BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan menuju era industrialisasi haruslah didukung dengan mutu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 HUBUNGAN WAKTU KERJA TERHADAP HASIL KERJA PADA PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI PRAKTIK KEJURUAN BIDANG PEMESINAN BUBUT DI SMK TARUNA MANDIRI CIMAHI

BAB 1 PENDAHULUAN. pembentukan sumber daya manusia, yang ditekankan pada aspek jasmani dan

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan di Indonesia. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilham Fahmi, 2014

PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA SMK DALAM PRAKTIK BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT

BAB I PENDAHULUAN. Studi Komparasi Hasil Pembelajaran Oleh Guru dengan Hasil Pembelajaran Simulator CNC oleh Peneliti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suci Rahmadika, 2014

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan dan kebutuhan zaman yang bergerak relatif cepat. sumber daya manusia dengan perkembangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan merupakan salah satu harapan bagi suatu bangsa agar

LEMBAR PENILAIAN PRAKTIK KEJURUAN

PENGARUH JOB SHEET TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PEMBUBUTAN DI SMK NASIONAL BERBAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kriteria Penilaian Ujian Praktik Kejuruan Bidang Pemesinan Waktu Indikator Skor

KONTRIBUSI HASIL UJIAN TEORI TERHADAP HASIL UJIAN PRAKTIK PADA UJI KOMPETENSI KEAHLIAN SISWA SMK

MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT KOMPLEKS Ulir, Tirus, Eksentrik dan Benda Panjang

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan sikap (attitude), pengetahuan (knowledge), dan keterampilan kerja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pemerataan pendidikan merupakan salah satu sasaran pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Gambar 1.1 Tahap-tahap menentukan identitas suaian

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan, mengembangkan kemampuan profesional dalam dunia pendidikan.

PENGGUNAAN ALAT PENDUKUNG PRAKTIK PADA KOMPETENSI MENGUNAKAN MESIN BUBUT KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. Bidang pendidikan yang diselenggarakan pemerintah salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi diiringi dengan produk yang dihasilkannya

HUBUNGAN WAKTU KERJA TERHADAP HASIL KERJA PADA PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI PRAKTIK KEJURUAN BIDANG PEMESINAN BUBUT

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN MEMPERGUNAKAN MESIN BUBUT (KOMPLEK)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

ANALISIS HASIL KERJA PADA UJI KOMPETENSI PRAKTIK KEJURUAN TEKNIK PEMESINAN SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang terorganisir, berencana dan

SOAL LATIHAN 6 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

KONTRIBUSI HASIL UJI KOMPETENSI TEORI KEJURUAN TERHADAP HASIL UJI KOMPETENSI PRAKTIK KEJURUAN BIDANG KOMPETENSI TEKNIK PEMESINAN PESAWAT UDARA DI SMK

HUBUNGAN WAKTU KERJA TERHADAP HASIL KERJA PADA PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI BIDANG PEMESINAN BUBUT DI SMK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. 3 Selesai tidak tepat waktu dengan hasil baik dan benar. 2 Selesai tidak tepat waktu dengan kurang baik dan 1

ANALISIS WAKTU PEMESINAN PADA UJI KOMPETENSI PRAKTIK KEJURUAN TEKNIK PEMESINAN DI SMK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Soekarno Hatta (Riung Bandung) Bandung Fokus utama penelitian ini

MATA PELAJARAN : TEKNIK PEMESINAN JENJANG PENDIDIKAN : SMK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ridwan Nopandi,2014

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di zaman era

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN 2012

KONTRIBUSI KOMPETENSI MEMBACA GAMBAR TEKNIK TERHADAP KOMPETENSI TEKNIK PEMESINAN BUBUT SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan nasional di bidang pendidikan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

HUBUNGAN ANTARA WAKTU PEMOTONGAN DENGAN WAKTU PEMESINAN BUBUT PADA UJI KOMPETENSI PRAKTIK KEJURUAN BIDANG PEMESINAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KISI UJI KOMPETENSI 2014 PROGRAM STUDI KEAHLIAN

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, perkembangan sumber daya. pengetahuan maupun penguasaan tinggi sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gunawan Wibiksana, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK KERJA BENGKEL DI SMKN 4 BANDUNG

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN TEKNIK PEMESINAN

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia pada saat ini telah, sedang dan akan memasuki era perdagangan

KONTRIBUSI HASIL UJI KOMPETENSI TEORI KEJURUAN TERHADAP HASIL UJI KOMPETENSI PRAKTIK KEJURUAN TEKNIK GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu

DESKRIPSI PEMELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang sangat penting

PENERAPAN MODUL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA PADA PEMBELAJARAN CAD DAN PEMESINAN CNC DI SMK

PENGGUNAAN WORK PREPARATION DAN HAND OUT DALAM UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI PEMESINAN BUBUT PADA MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FT UNY

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran tidak terlepas dari adanya alat-alat bantu atau benda yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dan pelatihan dengan tujuan untuk mendapatkan bekal dasar

MODUL PEMBELAJARAN BIDANG KEAHLIAN : TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN : TEKNIK MESIN PERKAKAS PROGRAM DIKLAT : PEKERJAAN PERMESINAN TINGKAT : II ( DUA )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET PROSES PEMESINAN KOMPLEKS

BAB V Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB li TEORI DASAR. 2.1 Konsep Dasar Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berperan dalam menghasilkan warga Negara yang

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Mesin bubut (Turning machine) adalah suatu jenis mesin perkakas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Guru dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam upaya meningkatkan kualitas

Susilo. Guru Sekolah Menengah Kejuruan Wiworotomo Purwokerto ABSTRACT

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. pembelajaran, yaitu modul Membaca Gambar Teknik. Jumlah halaman

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk menjamin. pelaksanaan pembangunan serta dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Untuk menentukan perkembangan individu baik dari segi kognitif, afektif,

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

Pengembangan Model Praktikum Pemesinan untuk Meningkatkan Relevansi Hasil Pembelajaran di Program Diploma Teknik Mesin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hendri Risfandi, 2014

LAMPIARN 1.4 TEST UJI COBA INSTRUMEN. Mata Pelajaran Tingkat/Semester : XI/ Hari / Tanggal :... Waktu. : 60 menit Sifat Ujian

PEDAGOGIS Mengenali karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik. sosial, kultural,

BAB I PENDAHULUAN. hekekatnya untuk membangun suatu Negara dibutuhkan individu individu yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas menuntut pendidikan yang mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB 4 PROSES GURDI (DRILLING)

Materi 5. Mengoperasikan mesin frais CNC untuk membuat benda kerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai jenjang pendidikan yang berada

BAB III METODOLOGI. Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan. Selain itu juga kita dapat menentukan komponen komponen mana yang

BAKU 4 PROSES GURDI (DRILLING) Dr. Dwi Rahdiyanta

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan menuju era industrialisasi haruslah didukung dengan mutu dan kualitas sumber daya manusianya, karena era industrialisasi identik dengan penguasaan teknologi. Dalam hal ini tentunya pengguna dari teknologi itu harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang baik dalam penggunaan teknologi tersebut. Kompetensi yang sering disebut dengan standar kompetensi adalah kemampuan yang secara umum harus dikuasai lulusan. Kompetensi menurut Hall dan Jones (dalam Muslich 2007 :15) adalah "pernyataan yang menggambarkan penampilan suatu kemampuan tertentu secara bulat yang merupakan perpaduan antara pengetahuan dan kemampuan yang dapat diamati dan diukur". Kompetensi (kemampuan) lulusan merupakan modal utama untuk bersaing di tingkat global, karena persaingan yang terjadi adalah pada kemampuan sumber daya manusia. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) disiapkan untuk membentuk angkatan tenaga kerja siap pakai. Untuk itu tentunya bukan hanya keterampilan siswa dalam pekerjaannya menggunakan mesin tetapi juga harus memahami dulu apa saja yang harus diperhatikan jika bekerja dengan mesin tersebut. Dunia kerja atau dalam hal ini adalah industry manufacture, pengetahuan penggunaan mesin dalam praktek haruslah diterapkan, karena efeknya adalah waktu pengerjaan atau waktu produksi menjadi lebih lambat dan lebih buruknya menyangkut kepada keselamatan kerja dari operator, mesin, alat potong, benda 1

2 kerja. Dalam praktek pemesinan nilai akhirnya adalah produk yang dihasilkan,. Jika produk tersebut diluar toleransi atau bahkan rusak dan keluar dari batas waktu yang ditentukan maka produk tersebut gagal atau reject. Agar siswa atau lulusan SMK lebih dapat bersaing di dunia industri dan dapat terpakai di dunia kerja tentunya harus memiliki kompetensi yang dibutuhkan oleh industri tersebut, oleh karena itu jobsheet dalam praktek pemesinan haruslah dapat mencakup semua kompetensi yang dibutuhkan di industri yang sudah terumuskan dalam kurikulum, jobsheet yang digunakan dalam praktek pemesinan di SMK 6 Bandung belum memenuhi standar jobsheet yang ada, seperti yang diugkapkan pada pedoman pemilihan bahan ajar BPTP yaitu sebuah bahan ajar paling tidak mencakup antara lain, Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru), Kompetensi yang akan dicapai, Informasi pendukung, Latihanlatihan, Petunjuk kerja (dapat berupa Lembar Kerja), Evaluasi. Sumber lain yaitu dari Diklat/Bimtek KTSP DEPDIKNAS (2009:41) Jobsheet pada dasarnya merupakan lembar kegiatan berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas, jenis jobsheet yang dibuat minimumnya haruslah ada point-point seperti dibawah ini : a) Judul, nama kompetensi/sub kompetensi b) Peralatan, alat/mesin yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pembelajaran kompetensi tsb c) Bahan, bahan-bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pembelajaran kompetensi tsb

3 d) Arah (direction), mengapa kompetensi/sub kompetensi itu diajarkan, tonjolkan keefektifan job sheet ini. Proses pemesinan di dalam jobsheet praktek pemesinan yang digunakan oleh siswa SMK Negeri 6 Bandung belum memenuhi sesuai dengan tuntutan kurikulum, pada standar kompetensi melakukan pekerjaan dengan mesin bubut terdapat kompetensi dasar yang belum tercantum dalam jobsheet pemesinan yang dipraktekan pada praktek pemesinan daintaranya menggunakan semua alat bantu yang ada pada mesin bubut, seperti cekam rahang tiga, cekam rahang empat, senter, pelat pembawa, penyangga, eretan melintang dan kepala lepas, Proses memperbesar lubang, membor, mereamer, membuat ulir tunggal, memotong dilakukan sesuai dengan spesifikasi benda kerja. Kurangnya jenis proses pemesinan yang dipraktekan maka akan mengurangi pula kemampuan siswa dalam penguasaan kompetensi bubut sesuai dengan kebutuhan kurikulum dan yang terpenting adalah kebutuhan industri, jobsheet yang digunakan oleh guru untuk proses pembubutan terdapat 3 proses yaitu bubut muka, bubut bertingkat dan bubut ulir segitiga. Sedikitnya jenis proses pembubutan pada jobsheet pemesinan yang dipraktekan berimbas pada uji kompetensi yang diselenggarakan oleh SMK Negeri 6 Bandung, jumlah siswa yang mengikuti uji kompetensi 116 siswa, untuk mesin bubut hanya 11 siswa atau 7,76% yang dinyatakan lulus uji kompetensi. Hasil penelitian menunjukan kegiatan praktek selama ini kurang terintegrasi. Diantara indikatornya adalah kurangnya jenis operasi mesin yang dilatihkan

4 sehingga disinyalir menjadi salah satu penyebab rendahnya angka kelulusan peserta diklat dalam uji kompetensi (Julia,2004). Table 1.1 : Data tingkat kelulusan uji kompetensi Jenis Uji kompetensi Jumlah peserta Siswa Lulus Siswa gagal siswa Jumlah Persentase Jumlah Persentase Frais 116 6 4,13% 110 95,87% Bubut 116 11 7,76% 105 92,24% (Julia, 2004) Mengacu pada permasalahan di atas, maka diperlukan usaha untuk meningkatkan efektivitas dan efesiensi pelaksanaan program praktek pemesinanan yang dilakukan melalui peningkatan relevansi program dengan kebutuhan masyarakat. Diantara usaha tersebut adalah dengan mensinergikan upaya peningkatan pencapaian kompetensi peserta didik dalam bidang pemesinan dengan peningkatan jenis proses yang dipraktekan dan kualitas fungsional produk pemesinan yang dihasilkan melalui program praktek pemesinan tersebut. Dengan demikian diperlukan jobsheet pemesinan yang berorientasi pada usaha untuk mendukung pencapaian kompetensi peserta didik, dapat dikerjakan dengan sarana dan prasarana yang tersedia, dan mempunyai kualitas fungsional yang tinggi sehingga mempunyai peluang untuk menghasilkan nilai tambah. Berdasarkan indikator dan paparan diatas maka diperlukan jobsheet pemesinan yang pada satu jobsheet memiliki banyak jenis proses dan memiliki nilai fungsional dalam pelaksanaan program praktek pemesinan untuk dapat meningkatkan kompetensi siswa SMK, maka penulis mengajukan judul Studi

5 Komparasi Kompetensi Siswa SMK Menggunakan Jobsheet Pemesinan Bubut Hasil Pengembangan Dengan Jobsheet Pemesinan Bubut yang Digunakan Guru B. Rumusan Masalah Rumusan masalah merupakan gambaran secara umum tentang ruang lingkup penelitian variabel berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka merumuskan masalah sebagai berikut : seberapa besar perbedaan kompetensi siswa SMK yang menggunakan jobsheet pemesinan bubut hasil pengembangan dengan jobsheet pemesinan hasil guru pada mata diklat membubut kompleks? C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah merupakan ruang lingkup masalah yang akan diteliti. Agar penulisan lebih terarah maka lingkup masalah perlu dibatasi. Adapun hal-hal yang dianalisis pada penelitian ini adalah : 1. Kompetensi dibatasi pada ranah kognitif tingkat aplikasi, psikomotor tingkat respon terbimbing dan afektif tingkat responding pada pekerjaan mesin bubut konvensional. 2. Jobsheet pemesinan yang digunakan guru untuk media belajar praktek pekerjaan mesin bubut konvensional pada produk tracker. 3. Jobsheet yang dikembangkan oleh tim pengembang.

6 D. Tujuan Penelitian Agar penelitian mencapai hasil optimal, terlebih dahulu dirumuskan tujuan penelitian, untuk maksud tersebut penulis merumuskan tujuan penelitian sebagai berikut : 1. Mendapatkan informasi tentang kompetensi siswa SMK yang menggunakan jobsheet pemesinan pekerjaan bubut hasil guru terhadap pencapaian tingkat kompetensi. 2. Mendapatkan informasi tentang kompetensi siswa SMK yang menggunakan jobsheet pemesinan pekerjaan bubut hasil pengembangan terhadap pencapaian tingkat kompetensi. 3. Mendapatkan informasi tentang perbedaan kompetensi antara siswa yang menggunakan jobsheet yang dibuat guru dan siswa yang menggunakan jobsheet hasil pengembangan. E. Manfaat Penelitian Manfaat jobsheet pemesinan yang akan dihasilkan melalui penelitian ini yaitu : 1. Bagi siswa, dapat memperoleh jobsheet pemesinan yang lebih efektif dalam pengerjaan bubut konvensional. 2. Bagi guru yaitu mendapatkan jobsheet pemesinan sebagai alaternatif pilihan untuk praktek pemesinan. 3. Bagi sekolah yaitu dapat mendukung implementasi kurikulum berbasis kompetensi.

7 4. Bagi peneliti yaitu mendapatkan pengalaman dalam penelitian pendidikan, proses uji kompetensi dan penilaiannya yang dapat meningkatkan semangat penelitian dibidang pendidikan yang lainnya. F. Definisi Operasional Untuk menyamakan persepsi mengenai definisi yang digunakan penelitian ini, maka masing-masing definisi perlu dijelaskan sebagai berikut : 1. Komparasi kompetensi adalah membandingkan tingkat kompetensi siswa antara siswa yang menggunakan jobsheet hasil pengembangan dengan jobsheet yang dibuat oleh guru dapat diukur dengan uji kompetensi. 2. Jobsheet hasil pengembangan adalah jobsheet pemesinan bubut yang dikembangkan pada banyaknya jenis proses, memiliki nilai jual, dan memiliki kelengkapan sacara struktural. 3. Jobsheet yang digunakan guru adalah jobsheet pemesinan bubut berupa tracker. Studi komparasi kompetensi siswa SMK yaitu membandingkan tingkat kompetensi siswa antara siswa yang menggunakan jobsheet hasil pengembangan pada banyaknya jenis proses, memiliki nilai jual, dan memiliki kelengkapan secara struktural dengan jobsheet yang digunakan guru berupa tracker. G. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan berperan sebagai pedoman penulisan agar dalam penulisan lebih terarah dan sistematis. Adapun sistematika penilisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

8 BAB I PENDAHULUAN, bab ini mengemukakan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI, bab ini mengemukakan tentang landasan teori yang mendukung terhadap penelitian, anggapan dasar dan hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN, bab ini membahas tentang metode penelitian, variabel dan paradigma penelitian, data dan sumber data penelitian, populasi dan sampel penelitian, instrument penelitian, pengujian instrument penelitian, tahap penelitian dan teknis analisis data. BAB IV PEMBAHASAN, bab ini berisi uraian mengenai pengolahan data secara statistik dari deskripsi data, analisis data pembahasan hasil penelitian. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN, bab ini mengemukakan kesimpulan dan saran penelitian.