu juga sebaliknya, dengan jari-jari batang elektroda yang semakin kecil maka tahanan pentanahnya akan semakin besar. Dapat disimpulkan bahwa besarnya jari-jari batang elektroda yang digunakan berpengaruh terhadap besarnya nilai tahanan pentanah. 3.5. Mengubah Beberapa Nilai Dari Parameter Jumlah Batang Parameter keempat yang diubah adalah jumlah batang elektroda yang akan ditanam ke dalam tanah (n) dengan mengikuti perubahan dari nilai faktor perkalian (F) untuk pentanahan multiple rods yang digunakan. Hasil perhitungannya adalah sebagai berikut : Tabel.4 Hasil Perhitungan Tahanan Dengan Mengubah Jumlah Batang NO Jumlah Batang Faktor Perkalian Tahanan (Ohm) 1 2 1,16 2,4653 2 3 1,29 1,8277 3 4 1,36 1,4451 4 8 1,68 0,8926 6

Perancangan Grounding untuk Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi Di Teknik Elektro (Wahyudi Budi P dkk) Berdasarkan tabel 4, dapat dilihat bahwa adanya perbedaan hasil nilai tahanan pentanah yang dihasilkan dari proses perhitungan. Semakin banyak jumlah batang elektroda yang digunakan maka nilai faktor perkaliannnya juga akan semakin besar tetapi tahanan pentanahnya akan semakin kecil. Oleh karena itu untuk memperoleh tahanan pentanah yang lebih kecil gunakanlah bentuk multiple rods dengan jumlah batang elektroda yang banyak. Gambar 5. Hubungan Antara Jumlah Batang Dengan Tahanan. 3.6. Pembahasan Rancangan Grounding Pada perancangan desain grounding yang telah dibuat, menggunakan dua buah sumur yang masing - masing sumur memiliki ketentuan yang berbeda. Nilai tahanan pentanah pada sumur pertama yaitu sebesar 0,8920 Ohm. Sedangkan nilai tahanan pentanah pada sumur kedua yaitu sebesar 1,5414 Ohm. Hal tersebut dapat terjadi karena setiap sumur yang dirancang dengan spesifikasi ketentuan yang berbeda. Dengan tahanan jenis tanah dan jari - jari batang elektroda yang sama, tetapi memiliki panjang batang elektroda dan jumlah batang elektroda yang berbeda termasuk pada nilai faktor perkalian untuk pentanahan multiple rods mempengaruhi nilai dari tahanan pentanahnya. Nilai tahanan pentanah pada sumur pertama lebih kecil dari pada nilai tahanan pentanah pada sumur kedua karena pada sumur pertama memiliki jumlah batang elektroda yang lebih banyak dari pada jumlah batang elektroda yang kedua. Jumlah batang elektroda yang digunakan sangat berpengaruh terhadap hasil nilai tahanan pentanah. Walaupun panjang batang elektrodanya lebih panjang pada sumur kedua, tetapi hasil nilai tahanan pentanahnya lebih kecil sumur yang pertama. Hal tersebut dapat terjadi karena panjang batang elektroda berpengaruh terhadap besarnya nilai tahanan pentanah hanya saja tidak terlalu besar pengaruhnya. Nilai faktor perkalian juga berubah sejalan dengan perubahan yang terjadi pada jumlah batang elektroda yang digunakan. Jumlah batang elektroda yang digunakan lebih banyak maka faktor perkaliannya juga semakin besar. Dan dengan faktor perkalian yang semakin besar maka nilai tahanan pentanahnya akan semakin kecil. Dilihat dari faktor ekonominya sumur pertama dan kedua tidak ada yang berbeda, karena jumlah batang elektroda yang harus dibeli dari pasaran jumlahnya sama. 3.7. Rancangan Grounding Akhir Berdasarkan perhitungan dan analisa rancangan grounding yang sudah dilakukan dapat dibuat rancangan grounding akhir yang akan digunakan sebagai rancangan grounding untuk Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi di Teknik Elektro Universitas Islam Indonesia. Berdasarkan perhitungan yang sudah dilakukan rancangan sumur pertama memiliki nilai tahanan pentanah yang lebih besar dibandingkan sumur kedua. Maka akan lebih efektif dan efisien apabila rancangan grounding ini menggunakan dua buah sumur yang diparalelkan tetapi kedua sumur tersebut menggunakan spesifikasi seperti pada rancagan sumur pertama. Karena rancangan sumur pertama menghasilkan nilai tahanan pentanah yang lebih kecil, sehingga apabila kedua sumur tersebut menggunakan nilai seperti pada rancangan sumur pertama yang diparalelkan akan menghasilkan nilai tahanan pentanah yang semakin kecil dan lebih bagus lagi. Dilihat dari faktor ekonominya juga tidak ada yang berbeda. Maka akan diperoleh nilai tahanan pentanah dari kedua sumur tersebut 7

Teknoin Vol. 22 No. 2 Juni 2016 : 01-08 dengan spesifikasi seperti pada rancangan sumur pertama yaitu dengan rancangan grounding akhir yang kedua sumurnya diparalelkan menjadi satu dan menggunakan spesifikasi seperti pada rancangan sumur pertama maka akan menghasilkan nilai tahanan pentanah yang semakin kecil, yaitu sebesar 0,446 Ohm. Nilai tahanan pentanah yang dihasilkan tersebut sudah sangat baik untuk digunakan sebagai instalasi grounding di dalam Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi. 4. KESIMPULAN Dari perencanaan dan pembahasan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa : a. Untuk mendapatkan rancangan grounding dengan nilai tahanan pentanah yang rendah sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain tahanan jenis tanah, panjang batang elektroda, jari - jari batang elektroda dan faktor perkalian. b. Semakin banyak kadar air yang terkandung di dalam tanah maka nilai tahanan jenis tanahnya semakin kecil dan nilai tahanan pentanahnya akan semakin kecil juga. Semakin panjang batang elektroda yang ditanam maka akan semakin kecil nilai tahanan pentanahnya, begitu juga dengan jarijari batang elektroda yang digunakan. Semakin banyak jumlah batang elektroda yang digunakan maka faktor perkaliannya juga akan semakin besar, tetapi nilai tahanan pentanahnya akan semakin kecil. c. Dengan menggunakan rancangan grounding yang sama maka rancangan pada sumur pertama dan kedua menghasilkan nilai tahanan pentanah masing-masing sebesar 0,892 Ohm. Setelah diparalelkan kedua sumur tersebut menghasilkan nilai tahanan pentanah total sebesar 0,446 Ohm. Nilai tahanan pentanah yang dihasilkan tersebut sudah sangat baik digunakan sebagai instalasi grounding di dalam Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi karena nilai tahanan pentanah yang dihasilkan sudah dibawah nilai 5 Ohm. DAFTAR PUSTAKA C. Novianti, Pengukuran Tahanan (Grounding), Jurusan Teknik Elektro, Program Studi Teknik Telekomunikasi, Politeknik Negeri Semarang, 2009. L. Zulfikar, Studi Pengaruh Jenis dan Kedalaman Pembumian Driven Ros Terhadap Resistansi Jenis, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Islam Makassar, 2012. Suyamto, Bahan Kuliah Grounding 2014 2015, Yogyakarta, 2015. Suyamto, Sutadi, Elin Nuraini, Instalasi dan Evaluasi Grounding untuk MBE Industri Lateks PTAPB Menggunakan Multiple Rods, Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan (PTAPB), Badan Tenaga Nuklir Nasional, Yogyakarta. 2012. Wahyono, Pengaruh Kadar Air dan Kedalaman Batang Tunggal Terhadap Tahanan Pembumian Pada Liat, Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Semarang, 2012. 8