PENGEMBANGAN LKS MULTIREPRESENTASI BERBASIS PEMECAHAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA. Abstract

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TTW (THINK TALK WRITE) DISERTAI LKS BERBASIS MULTIREPRESENTASI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INTERAKTIF BERBASIS IT POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIREPRESENTASI PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA/MA. Abstract

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA FISIKA BERBASIS MODEL EMPIRICAL INDUCTIVE LEARNING CYCLE DI SMA

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN USAHA DAN ENERGI UNTUK SISWA MA. Yenita Endriska

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK FISIKA SEBAGAI MEDIA INSTRUKSIONAL POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

MODEL PEMBELAJARAN FREE INQUIRY (INKUIRI BEBAS) DALAM PEMBELAJARAN MULTIREPRESENTASI FISIKA DI MAN 2 JEMBER

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

PENGEMBANGAN MODUL MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS E-LEARNING PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, SOCIETY (SETS) DALAM PEMBELAJARAN FISIKA BAB ALAT OPTIK DI SMA

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PROYEK BERBASIS IT PADA POKOK BAHASAN PERPINDAHAN KALOR DI SMA. Syitaul Umaha, Sri Wahyuni, Subiki

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN CONCEPT MAPPING DISERTAI AUTHENTIC ASSESSMENT PADA POKOK BAHASAN PEMANTULAN CAHAYA DI DMP

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS WEB INTERAKTIF DENGAN APLIKASI E-LEARNING MOODLE PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS INSTRUCTIONAL GAME PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA. Ahmad Fauzi Hendratmoko, Albertus Djoko Lesmono, Yushardi

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERUPA MODUL BERBASIS QUANTUM TEACHING PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KETERAMPILAN PROSES DI SMAN 4 JEMBER

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SETTING CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENERAPAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGEMBANGAN LKS BERPROGRAMA PADA SUB POKOK BAHASAN PERPINDAHAN KALOR DI SMA. Binar Ayu Dewanti, Sri Wahyuni, Yushardi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

Agung Setiabudi et al., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika...

PENGEMBANGAN HANDOUT FISIKA BERBASIS CULTURAL PADA PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP. Abstract

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INTERAKTIF BERBASIS IT POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP SKRIPSI

Erna Yunita Sari 37, Sunardi 38, Susanto 39

PENERAPAN MODEL PROBLEM POSING DENGAN METODE TUGAS TERSTRUKTUR DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA JURNAL. Oleh. Rr. Laksmi Wulandari NIM

Nurul Afisa 24, Titik Sugiarti 25, Dinawati Trapsilasiwi 26

E-journal Prodi Edisi 1

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016

Abstrak. Kata Kunci: Petunjuk praktikum, laboratorium virtual, kinerja praktikum, motivasi belajar.

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2) Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

PENGEMBANGAN VITUR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA

IPA TEMA PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR BERBASIS PEDAGOGY FOR SUSTAINABILITY

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA UNTUK SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 16 KERINCI

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERKARAKTER BERDASARKAN WHOLE BRAIN TEACHING POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG KELAS IX SMP

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI BERORIENTASI PENGEMBANGAN KECERDASAN MAJEMUK SISWA PADA KONSEP SEL KELAS XI SMA

MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

MODEL PEMBELAJARAN DENGAN KEGIATAN MENDESKRIPSIKAN DEMONSTRASI SECARA KONSEPTUAL DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SMA ARTIKEL

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA SKRIPSI. Oleh: Henry Ayu Kartikasari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERUPA HANDOUT YANG DILENGKAPI GLOSARIUM PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 TIGO NAGARI KABUPATEN PASAMAN

ANALISIS MULTIREPRESENTASI MAHASISWA PGSD PADA KONSEP GELOMBANG DAN BUNYI

Pengembangan Alat Peraga Percepatan Benda Untuk Menunjang Pembelajaran Fisika Pada Materi Hukum Newton Tentang Gerak

PENGEMBANGAN LKS DENGAN PENDEKATAN PMRI PADA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL UNTUK SMP KELAS VIII

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASSESSMENT ISOMORPHIC DAN RUBRIKNYA PADA MATERI HUKUM II NEWTON BERBASIS MULTIREPRESENTASI

PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DAN LEMBAR KERJA SISWA MODEL PEMBELAJARAN CORE DENGAN TEKNIK MIND MAPPING

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA BERBASIS SALINGTEMAS (SAINS, LINGKUNGAN, TEKNOLOGI, MASYARAKAT) DI SMP

PENGEMBANGAN PERANGKAT E-PORTOFOLIO ASSESSMENT LAPORAN PRAKTIKUM POKOK BAHASAN OPTIKA GEOMETRI DI MA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN SETTING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM YANG DILENGKAPI GAMBAR PADA MATERI PROTISTA UNTUK SISWA KELAS X SMA

Oleh: Desi Novita *), Anna Cesaria **), Hamdunah **) Mahasiswa Program Studi Pendididkan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat.

Maharani Gita K. 4, Dinawati Trapsilasiwi 5, Arika Indah K. 6

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut, maka desain dari penelitian ini adalah penelitian pengembangan

Ellan 1, Hobri 2, Nurcholif 3

BAB III METODE PENELITIAN. didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS MAJALAH SISWA PINTAR FISIKA (MSPF) PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP (Pokok Bahasan Gerak Pada Benda)

Siti Masruha 21, Sunardi 22, Arika Indah K 23

Hasil Uji Validitas Buku Siswa Berbasis Inkuiri pada Pembelajaran IPA untuk Siswa Kelas VIII SMP

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2010: 297) menyatakan bahwa R&D adalah penelitian yang

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SISTEM GERAK MANUSIA BERBASIS PETA KONSEP DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI SMA DI KABUPATEN JEMBER

PENGEMBANGAN INSTRUMEN SELF ASSESSMENT BERBASIS WEB UNTUK MENILAI SIKAP ILMIAH PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA. Abstract

PAKET SUMBER BELAJAR DENGAN ANALISIS WACANA ISU UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA. Abstract

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA BERBASIS MACROMEDIA FLASH DENGAN TAMPILAN SLIDE POWERPOINT PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN UNTUK SISWA KELAS XI IPA SMA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS MODEL PROBLEM BASED LEARNING

ARTIKEL. Oleh : RINI MELIA SARI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and

PENGEMBANGAN MODUL PADA MATERI SEGIEMPAT DAN SEGITIGA BERBASIS PEMECAHAN MASALAH UNTUK SISWA KELAS VII SMP. Oleh ABSTRACT

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI BERBASIS GAMBAR PADA MATERI POKOK PLANTAE UNTUK SMA. Oleh

J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2014, Volume 6, Nomor 2

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KARAKTER DENGAN COOPERATIVE LEARNING

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif, yaitu pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA BERBASIS SETS UNTUK MENINGKATKAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING SKILLS SISWA SMP PADA POKOK BAHASAN CAHAYA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERBANDINGAN KELAS VII SMP/MTs

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DISERTAI MEDIA CARD SORT DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

ARTIKEL ILMIAH OLEH: FITRIA DWITA A1C411031

I Ketut Mahardika, Abdullah, Trapsilo Prihandono

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERKARAKTER BERBASIS QUANTUM TEACHING PADA POKOK BAHASAN ARITMATIKA SOSIAL KELAS VII SMP

Arwinda Probowati 1, Amy Tenzer 2, dan Siti Imroatul Maslikah 3 Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang

MODEL PEMBELAJARAN INSTRUCTION, DOING, DAN EVALUATING (MPIDE) DENGAN MODUL SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE PREDICTION GUIDE DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI DILENGKAPI MIND MAP PADA MATERI POKOK SISTEM RESPIRASI UNTUK SMA

JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA

ABSTRACT. Keywords : Learning media, Video and animation, Learning media result.

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI PADA MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SMPN 24 BANJARMASIN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) POKOK BAHASAN KUBUS dan BALOK

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN PROYEK MATERI ALAT-ALAT OPTIK UNTUK KELAS X SMA

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat 2

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

PENGEMBANGAN BUKU FISIKA MULTI REPRESENTASI PADA MATERI GELOMBANG DENGAN PENDEKATAN BERBASIS MASALAH

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI PADA MATERI JARINGAN TUMBUHAN UNTUK SMA. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 1 JEMBER DALAM MENYELESAIKAN SOAL ARITMETIKA SOSIAL

Perangkat Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Mendukung Kemampuan Literasi Matematika Siswa Kelas VIII

Transkripsi:

PENGEMBANGAN LKS MULTIREPRESENTASI BERBASIS PEMECAHAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA 1) Deffy Maharani, 2) Trapsilo Prihandono, 2) Albertus Djoko Lesmono 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2) Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Email: maharanideffy30@gmail.com Abstract This research discusses about development of LKS multirepresentation based problem solving that is used as an alternative physics learning in the classroom. The research s purpose is to determine the logic validity of LKS, the problem solving skills of students after using LKS, and the student responses after using LKS. Design of this research use 4-D development models, then simple random sampling technique to choose the using class. The results of this research indicates that the logic validity of LKS multirepresentation based problem solving obtain a value 3,98 and included in quite valid category. The problem solving skills of students after use LKS multirepresentation based problem solving with average achieved 85% that included in good category. Meanwhile, the student responses after use LKS multirepresentation based problem solving divided six indicators, there are: the pleasure of learning with a value 97% that included in very good category, the newness of the learning components with a value 90% that included in very good category, the easiness of learning materials with a value 95% that included in very good category, the readability of learning process with a value 97% that included in very good category, the easiness of language with a value 92% that included in very good category, the pleasure of writing and drawing with a value 97% that included in very good category. Keywords: LKS development, multirepresentation, problem solving, physics learning PENDAHULUAN Fisika adalah cabang ilmu sains yang mempelajari tentang gejala-gejala, kejadiankejadian alam serta hubungan dan interaksi dari benda-benda di alam. Fisika telah berkembang baik isi materi maupun kegunaan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) bahkan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Pentingnya fisika dalam kehidupan sehari-hari tidak sejalan dengan hasil belajar fisika siswa yang tergolong rendah terutama kemampuan menyelesaikan masalah. Siswa pada umumnya hanya menerima definisi yang dijelaskan oleh guru dan cenderung menghafal rumus-rumus tanpa harus memahami konsep dari materi pelajaran (Rahmat et al., 2014:108). Hal ini menyebabkan siswa kurang mampu menggunakan konsep-konsep tersebut untuk menyelesaikan masalah yang ditemui. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar fisika yang rendah adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari kemampuan verbal dan kemampuan abstrak sedangkan faktor eksternal terdiri dari kurikulum, metode pembelajaran, kurang tepatnya penggunaan media/bahan ajar yang dipilih oleh guru dalam mengelola pembelajaran, sarana dan prasarana yang belum dikembangkan. Berbagai faktor penyebab rendahnya hasil belajar fisika tersebut, lebih condong faktor utama adalah penggunaan media/bahan ajar dan metode pembelajaran yang kurang efektif. Berdasarkan observasi dan wawancara, metode dalam pembelajaran yang biasa dilakukan guru adalah memberi materi siswa mendengarkan, guru menjelaskan contoh soal siswa melihat kemudian guru memberi latihan soal yang hampir sama atau soal rutin siswa mengerjakan. Proses pembelajaran ini menyebabkan terjadinya proses menghafalkan konsep atau prosedur, apabila dihadapkan terhadap suatu permasalahan yang tidak rutin atau kompleks maka siswa cenderung tidak dapat menyelesaikan masalah. Selain itu, dalam kegiatan pembelajaran siswa juga tidak diberikan atau disediakan lembar kegiatan siswa untuk melatih kemandirian siswa dalam 236

Deffy, Pengembangan LKS Multirepresentasi 237 memecahkan masalah yang dihadapi secara lebih terstruktur. Pada saat pelaksanaan pembelajaran diperlukan suatu bahan ajar yang dapat menunjang proses pembelajaran berupa LKS. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah (Rosmawai et al., 2012:81). LKS dapat dijadikan sebagai panduan untuk mengembangkan proses pembelajaran pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Penggunaan LKS dalam pembelajaran IPA terutama ilmu fisika sangat sesuai dengan hakikat pembelajaran fisika yang lebih menekankan pembelajaran pada proses dibandingkan pembelajaran yang mengacu pada hasil akhir atau produk. Permasalahan yang dihadapi sekarang adalah sebagian besar guru menggunakan LKS yang siap pakai dari penerbit daripada mempersiapkan sendiri. LKS siap pakai dari penerbit sudah cukup baik tetapi tidak semua sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah ataupun lingkungan sosial budaya siswa, seperti LKS hanya berupa latihan soal dengan representasi verbal untuk menghitung matematisnya saja, tampilan dalam LKS tidak berwarna dan kurang disertai dengan gambargambar kejadian serta percobaan yang jelas dari permasalahan kehidupan sehari-hari. Hal ini membuat siswa cepat bosan dan tidak tertarik untuk menggunakan LKS tersebut. Dengan demikian, kemampuan pemecahan masalah siswa dan pemahaman konsep-konsep fisika secara multirepresentasi rendah. Pemecahan masalah merupakan proses melibatkan suatu tugas yang metode pemecahannya dengan memetakan pengetahuan yang dimiliki siswa (Husna et al., 2013:84). Pembelajaran pemecahan masalah didesain dengan menyajikan masalah-masalah kontekstual yang tidak rutin atau kompleks bukan masalah yang lebih menekankan manipulasi matematis saja yang biasanya diterima siswa. Menurut Khomsiatun dan Retnawati (2015:96), pemecahan masalah adalah proses dimana siswa menggunakan pengetahuan dan pemahaman yang dimilikinya untuk menyelesaikan permasalahan sampai masalah tersebut bukan menjadi masalah lagi. Oleh sebab itu, pembelajaran pemecahan masalah akan membuat belajar siswa lebih bermakna yang pada akhirnya akan meningkatkan keterampilan pemecahan masalah siswa. Salah satu cara untuk memahami konsep fisika adalah penyajian multirepresentasi. Suhandi dan Wibowo (2012) dalam penelitiannya mengatakan bahwa multirepresentasi yang digunakan dalam program pembelajaran konseptual interaktif memiliki efektivitas yang tergolong tinggi dalam menanamkan pemahaman konseptual. Multirepresentasi adalah suatu cara untuk menyatakan suatu konsep dengan berbagai bentuk termasuk verbal, grafik, dan matematik (Waldrip et al., 2006:87). Dengan demikian multirepresentasi adalah suatu cara yang mewakili, melambangkan atau menyatakan suatu konsep dengan memadukan representasi verbal, matematis, gambar, dan grafik. Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah menggunakan LKS multirepresentasi berbasis pemecahan masalah. LKS multirepresentasi berbasis pemecahan masalah merupakan lembar-lembar yang harus dikerjakan oleh siswa secara multirepresentasi yang disertai sebuah permasalahan dari kejadian kehidupan seharihari dengan mengikuti indikator pemecahan masalah. Indikator pemecahan masalah meliputi mengidentifikasi masalah, mendeskripsikan masalah, merumuskan masalah dan hipotesis, menyelesaikan masalah secara terencana (percobaan), memecahkan masalah berdasarkan data dan mengevaluasi. Pembelajaran dengan LKS multirepresentasi ini memembantu siswa mengembangkan kemampuan berfikir dan pemecahan masalah dari masalah kejadian yang faktual menuju konseptual dalam fisika. Hal ini sangat perlu dalam pembelajaran adanya keterkaitan antara materi bidang studi dengan kejadian di lingkungan yang sesuai dengan bidang studi tersebut. Berdasarkan uraian masalah di atas, maka pengembangan LKS multirepresentasi berbasis pemecahan masalah dapat digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran fisika. Pada penelitian ini bertujuan untuk menguji validitas logic, mendeskripsikan keterampilan pemecahan masalah siswa dan respon siswa setelah menggunakan LKS multirepresentasi berbasis pemecahan masalah. METODE

238 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol.4 No.3, Desember 2015, hal 236-242 Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan (Development Research) merupakan metode penelitian yang menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Produk yang dihasilkan berupa LKS yang telah digunakan di SMAN 3 Jember dengan subjek penelitian adalah siswa kelas X IPA 1. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik simple random sampling yaitu memilih secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada. Uji pengembangan dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 dengan pokok bahasan hukum Newton dan penerapannya. Desain penelitian yang digunakan adalah model pengembangan 4-D terdiri dari 4 tahap pengembangan yaitu define, design, develop, dan disseminate. Peneliti memilih model 4-D sebagai model pengembangan yang tepat untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa LKS karena memiliki penjelasan yang lengkap, mudah dipahami, dan sistematis. Pada proses pengembangan juga dilakukan beberapa kali pengujian dan revisi serta penilaian dari ahli, sehingga media pembelajaran berupa LKS yang dikembangkan memenuhi kriteria yang baik, teruji secara empiris dan layak untuk digunakan. Model pengembangan 4-D telah dimodifikasi oleh peneliti menjadi 3-D sehingga tahap pengembangannya menjadi define, design, dan develop. Pembatasan pengembangan yaitu pada tahap penyebaran (disseminate) yang tidak dilakukan karena keterbatasan waktu dan biaya yang dimiliki oleh peneliti. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, angket, tes, dan dokumentasi. Data yang dibutuhkan pada penelitian adalah data validitas logic, keterampilan pemecahan masalah siswa, dan respon siswa. Teknik analisis data untuk validasi logic adalah sebagai berikut: a. Melakukan rekapitulasi data penilaian dari validator ke dalam tabel yang meliputi: aspek (Ai), indikator (Ii), dan nilai Vij b. Menentukan nilai rata-rata hasil validasi dari semua validator untuk setiap indikator dengan rumus:...(1) Vji adalah nilai validator ke-j terhadap indikator ke-i c. Menentukan nilai rata-rata dari setiap aspek validasi dengan rumus:...(2) Dengan Ai adalah rata-rata nilai aspek ke-i I ij adalah rata-rata aspek ke-i indikator ke-j m adalah jumlah indikator dalam aspek kei d. Menentukan nilai rata-rata total dari semua aspek dengan rumus:...(3) adalah nilai rata-rata total untuk semua aspek n adalah jumlah aspek Teknik analisis data untuk keterampilan pemecahan masalah siswa diperoleh melalui kognitif proses dari isian LKS dan pengamatan observer kemudian dibagi dua menjadi nilai rata-rata. Persentase keterampilan pemecahan masalah dari observer menggunakan persamaan yang analog dengan analisis data dari isian LKS menggunakan persamaan sebagai berikut. NP...(4) Keterangan: NP = nilai persen yang dicari R = skor mentah yang diperoleh siswa SM = skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan Teknik analisis data untuk respon siswa diukur menggunakan angket yang diberikan pada siswa setelah menyelesaikan seluruh kegiatan pembelajaran. Persentase respon siswa dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut. Persentase respon siswa...(5) Keterangan: A = proporsi siswa memilih B = jumlah siswa (responden) HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil validasi logic LKS diperoleh dari beberapa validator, yaitu dua dosen Program Studi Pendidikan Fisika Prof. Dr. I Ketut Mahardika, M.Si. dan Sri Wahyuni, S.Pd., M.Pd., serta satu guru bidang studi fisika kelas X di SMA Negeri 3 Jember, yaitu Ujang Fahmi Abdillah, S.Si. Data yang diperoleh berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa angket

Deffy, Pengembangan LKS Multirepresentasi 239 penilaian dan data kualitatif berupa tanggapan, saran, kritik, dan kesimpulan secara umum terhadap LKS multirepresentasi berbasis pemecahan masalah yang dikembangkan. Data kualitatif berupa saran dan kritik yang digunakan sebagai bahan untuk melakukan perbaikan terhadap instrumen LKS yang dikembangkan. Hal-hal yang perlu diperbaiki terdapat pada aspek kegrafikaan yaitu pembuatan grafik dan penambahan kegiatan pengukuran minimal 5 kali, aspek keterbacaan yaitu penulisan satuan yang salah dan komponen gambar yang belum lengkap. Data kuantitatif dianalisis dengan perhitungan nilai rata-rata dari angket yang berupa skala penilaian 1, 2, 3, 4, 5. Nilai dari ketiga validator dirata-rata untuk setiap aspek dan indikatornya kemudian dirata-rata kembali untuk memperoleh nilai validitas akhir. Nilai ini selanjutnya dirujuk pada interval penentuan tingkat kevalidan produk hasil pengembangan sehingga diperoleh kriteria validitas logic. Hasil penilaian validator terhadap LKS dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1. Hasil analisis validasi logic LKS No. Instrumen Aspek Rata-rata Aspek Validitas Kategori 1 LKS Multirepresentasi Berbasis Pemecahan Masalah Kelayakan isi Keterbacaan Kegrafikaan 3,94 3,93 4,07 3,98 Cukup valid Berdasarkan pada tabel 1 analisis validasi logic dapat diperoleh data kuantitatif validitas LKS multirepresentasi berbasis pemecahan masalah sebesar 3,98 dengan kriteria cukup valid. Penilaian validitas ini berdasarkan rata-rata ketiga aspek, yaitu kelayakan isi, keterbacaan dan kegrafikaan. Analisis validator untuk aspek kelayakan isi sebesar 3,94 yang menunjukkan bahwa LKS sudah sesuai dengan perkembangan ilmu fisika dan kurikulum yang digunakan serta penyajian materi dalam LKS disajikan secara sistematis dan logis; aspek keterbacaan sebesar 3,93 yang menunjukkan bahwa LKS multirepresentasi berbasis pemecahan masalah memudahkan siswa memahami informasi dan konsep yang terkandung di dalamnya; dan aspek kegrafikaan sebesar 4,07 yang menunjukkan bahwa LKS multirepresentasi berbasis pemecahan masalah membuat LKS menjadi lebih menarik melalui variasi penampilan dengan gambar, warna, dan huruf. Hasil analisis validasi logic yang telah dilakukan berdasarkan rata-rata ketiga aspek memperoleh validitas sebesar 3,98 dengan kriteria cukup valid. Ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa validitas logic dikategorikan cukup valid apabila terletak pada interval 3 Va < 4 (Hobri, 2010:53). Berdasarkan penilaian secara kualitatif dari ketiga validator diperoleh kesimpulan bahwa Tabel 2. Persentase keterampilan pemecahan masalah LKS multirepresentasi berbasis pemecahan masalah yang dikembangkan tergolong baik dan dapat digunakan dengan revisi. Oleh sebab itu, LKS multirepresentasi berbasis pemecahan masalah dapat digunakan sebagai uji coba pengembangan. Data keterampilan pemecahan masalah diperoleh dari hasil observasi oleh empat observer dan isian LKS multirepresentasi berbasis pemecahan masalah selama tiga kali pertemuan belajar mengajar. Indikator keterampilan pemecahan masalah yang dapat diukur dengan isian LKS dan pengamatan ada lima indikator yaitu mengidentifikasi masalah, mendeskripsikan masalah, merumuskan masalah dan hipotesis, memecahkan masalah berdasarkan data dan mengevaluasi. Nilai kelima indikator tersebut dari isian LKS dan pengamatan kemudian dibagi dua. Sedangkan satu indikator keterampilan pemecahan masalah yaitu menyelesaikan masalah secara terencana (percobaan) hanya bisa diukur melalui pengamatan observer. Analisis data keterampilan pemecahan masalah dilakukan dengan menghitung rata-rata dari setiap indikator selama tiga kali pertemuan. Kemudian dari ke enam indikator tersebut di rata-rata sehingga diperoleh nilai keterampilan pemecahan masalah siswa secara keseluruhan. Data keterampilan pemecahan masalah siswa dapat dilihat pada tabel berikut.

240 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol.4 No.3, Desember 2015, hal 236-242 No. Indikator Keterampilan Pemecahan Masalah Rata-rata Persentase Keterampilan Pemecahan Masalah (%) Kriteria 1 Mengidentifikasi Masalah 85 Baik 2 Mendeskripsikan Masalah 88 Sangat Baik 3 Merumuskan Masalah dan Hipotesis 86 Sangat Baik 4 Menyelesaikan Masalah Secara 83 Baik Terencana (Percobaan) 5 Memecahkan Masalah Berdasarkan 82 Baik Data 6 Mengevaluasi 86 Sangat Baik Rata-rata 85 Baik Berdasarkan tabel 2 persentase keterampilan pemecahan masalah dapat diketahui berdasarkan rata-rata dari keenam indikator meliputi mengidentifikasi masalah sebesar 85% termasuk kriteria baik, mendeskripsikan masalah sebesar 88% termasuk kriteria sangat baik, merumuskan masalah dan hipotesis sebesar 86% termasuk kriteria sangat baik, menyelesaikan masalah secara terencana (percobaan) sebesar 83% termasuk kriteria baik, memecahkan masalah berdasarkan data sebesar 82% termasuk kriteria baik, dan mengevaluasi sebesar 86% termasuk kriteria sangat baik. Kemudian dirata-rata persentase keterampilan pemecahan masalah siswa secara keseluruhan sebesar 85% yang tergolong dalam kriteria baik. Ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa keterampilan pemecahan masalah dikatakan baik apabila berada pada interval 76% 85% (Purwanto, 2012: 103). Pada kegiatan pembelajaran siswa mendapatkan LKS multirepresentasi berbasis pemecahan masalah masing-masing dan dibagi menjadi enam kelompok untuk melakukan diskusi secara kelompok. Siswa menyelesaikan permasalahan yang ada dalam LKS multirepresentasi berbasis pemecahan masalah mengikuti tahap-tahap dari keenam indikator pemecahan masalah. Diawali dari siswa mengidentifikasi masalah dengan menjawab apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari masalah berupa kejadian faktual. Siswa mendeskripsikan masalah tersebut dengan menggunakan pengetahuan dan bahasa sendiri. Kemudian merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan dan jawaban. Setelah itu, siswa melakukan percobaan sesuai langkah percobaan untuk Tabel 3. Persentase respon siswa membuktikkan sendiri dari teori yang ada. Data yang diperoleh dari hasil percobaan digunakan untuk memecahkan masalah dan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai evaluasi bahwa teori yang ada sesuai dengan percobaan yang sudah dilakukan. Selanjutnya guru membimbing tiga kelompok secara bergantian untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan tiga kelompok lainnya memberikan tanggapan. Hal ini efekif dapat membuat diskusi tetap hidup dan siswa aktif mengeluarkan pendapat sehingga antar kelompok saling melengkapi jawaban hasil diskusi. Ini sesuai dengan hasil persentase keterampilan pemecahan masalah siswa yang memperoleh 85% dengan kriteria baik. Walaupun pembelajaran berjalan efektif tetapi juga terdapat beberapa kendala yang dihadapi oleh peneliti selama kegiatan uji pengembangan yaitu pengurangan waktu jam pembelajaran pada pertemuan pertama dikarenakan kegiatan dalam sekolah tersebut mengakibatkan kegiatan presentasi untuk kelompok berkurang. Solusi yang dilakukan peneliti adalah meminta satu kelompok yang presentasi kemudian kelompok lain yang menanggapi agar diskusi berjalan tetap aktif. Data respon siswa diperoleh dengan memberikan angket respon kepada masingmasing siswa pada akhir pembelajaran untuk mengetahui pendapat siswa setelah menggunakan LKS multirepresentasi berbasis pemecahan masalah selama proses pembelajaran. Lembar angket respon siswa selain digunakan untuk mengetahui respon siswa juga dapat digunakan untuk keperluan perbaikan LKS selanjutnya berdasarkan saran dan kritik siswa. Data respon siswa dapat dilihat pada tabel berikut.

Deffy, Pengembangan LKS Multirepresentasi 241 No. Aspek Persentase Respon Kriteria Siswa 1 Kesenangan siswa terhadap pembelajaran dengan LKS multirepresentasi berbasis pemecahan masalah dan suasana belajar di kelas 97% Sangat baik saat pembelajaran 2 Keterbaruan terhadap komponen pembelajaran dengan LKS multirepresentasi berbasis pemecahan masalah dan suasana belajar di kelas 90% Sangat baik saat pembelajaran 3 Keberminatan siswa terhadap proses belajar mengajar menggunakan LKS multirepresentasi 95% Sangat baik berbasis pemecahan masalah 4 Kemudahan siswa dalam memahami materi yang diajarkan dengan LKS multirepresentasi 97% Sangat baik berbasis pemecahan masalah 5 Kemudahan siswa dalam memahami bahasa yang digunakan dalam LKS multirepresentasi 92% Sangat baik berbasis pemecahan masalah 6 Kesenangan siswa tentang tulisan, gambar, serta tata letak gambar yang terdapat di dalam LKS 97% Sangat baik Berdasarkan tabel 3 persentase respon siswa dapat diketahui bahwa kesenangan siswa terhadap pembelajaran menggunakan LKS sebesar 97% tergolong dalam kriteria sangat baik. Persentase keterbaruan tentang komponen pembelajaran menggunakan LKS sebesar 90% dalam kriteria sangat baik. Keberminatan siswa terhadap proses belajar dengan perolehan presentase sebesar 95% dengan kriteria sangat baik. Kemudahan materi dengan perolehan persentase 97% dan kemudahan bahasa 92% yang tergolong dalam kriteria sangat baik. Selain itu, presentase kesenangan siswa tentang tulisan dan gambar pada LKS multirepresentasi berbasis pemecahan masalah sebesar 97% dengan kriteria sangat baik. Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa respon siswa dikatakan sangat baik apabila berada pada interval 81% 100% (Oktasari, 2015:56). Respon yang diberikan siswa sangat baik menunjukkan bahwa siswa merasa senang dalam proses kegiatan pembelajaran menggunakan LKS multirepresentasi berbasis pemecahan masalah. Ini juga terlihat dari saran dan kritik yang dituliskan siswa pada isian lembar angket respon siswa yang menyatakan bahwa LKS multirepresentasi berbasis pemecahan masalah sudah bagus dan perlu ditingkatkan dalam penggunaan selanjutnya. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan yaitu (1) validitas logic LKS multirepresentasi berbasis pemecahan masalah layak digunakan karena sudah dilakukan uji validasi sebelum dilakukannya uji pengembangan dan memperoleh nilai validitas sebesar 3,98 dengan kriteria cukup valid; (2) keterampilan pemecahan masalah secara keseluruhan selama kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan LKS multirepresentasi berbasis pemecahan masalah memperoleh persentase rata-rata sebesar 85% dengan kriteria baik; dan (3) respon siswa terhadap LKS dari data angket respon yang diberikan kepada siswa terbagi ke dalam enam aspek yaitu, kesenangan siswa terhadap pembelajaran memiliki persentase 97% dengan kriteria sangat baik; keterbaruan terhadap komponen pembelajaran sebesar 90% dengan kriteria sangat baik; keberminatan siswa terhadap proses belajar sebesar 95% dengan kriteria sangat baik; kemudahan materi pelajaran sebesar 97% dengan kriteria sangat baik;

242 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol.4 No.3, Desember 2015, hal 236-242 kemudahan bahasa dengan persentase 92% dengan kriteria sangat baik dan kesenangan siswa tentang tulisan dan gambar pada LKS sebesar 97% dengan kriteria sangat baik. Saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya yaitu (1) dalam pembuatan LKS selanjutnya jumlah latihan soal ditambah agar siswa dapat sering berlatih mandiri mengerjakan soal di rumah; (2) dalam penilaian LKS untuk pertemuan pertama tidak perlu langsung diberikan penilaian agar siswa dapat beradaptasi dengan pembelajaran; dan (3) LKS multirepresentasi berbasis pemecahan masalah perlu lebih banyak lagi diujicobakan pada beberapa sekolah yang berbeda dengan pokok bahasan yang berbeda pula untuk mengetahui tingkat keefektifan penggunaannya. DAFTAR PUSTAKA Hobri. 2010. Metodologi Penelitian Pengembangan. Jember: Pena Salsabila Husna, Ikhsan, M., dan Fatimah, S. 2013. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS). Jurnal Peluang. Vol. 1 (2): 81-92. Rahmat, M., Muhardjito, dan Zulaikah, S. 2014. Kemampuan Pemecahan Masalah Melalui Strategi Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving Siswa Kelas X SMA. Jurnal Fisika Indonesia. Vol. 18 (54): 108-112. Rosmawati, Elniati, S., dan Murni, D. 2012. Kemampuan Pemecahan Masalah dan Lembar Kegiatan Siswa Berbasis Problem Solving. Jurnal Pendidikan Matematika. Vol. 1 (1): 80-84. Suhandi, A. dan Wibowo, F.C. 2012. Pendekatan Multirepresentasi dalam Pembelajaran Usaha-Energi dan Dampak terhadap Pemahaman Konsep Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. Vol. 8 (1): 1-7. Waldrip, B., Prain, V., dan Carolan, J. 2006. Learning Junior Secondary Science through Multi-Modal Representations. Electronic Journal of Science Education. Vol. 11 (1): 87-107. Khomsiatun, S. dan Retnawati, H. 2015. Pengembangan Perangkat Pembelajaran dengan Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah. Jurnal Riset Pendidikan Matematika. Vol. 2 (1): 92-106. Oktasari, Depi. 2015. Pengembangan Bahan Ajar Pendahuluan Fisika Zat Padat Berbasis Multirepresentasi di Program Studi Pendidikan Fisika Fkip Unsri. Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika. Vol. 2 (1): 52-59. Purwanto, N. 2012. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya