BAB I PENDAHULUAN. dijalankan dalam masyarakat, penilaian atau anggapan bahwa cara-cara yang telah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bisnis, dan hal tersebut juga diatur dalam Al-Qur an. Konsep Al- dunia, tetapi juga menyangkut urusan akhirat.

BAB I PENDAHULUAN. dan menganggap penting semua kerja yang produktif. 1 Pada setiap prilaku

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan atau laba perusahaan. Hal ini dapat dilakukan, jika perusahaan. langsung terhadap peningkatan laba perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan problematika terbesar dalam kehidupan. Sebab

BAB I PENDAHULUAN. di buat dengan bahan baku daun gambir pilihan yang di peroleh langsung dari

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Sesuai falsafah undang-undang perpajakan, membayar

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan Otonomi Daerah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Kampar ini dahulunya mereka berdagang di Pasar Usang.

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara berdasarkan atas hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dilepaskan dari tanggung-jawab pemerintah, yang dalam ajaran Islam. bertujuan untuk mensejahterakan masyarakatnya.

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan harta agar seseorang dapat memenuhi kebutuhannya, menikmati

BAB I PENDAHULUAN. Kampar Provinsi Riau,dengan luas wilayah luas ± 99,66 km 2 atau 9,966 Ha, dengan pusat

BAB I PENDAHULUAN. keuangan konsumen atau disebut sebagai nasabah bank. nasabahnya melalui pemberian informasi yang benar dan jelas mengenai setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak berlakunya UU No. 32 Tahun 2004 dan UU No. 33 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bisnis merupakan kegiatan yang tak pernah lepas dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam politik, sosial maupun ekonomi. Berbicara masalah ekonomi berarti

BAB I PENDAHULUAN. pertanggung jawabannya di akhirat kelak. memperoleh dan memanfaatkan sumber daya yang memiliki nilai ekonomis

BAB I PENDAHULUAN. penting tidak melanggar garis-garis yang telah ditentukan oleh Allah Swt.

BAB I PENDAHULUAN. diciptakan yaitu diciptakannya Nabi Adam as kemudian disusul dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang pesat diukur dari seluruh gross national

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan. Dalam hal ini perlunya interaksi antara sesama. Di samping. hidup. Dalam ekonomi dikenal dengan istilah bekerja.

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan bagian dari kehidupan manusia, dalam. berdasarkan Al-Quran Al Karimdan As-Sunnah Nabawiyah.

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan alat pemuas untuk memenuhi kebutuhan manusia terbatas adanya,

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Menurut muhammad bin Hasan al-syaibani dalam kitabnya al-

BAB I PENDAHULUAN. dan meninggal dunia di dalam masyarakat. Dalam hidup bermasyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan negara hukum. Negara Kesatuan Republik Indonesia menganut. rendah sehingga menjadi urusan rumah tangga daerah itu. 1.

BAB I PENDAHULUAN. landasan operasi yang lebih jelas bagi bank syariah. Sebagai tindak lanjut UU

BAB I PENDAHULUAN. yang mengatur semua aspek kehidupan manusia, baik aqidah, ibadah, akhlak. membeda-bedakan antara muslim dan non muslim.

BAB I PENDAHULUAN. masalah ini disebabkan, salah satu tolok ukur kemajuan suatu negara adalah dari

BAB I PENDAHULUAN. harus memahami etika dalam bersaing yang diajarkan Islam, dianjurkan agar

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup seseorang. Pendapatan adalah arus masuk sumber daya ke dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. bentuk negara kesatuan ini maka penyelenggaraan pemerintahan pada prinsipnya

BAB I PENDAHULUAN. sendiri dalam memenuhi kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya. Oleh sebab

BAB I PENDAHULUAN. berusaha dan berdo a ( ikhtiar). Setiap manusia dalam kehidupannya dituntut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut. terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. keperluan-keperluan lain, tidak bisa diabaikan. Kenyataan menunjukkan bahwa di

BAB I PENDAHULUAN. dan sosialisme. Sistem tersebut mengacu kepada prinsip-prinsip yang sebenarnya

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK TARIF PARKIR PROGRESIF DI PUSAT PERBELANJAAN MATAHARI KAWASAN SIMPANG LIMA SEMARANG

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENGANGKUTAN BARANG MENGGUNAKAN KAPAL PETI KEMAS MELALUI LAUT (STUDI KASUS PT. MERATUS LINE CABANG PADANG)

pertahun yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. 2 pertumbuhan ekonomi terutama di Indonesia. Sektor perikanan merupakan hal

BAB III TINJAUAN TEORITIS. pemungutan itu adalah suatu perbuatan hal, cara atau proses dalam memungut

BAB I PENDAHULUAN. semaksimal mungkin sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani dalam

BAB I PENDAHULUAN. kepada umatnya untuk berfikir ke depan dalam rangka mencapai tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia mempunyai kepentingan yang berbeda-beda, maka. satu dengan lainnya dalam berbagai kepentingan. 1

BAB I PENDAHULUAN. Terlebih-lebih di saat sekarang ini, di mana kondisi perekonomian yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu transaksi jual beli, apapun jenis benda yang diperjual-belikan

BAB I PENDAHULUAN. pandangan Islam, nikmat Allah hampir tak terbatas. 1 Manusia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama dakwah yang Hudan-Linnas sebagai pedoman hidup. maupun bathin dan juga kebahagiaan dunia dan akhirat.

BAB I PENDAHULUAN. (komprehensif) dan abadi ( universal) bagi seluruh umat manusia. Al Quran

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan dan perjalanan sejarah manusia, aspek ekonomi juga

BAB I PENDAHULUAN. orang saja karena isu untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat merupakan hambatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah menjanjikan rezeki bagi makhluk yang ada di permukaan bumi ini, namun

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-undang Dasar Salah satu tujuan dilaksanakannya

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH MUSLIM DAN NON MUSLIM TERHADAP TRANSAKSI PEMBIAYAAN PADA PERBANKAN SYARIAH. Oleh: Ikin Ainul Yakin

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) (Studi Tentang Perlindungan Hukum Bagi Karyawan)

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi serta bisa memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen. Oleh. yang paling baik serta keistimewaan yang menonjol.

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. dan analisis data yang diperlukan guna menjawab masalah yang dihadapi. 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Padang Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Sungai Bangek, Balai

BAB I PENDAHULUAN. mendorong masyarakat mencari dana untuk mendirikan suatu usaha. 1. yang diselenggarakan oleh lembaga keuangan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai berikut : Produk Pendanaan ( Funding Product), Produk Pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam ajaran Islam, salah satu aspek kehidupan yang paling penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini semakin disadari bahwa dengan semakin. bertambahnya persaingan antar perusahaan yang satu dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. baik secara individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan seharihari

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara bekerja, dan seseorang yang bekerja tentu mengharapkan imbalan. atau balas jasa dari hasil pekerjaannya tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan melalui tiga asas yaitu desentralisasi, dekosentrasi dan tugas

BAB I PENDAHULUAN. mengandung ketentuan-ketentuan keimanan (aqidah) dan ketentuan -ketentuan

BAB I PENDAHULUAN. adalah menyangkut pengentasan kemiskinan dan pengangguran. Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, perdagangan terutama dalam bidang ekonomi. Merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kehidupan di dunia serta keinginan manusia yang sering kali berlebihan

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENERBITAN KARTU KREDIT DI PT BNI (PERSERO) SURAKARTA

A. Latar Belakang Masalah

pemberian semua jasa yang dibutuhkan nasabahnya baik nasabah penyimpan

BAB 1 PENDAHULUAN. Selain itu Indonesia juga merupakan welfare state. sesuai dengan amanat yang tersirat didalam alinea ke IV, Pembukaan

BAB I PENDAHULUAN. Wakaf merupakan bagian yang sangat penting dalam hukum Islam. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. pihak. Seperti kita ketahui bersama Negara mempunyai tujuan untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana yang terdapat dalam pembukaan Undang- Undang Dasar (UUD) Negara Republik

UPAYA PETANI KELAPA SAWIT DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN HIDUP PADA MASA REPLANTING DITINJAU

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi ekonomi yang mempunyai ciri-ciri demokratis, kebersamaan, kekeluargaan, dan keterbukaan.

Berdasarkan uraian diatas, maka yang dimaksud dalam judul skripsi ini adalah sebuah kajian yang akan fokus mengenai

BAB I PENDAHULUAN. bahkan terkadang menjadi sangat dominan dibanding dengan aktifitas-aktifitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Islam agama yang sempurna, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada. Nabi Muhammad SAW yang memiliki sekumpulan aturan.

BAB I PENDAHULUAN. akal manusia untuk menganalisa hukum-hukum syara, meneliti. perkembangan dengan pedoman pada nash-nash yang telah ada, supaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah SWT telah menghiasi alam semesta ini dengan rasa cinta dan kasih

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. harus terjadi perselisihan atau sengketa dalam proses pembagian harta warisan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam sebagai agama Allah, merupakan agama yang universal dan. konprehensif.

LAJU PERTUMBUHAN PAJAK RESTORAN, HOTEL DAN HIBURAN DALAM PAD KOTA KEDIRI

BAB I PE DAHULUA. sesuai dengan perkembangan masyarakat dan Negara baik di bidang. kenegaraan maupun di bidang sosial dan ekonomi. Pada mulanya pajak

BAB I PENDAHULUAN. kaum ditentukan oleh luasnya tanah yang dimiliki.1. Minangkabau sampai saat ini adalah manggadai. Di Minangkabau sendiri

BAB I PENDAHULUAN. langsung adalah meningkatnya penjualan sehingga perusahaan akan memiliki lebih banyak

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan perumahan, yang merupakan kebutuhan dasar bagi setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. sehingga sumber daya manusia (SDM) dituntut untuk terus -menerus mampu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya adalah hasil cipta rasa dan karya manusia. Tradisi menurut kamus besar bahasa Indonesia berarti adat kebiasaan turun temurun yang masih dijalankan dalam masyarakat, penilaian atau anggapan bahwa cara-cara yang telah ada merupakan yang paling baik dan benar. Budaya lahir terlebih dahulu sebelum tradisi itu tercipta, setelah terbentuk budaya, budaya tersebut dianut oleh sekelompok orang tertentu dan diwariskan ke keturunannya. Budaya yang diwariskan secara turun temurun itu tadi akan menjadi sebuah tradisi. 1 Menurut kamus bahasa Indonesia, Tabuik (Indonesia: Tabut) adalah sebangsa peti yang dibuat dari anyaman bambu atau burung-burungan borak dari kayu yang dibawa berarak pada hari peringatan Hasan Husein pada tanggal 10 muharram. 2 Di Indonesia acara tabut dilakukan di dua Daerah yaitu Pariaman yang dikenal dengan nama Tabuik dan di Daerah Bengkulu yang dikenal dengan nama Tabot. Perayaan Tabuik dimulai semenjak awal abad ke 20. Tabuik yang berlangsung pada bulan Muharram itu bertujuan untuk memperingati meninggalnya cucu nabi Muhammad SAW yang bernama Husein. Makanya muncul istilah oyak hosen Tradisi Tabuik dilakukan secara terus-menerus setiap sepuluh Muharram. Tujuan utama pelaksanaan acara Tabuik adalah untuk melestarikan kebudayaan, tetapi ada hal penting lain yang mesti diperhatikan dalam acara 1 http://kampuscuy.blogspot.com/2012/06/perbedaan-tradisi-dan-budaya.html 2 Desi Anwar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Terbaru, (Surabaya: Penerbit Amelia Surabaya, 2003), h. 465 1

2 Tabuik tersebut, yaitu p`eningkatan pertumbuhan perekonomian masyarakat melalui tradisi yang diadakan setiap tahunnya itu. Acara Tabuik juga dapat menambah pendapatan bagi Daerah yaitu dalam bentuk retribusi Daerah sebagai berikut: 1. Sewa tanah/ bangunan 2. Uang pemakaian tanah milik Daerah 3. Retribusi pasar 4. Retribusi tempat rekreasi Panitia Nasrun, merumuskan retribusi Daerah adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran pemakaian atau karena memperoleh jasa pekerjaan, usaha atau milik daerah untuk kepentingan umum, atau karena jasa yang diberikan oleh daerah baik langsung maupun tidak langsung. 3 Dasar hukum pemungutan pajak Daerah dan retribusi Daerah adalah Undang-undang No. 18 Tahun 1997 tentang pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang No. 34 Tahun 2000. 4 Setelah berlangsungnya acara Tabuik, aktivitas ekonomi masyarakat menjadi lebih tinggi. Pedagang mulai memperluas usahanya, misalnya dengan membuka cabang baru, atau memperbesar tokonya, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang menyebabkan berkurangnya tingkat pengangguran. Keuntungan dari penjualan pada saat acara Tabuik, juga dimanfaatkan oleh sebagian pedagang dalam bentuk investasi, baik dalam bentuk emas ataupun dalam bentuk investasi 3 Josef Riwu, Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia (Identifikasi Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Penyelenggaraannya), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), h. 153 4 Mardiasmo, Perpajakan, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2009), h. 12

3 lainnya. Seperti yang dilakukan bapak Jasril, keuntungan dari acara Tabuik dimanfaatkan oleh bapak Jasril untuk berinvestasi dalam bentuk emas, karena emas harganya terus menerus naik, sama halnya dengan tanah, tetapi jika keuntungan pada saat Tabuik digunakan untuk membeli tanah, tentu saja uangnya belum cukup. 5 Acara Tabuik yang diselenggarakan di Kecamatan Pariaman Tengah Kota Pariaman, dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menambah penghasilan mereka. Seperti penjualan jasa berupa sewa-menyewa tenda bagi para pedagang, buruh angkat pasar, tukang parkir, penginapan dan melalui sarana transportasi. Data yang diperoleh tahun 2013 menyatakan bahwa penumpang kereta api (KA) kelas ekonomi Sibinuang rute Padang tujuan Pariaman membludak. Lima gerbong yang disediakan untuk pemberangkatan pertama pada Minggu pagi penuh. Dari 476 kursi yang disediakan, semuanya terisi penuh oleh penumpang, kata Kepala Stasiun Kota Pariaman Afrizal. Ia menjelaskan, kepadatan penumpang tersebut diperkirakan terjadi karena bertepatan dengan puncak perayaan pesta budaya Tabuik kota itu. Padahal, menurut Afrizal, jumlah penumpang rata-rata pada Minggu pagi itu hanya berkisar antara 100 sampai 200 penumpang. 6 Pedagang yang berjualan pada saat acara Tabuik, harus mencari tempat untuk bisa melakukan aktivitas jual beli, biasanya tempat telah disediakan oleh panitia Tabuik, dan pedagang hanya perlu mengkonfirmasi panitia dua hari sebelum acara Tabuik berlangsung, yaitu sebelum satu Muharram. Sewa- 5 Jasril, Pedagang Nasi, Wawancara, Pariaman, 12 Juni 2014 6 http://www.harianhaluan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=27778: iran-kagumi-pesta-tabuik&catid=2:sumatera-barat&itemid=71

4 menyewa dilakukan mulai dari tanggal satu Muharram dan ada juga sebagian lainnya yang hanya menyewa pada sepuluh Muharram saja. Proses sewamenyewa tempat tentu saja dilakukan setelah pedagang mengetahui produk apa yang akan dijual sehingga lebih memudahkan dalam mengetahui ukuran tempat yang akan disewa. 7 Promosi dilakukan melalui iklan di radio, ataupun melalui koran-koran dan majalah Tabuik. Promosi dilakukan oleh pemerintah Daerah. 8 Harga yang ditetapkan pada saat acara Tabuik berlangsung oleh para pedagang sebahagian adalah harga yang tidak wajar, artinya harga tersebut terlalu jauh dari harga yang ditetapkan sehari-hari, meskipun kebanyakan dari mereka ada juga yang memberi harga yang wajar. Seperti yang dilakukan ibu Mawi, pada saat acara Tabuik, miniature yang biasanya dijual dengan harga akhir Rp. 200.000 bisa dijual dengan harga akhir Rp. 300.000 pada saat acara Tabuik, karena banyaknya permintaan pada saat itu. 9 Islam sangat menjunjung adanya aktivitas ekonomi. Kekayaan materi merupakan bagian penting dalam falah. Bahaya kelaparan, sulitnya mendapatkan kebutuhan hidup dan faktor-faktor lain yang mengganggu pikiran dan tubuh tentu tidak akan memungkinkan suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan hidup di dunia. 10 7 Musa, Pedagang Sate, Wawancara, Pariaman, 14 Juni 2014 8 Atik Manusama, Ketua Panitia Pelaksanaan Acara Tabuik, Wawancara, Pariaman, 16 Juni 2014 9 Ibu Mawi, Penjual Miniature Tabuik, Wawancara, Pariaman, 12 Juni 2014 10 Muhammad Nejatullah Siddiqi, Kegiatan Ekonomi dalam Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), Cet. Ke-2, h. 11

5 Ekonomi Islam yaitu suatu sistem ekonomi yang menetapkan perlu adanya semangat kebersamaan ( ukhuwah), kasih sayang, saling hormat dan membagi kesabaran, dan kebebasan yang diikat oleh rasa tanggung jawab. Semangat iman dan keagamaan tidak hanya terbatas pada tingkat individu, melainkan meresap pula ke dalam seluruh denyut nadi kehidupan masyarakat. Hal ini karena ekonomi Islam dimotivasi oleh prinsip tauhid dan prinsip kemanusiaan. 11 Namun kebebasan itu tidak boleh melanggar aturan-aturan yang telah digariskan Allah SWT dalam alquran maupun hadist. Firman Allah SWT dalam QS. Al-Baqarah (2):188 menyebutkan: Artinya: Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, Padahal kamu mengetahui. Berangkat dari latar belakang di atas, penulis tertarik mendalaminya sebagai kajian ilmiah dalam bentuk skripsi dengan judul PENERAPAN DAN PELAKSANAAN ETIKA EKONOMI ISLAM DALAM PERNIAGAAN PADA ACARA TABUIK DI KECAMATAN PARIAMAN TENGAH MENURUT PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM. B. Batasan Masalah Supaya penelitian ini lebih terarah dan tidak menyimpang dari topik yang dipersoalkan, maka penelitian ini difokuskan pada penerapan dan pelaksanaan 11 Muhandis Natadiwirja, Etika Bisnis Islami, (Jakarta: Granada Press, 2007), h.vii

6 etika ekonomi Islam dalam perniagaan pada acara Tabuik tahun 2013 yang meliputi: pengusahaan tempat, produk, harga, promosi, dan pendapatan. C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang telah diuraikan maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana aktivitas pedagang dalam kegiatan perdagangan untuk peningkatan perekonomian keluarga pada acara Tabuik di Kecamatan Pariaman Tengah? 2. Bagaimana tinjauan ekonomi Islam terhadap penerapan dan pelaksanaan etika ekonomi Islam dalam perniagaan pada acara Tabuik di Kecamatan Pariaman Tengah? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian a. Untuk mengetahui aktivitas pedagang dalam kegiatan perdagangan untuk peningkatan perekonomian keluarga pada acara Tabuik di Kecamatan Pariaman Tengah. b. Untuk mengetahui tinjauan ekonomi Islam terhadap penerapan dan pelaksanaan etika ekonomi Islam dalam perniagaan pada acara Tabuik dikecamatan Pariaman Tengah. 2. Manfaat penelitian a. Menambah wawasan bagi penulis mengenai permasalahan yang diteliti. b. Memberikan informasi ilmiah bagi pembaca guna penelitian lain yang ada kaitannya dengan tradisi/ kebudayaan.

7 c. Sebagai bahan rujukan dan menambah khazanah ilmu kepustakaan. d. Sebagai salah satu syarat untuk penulisan skripsi dalam menyelesaikan studi pada program S1 Ekonomi Islam Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum UIN SUSKA Pekanbaru. E. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Kecamatan Pariaman Tengah Kota Pariaman. Alasan penulis menjadikan lokasi ini sebagai tempat penelitian adalah dengan pertimbangan penulis bahwa Kecamatan Pariaman Tengah merupakan salah satu wilayah yang berpotensi dan strategis dalam sarana dan prasarananya. Selain itu Kecamatan Pariaman Tengah merupakan tempatnya acara puncak setelah Tabuik selesai dilaksanakan. 2. Subjek dan objek penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah para pedagang yang melakukan aktivitas perdagangan pada acara Tabuik Sedangkan yang menjadi objek adalah penerapan dan pelaksanaan etika ekonomi Islam dalam perniagaan pada acara Tabuik di Kecamatan Pariaman Tengah ditinjau menurut perspektif ekonomi Islam 3. Populasi dan sampel Populasi dalam penelitian ini adalah para pedagang yang melakukan aktivitas perdagangan pada acara Tabuik. Karena jumlah

8 populasi tidak diketahui secara pasti, maka sampel ditentukan sebanyak 100 pedagang dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. 4. Sumber data Data dalam penelitian ini diperoleh dari dua sumber, yaitu: a. Data primer, adalah data yang penulis peroleh secara langsung dari para pedagang yang melakukan aktivitas perdagangan pada acara Tabuik. b. Data sekunder, adalah data yang diperoleh dari buku-buku literatur yang dapat menunjang penelitian ini. 5. Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh melalui cara sebagai berikut: a. Wawancara, yaitu dengan melakukan wawancara mendalam dan terarah dalam masalah yang diteliti, dalam hal ini penulis bertanya langsung kepada responden secara lisan untuk mendapatkan data. b. Angket, yaitu Suatu pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan/pernyataan kepada responden dengan harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. 12 c. Observasi, yaitu metode pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung dilapangan untuk mendapatkan gambaran secara nyata tentang kegiatan yang diteliti. 12 Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisinis, (Jakarta: PT. Rajawali Pers, 2009), Ed. 2, h. 49.

9 d. Kajian pustaka adalah metode pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam mencari dan mengumpulkan berbagai literature yang mendukung dan berkaitan dengan permasalahan ini. 6. Metode Analisis Data Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa deskriptif kualitatif, yaitu menganalisa data dengan mengklasifikasikan data-data berdasarkan persamaan jenis dari data tersebut, kemudian diuraikan antara satu data dengan data yang lainnya sedemikian rupa sehingga diperoleh gambaran umum yang utuh tentang masalah yang diteliti. 7. Teknik Penulisan Setelah data dianalisa, kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan dengan menggunakan metode sebagai berikut: a. Deduktif Yaitu menggambarkan kaedah umum yang ada kaitannya dengan tulisan ini, dianalisa dan diambil kesimpulan secara khusus. b. Induktif Yaitu menggambarkan fakta khusus yang ada kaitannya dengan tulisan ini, dianalisa dan diambil kesimpulan secara umum. c. Deskriptif Yaitu dengan menggambarkan secara tepat masalah yang diteliti sesuai dengan data yang diperoleh. Kemudian dianalisis dan disimpulkan sesuai dengan masalah tersebut.

10 F. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah penulis dalam pembahasan, maka penelitian ini dibagi dalam beberapa bab, yaitu sebagai berikut: Bab satu pendahuluan membahas tentang: latar belakang, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka teori, metode penelitian yang digunakan dan sistematika penulisan. Bab dua gambaran umum Kecamatan Pariaman Tengah, membahas tentang: letak geografis dan demografis, pendidikan dan kehidupan beragama, social budaya dan ekonomi masyarakat, sejarah dan berkembangnya Tabuik, serta proses pembuatan Tabuik. Bab tiga tinjauan teoritis tentang etika ekonomi Islam dalam perniagaan membahas tentang: etika ekonomi Islam, pandangan Islam terhadap harta dan ekonomi. Bab empat hasil penelitian membahas tentang penerapan dan pelaksanaan etika ekonomi islam dalam perniagaan pada acara Tabuik di Kecamatan Pariaman Tengah menurut perspektif ekonomi Islam. Bab lima penutup membahas tentang: kesimpulan dan saran.