BAB. 4 ANALISA TAPAK 4.1 ANALISA TAPAK ANALISA TAPAK TERHADAP SIRKULASI MATAHARI

dokumen-dokumen yang mirip
Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis.

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

TERMINAL ANTARMODA MONOREL BUSWAY DI JAKARATA

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

KAWASAN TERPADU STASIUN PASAR SENEN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Konsep perancangan makro meliputi perancangan skema organisasi ruang

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

S K R I P S I & T U G A S A K H I R 6 6

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP Pendekatan Aspek Kinerja Sistem Pencahayaan Sistem Penghawaan Sistem Jaringan Air Bersih

BAB V PROGRAM PERANCANGAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RELOKASI PASAR IKAN HIGIENIS REJOMULYO SEMARANG

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR KUDUS

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB V KONSEP DESAIN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PENGOMPOSAN SAMPAH

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAGIAN LIMA KONSEP PERENCANAAN

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

BAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA. Gambar 20 Fungsi bangunan sekitar lahan

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API TAMBUN BEKASI

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI. KONSEP DESAIN MUSEUM dan PUSAT PELATIHAN BENCANA di YOGYAKARTA

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS. 4.1 ANALISIS FUNGSIONAL a) Organisasi Ruang

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PENGEMBANGAN STASIUN ANTARMODA DUKUH ATAS JAKARTA - PUSAT DKI - JAKARTA

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB III ANALISIS. Gambar 15. Peta lokasi stasiun Gedebage. Sumber : BAPPEDA

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB VI KONSEP RANCANGAN

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar

BAB V KONSEP. Konsep Dasar dari Balai Pengobatan Kanker terpadu adalah Thibbun Nabawi. Adapun pemaparan konsep adalah sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. daksa yang dapat menerima segala umur dan kelas sosial, memudahkan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Berdasarkan dari tema yang di angkat yaitu Green Architecture maka

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PROGRAM DASAR PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMK PARIWISATA DI KABUPATEN PEMALANG

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Transkripsi:

BAB. 4 ANALISA TAPAK 4.1 ANALISA TAPAK 4.1.1 ANALISA TAPAK TERHADAP SIRKULASI MATAHARI Gambar 4.1 sirkulasi arah matahari Sirkulasi Matahari pagi akan masuk pada bagian timur dari tapak, untuk itu pada area ini ruang ruang terbuka tidak akan dimaksimalkan. Walaupun nantinya ada dikarenakan pada area ini view sangat bagus, saya akan banyak menambahkan pepohonan yang berfungsi untuk menghalangi sinar matahari masuk langsung ke tapak. Sirkulasi Matahari pada siang hari tetap akan ada penghalang untuk masuknya sinar matahari langsung. Sirkulasi Matahari untuk sore hari akan masuk dari arah barat, untuk area ini ruang ruang terbuka akan saya maksimalkan. Disamping View dari arah sini bagus juga sebagai 52

daya tarik masyarakat untuk dapat menggunakan angkutan masal yang dihadirkan distasiun ini. 4.1.2 ANALISA TAPAK TERHADAP VIEW Gambar 4.2 Analisa view +++. Untuk area ini view sangat bagus, karena masing masing memiliki daya tarik dan potensi yang berbeda, seperti view diantara sungai banjir kanal dan juga view ke jalan utama Jend. Sudirman yang menjadi daya tarik masyarakat agar menggunakan system transportasi umum 53

++. Pada area ini view bagus, diarea ini memiliki potensi view kearah gedung Landmark yang menjadi daya tarik tersendiri. +, Pada area ini view cukup bagus, hanya terdapat ruko ruko dan pasar tradisional yang sudah ditata dengan baik. - -, Pada area ini view kurang bagus, karena banyak terdapat rumah makan yang kurang tertata dengan baik, sehingga terlihat seperti bangunan bangunan liar. 4.1.2 ANALISA TAPAK TERHADAP SIRKULASI Gambar 4.3 Analisa rencana sirkulasi tapak 54

1. Pada bagian Barat site Project berbatasan langsung dengan Jl. Jend. Sudirman Pada Area ini hanya bisa dilalui oleh kendaraan Umum dan Bus Kota. Jl. Sudirman terlalu riskan untuk kendaraan berhenti sementara, karena jalur ini termasuk jalur sibuk 2. Pada bagian Utara site berbatasan dengan Jl. Dukuh Atas Pada area ini bisa dilalui oleh kendaraan umum dan pribadi, tetapi kondisi disini disini sangat rawan terjadinya titik kemacetan. Karena lebar jalan cukup untuk 2 mobil. 3. Pada bagian selatan site berbatasan dengan sunga banjir kanal timur, ke sisi selatannya lagi berbatasan dengan jalan Galunggung yang memiliki sirkulasi cukup baik. Pada jalan tersebut memiliki 2 arah yang mudah diakses dari beberapa sisi. Area ini memiliki potensi yang baik untuk pengembangan stasiun Antar Moda, sebagai akses yang mudah akses dari segala arah. 55

4.2 ANALISA RENCANA BANGUNAN TERHADAP TAPAK Gambar 4.4 Rencana pengembangan tapak Rencana bentuk bangunan akan mengikuti tapak eksisting saat ini. Ada penambahan area project guna memudahkan sirkulasi Antar Moda Transportasi dan juga untuk menghindari titik simpul kemacetan yang terjadi pada saat jam sibuk pekerja datang dan pulang. 56

Penambahan area project juga dimanfaatkan untuk menjadi daya tarik dari stasiun Antar Moda ini. 4.3 ANALISA Non FISIK 4.3.1 ANALISA KEGIATAN Pada setiap kegiatan yang berlangsung di Stasiun Antar Moda dapat dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan kebutuhan dan sifat dari kegiatannya, yaitu : 1. Pengguna Transportasi Merupakan bagian dari masyarakat yang memerlukan dan menggunakan jasa transportasi sebagai alat untuk mencapai tujuan dari satu tempat ke tempat yang dituju berikutnya. 57

2. Karyawan Seseorang yang diberikan tanggung jawab untuk menjalani system transportasi dan semua yang bersangkutan didalamnya, dan diberikan upah sebagai bayaran atas apa yang sudah dia jalaninya. 58

3. Pengelola Suatu manajemen atau badan usaha yang memiliki spesialisasi untuk mengelola kegiatan transportasi di stasiun Antarmoda, seperti pengelolaan sarana informasi, pengelolaan fasilitas fasilitas stasiun dan fasilitas pendukung lainnya serta urusan administratif yang berhubungan dengan pengelolaan stasiun ini. 4.3.2 ANALISA SKEMA INTERKONEKSI ANTARMODA Beberapa kemungkinan skema Interkoneksi Antarmoda : Gambar 4.5 Analisa Skema Interkoneksi. 1 59

Rencana skema interkoneksi diatas diolah dengan 2 moda transportasi yang saling berkaitan, kemudian dari dua moda tersebut terdapat satu pusat transit dan berikutnya dari masing masing pusat transit tersebut dihubungkan dengan satu buah akses sirkulasi dari kedua pusat transit yang ada ini. Rencana skema ini memiliki dua buah Lobby utama yang difungsikan sebagai pusat transit dari dua buah moda transportasi. Pada perencanan skema ini akan menggunakan lahan yang cukup banyak untuk pusat transit tersebut. Gambar 4.6 Analisa Skema Interkoneksi. 2 Rencana Skema Interkoneksi ini adalah dengan menggabungkan seluruh moda transportasi yang ada didalamnya dan terdapat pusat transit disekitar moda transportasi tersebut. Rencana skema ini akan mengalami kesulitan, karena jarak antara satu moda denga moda transportas yang ada cukup berjauhan. 60

Gambar 4.6 Analisa Skema Interkoneksi. 3 Rencana Skema Interkoneksi ini adalah seluruh moda transportasi yang ada dihubungkan dengan satu pusat transit yang berada diantara moda tersebut. Moda transportasi yang saling berdekatan dapat langsung terhubungkan satu dengan yang lainnya. Transit Center akan menjadi simpul utama didalam system Interkoneksi Antarmoda ini. 61

4.3.3 Program Kebutuhan Ruang Gambar 4.7 Program kebutuhan ruang 62

Mengingat fungsi bangunan sebagai stasiun penghubung anatr moda seperti proses kedatangan dari dan diluar moda transportasi yang dilayani dalam stasiun ini. Sehingga diperlukan fungsi-fungsi penunjang yang dapat mendukung aktifitas dalam Stasiun Antar Moda, ruang-ruang yang ada mewakili semua kegiatan. 4.3.4 Program Hubungan Ruang Hubungan Ruang dalam Stasiun 63

4.3.5 Analisa Sirkulasi Gambar 4.8 Analisa sirkulasi Untuk menghasilkan sirkulasi yang baik pada Stasiun Interkoneksi Antarmoda ini terlebih dahulu kita memahami pengertian dari Transportasi Antarmoda / Multimoda yang sudah kita bahas dari bab terdahulu bahwa untuk suatu system transportasi antarmoda adalah suatu hal yang memudahkan pengguna moda transportasi untuk melakukan perpindahan dari satu moda ke moda yang lainnya, juga dengan memberikan tanda atau petunjuk arah agar tidak membuat bingung para pengguna fasilitas ini baik pengguna yang akan masuk, keluar dan berpindah moda transportasi. 4.3.6 Analisa Struktur dan Konstruksi Kriteria Desain Struktur Untuk melakukan desain dan analisis struktur perlu diterapkan keriteria yang digunakan untuk menentukan bahwa struktur sesuai dengan manfaat penggunaanya, beberapa keriteria desain struktur : Kemampuan Layanan (Serviceability) Struktur harus mampu memikul beban rancangan secara aman, tanpa kelebihan tegangan pada material dan memiliki batas deformasi dalam batas yang di izinkan, kemampuan layanan meliputi : - Kriteria Kekuatan - Variasi kekuatan Struktur - Gerakan pada struktur Efisiensi 64

Kriteria efisiensi mencakup tujuan untuk mendesain struktur yang relatif lebih ekonomis. Indikator yang sering digunakan pada kriteria ini adalah jumlah material yang diperlukan untuk memikul beban. Setiap system struktur dapat memerlukan material yang berbeda untuk memberikan kemampuan layan struktur yang sama. Penggunaan volume minimum sebagai kriteria merupakan konsep yang penting bagi arsitek maupun perencana struktur Konstruksi Tinjauan konstruksi juga akan mempengaruhi pemilihan structural. Konstruksi merupakan kegiatan perakitan elemen elemen atau material struktur. Konstruksi akan efisien apabila materialnya mudah dibuat dan dirakit. Criteria konstruksi sangat luas mencakup tujuan tentang cara atau metode untuk melaksanakan struktur bangunan, serta perakitan dengan bagian bagian yang bentuk dan ukurannya mudah dikerjakan dengan peralatan konstruksi yang ada merupakan hal yang dikehendaki. Ekonomis Harga merupakan factor yang menetukan pemilihan struktur, konsep harga berkaitan dengan efisiensi bahan dan kemudahan pelaksanaanya. Harga total suatu struktur sangat bergantung pada banyak dan harga material yang digunakan, serta biaya peralatan yang digunakan selama pelaksanaan. Lain lain Selain factor yang dapat diukur seperti criteria sebelumnya, kriteria relatif yang lebih subyektif juga akan menetukan pemilihan struktur bangunan. Peran struktur untuk menunjang penampilan dan estetika oleh perancang atau arsitek bangunan termasuk factor yang juga sangat penting dalam pertimbangan struktur. Dian, ariestadi (2008). teknik struktur bangunan. Jilid. 2. Jakarta. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. 4.3.7 Analisa Utilitas A. Air Bersih Sumber Air bersih Pada perancangan ini digunakan sumber air bersih dari PAM dan air sumur dalam. Pengunaan sumur dalam dilakukan karena debit sumber air dari PAM tidak dapat mencukupi kebutuhan air untuk seluruh gedung. 65

Perlengkapan dan system yang digunakan - Water Treatment - Tangki Air - Pompa B. Air Kotor Yang dimaksud air kotor disini adalah air yang berasal dari air bekas kamar mandi, air bekas cucian piring dan air yang berasal dari air bekas cuci makanan. System pembuangan Air berasal dari kamar mandi, hasil air bekas dari kamar mandi dapat didaur ulang lagi untuk kebutuhan penggunanaa air tanpa harus menggunakan air bersih. Co : 1. Untuk penggunaan penyiraman taman 2. Untuk Flusing Toilet C. Air Hujan (Strom Water) Air hujan adalah air yang berasal dari penampungan hujan sementara pada bangunan, biasanya air hujan ini mengarah langsung ke saluran kota terdekat. Namun ada pula yang mengarahkan kedalam gedung untuk ditampung dulu baru dikeluarkan kesaluran kota. D. Instalasi Penangkap Petir Penangkap petir berfungsi untuk menangkap gelombang listrik dari petir dan di alirkan ke bumi. Jenis penangkap petir : Sistem Konvnsional / Franklin Sistem Faraday / Sangkar Sistem radio aktif Perhitungan Besarnya kebutuhan terhadap instalasi penangkap petir Rumus R = A+B+C+D+E R = Indeks perkiraan biaya akibat sambaran petir A = Macam pengguna bangunan 66

B = Konstruksi bangunan C = Tinggi Bangunan D = Situasi bangunan E = Pengaruh kilat. E. Instalasi dan Beban Listrik Sistem` Sistem Instalasi listrik mulai dari Gardu Trafo PLN masuk ke PanelUtama, kemudian dibagi menjadi 2 panel yang terdiri dari : PanelPower dan Panel Penerangan. Dari kedua Panel ini masuk masuk keinstalasi distribusi sesuai dengan keperluannya. F. Penaggulangan Kebakaran Menganalisa penggunaan system dan perlengkapannya System pemadam kebakaran dengan model Sprinkler yaitu : alat pemadam kebakaran yang dapat memancarkan sejumlah air bertekanan secara otomatis dan merata ke semua arah. Menganalisa Tangga Kebakaran Bertujuan agar jangkauan evakuasi tangga, bagi pengguna transportasi, karyawan dan pengelola mudah dijangkau. G. Transportasi Vertikal Jenis transportasi Vertikal yang Digunakan A. Tangga Biasa dengan Fungsi Ganda B. Tangga Jalan C. Lift 4.3.8. Sistem Keamanan Ini adalah bagian dari sifat manusia untuk melindungi diri dari serangan eksternal dengan orang lain serta hewan. Manusia mulai melindungi dirinya dari usia dini dengan menggunakan alat dan senjata serta sebagai api untuk menghindari predator. Dalam dunia sekarang ini 67

memerlukan lebih dari tombak untuk menjaga diri aman dan itu adalah di mana sistem keamanan datang sistem surveilans keamanan adalah salah satu teknologi yang paling populer digunakan untuk mengurangi kejahatan di wilayah pemukiman dan mungkin memerlukan modal yang baik untuk menginstal dan memelihara. Sistem ini datang dalam berbagai desain, bentuk dan merek dengan beberapa dari mereka muncul mirip dengan versi pengawasan CCTV, meskipun beberapa perubahan dapat dilakukan pada mereka untuk meningkatkan kualitas misalnya, menggunakan alarm pencuri yang tersedia. sistem keamanan komersial instalasi yang digunakan untuk memantau keamanan bangunan komersial seperti pabrik, industri, depot dan rumah ware. Sistem mungkin disederhanakan atau fitur yang menampilkan kompleks seperti komunikasi, pemantauan, deteksi dan netral. 4.3.9 Sistem Komunikasi Kereta api sering menemui kendala di dalam perjalanan. Hal ini menyebabkan pengaturan perjalanan kereta api oleh perusahaan layanan kereta api menjadi sulit. Jika sebuah kereta api mengalami kendala di dalam perjalanan maupun di suatu stasiun tertentu, maka perusahaan layanan kereta api harus mengubah jadwal perjalanan kereta api yang ada. Pengubahan jadwal tentunya dengan tetap memperhatikan prioritas kereta api seperti yang selalu dilakukan perusahaan tersebut dalam penyusunan jadwal perjalanan kereta api yang ada. Pengubahan secara manual dengan melakukan perhitungan untuk mendapatkan estimasi jadwal terbaik tentunya memakan waktu yang lama. Untuk itu diperlukan sebuah system informasi untuk memudahkan para pengguna jasa transportasi agar mereka tidak perlu khawatir tentang informasi kedatangan maupun keberangkatan dari masing masing moda transportasi yang ada di stasiun ini. Juga dapat dengan mudah mencari akses akses setiap moda transportasi, baik untuk menggunakan moda transportasi maupun yang akan melanjutkan dengan moda transportasi yang lainnya. 68