III KERANGKA PEMIKIRAN

dokumen-dokumen yang mirip
III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy) yang tidak berhasil adalah pada pendekatan strateginya.

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. kontekstual terhadap situasi yang mirip dalam organisasi lain, di mana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy) Pengertian Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy)

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kusumadmo (2013), kata strategi secara etimologis berasal dari kata Strategos

Ramlan Ruvendi Strategi Samudera Biru

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teh

IV. METODE PENELITIAN

3.3 Populasi dan Sampel Istilah populasi dalam penelitian ini sendiri tidak digunakan karena jenis dalam penelitian ini sendiri adalah penelitian kual

Pertumbuhan yang menakjubkan.

VII. FORMULASI BLUE OCEAN STRATEGY (BOS) PADA PRODUK DAFA YOGHURT

ANALISIS VALUE INNOVATION PADA PT.WIJAYA PANCA SENTOSA FOOD MELALUI STRATEGI BLUE OCEAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen Strategik-Pengetahuan, Strategi berasal dari kata Yunani strategos

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

pilihan produsen - produsen loenpia baru yang berada di Kota Semarang karena kualitas rasa loenpianya memiliki perbedaan tersendiri. 4.2 Gambaran Umum

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. berbeda dari pemasaran berbasis barang. Ada beberapa perbedaan utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. toko yang menjual bakpia di jalan KS.Tubun, Ngampilan dapat menjadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

RUMUSAN DASAR STRATEGI BISNIS PADA USAHA SEPATU DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA DAN ALAT ANALISIS METODE BLUE OCEAN STRATEGY

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

terdefinisikan dan diterima, serta aturan - aturan dalam persaingan sudah diketahui terlebih dahulu. Perusahaan atau pelaku usaha harus mampu untuk me

PENERAPAN BLUE OCEAN STRATEGY (BOS) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEUNGGULAN BERSAING (Studi Pada Waroeng Steak And Shake Cabang Jl. Kawi Bawah 18 Malang)

BAB II KAJIAN LITERATUR

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pertumbuhan industri perbankan nasional secara Compound Annual

ANALISIS INOVASI NILAI STUDI KASUS PADA COKELAT NDALEM. Theresia Harista Kurniastuti E.Kusumadmo, MM., Ph.D.

BAB II LANDASAN TEORI. strategic triangle, pasar oligopoli, serta red ocean strategy dan blue ocean. strategy yang sesuai dengan topik penelitian ini.

PERUMUSAN STRATEGI BERSAING PT. HIGH VOLT TECHNOLOGY BERDASARKAN BLUE OCEAN STRATEGY

IMPLEMENTASI BLUE OCEAN STRATEGY DI INDONESIA. Yustina Chrismardani

DESAIN STRATEGI PENGEMBANGAN UKM DENGAN KOMBINASI METODE BENCHMARKING DAN BLUE OCEAN STRATEGY

Blue Ocean Strategy dan Kano Model dalam Pengembangan Produk Sukses

VII. FORMULASI BLUE OCEAN STRATEGY (BOS) PADA RESTORAN GURIH 7

FORMULASI STRATEGI WARALABA MINUMAN TEH SIAP SAJI YOUR TEA DENGAN PENDEKATAN BLUE OCEAN STRATEGY

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

Kanvas Strategi Blue Ocean Studi Kasus Pabrik Jaya Bakpia Pathuk 25

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan bisnis diantara perusahaan sejenis semakin kompetitif

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. apapun, baik itu skala usaha yang besar, maupun skala usaha yang kecil.

Distinctive Strategic Management

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang memiliki sumber daya yang terkuatlah yang akan bertahan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam memasarkan produknya untuk mencari cara yang baru,

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

DAFTAR ISI. A Latar Belakang Masalah... 1 B Rumusan Masalah... 5 C Tujuan Penelitian... 5 D Kegunaan Penelitian... 5

Nivi Syeron Iroth E. Kusumadmo. Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Yogyakarta Jl. Babarsari No.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif dan semakin sengit. Sudah menjadi tuntutan yang mutlak bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan (%)

V GAMBARAN UMUM USAHA

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

STRATEGI UNTUK PASAR BARU DAN PASAR YANG SEDANG TUMBUH. MINGGU KE TIGA BELAS FE UNIVERSITAS IGM PALEMBANG BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. menginkan proses pembelian barang kebutuhan sehari-hari dengan mudah dan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) pada 2011 atau sekitar Rp169,62

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bisnis detergen di Indonesia, mempunyai pesaing pasar yang begitu

BAB 1 PENDAHULUAN. harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor

LAMPIRAN LAMPIRAN ARAHAN STRATEGI (STRATEGIC INTENTION) Wawancara dilakukan pada pengguna aplikasi (user) yang berhubungan

FORMULASI BLUE OCEAN STRATEGY. PADA PT. GUDANG GARAM Tbk.

PENDAHULUAN. Komunikasi pemasaran saat ini memegang peranan yang penting bagi. pemasar untuk mengkomunikasikan produk dan jasanya kepada konsumen.

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PEMANFAATAN SI/TI DALAM MENDUKUNG STRATEGI COMPETITIVE ADVANTAGE DAN SAMUDRA BIRU STUDI KASUS: P.

BAB 1 Perilaku Konsumen

Wawancara Hubungan Lights- On dan Proyek dengan. Arahan Strategi ( Strategic Intention)

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Pengertian Strategi Menurut David (2013), Strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang.

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS LINGKUNGAN ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN. atau bidang usaha namun juga terjadi lintas sektor. Setiap badan usaha harus

AUDIT ORGANISASI PEMASARAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari pengaruh globalisasi. Perubahan trend pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. (International Coffee Organization) kopi Indonesia mengekspor karung

PERUMUSAN BLUE OCEAN STRATEGY SEBAGAI STRATEGI BERSAING PADA PERUSAHAAN KELUARGA CV. GAMA ABADI

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. KERANGKA PEMIKIRAN

UKDW BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis retail saat ini mengalami persaingan yang sangat ketat, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia membutuhkan rakyat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengaruh perkembangan zaman yang semakin pesat membuat setiap pemilik

BAB I PENDAHULUAN. Dini (PAUD) muncul akibat berbagai perubahan sosial dan ekonomi yang terjadi di

Bab I merupakan bab pendahuluan yang menjelaskan latar belakang, prosentase pendapatan perusahaan, sebagaimana yang ditunjukkan pada hasil

BAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil menengah (UKM) produksi tahu di industri tahu Kota

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada tahun 1991 bapak Kuskatamsa Ribuwana bekerja pada salah satu usaha pembuatan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ekonomi yang semakin cepat menimbulkan pesatnya

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. maupun jasa. Karena situasi yang berubah sangat cepat inilah suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku positif, seperti terjadinya kelekatan emosional terhadap produk dan

BAB I PENDAHULUAN. dari kemiskinan. Pembangunan yang dilakukan oleh bangsa indonesia tidak hanya sebatas dalam

PERUMUSAN ADDED VALUE DALAM KONSEP BISNIS COFFEEIN MELALUI PENDEKATAN BLUE OCEAN STRATEGY

Transkripsi:

III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Penggambaran Situasi Industri Penggambaran situasi industri dilakukan dengan menggunakan alat analisis yaitu kanvas strategi dan kurva nilai. Kanvas strategi akan memetakan faktor-faktor kompetisi yang digunakan sebagai sarana kompetisi bagi perusahaan didalam industri minuman teh siap saji melalui kurva nilai yang terbentuk. Faktorfaktor kompetisi ini bukan saja digunakan untuk memetakan persaingan pada masa sekarang namun dapat juga digunakan sebagai memperkirakan situasi persaingan di dalam sebuah industri di masa yang akan datang. Penentuan faktor-faktor kompetisi dalam sebuah industri dilakukan dengan melakukan pengamatan dari dalam dan dari luar industri melalui prespektif pelaku dan pengamat industri. Penentuan faktor-faktor kompetisi dengan pengamatan dari dalam industri dapat dilihat dari sudut pandang produsen, distributor (pembeli waralaba), dan konsumen (pengkonsumsi produk). Sedangkan, dari luar industri dapat dilihat dari para pengamat dan pakar dalam bisnis. 3.1.1.1 Kanvas Strategi Kanvas strategi akan menggambarkan persaingan yang sedang terjadi saat ini pada faktor-faktor kompetisi yang akan trebentuk. Sumbu horizontal pada kanvas strategi mewakili faktor-faktor yang dijadikan ajang kompetisi dan investasi oleh industri. Sumbu vertikal pada kanvas strategi merangkum tingkat penawaran yang didapatkan pembeli di semua faktor kompetisi. Skor tinggi menandakan bahwa sebuah perusahaan memberikan penawaran lebih kepada konsumen sekaligus menandakan bahwa perusahaan tersebut mengeluarkan investasi lebih banyak pada faktor tersebut. Pada faktor harga, skor tinggi menunjukkan harga yang ditawarkan perusahaan untuk produk tersebut tinggi. 3.1.1.2 Kurva Nilai Kurva nilai adalah penggambaran grafis mengenai kinerja relative perusahaan terhadap faktor-faktor kompetisi dalam industri. Ketika kanvas 34

strategi terbentuk dengan faktor-faktor kompetisi maka akan didapatkan gambaran persaingan dalam industri tersebut. Persaingan tersebut tergambarkan dengan kurva nilai yang ditarik dari titik-titik pertemuan skala masing-masing faktor kompetisi. Jika kurva perusahaan menunjukkan tingkat yang tinggi dalam semua faktor, maka perlu diteliti apakah pangsa pasar dan keuntungan yang didapatkan sesuai dengan investasi yang dikeluarkan. Apabila terjadi, maka perusahaan akan cenderung memberikan pasokan berlebihan kepada konsumen tanpa memberikan tambahan nilai apapun. Sedangkan, untuk kurva nilai yang tidak beraturan maka perusahaan cenderung memiliki strategi yang tidak koheren. Strategi yang didapat cenderung berdiri sendiri-sendiri sehingga tidak memiliki banyak manfaat dan tidak membedakan dari pesaing. Strategi perusahaan juga dapat menggambarkan suatu kontradiksi dimana perusahaan memberikan penawaran tingkat tinggi akan suatu faktor kompetisi tanpa menghiraukan faktor yang lainnya. Untuk melakukan inovasi nilai, perusahaan harus memutuskan faktor mana yang harus dihilangkan dan dikurangi. Selain itu, peningkatan dan penciptaan faktor baru harus dilakukan untuk membangun kurva nilai yang divergen (Lasher, 2004). 3.1.2. Merekontruksi Batasan-Batasan Pasar Prinsip pertama strategi samudera biru adalah merekontruksi batasanbatasan pasar untuk menjauh dari kompetisi dan mencitakan samudera biru. Menurut Kim dan Mauborgne (2005), untuk melepaskan diri dari samudera merah, perusahaan harus mendobrak batasan-batasan umum mengenai cara mereka berkompetisi. Perusahaan perlu mengkaji secara sistematis batasanbatasan ini untuk menciptakan samudera biru. Kerangka kerja enam jalan digunakan untuk menemukan alternatif-alternatif untuk dapat merekontruksi ulang batasan-batasan pasar. Kerangka kerja enam jalan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Mencermati industri alternatif yang merupakan produk atau jasa yang memiliki bentuk berbeda tetapi menawarkan fungsi atau utilitas / manfaat inti yang sama. Alternatif dapat juga diartikan sebagai pengganti bagi satu sama lain serta mencakup produk atau jasa yang memiliki bentuk dan fungsi yang 35

berbeda, tetapi tujuan yang sama. Para produsen jarang sekali memikirkan bagaimana konsumen mereka memilih di antara berbagi alternatif. Perubahan harga, perubahan model, bahkan iklan dapat menimbulkan respon tinggi dari para pesaing di dalam industri, tetapi tindakan yang sama dalam sebuah industri alternatif biasanya dihiraukan. Celah di antara industri alternatif sering kali memberikan peluang bagi inovasi nilai. 2. Kelompok strategis adalah sekelompok perusahaan dalam suatu industri yang mengejar strategi yang sama. Dalam kebanyakan industri, perbedaan strategis fundamental di antara pemain dalam industri hanya dimiliki oleh segelintir kelompok strategis. 3. Mencermati rantai pembeli adalah suatu proses dimana produsen harus mengetahui apakah yang mempengaruhi proses pembelian baik secara langsung maupun tidak langsung. Pembeli yang menjual produk atau jasa mungkin berbeda dari pengguna sesungguhnya dan pada sejumlah kasus juga ada pemberi pengaruh yang penting. Meskipun ketiga kelompok ini mungkin tumpang tindih, mereka seringkali berbeda dan menganut definisi berbeda mengenai nilai. Dengan mempertanyakan definisi definisi konvensional mengenai siapa yang menjadi dan harus menjadi pembeli sasaran, perusahaan seringkali bisa melihat cara baru yang fundamental untuk membuka nilai. 4. Pencapaian langkah keempat didapatkan dari menganalisis produk dan jasa lain yang dapat atau saling mempengaruhi suatu produk atau jasa industri mereka. Nilai yang belum dieksploitasi sering tersembunyi dalam produk dan jasa pelengkap. Kuncinya adalah mendefinisi solusi total yang dicari pembeli ketika mereka memilih produk dan jasa. Cara sederhana untuk melakukannya adalah dengan memikirkan apa yang terjadi sebelum, selama dan sesudah produk digunakan. 5. Mencermati daya tarik emosional atau fungsional bagi pembeli dimaksudkan agar kompetisi dalam industri tidak hanya cenderung berfokus pada konsep umum mengenai cakupan produk dan jasanya, tetapi juga pada salah satu dari dua kemungkinan landasan daya tarik. Sejumlah industri berkompetisi pada harga dan bersifat rasional, sedangkan yang berkompetisi pada perasaan dan daya tarik emosional. Namun, daya tarik dari sebagian produk atau jasa 36

jarang sekali melekat pada daya tariknya. Sebaliknya, daya tarik biasanya dihasilkan dari cara perusahaan berkompetisi di masa lalu yang secara tak sadar mempengaruhi ekspetasi pembeli dalam suatu siklus yang saling menguatkan. Ketika perusahaan bersedia menentang orientasi-emosional dari industri, maka dapat ditemukan ruang pasar baru. 6. Alternatif terakhir adalah dengan mencermati waktu dimana pada umumnya industri mengamati tren eksternal yang mempengaruhi bisnis mereka. Tetapi, pengetahuan-pengetahuan penting mengenai BOS jarang datang dari memproyeksikan tren. Sebaliknya, pengetahuan-pengetahuan tersebut muncul dari pengetahuan bisnis mengenai bagaimana tren tersebut akan mengubah nilai bagi konsumen dan mempengaruhi model bisnis. Ada tiga prinsip utama dalam menilai tren lintas waktu. Untuk membentuk dasar BOS, tren-tren ini harus penting bagi bisnis, tidak diputarbalikan dan memiliki lintasan yang jelas. 3.1.3. Perumusan BOS Didalam merumuskan strategi menggunakan pendekatan BOS dapat menggunakan alat analisis yaitu kerangka kerja empat langkah yang bertujuan untuk menciptakan elemen-elemen nilai yang baru bagi pembeli dan menciptakan kurva nilai yang baru bagi perusahaan setelah perusahaan merekontruksi ulang batasan-batasan pasar sehingga terbentuk samudera biru permintaan yang baru. Kerangka kerja empat langkah terdiri dari: 1. Eliminate atau menghilangkan faktor-faktor yang sudah dianggap umum dan diterima begitu saja oleh industri. Hal ini bertujuan untuk melihat peluang usaha diluar batasan yang telah tercipta sebelumnya. 2. Reduce atau mengurangi faktor yang berlebihan pada produk untuk mengkuti irama kompetisi. Hal ini dapat berarti terjadinya peningkatan akan sesuatu hal pada produk sehingga meningkatkan biaya tanpa menghasilkan apa-apa. Jika suatu produk cenderung mengikuti arus persaingan, maka akan cenderung melakukan investasi secara berlebih tanpa memberikan peningkatan manfaat kepada konsumen. 37

3. Raise atau meningkatkan faktor-faktor sampai di atas industri. Hal ini juga dapat berarti mengghilangkan kompromi yang dipaksakan industri kepada konsumen. Jika perusahaan berusaha meningkatkan apa yang dianggap menjadi suatu hal yang wajar pada suatu industri, maka akan terlihat adanya peluang untuk mengembangkan usaha. 4. Create atau menciptakan faktor-faktor yang belum pernah ditawarkan industri sebelumnya. Dengan menciptakan faktor baru, perusahaan dapat menemukan sumber baru bagi pembeli dan menciptakan permintaan baru serta pemberian harga strategis industri. 3.1.4 Pengujian BOS Ketika perusahaan akan menerapkan suatu strategi yang baru berdasarkan pendekatan BOS maka pada saat rumusan strategi tersebut dituangkan kedalam kurva nilai harus memiliki kualitas yang saling melengkapi, yaitu : fokus, divergensi, dan motto yang memikat. 1. Fokus Dalam membuat suatu profil strategis, hendaknya jangan melihat dari apa yang dilakukan pesaing. Tetapi lihat dari apa yang telah dilakukan oleh para alternatif dari industri sehingga dapat membuat non konsumen tertarik utuk pindah menjadi konsumen. 2. Divergensi Divergensi yang dimaksud adalah menjauhi persaingan dan mencoba menawarkan sesuatu yang bukan menjadi gambaran umum dari industri. Perusahaan hendaknya mencari tahu apa yang menjadi dasar keinginan konsumen atau hal apa yang dianggap penting oleh konsumen dan non konsumen. 3. Motto yang memikat Perusahaan perlu mengkomunikasikan strategi yang diterapkan kepada khalayak melalui penyampaian sebuah motto yang memikat. Sehingga khalayak 38

termasuk konsumen dapat menangkap maksud dari penerapan strategi yang digunakan. Ketika strategi telah didapat dan menghasilkan kura nilai yang baru dan memiliki tiga kualitas perumusan strategi yang baik, maka langkah selanjutnya adalah membuat suatu model bisnis yang kuat. Hal ini dilakukan untuk memastikan apakah strategi yang didapat dapat menghasilkan pertumbuhan dan laba yang sehat. Untuk membangun BOS, perusahaan perlu mengujinya terhadap empat hal. Keempat hal adalah utilitas pembeli, harga, biaya, dan pengadopsian. Berikut penjelasan mengenai keempat hal tersebut: 1. Pengujian terhadap utilitas pembeli. Apakah dalam ide bisnis terdapat utilitas yang istimewa bagi pembeli? Jika tidak, maka tidak ada peluang blue ocean pada strategi yang dibuat. Hal ini diakibatkan strategi yang dibuat tidak dapat menjual atau pembeli belum merasakan sesuatu yang istimewa dan berbeda pada produk yang ditawarkan dibandingkan para pesaing. Ketika mendapatkan jawaban ya, maka langkah selanjutnya adalah menentukan harga strategis. 2. Pengujian terhadap harga stategis. Apakah harga yang ditawarkan terjangkau bagi pembeli? Jika tidak maka perlu kembali memikirkan pengujian terhadap utilitas pembeli, karena apabila harga tidak terjangkau berarti ada utilitas yang kurang atau justru sangat berlebih dengan harga yang ditawarkan. Jika jawaban ya maka pengujian selanjutnya adalah biaya. 3. Pengujian terhadap biaya. Bisakah perusahaan mencapai biaya sasaran demi memilih laba pada harga strategis? Perusahaan didalam menerapkan BOS harus mempunyai prinsip biaya tidak mempengaruhi harga, jika masih mempengaruhi di dalam menerapkan BOS secara signifikan dan diperikirakan dengan hasil perbaikan yang didapat maka harus kembali melihat pengujian terhadap utilitas pembeli dan harga strategis. 4. Pengujian terhadap pengadopsian. Apakah hambatan-hambatan pengadopsian dalam mewujudkan ide bisnis perusahaan? Apakah perusahaan sudah menangani hambatan-hambatan itu secara langsung? Rintangan pengadopsian bisa diperoleh dari eksternal perusahaan seperti peritel, mitra bisnis atau pihakpihak yang berkepentingan yang berada di luar perusahaan. Sedangkan, untuk internal dapat berasal dari karyawan yang merasa nyaman sebelum terjadinya 39

pengadopsian strategi. Ketika rintangan pengadopsian dapat teratasi, maka BOS yang didapat layak untuk dieksekusi secara komersil. 3.2. Kerangka Pemikiran Opearasional Industri Minuman Teh Siap Saji dengan konsep dan sistem waralaba memiliki banyak pemain yang menawarkan jenis dan varian produk yang hampir sama dengan harga relatif sama. Kondisi tersebut menyebabkan tingginya intensitas persaingan di dalam industri ini dan kondisi tersebut dapat di kategorikan ke dalam Red Ocean. Kondisi ini juga dihadapi oleh CV. Sari Hijau Lestari, pada Minuman Teh Siap Saji Your Tea yang didirikan di Bogor pada pertengahan tahun 2009, sehingga perusahaan ini masih tergolong sebagai perusahaan pendatang baru dalam industri ini. Your Tea sebagai pendatang baru di dalam sebuah industri dengan situasi red ocean, Your Tea memiliki kebutuhan untuk membentuk samudera birunya sendiri sehingga tidak terus terlarut dalam arus persaingan dalam industri tersebut. Di dalam membentuk samudera birunya, Your Tea harus memetakan dan mengidentifikasi terlebih dahulu situasi industri yang perusahaan alami, baik persaingan dengan antar franchisor didalam mencari franchisee maupun persaingan antar franchisor didalam merebut pangsa pasar konsumen akhir. Setelah memetakan dan mengidentifikasi pola persaingan dan situasi industrinya, langkah selanjutnya adalah merekontruksi batasan-batasan yang tercipta pada industri yang telah tergambarkan pada kanvas strategi perusahaan dengan melakukan kerangka kerja enam jalan dalam mencermati alternatif kemungkinan batasan baru di dalam industri. Alternatif jalan tersebut adalah (1) mencermati industri alternatif yang merupakan produk atau jasa yang memiliki bentuk berbeda tetapi menawarkan fungsi atau utilitas / manfaat inti yang sama, (2) mencermati kelompok strategis adalah sekelompok perusahaan dalam suatu industri yang mengejar strategi yang sama, (3) mencermati rantai pembeli adalah suatu proses dimana produsen harus mengetahui apakah yang mempengaruhi proses pembelian baik secara langsung maupun tidak langsung,(4) menganalisis produk dan jasa lain yang dapat atau saling mempengaruhi suatu produk atau jasa industri mereka, (5) mencermati daya tarik emosional atau fungsional bagi 40

pembeli dimaksudkan agar kompetisi dalam industri tidak hanya cenderung berfokus pada konsep umum mengenai cakupan produk dan jasanya, tetapi juga pada salah satu dari dua kemungkinan landasan daya tarik, dan (6) langkah terakhir adalah dengan mencermati waktu. Setelah merekontruksi batasan pasar yang sebelum terdefinisikan oleh situasi industri, maka langkah selanjutnya adalah melakukan perumusan strategi untuk menciptakan inovasi nilai pada kurva nilai yang sudah ada. Inovasi nilai dapat terbentuk melalui empat langkah pada kerangka kerja empat langkah, yaitu eliminate (menghilangkan), reduce (mengurangi), raise (menambahkan), dan create (menciptakan). Penerapan strategi BOS pada kurva nilai perusahaanyang baru harus memenuhi tiga kualitas strategi yang baik, yaitu fokus, divergensi, dan motto yang memikat. Langkah selanjutnya di dalam penciptaan blue ocean, perusahaan perlu melakukan pengujian ide BOS tersebut. Pengujian ide BOS tersebut diujikan terhadap empat hal, yaitu: utilitas pembeli, harga, biaya, dan pengadopsian. Ide BOS dapat dijalankan secara komersil setelah melalui proses pengujian terhadap keempat hal tersebut. 41

Situasi red ocean dalam industri minuman teh siap saji Pembentukan blue ocean bagi Your Tea sebagai pendatang baru dalam industri Blue Ocean Strategy Penggambaran situasi industri terkini Persaingan antar franchisor di dalam mencari franchisee: 1. Menentukan faktor-faktor kompetisi. 2. Kanvas Strategi 3. Kurva nilai Persaingan antar franchisor di dalam memperebutkan pangsa pasar konsumen akhir: 1. Menentukan faktor-faktor kompetisi. 2. Kanvas Strategi 3. Kurva nilai Merekontruksi batasan-batasan pasar (Kerangka kerja enam jalan) Peruusan Blue Ocean Strategy (Kerangka kerja empat langkah) Pengujian Strategi: 1. Tiga unsur strategi yang baik : Fokus, divergensi, dan motto yang memikat 2. Pengujian terhadap : utilitas pembeli, harga, biaya, dan pengadopsian Ide BOS layak untuk dijalankan Gambar 6. Kerangka Pemikiran Operasional 42