Lay-up Shoot Permainan Bolabasket

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. berkualitas adalah melalui pendidikan. Pendidikan adalah upaya yang. negara. Pada negara-negara yang baru berkembang pendidikan

PENGARUH PENGGUNAAN RING SESUNGGUHNYA DAN MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN TEKNIK DASAR LAY UP SHOOT PADA SISWA SMKN 1 GROGOL TAHUN 2015 S K R I P S I

I. PENDAHULUAN. banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Permainan bola basket memiliki

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Soreang. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KLASIKAL DENGAN INDIVIDU TERHADAP HASIL BELAJAR LAY UP. (Jurnal) Oleh I PUTU WISNU OCTAVERNANDA

BAB I PENDAHULUAN. dan memperluas pengetahuan yang berkaitan dengan kemampuan masingmasing

BAB II KAJIAN PUSTAKA. memasukkan bolabasket (keranjang) sendiri (Dedy Sumiyarsono, 2002: 1).

PERBANDINGAN LATIHAN LAY UP SISI KANAN DAN KIRI TERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR LAY UP. (Skripsi) Oleh Nurhayati ( )

PERBEDAAN KEEFEKTIFAN ANTARA LAY UP SHOOT

PENGARUH METODE PRAKTEK TERHADAP BELAJAR LAY UP SHOOT DALAM PEMBELAJARAN BOLA BASKET (Peserta ekstrakulikuler siswa SMK Pasundan Subang)

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental yaitu mencobakan sesuatu untuk mengetahui pengaruh atau akibat

PENGARUH LATIHAN PUSH-UP TERHADAP HASIL SHOOTING HUKUMAN DALAM PERMAINAN BOLA BASKET SISWA PUTRA SMP NEGERI 6 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI

SKRIPSI OLEH : GABRI ZELA CYNTIA NOVITASARI NPM:

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani

BAB I PENDAHULUAN. Prestasi bangsa Indonesia dibidang olahraga saat ini belum dapat memberikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan,

BAB III METODE PENELITIAN. mengukur seberapa besar hubungan dan tingkat singinifikan antara power otot

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan

Perbedaan Pengaruh Pembelajaran Lempar Lembing dengan Pendekatan Konvensional dan Modifikasi Sarana terhadap Kemampuan Lempar Lembing Gaya Hop Step

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nuritia Septiantry, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Teknik menembak dalam olahraga Bolabasket merupakan salah satu teknik yang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PENGARUH LATIHAN PUSH-UP TERHADAP HASIL SHOOTING HUKUMAN DALAM PERMAINAN BOLA BASKET SISWA PUTRA SMP NEGERI 6 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup digemari dan diminati serta seringkali dipertandingkan antar kelas maupun

PERBANDINGAN ANTARA LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN GERAKAN BENCH PRESS DAN PUSH UP TERHADAP HASIL TEMBAKAN FREE THROW DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang. dengan menggunakan tenaga manusia kini sudah banyak diganti dengan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan(S.Pd.) Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan Dan Rekreasi

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN PRAKTIK DRILL DAN BERMAIN TERHADAP HASIL JUMP SHOOT BOLABASKET

BAB I PENDAHULUAN. bola basket juga mengalami perubahan-perubahan yang semakin kompleks.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. dan kemantapan mental setiap pemainya. Ahmadi (2007: 33)

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN PRAKTIK DRILL DAN BERMAIN TERHADAP HASIL TEMBAKAN BEBAS BOLABASKET

BAB 1 PERMAINAN BOLA BESAR

SKRIPSI. Disusun oleh : SURYADI NIM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. penghayatan nilai - nilai (sikap mental emosional sportivitas spiritual

Teknik Dasar Permainan Bola Basket Beserta Gambarnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lufty Bella Dina Hakiky, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. kalangan, perkembangannya mengalami kemajuan yang sangat pesat hal ini dapat dilihat dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat disetiap kegiatan-kegiatan olahraga. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. belajar tertentu memberikan prestasi belajar yang baik. Untuk mendapat hasil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melainkan hanya menggunakan talk and chalk (berbicara dan kapur tulis), sementara

S K R I P S I. Oleh : MOCHAMAD IWAN

PENGARUH PERBEDAAN LATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH BOLA VOLI. Slamet Riyadi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP UNS Surakarta

BAB III METODE PENELITIAN

S K R I P S I. Oleh : LUCIANA ERLINDA R

TINGKAT KETERAMPILAN LAY UP SHOOT SISWA EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMA N 1 JEPON BLORA JAWA TENGAH E-JOURNAL

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Bola basket dimainkan oleh dua regu dan masing-masing regu terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah maupun luar lingkungan sekolah. mulai anak-anak (pemula) hingga dewasa (profesional/atlet).

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki tersebut. Apabila tidak dikembangkan, maka akan

2015 PENGARUH GAWANG MINI TERHADAP HASIL KETERAMPILAN LAY UP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

I. PENDAHULUAN. maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan. kemampuan, keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan

PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKNIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar yang berlangsung di sekolah bersifat formal, dirancang dan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa mutu pendidikan sangat tergantung pada kualitas guru dan model

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LAY UP SHOOT

S K R I P S I. Oleh: YUDHA WAHYU BASUKI NPM

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Jurusan Penjaskesrek. Disusun Oleh : EBTA RAHARJA PUTRA

SKRIPSI. Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan ARIF PRASETIYO

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI

SILABUS MATA KULIAH. B. Tujuan Mata Kuliah

BAB IV HASIL PENELITIAN

Ketrampilan Dasar Bolabasket Mata kuliah ini membahas tentang sejarah dan organisasi bolabasket, teknik dasar permainan bolabasket, pertahanan, dan pe

I. KAJIAN PUSTAKA. manusia dan menghasilkan pola-pola prilaku individu yang bersangkutan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Jasmani merupakan proses pendidikan artinya bahwa melalui

Gambar 3.1 Korelasi Hubungan Antara X 1, X 2 dengan Y Keterangan ;

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1977: 217) dalam Arif Haryanto (2004: 8).

Unnes Journal of Sport Sciences

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dianggap belum memenuhi tujuan utama pembelajaran. Tujuan utama pembelajaran dalam pendidikan jasmani tidak hanya untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rafdlal Saeful Bakhri, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian

SKRIPSI. Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan. Oleh: FAJAR HIDAYAT

TEKNIK DASAR PERMAINAN BOLA BASKET. Agus Sultoni

M. Taufiq Hidayat 22. Kata Kunci: Metode pass bawah duduk berdiri pada bangku, Kemampuan pass bawah permainan Bola Voli

2015 HUBUNGAN ANTARA POWER TUNGKAI, KOORDINASI MATA DAN TANGAN DENGAN KETEPATAN JUMP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

PERBANDINGAN HASIL TEMBAKAN ANTARA DRIBBLE JUMP SHOOT DENGAN PASSING JUMP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan pada umumnya. Pendidikan jasmani merupakan usaha untuk. Pendidikan jasmani berperan sebagai sarana pembinaan dan

BAB I PENDAHULUAN. usaha penciptaan lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar.

BAB III METODE PENELITIAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini alat ukur yang dipakai adalah tes keterampilan bola basket. Tes

BAB I PENDAHULUAN. praktek kehidupan yang lebih cocok dengan situasi yang sedang dihadapi.

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dunia dan menjadi permainan di era modern. Setiap regu untuk dapat

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SHOTHING BOLA BASKET PADA MAHASISWA PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh: OKTAFIAN NPM

PERBEDAAAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PESERTA LATIH EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DAN BOLABASKET DI SMPN 14 YOGYAKARTA.

III. METODOLOGI PENELITIAN. aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan

SUMBANGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN TERHADAP HASIL LAY UP SHOOT PADA SISWA PUTRA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aditia Bahrul Ilmy, 2014

Kemampuan One Hand Set Shoot Dengan Jump Shoot Terhadap Efektifitas Mencetak Skor Dalam Permainan Bola Basket di SMA N 1 Pengasih Kulon Progo

Transkripsi:

PENDAHULUAN Bolabasket sebagai salah satu cabang olahraga yang ada di Indonesia banyak mendapat perhatian dari kalangan remaja khususnya para pelajar. Permainan bolabasket banyak diminati dan diikuti oleh para pelajar yang tinggal daerah perkotaan. Kebanyakan para pelajar yang suka akan permainan bolabasket ini akan menyalurkan hobi dan bakatnya pada klub-klub bolabasket di sekitar tempat tinggalnya. Walaupun demikian, sebenarnya para pelajar juga mendapat mata pelajaran olahraga khususnya bolabasket di sekolah. Sebagai upaya untuk mengembangkan permainan bolabasket maka banyak cara yang ditempuh, salah satu di antaranya adalah program ekstrakulikuler bolabasket di sekolah. Untuk dapat mencapai hasil belajar secara optimal di perlukan sistem pengajaran pendidikan jasmani. Ada beberapa komponen yang digunakan dalam sistem pengajaran pendidikan jasmani antara lain guru, siswa, metode, sarana dan prasarana pengajaran pendukung, keterlibatan seorang guru dan siswa dalam pelajaran tidak terlepas dari interaksi edukatif untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Seorang guru dituntut untuk membimbing siswa untuk membantu dan memacu perkembangan dalam mencapai hasil belajar. Seorang guru harus dapat memilih dan menentukan cara atau metode yang dilaksanakan dalam lingkungan pendidikan formal, dan instruksional yang akan di capai pada materi yang akan diajarkan. Permainan bolabasket mempunyai peranan yang sangat banyak pengaruh pada sikap dan respek yang baik, menyenangkan, menggairahkan, dan memberi pesona. Banyak keuntungan yang diperoleh dalam basket seperti konsentrasi, keteguhan hati, dan keyakinan hati akan menjadi modal besar yang dapat membantu dalam bermain. Keberhasilan suatu gerakan lay up dipengaruhi oleh tingkat kelompok belajar pendidikan jasmani salah satunya didapat melalui proses pembelajaran dengan berbagai perangkat di dalamnya. Salah satunya perangkat pembelajaran, didalamnya terdapat metode atau bentuk-bentuk untuk meningkatkan kemampuan fisik tubuh. Artinya, beberapa macam komponen fisik dapat mendukung keberhasilan dalam penampilan keterampilan teknik pada cabang olahraga. Oleh sebab itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengajaran metode progresif, dan metode bagian berulang, terhadap keterampilan

tembakan lay-up dalam permainan bolabasket pada siswa putri kelas 1 SMAN 1 Tambelang,tahun pelajaran 2011/2012, serta untuk mengetahui manakah yang lebih baik dari metode bagian progresif dan bagian berulang terhadap keterampilan tembakan lay-up dalam permainan bolabasket pada siswa putri kelas 1 SMAN 1 Tambelang,tahun pelajaran 2011/2012. Permainan Bolabasket Permainan bolabasket adalah suatu olahraga bolabesar dengan 5 pemain pada masing-masing tim yang bertujuan mencetak angka ke keranjang lawan serta mencegah lawan melakukan hal serupa. Apabila teknik-teknik dasar tersebut telah dikuasai dengan baik maka pemain tersebut sudah dapat bermain dengan baik. Selanjutnya, tinggal memperbanyak latihan ulangan (drill) yang sehingga dapat menjadi gerakan yang otomatis. Salah satu penentu kemanangan dalam pertandingan bolabasket adalah shooting. Untuk meningkatkan prestasi ini adalah menjadi tugas guru maupun pelatih bolabasket. Berikut ini teknik menembak (shooting) menurut Imam Sadikun (1992: 59 ) antara lain: (1) tembakan dengan dua tangan di dada, (2) tembakan dengan dua tangan diatas kepala, (3) tembakan dengan satu tangan, (4) tembakan lay-up, (5) tembakan didahului dengan menggiring bola dan langsung mengadakan tembakan lay-up, (6) tembakan loncat dengan dua tangan, (7) tembakan kaitan, dan (8) tembakan lain gaya. Lay-up Shoot Tembakan Lay-up oleh Imam Sadikun (1992:64) Mengatakan bahwa jenis tembakan yang efektif yaitu tembakan yang dilakukan sedekatdekatnya dengan basket. Lebih lanjut Imam Sadikun (1992: 65) menyatakan bahwa teknik tembakan lay-up ini ada dua cara yaitu: 1. Melalui operan kawan Cara ini dilakukan melalui operan kawan secara tepat (bola setinggi dada), siswa berusaha menjemput bola sambil melompat, dan pada saat melayang inilah hendaknya penangkapan bola dilakukan.setelah itu menumpu kaki yang lain untuk melompat sambil membawa bola untuk ditembakan. 2. Menggiring bola Cara ini dengan menggiring bola sendiri ke basket, setelah dekat ke basket kemudian melakukan tembakan lay-up tergantung pada perkiraan dan keterampilan masing masing. Penangkapan bola dilakukan dari pantulan bola dari lantai sambil

melayang (melompat), melangkah, melompat untuk menembak persis seperti lay-up yang diperoleh dari teman. Bedanya hanyalah pada saat menerima bola yaitu dari teman dan dari diri sendiri disaat menggiring. Ditinjau dari segi gerakannya, tembakan lay-up ini lebih kompleks dibandingkan tembakan melompat. Gerakan tembakan lay-up terdiri dari lompat, langkah, lompat, serta menembak. Atau bisa berawal dari menggiring bola, menangkap bola sambil melompat, serta menembak.tembakan sambil melompat. Dalam melakukan tembakan lay-up ini, oleh Imam Sadikun (1992:64) menyatakan ada tiga hal yang perlu diperhatikan antara lain: (1) saat menerima bola: pada saat melayang,dimana saat menerima bola disini dilakukan dengan penangkapan bola daripantulan bola yag digiring, (2) saat melangkah: langkah yang pertama harus lebar (jauh) untuk memelihara keseimbangan,langkah yang kedua pendek untuk memperoleh awalan tolakan yang kuat agar dapat melompat setinggi tingginya, dan (3) saat melepaskan bola untuk tembakan, bola harus dilecutkan dengan kekuatan lecutan ujung ujung jari dan sebaliknya memantul dipapan pantul disekitar garis tegak sebelah kanan pada petak kecil diatas basket, bila lay-up dilakukan dari sebelah kanan dan sebelah kiri pada petak kecil diatas basket. Metode Mengajar Keterampilan Pengertian belajar gerak tidak terlepas dari pengertian belajar pada umumnya. Belajar gerak merupakan sebagian dari belajar, pada prinsipnya ini menekankan pada aktifitas gerak tubuh.menurut Sugiyanto dan Sudjarwo (1992: 234) Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui respon-respon muscular yang diekspresikan dalam gerak tubuh atau bagian tubuh. Sedangkan tujuan belajar gerak menurut Sugiyanto (1996: 43) dalah untuk menguasai beberapa keterampilan gerak dan mengembangkannya dengan keterampilan gerak yang dikuasai biasa dilakukan dengan menyelesaikan tugastugas untuk mencapai sasaran tertentu. Dalam usaha menguasai keterampilan gerak yang dipelajari diperlukan suatu proses belajar gerak menurut Sugiyanto (1996:43) Yang dominan keterlibatannya dalam proses belajar gerak adalah aspek fisik dan psikomotor. Lebih lanjut Sugiyanto mengemukakan dominan disini dimaksudkan untuk menggambarkan bahwa ada keterlibatan yang lebih intensif dari salah satu aspek pungsi dalam diri pelajar,sementara aspek

pungsi yang lain juga terlibat namun dengan intensitas yang lebih rendah. Namun demikian aspek yang lain yaitu aspek kognitif dan afektif juga terlibat dalam proses belajar gerak. Menurut Rusli Lutan (1998: 102) Meskipun tekanan belajar motorik ialah penguasaan keterampilan tidaklah berarti aspek lain, seperti peranan dominan kognitif diabaikan. Akan tetapi pada kenyataannya keterlibatan aspek tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan dengan aspek psikomotor. Berdasarkan pengertian belajar motorik tersebut menuntujukan bahwa agar terampil melakukan tembakan bebas dalam bolabasket,maka siswa ditutntut untuk belajar secara baik dan teratur serta dilakukan berulang ulang. Melalui belajar yang teratur akan diperoleh motorik yang baik dan terus dikembangkan menjadi suatu keterampilan dalam penampilan yang efektif dan efisien untuk memperoleh kecakapan dalam keterampilan termasuk dalam melakukan gerakan tembakan bolabasket. Menurut Sarwoto (1993:21) secara garis besar yang dapat dipengaruhi proses belajar gerak dapat dikelompokan yaitu: (1) faktor internal, (2) faktor eksternal, (3) faktor psikologis. Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri siswa. Faktor psikologis yang mempengaruhi proses belajar siswa. Sedangkan menurut Sugiyanto (2000: 112) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain sebagai berikut: (1) faktor pelajar, kemampuan atau kondisi yang ada pada diri pelajar yang merupakan potensi untuk berprestasi meliputi beberapa hal, dan perlu diperhatikan dalam belajar gerak antara lain perhatian, persepsi, motivasi, emosi, kepribadian (personality), dan karakteristik fisik, dan (2) faktor guru, guru mempunyai peranan penting dalam proses belajar gerak. Oleh sebab itu, yang harus dilakukan oleh guru dalam proses belajar gerak antara lain menentukan tujuan pengajaran, menentukan materi pengajaran, menentukan strategis belajar mengajar, menyiapkan sarana pengajaran, dan menyiapkan alat evaluasi. Mengenai pentingnya metode mengajar, Supandi (1992: 41) mengatakan: Kegiatan yang paling strategis di dalam proses belajar adalah pemilihan dan penetapan metode pembelajaran sebelum proses tersebut dilaksanakan. Lebih lanjut dikatakan pula bahwa apabila ditinjau dari fungsinya, metode mengajar mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan berhasil tidaknya pengajaran pendidikan jasmani oleh

karena itu menentukan suatu metode pengajaran didasarkan prinsip-prinsip yang mendasarinya. Prinsip-prinsip yang mendasari metode-metode proses belajar dapat bersumber pada pihak siswa dan bahan pelajaran dalam proses belajar mengajar. Untuk memilih metode mengajar yang baik adalah sulit, namun yang terpenting bahwa metode yang dipakai dapat mencapai tujuan yang diinginkan, efektif dan efisien. Seperti yang dikemukan oleh Subroto (2001: 19) bahwa metode dikatakan baik apabila mencapai tujuan yang diinginkan secara efektif dan efisien. Demikian pula dalam mengajar pendidikan jasmani untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan, maka perlu penerapan metode mengajar yang tepat, efektif, dan juga efisien. Mengajar tembakan lay-up di dalam permainan bolabasket juga diperlukan penggunaan metode mengajar yang tepat. Hal ini supaya dalam menyampaikan materi kepada siswa mudah diterima dan dikuasai oleh siswa. Salah satu metode mengajar adalah metode bagian. Metode bagian menurut Geoch dalam Sukintaka (1982: 20) metode bagian dibagi menjadi tiga yaitu: 1. Metode bagian murni Metode bagian ini setiap unsur dipelajari sendiri sendiri secara khusus,misalnya unsur pertama yang dipelajari dulu sampai dikuasai, kemudian unsur kedua dipelajari sampai dapat dikuasai pula, kemudian baru dapat bermain yang sesungguhnya. 2. Metode bagian progresif Cara mengajar dengan metode ini adalah unsur kesatu dan kedua di pelajari secara terpisah, kemudian setelah dikuasai baru disatukan. Selanjutnya, unsur ketiga juga dipelajari secara terpisah pula, setelah dikuasai digabungkan dengan unsur 1, 2,dan 3, demikian seterusnya sehingga semua unsur dapat dikuasai, setelah itu barulah bermain yang sesungguhnya. 3. Metode bagian berulang Untuk metode ini pertama kali diajarkan unsur yang kesatu, setelah unsur kesatu dikuasai berikutnya diajarkan unsur kesatu dan kedua secara bersamaan. Selanjutnya, diajarkan unsur kesatu, kedua, dan ketiga secara besamaan pula dan seterusnya. Demikian seterusnya apabila unsur telah dapat dikuasai baru bermain yang sesungguhnya. Metode mengajar tembakan lay-up dengan menggunakan metode progresif

Cara mengajar dengan metode ini adalah sebagai berikut: 1. Mula - mula diajarkan men-dribbel bola, sampai dapat dikuasai oleh siswa. 2. Setelah itu diajarkan cara menangkap bola sampai dapat dikuasai oleh siswa. 3. Kemudian diajarkan cara men-dribbel bola dilanjutkan menangkap bola sampai dikuasai oleh siswa. 4. Kemudian diajarkan irama langkah atau gerakan melangkah dan melompat sampai dikuasai oleh siswa. 5. Setelah itu diajarkan men-dribbel bola, menangkap bola, irama langkah, dan melompat. 6. Kemudian diajarkan menembak ke dalam basket (keranjang atau ring). 7. Setelah semua diajarkan dan benarbenar sudah dikuasai dengan baik, maka baru disatukan dari awal yaitu gerakan men-dribbel bola, menangkapnya dan gerakan melangkah, melompat, serta menembak atau memasukan ke dalam basket (keranjang atau ring). Demikian seterusnya sehingga menjadi kesatuan gerakan tembakan lay-up dalam permainan bolabasket. Kelebihan dari metode ini adalah siswa dapat memahami gerakan layup shoot satu per satu, kesalahan teknik dapat diketahui sejak dini, sedangkan kelemahannya adalah banyaknya waktu yang terbuang untuk merangkaikan gerakan lay-up shoot satu per satu. Metode mengajar tembakan lay-up dengan menggunakan metode bagian berulang. Pelaksanaan pengajaran dan unsur-unsur tembakan lay-up menurut metode bagian berulang adalah sebagai berikut: 1. Mula mula diajarkan men-dribbel bola sampai dapat dikuasai oleh siswa. 2. Kemudian diajarkan men-dribbel bola dirangkaikan dengan menangkap bola sampai dapat dikuasai oleh siswa. 3. Setelah itu diajarkan men-dribbel bola, menangkap bola, serta melangkah dua kali, dan melompat sampai dapat dikuasai oleh siswa. 3. Kemudian diajarkan men-dribbel bola, menangkap bola, melangkah dan menangkap serta menembakan bola, atau memasukan bola ke dalam basket (keranjang). 4. Demikian seterusnya pengajaran layup diberkian pada siswa secara berulang ulang dari unsur pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya secara bertahap, sehingga menjadi satu kesatuan gerakan lay-up secara utuh. METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan rancangan matching subjek by design yang biasa disebut dengan pola M-S. Pembagian menjadi dua klompok tersebut berdasarkan prestasi individu pada tes awal tembakan lay-up shoot bolabasket, untuk menyeimbangkan kelompok dalam penelitian ini digunakan cara subjek matching ordinal pairing yaitu anak coba yang memiliki kemampuan tembakan lay-up shoot bolabasket yang seimbang dipasangkan kemudian setiap pasangan pada kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2. Secara lebih jelas dapat dilihat sebagai berikut: Kelompok 1 Kelompok 2 1 2 4 3 5 6 Dst 7 Gambar 1. Pembagian kelompok secara matching ordinal pairing Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa putri kelas X SMAN 1 Tambelang tahun pelajaran 2011-2012 yang berjumlah 115 siswi.teknik pengambilan sampel menggunakan proposional random sampling, yaitu pengambilan sampel secara acak menurut porsinya. Pengambilan sampel dengan cara proposional random sampling untuk masing-masing kelas secara rinci adalah sebagai berikut: Kelas X.1 = 18 x 35% = 6,3 = 6 Kelas X.2 = 19 x 35% = 6,6 = 7 Kelas X.3 = 20 x 35% = 7 = 7 Kelas X.4= 20 x 35% = 7 = 7 Kelas X.5 = 20 x 35% = 7= 7 Kelas X.6 = 18 x 35% = 6,3 = 6 Jadi, semua sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 40 siswa putri. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan pengukuran yakni menggunakan tes keterampilan lay-up shoot bolabasket dari Imam Sodikun (1992: 15) yang bertujuan untuk mengukur keterampilan dan ketepatan lay-up shoot bolabasket. Uji realibilitas data dalam penelitian ini menggunakan kofisien reabilitas belah dua. Kemudian hasil perhitungan korelasi dimasukan dalam rumus spearman brown. Selanjutnya, untuk menguji normalitas data digunakan uji lillefors, dan untuk uji perbedaan digunakan rumus t- test. HASIL Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan hasil dari tes dan pengukuran pada tes awal dan akhir lay-up shoot pada siswa putri kelas 1 SMAN 1 Tambelang tahun pelajaran 2011 / 2012. Hasil uji realibilitas adalah 0.68522 artinya dalam kategori cukup. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode liliefors.

Adapun hasil uji normalitas yang dilakukan pada hasil tes lay-up shoot bolabasket pada siswa putri kelas 1 SMAN 1 Tambelang tahun pelajaran 2011/2012.dirangkum pada tabel 4 sebagai berikut: Tabel 1. Hasil Uji Normalitas Data Kelompok 1 (metode mengajar bagian berulang), dan Kelompok 2 (metode mengajar bagian progresif) Kel N M SD L hitung L t 5% Kel 1 20 2.50 1.5652 0.1375 0.190 Kel 2 20 2.40 1.2806 0.1832 0.190 Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada kelompok 1 diperoleh nilai L hitung = 0.1375, di mana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf signifikan 5% yaitu 0.190, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada kelompok 1 termasuk berdistribusi normal sedangkan pada kelompok 2 diperoleh nilai L hitung = 0.1832,yang ternyata lebih kecil dari angka batas penolakan hipotesis nol pada taraf signifikan 5% yaitu 0.190, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada kelompok 2 termasuk distribusi normal. Hasil uji homogenitas data tes layup shoot pada siswa putri kelas 1 SMAN 1 Tambelang tahun pelajaran 2010/2012, dirangkum pada tabel 2 sebagai berikut: Tabel 2. Rangkuman hasil uji homogenitas data Kelompok N SD 2 F hitung F t 5% Kelompok 1 20 2.15 0.7628 2.165 Kelompok 2 20 1.64 0.7628 2.165 Dari hasil uji homogenitas yang dilakukan,diperoleh nilai F hitung = 0.7628, sedangkan dengan db = 19 lawan 19, angka F tabel 5% = 2.165 yang ternyata bahwa nilai F hitung = 0.7628 lebih kecil dari F tabel 5% = 2.165 karena F hitung lebih kecil dari F tabel,maka hiotesis nol diterima.dengan demikian dapat disimpulkan kelompok 1 dan kelompok 2 memiliki varians yang homogen. Selanjutnya, di cari uji perbedaan antara kelompok 1 dan kelompok 2 yang dilakukan sebelum diberi perlakuan adalah sebagai berikut : Tabel 3. Rangkuman hasil uji perbedaan tes awal pada kelompok 1 dan kelompok 2 Kelompok N M Md T hitung T tabel 5% Kel 1 20 2.50-0.1-1.0000 1.729 Kel 2 20 2.40-0.1-1.0000 1.729 Dari uji yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa nilai t yang diperoleh sebesar T hitung = -1.0000,sedangkan dengan db = N-1 = 20-1 = 19 dan taraf signifikan 5% nilai t dalam tabel = 1.729, ternyata nilai t yang diperoleh lebih kecil dari t tabel 5% dengan demikian hipotesis nol dapat diterima, yang berarti bahwa sebelum diberi perlakuan tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok 1 dengan kelompok 2.

Selanjutnya, setelah diberi perlakuan, yaitu kelompok 1 diberi perlakuan beupa metode mengajar bagian berulang dan kelompok 2 diberi perlakuan metode mengajar bagian progresif, kemudian dilakukan uji perbedaan. Uji perbedaan yang dilakukan dalam penelitian ini hasilnya adalah sebagai berikut : Tabel 4. Rangkuman uji perbedaan hasil tes awal dan tes akhir pada kelompok 1 Tes N M Md T hitung T tabel 5% Awal 20 2.50 0.90 2.5376 1.729 Akhir 20 3.40 0.90 2.5376 1.729 Dari uji yang diperlakukan dapat diperoleh nilai t sebesar 2.5376 yang ternyata nilai tesebut lebih besar dari nilai t tabel 5% yaitu 1.729 dengan demikian hipotesis nol ditolak, yang berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara tes awal dan tes akhir pada kelompok 1, berarti bahwa setelah mendapat perlakuan kelompok 1 memiliki peningkatan kemampuan,keterampilan tembakan lay-up shoot bola basketyang signifikan Tabel 5. Rangkuman hasil uji perbedaan tes awal dan tes akhir pada kelompok 2. Tes N M Md T hitung T tabel 5% Awal 20 2.40 0.5 2.1269 1.729 Akhir 20 2.90 0.5 2.1269 1.729 Dari uji t yang dilakukan antara hasil tes awal dan tes akhir pada kelompok 2 diperoleh nilai sebesar 2.1269,yang ternyata nilai tersebut lebih besar dari nilai t tabel 5% yaitu 1.729.dengan demikian hipotesis nol ditolak,yang berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara tes awal dan tes akhir pada kelompok 2.berarti bahwa setelah mendapat perlakuan kelompok 2 memiliki peningkatan keterampilan tembakan layup shoot bola basket yang signifikan. Selanjutnya, hasil uji perbedaan tes akhir antara kelompok 1 dan kelompok 2 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 6. Rangkuman hasil uji perbedaan tes akhir antara kelompok 1 dan kelompok 2 Tes N M Md T hitung T tabel 5% Awal 20 2.40 0.5 1.9494 1.729 Akhir 20 2.90 0.5 1.9494 1.729 Dari uji t yang dilakukan dapat diperoleh nilai t sebesar t hitung sebesar 1.9494, yang ternyata nilai tersebut lebih besar dari nilai t tabel 5%,yaitu 1.729 dengan demikian hipotesis no ditolak, yang berarti bahwa setelah diberi perlakuan terdapat perbedaan yang signifikan antara tes akhir pada kelompok 1 dan kelompok 2. Untuk mengetahui kelompok mana yang memiliki persentase peningkatan yang lebih baik diadakan penghitungan perbedaan persentase peningkatan terhadap tiap-tiap kelompok. Adapun nilai perbedaan peningkatan keterampilan tembakan lay-up shoot bola basket dalam persen pada kelompok 1 dan

kelompok 2 dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini. Tabel 7. Rangkuman hasil perbedaan keterampilan tembakan lay-up shoot pada kelompok 1 dan kelompok 2 Kel N M pretes M posttes M different Persentase Kel 1 20 2.50 3.40 0.90 36% Kel 2 20 2.40 2.90 0.50 20.83% Dari hasil tes diatas dapat diketahui bahwa kelompok 1 memiliki peningkatan keterampilan tembakan lay-up shoot bola basket sebesar 36%, sedangan kelompok 2 memiliki peningkatan keterampilan tembakan lay-up shoot bola basket sebesar 20.83 %.dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok 1 memiliki peningkatan keterampilan tembakan lay-up shoot bola basket yang lebih besar dari pada kelompok 1. PEMBAHASAN Dari hasil penghitungan uji perbedaan yang dilakukan antara tes awal pada kelompok 1 dan kelompok 2 di peroleh t hitung sebesar 1,0000, sedangkan nilai t tabel = 1,729.ternyata nilai yang diperoleh lebih kecil dari nilai t tabel,yang berarti hipotesis nol diterima.dengan demikian kelompok 1 dan kelompok 2 sebelum diberi perlakukan dalam keadaan seimbang, yang berarti apabila setelah diberi perlakuan terdapat perbedaan hal itu karena adanya perbedaa perlakuan yang diberi selama penelitian. Dari uji perbedaan yang dilakukan terhadap hasil tes awal dan tes akhir pada kelompok 1 diperoleh nilai t sebesar 2,5376. Ternyata nilai t hitung tersebut lebih besar dari t tabel 5% = 1.729.yang berarti hipotesis nol ditolak.dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok 1 memiliki peningkatan kemampuan lay-up yang signifikan.yang berarti bahwa latihan tembakan lay-up dengan metode bagian berulang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan lay-up. Dari uji perbedaan yang dilakukan terdapat hasil tes awal dan tes akhir pada kelompok 1 dan 2 diperoleh nilai t sebesar 2,1269.ternyata nilai t hitung tersebut lebih besar dari t tabel 5% = 1.729,yang berarti hipotesis nol ditolak.dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok 2 memiliki peningkatan kemampuan lay-up yang signifikan.yang berarti bahwa latihan tembakan lay-up dengan metode bagian progresif memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan lay-up.

Dari uji perbedaan yang dilakukan terhadap hasil tes akhir pada kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh nilai t sebesar 1.9494 sedangkan nilai t tabel 5% = 1.729. Ternyata nilai t yang diperoleh lebih besar dari t tabel,yang berarti hipotesa ditolak.dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tes akhir pada kelompok 1 dan kelompok 2 perbedaan bentuk latihan yang diberi perlakuan berpengaruh terhadap hasil tembakan atau keterampilan lay-up sampel.dalam penelitian ini bentuk latihan yang diberikan pada kelompok 1 adalah latihan tembakan dengan metode bagian berulang dan kelompok 2 adalah latihan tembakan dengan metode bagian progresif. Dari hasil uji penghitungan terdapat peningkatan kemampuan lay-up setelah berulang memiliki prosentase yang lebih tinggi = 36,00%,dari pada dilakukan penelitian ternyata kelompok 1 dengan metode bagian berulang, kelompok 2 dengan metode bagian progresif yaitu sebesar 20,83 %.dengan demikian metode bagian berulang memilki pengaruh yang lebih baik dari pada metode bagian progresif terhadap keterampilan kemampuan lay-up pada siswa putri kelas 1 SMA Negeri 1 Tambelang Kabupaten Bekasi. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan, ternyata hipotesis yang diajukan dapat diterima,dengan demikian dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode mengajar bagian berulang dan bagian progresif terhadap keterampilan tembakan layup shoot bola basket pada siswa putri kelas 1 SMAN 1 Tambelang, yaitu t hitung = 1.9494 lebih bsar dari t tabel 5% = 1.729. 2. Metode mengajar bagian berulang memiliki pengaruh yang lebih baik dari pada metode mengajar bagian progresif terhadap keterampilan tembakan lay-up shoot bola basket pada siswa putri kelas 1 SMAN 1 Tambelang.peningkatan keterampilan tembakan lay-up shoot pada kelompok 1 adalah 36 % lebih besar dari keterampilan tembakan lay-up shoot bola basket pada kelompok 2,yaitu 20.83 %.Dengan demikian terdapat perbedaan antara hipotesis dan hasil akhir. Hal ini dipengaruhi oleh perlakuan yang diberikan pada masing - masing kelompok. Berdasarkan simpulan di atas, maka pengajar hendaknya menerapkan metode mengajar bagian berulang untuk meningkatkan keterampilan tembakan

lay up shoot dalam permainan bola basket, selain itu dalam upaya menigkatkan keterampilan tembakan lay up shoot, perlu diberikan metode mengajar yang dapat membentuk pola gerak didalam meningkatkan keterampilan tembakan lay up shoot bolabasket, diantaranya yaitu diberikan metode mengajar bagian berulang. 1) 2) Suparman Sade adalah dosen penjaskesrek, FKIP, Universitas Islam 45 Bekasi. Sarpa adalah mahasiswa penjaskesrek, FKIP, Universitas Islam 45 Bekasi. DAFTAR PUSTAKA Imam Sadikun. (1992). Olahraga pilihan bola basket. Surakarta: FKIP UNS. Rusli Lutan. (1988). Belajar keterampilan motorik pengantar teori dan metode. Jakart : Depdikbud Dirjendikti. Subroto. (2000). Asas asas pengetahuan umum olahraga. Jakarta: Depdikbud. Sugiyanto dan Sudjarwo. (1992). Perkembangan dan belajar gerak. Jakarta: Depdikbud proyek penetaran Guru SD setara D II bagian proyek penataran guru Pendidikan jasmani SD setara D-II. Sugiyanto. (1996). Belajar gerak. Surakarta: UNS Press Sukintaka. (1982). Permainan dan metodik. Jakarta: Percetakan Negara RI Supandi. (1992). Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud.