BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bensin dalam kendaraan bermotor merupakan lebih dari separuh penyebab polusi

SISTEM PEREDARAN DARAH

SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. campuran beberapa gas yang dilepaskan ke atmospir yang berasal dari

CONTOH SOAL UJIAN SARINGAN MASUK (USM) IPA TERPADU Institut Teknologi Del (IT Del) Contoh Soal USM IT Del 1

kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pencemaran atau polusi adalah suatu kondisi lingkungan yang telah berubah

BAB I PENDAHULUAN.

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki pabrik dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam memberikan kehidupan di permukaan bumi (Chandra, 2007). Permasalahan utama yang dihadapi kota-kota di dunia yaitu semakin

BAB II LANDASAN TEORI. sempurna antara bahan bakar fosil dengan oksigen. Komponen ini. atau berbau, tetapi amat berbahaya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sel darah putih ( lekosit ) rupanya bening dan tidak berwarna, bentuknya lebih besar

Sistem Transportasi Manusia L/O/G/O

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Makalah Sistem Hematologi

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di kota-kota besar dan juga daerah padat industri yang menghasilkan

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. penting dari sistem transport dan bagian penting

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. ini. Udara berfungsi juga sebagai pendingin benda-benda yang panas, penghantar bunyi-bunyian,

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi kehidupan di dunia ini ( Arya, 2004: 27).

ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. didalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran udara dewasa ini semakin memprihatinkan. Hal ini terlihat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. genetis ayam, makanan ternak, ketepatan manajemen pemeliharaan, dan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Polusi atau pencemaran udara adalah proses masuknya polutan kedalam

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang telah banyak

MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Polusi atau pencemaran lingkungan adalah suatu peristiwa masuknya atau

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat yang tidak berbahaya maupun yang

BAB I PENDAHULUAN. udara terbesar mencapai 60-70%, dibanding dengan industri yang hanya

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pada bertambahnya jumlah pencemar di udara (Badan Pusat Statistik, 2013).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. (natural sources) seperti letusan gunung berapi dan yang kedua berasal dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit

BAB IX PENCEMARAN UDARA AKIBAT KEMACETAN LALU LINTAS DI PERKOTAAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi paru dan penurunan kualitas hidup manusia. 2 Penyakit paru

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit

PENDETEKSI DAN PENETRALISIR POLUSI ASAP DENGAN KONTROL MELALUI APLIKASI ANDROID (RANCANG BANGUN PERANGKAT KERAS)

/.skisi-kisi INSTRUMEN SOAL PRETEST POSTTEST Lingkunganku Tercemar Bahan Kimia Dalam Rumah Tangga. Indikator Soal Soal No soal

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. gas nitrogen dan oksigen serta gas lain dalam jumlah yang sangat sedikit. Diantara

- - SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA - - dlp5darah

MAKALAH AGEN PENYAKIT NITROGEN DIOKSIDA. Oleh : Tutut Adi Dwi Cahyani Gresi Amarita Rahma

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gas seperti sulfur dioksida vulkanik, hidrogen sulfida, dan karbon monoksida selalu

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FISIOLOGI HEWAN I. April 2008 DARAH DAN SIRKULASI

PANDUAN PRAKTIKUM HISTOLOGI II MODUL 2.3 KARDIOVASKULER DAN HEMATOLOGI DARAH

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA SEDIAAN APUS DARAH

BAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL...

BAB 1 : PENDAHULUAN. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih saat ini sudah sulit diperoleh, khususnya

BAB 1 : PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi yang

SUMMARY. ANALISIS KADAR NITROGEN DIOKSIDA (NO₂) dan KARBONMONOKSIDA (CO) DI UDARA AMBIEN KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ

berbagai cara. Pencemaran udara terutama datang dari kendaraan bermotor, industri,

BAB 1 PENDAHULUAN. Indian di Amerika untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Polusi udara adalah salah satu masalah yang sangat meresahkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sel sel darah primitif dibentuk dalam saccus vitelinus. Sel sel darah disini masih

BAB II KOMPONEN YANG TERLIBAT DALAM SISTEM STEM IMUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya jumlah kendaraan bermotor merupakan konsumsi terbesar pemakaian

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran,

Oleh: ANA KUSUMAWATI

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.10

STORYBOARD SISTEM PEREDARAN DARAH

Iklim Perubahan iklim

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang No.23 Tahun 2007 Tentang Pencemaran

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan jenis kelamin menurut Suma mur (2014) memiliki kekuatan otot yang

PENCEMARAN UDARA LELY RIAWATI, ST., MT.

BAB I PENDAHULUAN. sungai maupun pencemaran udara (Sunu, 2001). dan dapat menjadi media penyebaran penyakit (Agusnar, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Sebagai pusat kota wisata, perindustrian dan perdagangan, kota Bandung

PENCEMARAN LINGKUNGAN. Purwanti Widhy H, M.Pd

BAB II LANDASAN TEORI

Bila Darah Disentifus

Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia.

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pencemaran Udara Pencemaran udara adalah bertambahnya bahan atau substrak fisik atau bahan kimia ke dalam lingkungan udara normal yang mencapai jumlah tertentu.( Fardiaz S, 1992 ) Pencemaran kendaraan bermotor di kota besar makin terasa. Pembakaran bensin dalam kendaraan bermotor merupakan lebih dari separuh penyebab polusi udara. Di samping karbon monoksida, juga dikeluarkan nitrogen oksida, hidrokarbon, belerang oksida, karbon oksida, partikel padatan dan senyawa senyawa posfor timbal. Senyawa ini selalu terdapat dalam bahan bakar dan minyak pelumas mesin. Rancangan mesin dan macam bensin ikut menentukan jumlah pencemaran yang timbul. Akibat dari pembakaran bensin yang tidak sempurna. (Mukono, 2005) Kendaraan bermotor merupakan sumber polutan CO yang utama meskipun kosentrasi CO di udara pada umumnya kurang dari 100 ppm tetap saja dapat mengganggu kesehatan, maka daerah daerah yang berpenduduk padat dengan lalu lintas ramai memperlihatkan tingkat polusi CO yang tinggi padahal sebenarnya jika manusia menghirup atau kontak langsung dengan CO dalam kosentrasi yang tinggi dapat menyebabkan kematian sehingga tingkat kosentrasi CO perwaktu dalam satu hari sangat dipengaruhi oleh kesibukan

6 atau aktifitas kendaraan bermotor yang ada. ( Fardiaz S, 1992). Hasil pembakaran lainnya yang dikeluarkan kendaraan bermotor yaitu seperti Pb yang sebagai bahan tambahan scavenger. Bahan scavenger yaitu etilendibromida ( C 2 H 4 BR ) dan etilendikhlorida ( C 2 H 4 Ch ) tidak hanya CO dan Pb saja yang dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna oleh kendaraan bermotor. Tetapi kendaraan bermotor juga mengeluarkan hidrokarbon (HC). (Palar, 2004) B. Gas Karbon Monoksida ( CO ) Karbon monoksida ( CO ) adalah suatu komponen tidak berwarna, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa yang terdapat dalam bentuk gas pada suhu di atas 192 0 C. Komponen ini mempunyai berat sebesar 96,5% dari berat air dan tidak larut dalam air. Karbon monoksida yang terdapat di alam terbentuk dari salah satu proses sebagai berikut : a. Pembakaran tidak lengkap terhadap karbon atau komponen yang mengandung karbon. b. Reaksi antara karbon diokside dan komponen yang mengandung karbon pada suhu tinggi. c. Pada suhu tinggi, karbon diokside terurai menjadi Selain dihasilkan oleh pembakaran tidak sempurna di luar tubuh, gas CO juga dihasilkan dalam jumlah kecil (kurang dari 0,5%) dari katabolisme normal cincin protoporfirin hemoglobin di dalam tubuh dan tidak toksik bagi tubuh. CO dapat terbentuk secara alamiah, tetapi sumber utamanya adalah dari

7 kegiatan manusia. Korban monoksida yang berasal dari alam termasuk dari lautan, oksidasi metal di atmosfir, pegunungan, kebakaran hutan dan badai listrik alam. (Fardiaz S, 1992) Sumber CO buatan antara lain kendaraan bermotor, terutama yang menggunakan bahan bakar bensin. Berdasarkan estimasi, jumlah CO dari sumber buatan diperkirakan mendekati 60 juta Ton per tahun. Separuh dari jumlah ini berasal dari kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar bensin dan sepertiganya berasal dari sumber tidak bergerak seperti pembakaran batubara dan minyak dari industri dan pembakaran sampah domestik. Didalam laporan WHO (1992) dinyatakan paling tidak 90% dari CO diudara perkotaan berasal dari emisi kendaraan bermotor. Selain itu asap rokok juga mengandung CO, sehingga para perokok dapat memajan dirinya sendiri dari asap rokok yang sedang dihisapnya. ( Fardiaz S, 1992 ) Sumber lain CO adalah gas arang batu yang mengandung kurang lebih 5% CO, alat pemanas berbahan bakar gas, lemari es gas, kompor gas, dan cerobong asap yang bekerja tidak baik. Pengaruh gas CO terhadap tubuh terutama disebabkan oleh reaksi antara CO dengan hemoglobin ( Hb ) di dalam darah. Hemoglobin di dalam darah secara normal berfungsi dalam sistem transpor oksigen dalam bentuk oksihemoglobin ( O 2 Hb ) dari paru paru ke sel sel tubuh dan membawa CO 2 dalam bentuk CO 2 Hb dari sel sel tubuh ke paru paru. Dengan adanya CO hemoglobin dapat membentuk karboksihemoglobin. Jika reaksi demikian terjadi, maka kemampuan darah untuk menstranspor oksigen menjadi berkurang. (Fardiaz S, 1992)

8 Pengaruh gas CO terhadap kesehatan dapat memberikan kelainan berupa : Memblokir fungsi transpor HbO 2 dan meningkatkan HbCO dalam darah, menimbulkan kerusakan otot jantung serta susunan saraf pusat (Mukono, 2003) selain itu juga terjadi penyumbatan di saluran pernafasan sehingga terjadi peningkatan jumlah neutrofil diberbagai bagian paru sehingga pada peristiwa peradangan sel neutrofil melepaskan enzim lisosomal dan memproduksi enzim elastase. (Ikawati Z, 2007) C. Leukosit Leukosit adalah sel darah yang mengandung inti yang disebut sel darah putih. Dilihat dalam mikroskop sel darah putih mempunyai granula spesifik (granulosit) yang dalam keadaan hidup berupa tetesan setengah cair dalam sitoplasmanya homogen dengan inti bentuk bulat dan bentuk ginjal. Terdapat dua jenis leukosit agranuler : limfosit sel kecil, sitoplasma sedikit, monosit sel agak besar mengandung sitoplasma lebih banyak. Terdapat tiga jenis glanuler : neutrofil, basofil, asidofil, atau eosinofil yang dapat dibedakan dengan afinitas granula terhadap zat warna netral, basa dan asam. Jumlah leukosit per kilometer darah pada orang dewasa normal adalah 4000 10.000, waktu lahir 15.000 sampai 25.000 dan menjelang hari ke empat turun sampai 12.000 pada usia empat tahun sesuai jumlah normal. ( Efendi, 2003 ). Leukosit dapat di bagi dua kelompok besar yaitu :

9 1. Fagosit a) Neutrofil Neutrofil berkembang dalam sumsum tulang dikeluarkan dalam sirkulasi sel sel ini merupakan 60 70% leukosit yang beredar. Leukosit berdiameter 12 15 µm dan memiliki inti yang khas padat terdiri atas sitoplasma pucat di antara 2 dan 5 lobus dengan rangka tidak teratur dan mengandung banyak granula merah jambu ( azurofilik ) atau merah lembayung. Neutrofil merupakan garis depan pertahanan seluler terhadap infasi jasad renik, memfagosit partikel kecil dengan aktif. b) Monosit Monosit merupakan sel leukosit yang berukuran besar dengan berdiameter 9-20 µm jumlah normalnya 3-8% dari jumlah leukosit normal. Memiliki inti besar di tengah oval atau berlekuk dengan kromatin mengelompok, sitoplasmanya yang berlimpah bewarna biru pucat dan mengandung banyak vakuola halus sehingga memberi rupa seperti kaca. Granula sitoplasma juga sering ada. Prekusor monosit dalam sumsum tulang sukar dibedakan dari mieloblas dan monosit. c) Eosinofil Sel ini serupa dengan sel neutrofil kecuali granula sitoplasmanya lebih kasar dan berwarna lebih merah gelap dan jarang terdapat lebih dari tiga lobus inti. Jumlah eosinofil hanya 1-4% lekosit darah,

10 mempunyai garis tengah 9 µm (sedikit lebih kecil dari neutrofil). Inti biasanya berlobus dua reticulum endoplasma mitokondria dan apparatus golgi kurang berkembang, mempunyai granula yang ovoid yang dengan eosin asidofilik, granula, adalan lisosom yang mengandung fosfatase asam, katepsin, ribonuklease, tapi tidak mengandung lisosim. Eosinofil memfagosit komplek antigen dan antibodi. Ini merupakan fungsi eosinofil untuk melakukan fagositosis selektif terhadap ko``mpleks antigen dan antibodi. d) Basofil Basofil jumlahnya 0-2% dari lekosit darah, ukuran garis tengah 12 µm inti satu, besar bentuk pilihan ileguler, umumnya bentuk huruf s, sitoplasmanya berisi granula yang lebih besar dan sering kali granula menutupi inti, granula bentuknya ireguler berwarna metakromatik dengan campuran jenis romanski tampak lembayung. Granula basofil metakromatik dan mensekresi histamine dan heparin dalam keadaan tertentu, basofil merupakan sel utama pada tempat peradangan ini dinamakan hypersensifitas kulit basofil. Hal ini menunjukkan basofil mempunyai hubungan kekebalan. 2. Limfosit Sebagian besar limfosit yang terdapat dalam darah tepi merupakan sel kecil yang berdiameter kecil dari 10 µm. Intinya yang gelap berbentuk bundar atau agak berlekuk dengan kelompok kromatin kasar dan berbatas tidak tegas. Nukleoli normal terlihat sitoplasmanya berwarna biru langit

11 dan dalam kebanyakan sel terlihat sebagai bingkai halus sekitar inti kira kira 105 limfosit yang beredar merupakan sel lebih besar dengan sitoplasma lebih banyak yang mengandung sedikit granula azurofilik. Limfosit merupakan unsur penting pada pembentukan imunitas. Pascakelahiran, sejumlah limfosit terbentuk di sumsum tulang. Namun, sebagian besar limfosit juga terbentuk di kelenjar limfe, timus, dan limpa dari sel prekusor yang semula berasal dari sumsum tulang dan diproses di timus atau ekivalen bursa. Pada umumnya limfosit memasuki sistem peredaran darah melalui pembuluh limfe yang setiap saat hanya sekitar 25% dari seluruh limfosit dalam tubuh yang berada di darah tepi dan sebagian besar sisanya terdapat di organ limfoid. ( Ganong, 2008 ) D. Hubungan Pencemaran dengan Leukosit Dampak yang dikeluarkan oleh pencemaran udara begitu besar pengaruhnya terhadap kesehatan salah satunya yaitu karbonmonoksida (CO). Pengaruh gas CO yang masuk melewati saluran pernafasan dapat meningkatkan kepekaan terhadap infeksi saluran pernafasan atau terjadi peradangan. Semakin banyak gas CO yang masuk ke dalam tubuh maka semakin besar kemungkinan terjadinya penyumbatan di saluran pernafasan sehingga terjadi peningkatan jumlah neutrofil diberbagai bagian paru sehingga pada peristiwa peradangan sel neutrofil melepaskan enzim lisosomal yaitu elastase yang dapat merusak jaringan di paru dan akan memproduksi enzim elastase yaitu enzim yang mempunyai kemampuan merusak elastin dan

12 menghambat akifitas alfa- 1 antritipsin ( Ikawati Z, 2007 ) yang mana lekosit itu dihasilkan oleh kelenjar timus, limfa dan sumsum tulang serta bersirkulasi di dalam badan antara organ tubuh melalui pembuluh limfa dan pembuluh darah karena dalam keadaan normal hampir 75 % sel di sumsum tulang termasuk dalam seri mieloid penghasil sel darah putih. ( Ganong, 2008 )