BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Gorontalo didirikan pada tahun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gorontalo. Jln. Brigjen Piola Isa Kel. Wongkaditi Kecamatan Kota Utara Kota

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 3 Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan yaitu dari bulan Februari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN / Selanjutnya, sekolah ini beralamat di desa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo.

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Penelitian tentang Bimbingan Orang Tua

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat Berdirinya SMA Negeri 1 Gorontalo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. nama SMEA Negeri Gorontalo dengan status swasta. Kemudian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian M², SMA Negeri 1 Suwawa adalah sekolah yang dikelilingi oleh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Variabel X (Karakteristik Siswa)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terletak di Jalan Arif Rahman Hakim Kecamatan Kota Utara Kota

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kalinya/dimulainya pembangunan pada tahun 1997 dan mulai beroperasi pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data hasil penelitian diperoleh dari hasil sebaran angket kepada siswa,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian terdiri dari deskripsi hasil penelitian uji analisis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. nama SMEA Negeri Gorontalo dengan status swasta. Kemudian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. meliputi (a) hasil pengujian analisis deskriptif data penelitian untuk memperoleh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Deskripsi Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil dari penelitian yang telah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dikembangkan atas dasar perluasan mandat (Wider Mandate) dari IKIP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMK Negeri 1 Limboto sebelumnya bernama Sekolah Menengah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Kaliwungu yang beralamat di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal pada

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Analisis Validitas Soal Variabel X dan Variabel Y

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Sejarah Singkat SMK Nenegeri Gorontalo

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu pendekatan yang tepat, sehingga mendapatkan hasil yang optimal. Yang

BAB III METODE PENELITIAN. suatu permasalahan (Azwar,2012:1). Desain penelitian dapat diartikan suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Pendidikan Teknik Arsitektur yang beralamatkan di Jln. Setiabudhi No. 207 Bandung.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan untuk menentukan cara yang digunakan untuk menjawab pertanyaan

BAB III METODE PENELITIAN. No Kelas Jumlah 1 XII Busana XII Busana XII Busana 3 32 Jumlah 94 Tabel 3.1.

ARTIKEL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Memenuhi derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Analisis Validitas Soal Variabel X dan Variabel Y

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. supaya dapat mempermudah proses pengambilan data. Penelitian ini dilakukan di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengolahan data berdasarkan hasil pengisian angket tentang pola asuh orangtua

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. Lingkungan Keluarga dengan Perilaku Empati siswa kelas X SMA Negeri 1 Tibawa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan judul Kontribusi Penguasaan Materi Mata Diklat Gambar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian pada variabel Lingkungan Sosial untuk nilai tengah dari rangkaian data yang

BAB III METODE PENELITIAN. yang pertama yaitu kelompok eksperimen dan yang kedua yaitu kelompok

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN Deskripsi Data Terdistribusi Kualitas Sistem Informasi Business

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMAN 1 Rejotangan. SMPN 1 Rejotangan, dan SMK Rejotangan.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam pelaksanaanya, penulis membuat dua kelompok yang pertama yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban untuk

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Dari hasil penelitian, peneliti memperoleh data studi lapangan berupa data tentang penerapan

BAB III METODE PENELITIAN. verifikatif. Menurut Fathoni (2006:96-97) menyatakan bahwa :

BAB III METODE PENELITIAN. Didalam suatu penelitian, obyek penelitian merupakan hal yang sangat penting

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sidoarjo, tepatnya sekolah ini beralamat di Jalan Raya Keboharan.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk memperoleh suatu jawaban atas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang Kecerdasan Spiritual Siswa dan Kondisi Psikologis Keluarga di SMP Negeri 2 Telaga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMP Negeri 14 Yogyakarta

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMK Negeri 1 Limboto sebelumnya bernama Sekolah Menengah Ekonomi

BAB III METODE PENELITIAN. Agar suatu penelitian dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, maka

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bhakti Pekanbaru, pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan membahas tentang hasil penelitian yang telah dilaksanakan,

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober Januari 2015 di SMA Negeri 1

BAB 1V PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN. variabel (Y). Data penelitian kedua variabel yang diperoleh dari 52 responden disajikan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

Proses pembelajaran melalui praktikum di bengkel merupakan. perwujudan dari suatu teori ke dalam bentuk nyata. Kegiatan praktik juga akan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Sugiyono (2012: 14) mengemukakan bahwa:

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui dan menentukan desain penelitian yang akan digunakan. Desain

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Pada Bab ini penulis akan membahas hasil penelitian tentang Pengaruh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008:3). Dalam penelitian

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari tahun ke tahun perkembangan kedua madrasah berjalan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Gorontalo

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berjumlah 88 orang. Responden diambil sebanyak 20 orang dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket uji coba

BAB 4 ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mulai dari tenaga, media pembelajaran bahkan kurikulum yang akan digunakan.

BAB IV HASIL PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Verifikatif, dengan jenis pendekatan survei. Menurut Nazir (2005: 63), penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. apa yang akan dipakai pakai, karena dengan hal itu akan mepermudah penelitian,

Transkripsi:

38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitiain 3.1.1 Sejarah Singkat SMAN 3 Gorontalo Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Gorontalo didirikan pada tahun 1975 berlokasi di jalan Ki Hajar Dewantoro Kel.Limba U2 Kec. Kota Selatan Kota Gorontalo. Awalnya Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Gorontalo bernama ssekolah menengah pembangunan persiapan (SMPP) berdasarkan Surat Keputusan Mentrei Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 0258/0/1975 tentang Pembukaan Sekolah Menengah Pembangunan Persiapan di Gorontalo Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Utara, untuk menanpung animo masyarakat Gorontalo yang sangat besar untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi setelah tamat SMP. Satu hal yang perlu diketahui bahwa pada saat SMPP dibuka pada tahun ajaran 1975/1976 dikepalai oleh Ny. Neng Podungge Niode dengan jumlah siswa yang mendaftar mencapai 300 orang angka yang cukup besar untuk sekolah baru. Seiring berubahnya paradigma pendidikan di Indonesia maka pada tahun 1985 SMPP Negeri Gorontalo diubah menjadi SMA Negeri 3 Gorontalo.Pada tahun 2007 SMA Negeri 3 Gorontalo diberi kepercayaan oleh Pemerintah Pusat untuk menjadi salah satu Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di Provinsi Gorontalo, kemudian pada tahun 2008/2009 kembali dipercaya untuk menjadi satu-satunya Pengelola

39 Akselerasi di Provinsi Gorontalo. Ditahun keempat SMA Negeri 3 Gorontalo berstatus R-SBI terus melakukan pembenahan yang dititik beratkan pada peningkatan mutu melalui Sister School dengan SMA Saint Nicolaus Lokon Sulawesi Utara yang disusul Sister School dengan luar negeri Canbridge Australia. 3.1.2 Visi Misi SMA Negeri 3 Gorontalo Visi SMAN 3 Gorontalo adalah Terwujudnya SMA Negeri 3 Gorontalo sebagai sekolah pusat sumber belajar berbasis keunggulan lokal menuju sekolah berdaya saing internasional yang mampu menyiapkan siswa berwawasan IPTEK, dan memiliki IMTAQ sehat Jasmani dan Rohani. Misi SMAN 3 Gorontalo adalah : a. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif baik secara langsung maupun online melalui internet sehingga setiap siswa berkembang secara optimal sesuai dengan potensinya. b. Menumbuhkan semangat keunggulan lokal secara intensif kepada seluruh warga sekolah. c. Mengembangkan sikap mandiri dan sportifitas dalam meraih prestasi. d. Menerapkan pembelajaran berbasis teknologi informasi. e. Membekali siswa penguasaan Ilmu Pengetahuan Teknologi, sosial budaya, seni dan pengembangan keunggulan lokal sebagai bekal menghadapi masa depan.

40 3.1.3 Tujuan Sekolah Tujuan SMAN 3 Gorontalo adalah: a. Melahirkan lulusan yang memiliki daya saing tinggi yang siap memasuki dunia kerja serta perguruan tinggi. b. Mengembangkan potensi dan bakat siswa melalui kegiatan intra dan ekstra kurikuler agar dapat mengembangkan diri dalam mencapai cita-cita siswa kelak. c. Melakukan berbagai kegiatan inovatif untuk menunjang kegiatan akademik, merespon perubahan dan dinamika dunia pendidikan untuk meningkatkan proses belajar dan mutu hasil pendidikan. d. Menggali, mengembangkan, serta menerapkan IPTEK dan keagamaan yang berguna bagi kemanusiaan dan masyarakat. 3.1.4 Keadaan Siswa Siswa merupakan aspek yang tidak terlepas dari keberhasilan suatu sekolah dimana siswa sebagai obyek yang harus dikembangkan dalam proses kehidupan sekolah dan juga sebagai penunjang berdirinya suatu lembaga pendidikan. Berdasarkan hal ini, maka SMA Negeri 3 Gorontalo pada tahun Ajaran 2012/2013 memiliki jumlah siswa yang tersebar di 3 kelas dengan jumlah keseluruhan sebanyak 540 orang siswa, dengan data sebagai berikut:

41 Tabel 2. Keadaan Siswa SMAN 3 Gorontalo Pada Tahun Ajaran 20012/2013 Kelas X Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas 29 28 28 30 30 29 29 Kelas XI IPA IPS IPA 1 IPA 2 IPS 1` IPS 2 IPS 3 IPS 4 IPS 5 BAHASA 20 21 33 32 31 30 32 14 Kelas XII IPA IPS IPA 1 IPA 2 IPS 1 IPS 2 IPS 3 BAHASA 20 21 33 32 31 14 Sumber data: Tata Usaha SMA Negeri 3 Gorontalo, 2013 3.1.5 Keadaan Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana merupakan penunjang kelancaran proses belajar mengajar untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar dan merupakan pelengkap segala aktivitas yang ada di sekolah, maka sarana dan prasarana sebuah sekolah harus lengkap dan selalu menunjang proses kegiatan belajar mengajar. Berikut ini keadaan sarana dan prasarana di SMA N 3 Gorontalo. Tabel 3. Keadaan Sarana dan Prasarana SMAN 3 Gorontalo T.A 2012/2013 No. Sarana dan Prasarana Jumlah Keterangan Baik Tidak Baik 1. Ruang Kepala Sekolah 1-2. Ruang Guru 1-3. Ruang BK 1-4. Ruang Tata Usaha 1-5. Perpustakaan 1-6. Mushola 1 -

42 7. Ruang Kelas 19-8. Lab. Komputer 1-9. WC Guru 2-10. WC Siswa 10 8 2 11. Ruang Osis 1-12. Kantin 3-13. Lab. IPA 1-14. Ruang Aula 1-15. Lap. Basket 1-16. Lap. Volly 1-17. Ruang Penjaga Sekolah 1 - Jumlah 47 Sumber data: Tata Usaha SMA Negeri 3 Gorontalo, 2013 3.1.6 Struktur Organisasi berikut: Struktur organisasi SMAN 3 Gorontalo, dapat dilihat pada gambar Gambar 2. Struktur Organisasi SMAN 3 Gorontalo Tahun Pelajaran 2012/2013 Kepala Sekolah Komite Sekolah Tim Sekolah Model SKM-PSB Kepala Tata Usaha Wakasek Kurikulum Wakasek Kesiswaan Wakasek Sarpra Wakasek Hubmas Bimb. & Konseling Penasehat Akademik Wali Kelas Guru Mapel Siswa Sumber data: Tata Usaha SMA Negeri 3 Gorontalo, 2013

43 3.2 Pengujian Instrumen Penelitian 3.2.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Uji validitas instrumen untuk mengetahui tingkat validitas dari suatu instrumen kuesioner yang digunakan dalam pengumpulan data apakah item-item yang yang tersaji benar-benar mampu mengungkapkan dengan pasti apa yang akan diteliti. Butir instrumen dikatakan valid jika r hitung > r tabel dengan taraf signifikan 5%. Instrumen yang diuji validitasnya masing-masing adalah instrumen Manajemen Berbasis Sekolah (variabel X) dan instrumen Peningkatan Mutu Pendidikan (variabel Y). Adapun hasil uji validitas masing-masing dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 4. Hasil Uji Validitas Variabel X Item r hitung r tabel Keterangan 1 0,604 0,297 Valid 2 0,470 0,297 Valid 3 0,586 0,297 Valid 4 0,683 0,297 Valid 5 0,523 0,297 Valid 6 0,593 0,297 Valid 7 0,349 0,297 Valid 8 0,312 0,297 Valid 9 0,499 0,297 Valid 10 0,387 0,297 Valid 11 0,481 0,297 Valid 12 0,412 0,297 Valid 13 0,385 0,297 Valid 14 0,608 0,297 Valid 15 0,579 0,297 Valid 16 0,535 0,297 Valid 17 0,529 0,297 Valid 18 0,435 0,297 Valid Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa setiap butir pertanyaan dalam instrumen variabel X valid (perhitungan terlampir).

44 Tabel 5. Hasil Uji Validitas Variabel Y Item r hitung r tabel Keterangan 1 0,575 0,297 Valid 2 0,528 0,297 Valid 3 0,329 0,297 Valid 4 0,472 0,297 Valid 5 0,634 0,297 Valid 6 0,324 0,297 Valid 7 0,417 0,297 Valid 8 0,390 0,297 Valid 9 0,319 0,297 Valid 10 0,311 0,297 Valid 11 0,547 0,297 Valid 12 0,536 0,297 Valid 13 0,617 0,297 Valid 14 0,534 0,297 Valid 15 0,400 0,297 Valid 16 0,576 0,297 Valid 17 0,699 0,297 Valid 18 0,345 0,297 Valid Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa setiap butir pertanyaan dalam instrumen variabel Y (Peningkatan Mutu Pendidikan) valid (perhitungan terlampir). 3.2.2 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Suatu instrumen dapat dikatakan handal (reliable) apabila nilai r 11 > r tabel dengan dk = N-1, signifikansi 5%. Pengujian reliabilitas untuk variabel X (Manajemen Berbasis Sekolah) diperoleh nilai = 0,82. Nilai ini dikonsultasikan dengan nilai dengan dk =N-1 =44-1 =43, signifikansi 5%, maka diperoleh = 0,301. Jika > maka instrumen tersebut reliabel. Bila dibandingkan ternyata nilai = 0,82 > = 0,301, maka instrumen variabel X (Manajemen Berbasis Sekolah) reliabel. Jika tingkat reliabilitas ini diukur

45 dengan metode Alpha Cronbach, maka nilai = 0,82 berada pada kategori sangat reliabel sebagai alat ukur. Sementara, pengujian reliabilitas untuk variabel Y (Peningkatan Mutu Pendidikan) diperoleh nilai = 0,80. Jika nilai > maka instrumen tersebut reliabel. Nilai = 0,80 dikonsultasikan dengan dimana dk = N-1 = 44-1 = 43, signifikansi 5%, maka diperoleh = 0,301. Bila dibandingkan ternyata nilai = 0,80 > = 0,301, maka instrumen reliabel. Jika tingkat reliabilitas ini diukur dengan metode Alpha Cronbach, maka nilai = 0,80 berada pada kategori reliabel sebagai alat ukur. 3.3 Deskripsi Data Hasil Penelitian 3.3.1 Deskripsi Data Manajemen Berbasis Sekolah (Variabel X) Berdasarkan hasil sebaran angket diperoleh persepsi responden yang berjumlah 44 orang tentang Manajemen Berbasis Sekolah sebagaimana dalam tabel berikut. Tabel 6. Distribusi Frekuansi Variabel X No Kelas Interval Frekuensi 1. 55-59 3 2. 60-64 7 3. 65-69 8 4. 70-74 13 5. 75-79 9 6. 80-84 4 Jumlah 44 Berdasarkan data dalam tabel 6 di atas dengan responden sebanyak 44 orang dengan skor terbesar 83 dan skor terkecil 55, diperoleh rentang 22, banyaknya kelas 6 dan panjang kelas 5 (terlampir).

46 Adapun secara berturut-turut kelas interval dengan rentang antara 55 sampai dengan 59 memperoleh frekuensi 3, rentang 60 sampai dengan 64 memperoleh frekuensi 7, rentang 65 sampai dengan 69 memperoleh frekuensi 8, rentang 70 sampai dengan 74 memperoleh frekuensi 13, rentang 75 sampai dengan 79 memperoleh frekuensi 9, dan rentang 80 sampai dengan 84 memperoleh frekuensi 4. Dengan demikian kelas interval yang memperoleh frekuensi terbesar sebanyak 13 adalah kelas interval dengan rentang 70 sampai dengan 74, sedangkan yang memperoleh frekuansi terkecil sebanyak 3 adalah kelas interval dengan rentang 55 sampai dengan 59. Perhitungan tendensi sentral diperoleh nilai mean/rata-rata ( ) sebesar 70,41, median sebesar 71,05 dan modus sebesar 72,30. Sementara itu diperoleh perhitungan simpangan baku (S) sebesar 6,97 (perhitungan terlampir). 3.3.2 Deskripsi Data Peningkatan Mutu Pendidikan (Variabel Y) Adapun persepsi responden tentang Peningkatan Mutu Pendidikan berdasarkan hasil sebaran angket dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 7. Distribusi Frekuansi Variabel Y No Kelas Interval Frekuensi 1. 57-61 4 2. 62-66 7 3. 67-71 10 4. 72-76 12 5. 77-81 8 6. 82-86 3 Jumlah 44

47 Berdasarkan data dalam tabel 7 diatas dengan responden sebanyak 44 orang diperoleh rentang (range) 22, banyaknya kelas 6 dan panjang kelas 5 (perhitungan terlampir). Adapun secara berturut-turut kelas interval dengan rentang antara 57 sampai dengan 61 memperoleh frekuensi 4, rentang 62 sampai dengan 66 memperoleh frekuensi 7, rentang 67 sampai dengan 71 memperoleh frekuensi 10, rentang 72 sampai dengan 76 memperoleh frekuensi 12, rentang 77 sampai dengan 81 memperoleh frekuensi 8, dan rentang 82 sampai dengan 86 memperoleh frekuensi 3. Dengan demikian kelas interval yang memperoleh frekuensi terbesar sebanyak 12 adalah kelas interval dengan rentang 72 sampai dengan 76, sedangkan yang memperoleh frekuansi terkecil sebanyak 3 adalah kelas interval dengan rentang 82 sampai dengan 66. Perhitungan tendensi sentral diperoleh nilai mean/rata-rata ( ) sebesar 71,50, median sebesar 71,92 dan modus sebesar 71,17. Sementara itu diperoleh perhitungan simpangan baku (S) sebesar 6,95 (perhitungan terlampir). 3.4 Pengujian Persyaratan Analisis (Normalitas Data) Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu harus diuji apakah data hasil penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Untuk kepentingan pengujian normalitas data digunakan uji Chi- Kuadrat (X 2 ). Terima hipotesis populasi berdistribusi normal, jika

48 dengan taraf nyata α = 0,01 atau α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = k-3. 3.4.1 Uji Normalitas Data Variabel X (Manajemen Berbasis Sekolah) Berdasarkan hasil pengujian normalitas data untuk variabel Manajemen Berbasis Sekolah diperoleh nilai sebesar 5,68 (perhitungan terlampir). Terima hipotesis berdistribusi normal jika X 2 X² (1- α)(k-3) dengan taraf nyata α = 0,01 dan derajat kebebasan (dk) = k- 3. Dari daftar distribusi chi-kuadrat pada α = 0,01 diperoleh X² (1-0,01)(6-3) = X² (0,99)(3) = 11,341. Dengan demikian harga (5,68) X² daftar (11,341), sehingga dapat disimpulkan bahwa data variabel X (Manajemen Berbasis Sekolah ) berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 3.4.2 Uji Normalitas Data Variabel Y (Peningkatan Mutu Pendidikan) Dari hasil pengujian normalitas data untuk variabel Peningkatan Mutu Pendidikan diperoleh nilai 2 sebesar 1,136 (perhitungan terlampir). Terima hipotesis berdistribusi normal jika X 2 X² (1-α)(k-3) dengan taraf nyata α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k-3. Dari daftar distribusi chi-kuadrat pada α = 0,01 diperoleh X² (1-0,05)(6-3) = X² (0,95)(3) = 7,815. Dengan demikian harga 2 (1,136) X² daftar (7,815), sehingga dapat disimpulkan bahwa data variabel Y (Peningkatan Mutu Pendidikan) berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

49 3.5 Pengujian Hipotesis 3.5.1 Uji Regresi Sederhana Uji regresi ini dimaksudkan untuk mengukur hubungan fungsional antara variabel Manajemen Berbasis Sekolah (X) dan variabel Peningkatan Mutu Pendidikan (Y), serta dapat digunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai variabel Peningkatan Mutu Pendidikan (Y) bila nilai variabel Manajemen Berbasis Sekolah (X) dimanipulasi. Pengujian ini menggunakan analisis regresi sederhana yang dinyatakan dalam bentuk persamaan matematik Ŷ = a + bx. Dari hasil pengujian diperoleh persamaan regresi Ŷ = 36,51 + 0,50X, yang artinya setiap terjadi perubahan (penurunan atau peningkatan) sebesar satu unit pada variabel X (Manajemen Berbasis Sekolah), maka akan diikuti oleh perubahan (penurunan atau peningkatan) variabel Y (Peningkatan Mutu Pendidikan) rata-rata sebesar 0,50 unit (perhitungan terlampir). 3.5.2 Uji Keberartian (Signifikansi) Untuk mengetahui apakah pengaruh variabel X (Manajemen Berbasis Sekolah) berpengaruh signifikan terhadap variabel Y (Peningkatan Mutu Pendidikan), maka perlu diuji signifikansinya dengan persamaan =. Terima hipotesis jika t hitung > t daftar pada taraf nyata α = 0,05. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t sebesar 5,00 (terlampir). Nilai ini dikonsultasikan dengan nilai t tabel dengan dk = n-2 = 44-2 = 42, α = 0,05, maka diperoleh t tabel = 2,021. Karena nilai t = 13,958 > t tabel = 2,021,

50 maka H o ditolak, dan H i diterima, yang artinya variabel X (Manajemen Berbasis Sekolah) berpengaruh signifikan terhadap variabel Y (Peningkatan Mutu Pendidikan). 3.5.3 Uji Koefisien Determinasi Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai r 2 = 0,2401 (terlampir). Nilai ini mengandung makna bahwa derajad hubungan antara variabel X dan variabel Y sebesar 24,01%, artinya variabel Manajemen Berbasis Sekolah memiliki sumbangsih sebesar 24,01% terhadap peningkatan mutu pendidikan di SMAN 3 Gorontalo. Selebihnya 75,99% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. 3.6 Pembahasan Berdasarkan analisis regresi sederhana diperoleh nilai a = 36,51 dan b = 0,50 yang berarti bahwa koefisien regresi manajemen berbasis sekolah bernilai positif. Hal ini menunjukan bahwa variabel X (Manajemen Berbasis Sekolah) memiliki pengaruh yang positif terhadap variabel Y (Peningkatan Mutu Pendidikan). Berkaitan dengan penelitian ini dapat didefinisikan bahwa setiap terjadi perubahan sebesar satu unit pada variabel Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), maka akan berpengaruh terhadap perubahan variabel peningkatan mutu pendidikan rata-rata sebesar 0,50 unit. Dengan demikian H o yang berbunyi Manajemen berbasis sekolah tidak berpengaruh positif terhadap peningkatan mutu pendidikan di SMAN 3 Gorontalo ditolak dan H a yang berbunyi

51 Manajemen berbasis sekolah berpengaruh positif terhadap peningkatan mutu pendidikan di SMAN 3 Gorontalo diterima. Sementara berdasarkan perhitungan uji keberartian diperoleh nilai t sebesar 5,00 lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel sebesar 2,021 yang artinya variabel X (Manajemen Berbasis Sekolah) berpengaruh signifikan terhadap variabel Y (Peningkatan Mutu Pendidikan). Berdasarkan hasil analisis regresi dan uji keberatian dapat dijelaskan bahwa penerapan manajemen berbasis sekolah di SMAN 3 Gorontalo dengan indikator Manajemen Sekolah, PAKEM, dan Partisipasi Masyarakat ternyata memiliki kontribusi yang positif dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah tersebut. Hal ini senada dengan apa yang disampaikan Wiyono (2010: 186) apabila sekolah dengan berbagai keragamannya, diberikan kepercayaan untuk mengatur dan mengurus dirinya sendiri sesuai dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan anak didiknya maka sekolah dapat meningkatkan kualitas/mutu pendidikan. Besarnya sumbangsih Manajemen Berbasis Sekolah (X) terhadap peningkatan mutu pendidikan ditunjukan dengan nilai r 2 = 0,2401 yang artinya variabel Manajemen Berbasis Sekolah memiliki kontribusi sebesar 24,01% terhadap peningkatan mutu pendidikan di SMAN 3 Gorontalo. Selebihnya 75,99% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Penelitian ini memiliki kaitannya dengan penelitian yang dilakukan oleh Sutikno (2004) dengan tesis yang berjudul Pengaruh Manajemen

52 Sekolah, Pengelolaan Pembelajaran, dan Komite Sekolah Terhadap Mutu Pendidikan di SMP Rintisan Manajemen Berbasis Sekolah (Studi Kasus di SMPN 2, SMPN 3, SMP Domenico Savio Semarang). Dalam penelitiannya dikemukakan bahwa penerapan manajemen sekolah, pengelolaan pembelajaran dan keberadaan komite sekolah di SMP rintisan MBS Kota Semarang berada dalam kategori baik. Hal itu sebanding dengan mutu pendidikan pada sebagian besar sekolah tersebut. Selain itu dalam penelitiannya ditemukan variabel manajemen sekolah dan kualitas pengelolaan pembelajaran memiliki pengaruh yang signifikan terhadap mutu sekolah rintisan MBS, sedangkan variabel komite sekolah tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap mutu sekolah rintisan MBS.